• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU "

Copied!
131
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana pengembangan Modul Ilmu Keanekaragaman Hayati tentang Kearifan Lokal Tanaman Obat untuk siswa SMP/MTS. Bagaimana kelayakan modul pembelajaran IPA topik kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMP/MTS khususnya pada mata pelajaran keanekaragaman hayati?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan wawasan pengembangan bahan ajar yang tepat dan menarik bagi mahasiswa, serta praktik dalam pengembangan modul ilmiah dan memberikan manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman baru dalam penelitian ilmiah.

Spesifikasi Produk

Bagian pembelajaran terdiri atas: kompetensi inti dan tujuan pembelajaran, uraian materi tentang macam-macam makhluk hidup, informasi pengetahuan lokal tentang tumbuhan obat, lembar kegiatan praktek, rangkuman dan uji kompetensi.

Asumsi Pengembangan

LANDASAN TEORI

Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi, gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Salah satu bab mata kuliah Ilmu Biologi kelas VII genap semester adalah Keanekaragaman Makhluk Hidup.

Kearifan Lokal

Dalam bahasa asing sering dikonsepkan sebagai kebijakan lokal “kearifan lokal” atau pengetahuan lokal “pengetahuan lokal” atau kecerdasan lokal “local genius”. Menurut Rahyono, kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh suku tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya kearifan lokal merupakan hasil pengalaman masyarakat tertentu dan belum tentu dialami oleh masyarakat lain.

Nilai-nilai tersebut akan sangat terikat kuat pada suatu masyarakat tertentu dan nilai-nilai tersebut telah melalui perjalanan panjang melintasi waktu, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut.Para sarjana antropologi seperti Koentjaraningrat, Spradley, Taylor dan Suparlan telah mengkategorikan kebudayaan manusia sebagai wadah untuk menuangkan kearifan lokal menjadi gagasan. , aktivitas sosial. Keunggulan lokal merupakan ciri khas daerah yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi serta aspek ekologi yang berkembang dari potensi daerah. Sumarmi dan Amiruddin menjelaskan kearifan lokal adalah kearifan lokal yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk bertahan hidup di lingkungannya, yang berkaitan dengan sistem kepercayaan, norma, hukum, budaya dan dituangkan dalam tradisi dan mitos yang telah dipegang sejak lama. waktu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan tentang kekayaan lokal/daerah yang berupa pengetahuan, kepercayaan, norma, adat istiadat, budaya, wawasan dan sebagainya yang diwariskan dan dipelihara sebagai identitas dan pedoman dalam pengajaran. kita untuk bertindak dengan tepat dalam hidup. .29.

Tanaman Obat

Hal ini dikarenakan obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan obat modern.30. Tumbuhan obat adalah segala jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional, dimana bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahan obat sintetik baik sendiri maupun dalam campuran yang dianggap dan diyakini mampu menyembuhkan suatu penyakit atau mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional terbentuk melalui sosialisasi yang telah dipercaya dan diyakini kebenarannya secara turun temurun.

30 Zufahmi1, Zuraida,”Keanekaragaman Jenis Tanaman Obat di Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie”, Jurnal Agroristek | Bagian I Nomor I, Juni 2017, halaman. 31 Dwi Ratna Anjaning Kusuma Marpaung, “Tanaman Obat dan Kearifan Lokal Masyarakat Sekitar Kawasan Tnbg Desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal” Jurnal Biosains Vol. Tumbuhan obat adalah segala jenis tumbuhan obat yang diketahui atau diyakini mempunyai khasiat obat. Dikelompokkan menjadi: 1) Tanaman obat tradisional, yaitu: jenis tanaman obat yang. Diketahui atau diyakini masyarakat mempunyai khasiat obat dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.

Manfaat penggunaan tanaman obat sangatlah besar. Mengingat keadaan perekonomian masyarakat, maka penggunaan obat tradisional akan menghemat biaya hidup karena selain bahannya, obat tradisional dapat dengan mudah diperoleh di alam. Perawatan ini lebih murah, aman dan tidak menimbulkan efek samping yang besar seperti obat-obatan lainnya.

Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian Farida dan Peduli meliputi pengembangan bahan ajar ilmiah berbasis kearifan lokal, sedangkan penelitian peneliti meliputi pengembangan modul. Pengembangan modul berbasis kearifan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tema edukasi untuk siswa sekolah dasar kelas III. Penelitian Rafika Nurahmi meliputi pengembangan modul berbasis kearifan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tema edukasi untuk siswa kelas III SD.

Penelitian mengenai pengembangan modul biologi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya dampak positif terhadap proses dan hasil pembelajaran. Namun pengembangan modul bertema kearifan lokal tentang keanekaragaman makhluk hidup tidak dilakukan. Oleh karena itu, peneliti berpikir untuk mengembangkan bahan ajar modul bertema kearifan lokal tentang keanekaragaman makhluk hidup.

Keunggulan modul pembelajaran sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran yang dikembangkan adalah selain lebih menarik juga disesuaikan dengan perkembangan masa kini guna menambah pengetahuan siswa dalam bidang kognitif dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan peneliti merupakan bentuk penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Gall mengatakan, menurut Sugiyono, model ini terdiri dari 10 tahapan penelitian pengembangan, yaitu: 1) potensi dan permasalahan, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) perbaikan produk, 6) pengujian produk, 7 ) audit produk, 8 ) uji coba penggunaan, 9) revisi produk, 10) produksi produk massal. Pada tahap ini Anda akan mulai merancang produk yang akan dikembangkan yaitu modul IPA. Langkah awal perancangan modul IPA meliputi penyiapan materi keanekaragaman makhluk hidup dan materi kearifan lokal.

Langkah selanjutnya melakukan validasi materi, bahasa dan desain untuk mengetahui apakah produk cocok atau tidak, modul pembelajaran IPA untuk materi tentang keanekaragaman makhluk hidup. Hal ini bertujuan untuk memastikan modul ajar IPA yang dikembangkan siap digunakan pada kegiatan selanjutnya yaitu pengujian produk. Tabel 3.1 Modul tampilan produk sebelum dan sesudah validasi. Kegiatan menguji produk dilakukan peneliti dengan melakukan percobaan dalam kelompok kecil.

Ketika peneliti menguji produk, akