• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

N/A
N/A
Dara Wisdianti

Academic year: 2023

Membagikan "UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Persyaratan keandalan bangunan gedung Ayat 1. 1) Persyaratan keandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan sistem ventilasi, penerangan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan.

Pasal 24

Persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung dengan fungsi khusus, selain harus memenuhi ketentuan bagian kedua, ketiga, dan keempat bab ini, juga harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

1) Bangunan gedung dapat dibongkar apabila

Pasal 41

BAB VI

BAB VII PEMBINAAN

Pasal 43

SANKSI

BAB IX

BAB X

Nahattands

Ayat (1)

Perumahan sementara adalah fasilitas tempat tinggal yang tidak ditempati secara tetap, seperti asrama, wisma, dan sejenisnya. Ruang lingkup fasilitas fungsi keagamaan pada bangunan masjid meliputi musala dan pada bangunan gereja termasuk gereja. Bangunan gedung dengan fungsi khusus adalah bangunan gedung yang fungsinya mempunyai tingkat kerahasiaan yang tinggi untuk kepentingan nasional atau yang pengoperasiannya dapat membahayakan masyarakat sekitar dan/atau mempunyai risiko bahaya yang tinggi, dan penetapannya dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pembangunan. bangunan berbasis dengan rekomendasi menteri terkait.

Bangunan instalasi pertahanan meliputi benteng dan/atau pangkalan pertahanan (instalasi rudal), pangkalan angkatan laut dan udara, serta gudang amunisi. Perpaduan fungsi-fungsi dalam suatu bangunan, misalnya gabungan fungsi residensial dan fungsi komersial seperti rumah-toko, rumah-kantor, apartemen-pusat perbelanjaan dan hotel-pusat perbelanjaan, atau gabungan fungsi-fungsi bisnis seperti perkantoran-toko. dan bangunan pusat perbelanjaan hotel.

Ayat (1)

Setiap perubahan fungsi suatu bangunan gedung harus diikuti dengan pemenuhan persyaratan bangunan gedung untuk fungsi baru tersebut, dan diproses kembali untuk mendapatkan izin baru dari Pemerintah Daerah. Perubahan fungsi suatu bangunan meliputi perubahan fungsi yang sama, misalnya fungsi usaha perkantoran menjadi fungsi usaha komersial atau fungsi sosial pelayanan pendidikan menjadi fungsi sosial pelayanan kesehatan.

Ayat (1)

Bangunan gedung semi permanen adalah bangunan gedung yang dipergunakan untuk fungsi tertentu dengan konstruksi semi permanen atau dapat ditingkatkan menjadi permanen. Izin usaha pada prinsipnya merupakan perjanjian yang dituangkan dalam perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pemilik bangunan. Status kepemilikan bangunan gedung adalah surat bukti kepemilikan bangunan gedung yang diterbitkan oleh pemerintah daerah berdasarkan hasil kegiatan pendataan bangunan gedung.

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah surat bukti dari Pemerintah Daerah bahwa pemilik bangunan dapat mendirikan bangunan sesuai fungsi yang ditentukan dan berdasarkan rencana teknis bangunan yang disetujui oleh Pemerintah Daerah. Yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah adalah instansi teknis di kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan menangani pembangunan bangunan gedung. Berdasarkan pendataan bangunan gedung, sebagai penerapan prinsip pemisahan horizontal, pemilik bangunan kemudian memperoleh surat bukti kepemilikan bangunan gedung dari Pemerintah Daerah.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan orang atau badan hukum dalam Undang-undang ini meliputi orang perseorangan atau badan hukum. Badan hukum privat meliputi perseroan terbatas, yayasan, badan usaha lain seperti CV, firma dan bentuk usaha lainnya, sedangkan badan hukum publik meliputi instansi/lembaga pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perum, perjan dan perusahaan A. bisa juga pemilik suatu bangunan atau bagian dari suatu bangunan. Pendataan termasuk pendaftaran bangunan gedung dilakukan pada saat proses izin mendirikan bangunan dan secara berkala, yang dimaksudkan dalam rangka tertib pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung, memberikan kepastian hukum status kepemilikan bangunan gedung, dan sistem informasi.

Rencana penataan bangunan gedung dan lingkungan memuat persyaratan perencanaan bangunan gedung yang terdiri atas ketentuan program bangunan gedung dan lingkungan, rencana umum dan pedoman perancangan, rencana penanaman modal, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan. Rencana bangunan gedung dan lingkungan hidup ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dapat disusun atas dasar kemitraan antara Pemerintah Daerah, swasta, dan/atau masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan lingkungan hidup/daerah masing-masing.

Bangunan gedung boleh saja didirikan di atas atau di bawah tanah, air, atau prasarana dan sarana umum seperti jalan dan/atau kawasan hijau, setelah mendapat izin dari pejabat yang berwenang untuk pengusahaan prasarana dan sarana yang bersangkutan, dengan pengertian bahwa hal tersebut tidak demikian halnya. tidak bertentangan dengan rencana tata ruang, rencana pembangunan dan lingkungan hidup, tidak mengganggu fungsi prasarana dan sarana terkait, namun tetap memperhatikan keselarasan bangunan dengan lingkungannya.

Ruang luar bangunan diciptakan untuk sekaligus menunjang pemenuhan persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan bangunan, di samping dapat menampung kegiatan-kegiatan yang mendukung fungsi bangunan dan kawasan hijau di sekitar bangunan.

Persyaratan mengenai dampak lingkungan hidup ditentukan oleh Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengacu pada kewajiban bagi setiap kegiatan dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan hidup guna memperoleh izin pelaksanaan. kegiatan dan/atau kegiatan. Persyaratan teknis pengelolaan dampak lingkungan meliputi persyaratan teknis konstruksi, persyaratan pelaksanaan konstruksi, pembuangan limbah cair dan padat, dan pengelolaan daerah bencana.

Rumah tinggal tunggal, khususnya rumah skala besar dan rumah sehat sederhana, tidak perlu dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif, namun disesuaikan berdasarkan kemampuan masing-masing pemilik bangunan serta memperhatikan keamanan bangunan dan bangunan. lingkungan sekitar.

Pasal 20

Pasal 21

Pasal 25

Pemandangan yang nyaman dapat diwujudkan melalui komposisi massa bangunan, desain bukaan, dekorasi interior dan eksterior bangunan, serta dengan memanfaatkan potensi ruang luar bangunan, ruang terbuka hijau alami maupun buatan, termasuk pencegahannya. gangguan dari silau dan cahaya yang dipantulkan. Kenyamanan getaran merupakan suatu kondisi dengan tingkat getaran yang tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan kenyamanan seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan kebisingan adalah suatu kondisi dengan tingkat kebisingan yang tidak menimbulkan gangguan pendengaran, kesehatan, dan kenyamanan seseorang dalam melakukan aktivitas.

Kelengkapan prasarana dan sarana bangunan gedung yaitu jenis, jumlah/volume/kapasitas, disesuaikan dengan fungsi bangunan gedung dan persyaratan lingkungan lokasi bangunan gedung sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 28

Pasal 32

Pasal 33

Ayat (1)

Pengawasan pembangunan gedung adalah kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lokasi sampai dengan serah terima hasil akhir pekerjaan, atau kegiatan pengelolaan pembangunan gedung. Kontrak tersebut di atas harus sepenuhnya dan sebagian mempertimbangkan tujuan fasilitas dan bentuk penggunaannya. Rencana teknis konstruksi dapat terdiri atas rencana teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, teknik mesin dan elektro, pertamanan, desain interior dan dibuat oleh penyedia jasa desain yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dalam bentuk rencana, rencana pelaksanaan pelaksanaan. , rencana implementasi, rencana implementasi, rencana implementasi, perancang. rencana kerja dan persyaratan administrasi, persyaratan umum dan persyaratan teknis, rencana anggaran biaya pembangunan dan laporan perencanaan.

Persetujuan rencana teknis bangunan gedung berupa izin mendirikan bangunan oleh pemerintah provinsi berdasarkan asas kelayakan administratif dan teknis, asas pelayanan prima, dan asas pengelolaan yang baik. Perubahan rencana konstruksi dan teknis yang terjadi pada tahap pelaksanaan harus dilakukan dengan persetujuan perancang konstruksi dan teknis dan terlebih dahulu diajukan untuk mendapat persetujuan kepada instansi yang berwenang. Untuk fasilitas tujuan khusus, pemerintah menetapkan izin mendirikan bangunan setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

Yang dimaksud dengan perjanjian tertulis adalah suatu akta otentik yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, jangka waktu berlakunya perjanjian, dan ketentuan-ketentuan lain yang dibuat di hadapan pejabat yang berwenang. Untuk bangunan gedung fungsi khusus, rencana teknisnya harus mendapat pertimbangan dari tim ahli terkait sebelum disetujui oleh instansi yang berwenang melakukan pembinaan teknis bangunan fungsi khusus. Keberadaan tim ahli bangunan gedung disesuaikan dengan kompleksitas bangunan yang memerlukan nasihat dan pertimbangan profesional, dapat mengikutsertakan tenaga ahli di luar disiplin ilmu konstruksi bangunan sepanjang diperlukan, bersifat independen, obyektif, dan tidak ada benturan kepentingan. .

Ayat (1)

Dalam hal pemiliknya tidak mampu, jika harta bendanya tidak berfungsi dan tidak dapat diperbaiki serta keselamatan penghuni atau lingkungannya terancam, maka bangunan tersebut harus dievakuasi. Menciptakan bahaya adalah apabila pemanfaatan bangunan dan/atau lingkungan disekitarnya dapat membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup. Termasuk penetapan bangunan yang tidak sesuai dengan peruntukannya berdasarkan rencana tata ruang kabupaten/kota, sehingga izin mendirikan bangunan tidak dapat diproses.

Pemerintah Daerah menetapkan status suatu bangunan dapat dibongkar setelah diperoleh hasil penilaian teknis bangunan yang dilakukan secara profesional, independen, dan obyektif. Rencana teknis pembongkaran bangunan meliputi gambar rencana, gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan pembongkaran, jadwal pelaksanaan dan rencana keamanan lingkungan. Kegiatan pembongkaran dengan menggunakan alat berat dan/atau bahan peledak wajib dilakukan oleh penyedia jasa pembongkaran bangunan yang telah mendapat sertifikat sesuai peraturan perundang-undangan.

Ayat (1)

Ayat (1)

Perbaikan dilakukan terhadap setiap bagian, komponen, atau bahan konstruksi yang dinyatakan tidak layak fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penilai teknis sampai dinyatakan layak fungsi sesuai peruntukannya. Selain pemilik, pengguna juga dapat diperintahkan untuk membongkar bangunan tersebut jika yang bersangkutan terikat perjanjian untuk menggunakan bangunan tersebut, yang tidak sesuai fungsinya. Setiap orang juga berperan dalam menjaga ketertiban dan menaati peraturan yang berlaku, seperti memanfaatkan fungsi bangunan sebagai pengunjung toko, bioskop, mall, pasar dan tempat umum lainnya.

Penyempurnaan yang dimaksud dalam hal ini adalah dimasukkannya penyempurnaan terhadap peraturan daerah yang berkaitan dengan pembangunan gedung-gedung agar sesuai dengan Undang-undang ini. Pengungkapan pendapat dan keprihatinan dapat dilakukan melalui kelompok ahli konstruksi yang dibentuk oleh pemerintah daerah, atau melalui forum dialog dan dengar pendapat publik. Sesuai dengan peraturan hukum, tindakan perwakilan dapat dilakukan oleh individu atau kelompok orang yang mewakili pelanggan yang menderita kerugian akibat pengoperasian fasilitas yang mengganggu, merugikan atau membahayakan.

Ayat (1)

Pengenaan sanksi tidak membebaskan pemilik dan/atau pengguna fasilitas dari kewajiban mematuhi ketentuan undang-undang ini. Sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan oleh penyelenggara (pemerintah) kepada pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung tanpa proses hukum karena tidak mematuhi ketentuan undang-undang ini. Sanksi administratif ada beberapa macamnya, yang pidananya tergantung pada derajat kesalahan pemilik dan/atau pengguna bangunan.

Nilai konstruksi dalam ketentuan sanksi adalah nilai seluruh bangunan yang sedang dibangun bagi yang sedang dibangun, atau nilai seluruh bangunan yang ditentukan pada saat dikenakan sanksi terhadap bangunan yang telah selesai dibangun. terdaftar.

Ayat (1)

Ayat (1)

Ayat (1)

Referensi

Dokumen terkait

Although the samples were selected from various explosives, not only TNT, we confirmed the growth in TNT because we focused on bioremediation of TNT and previous study shows the strain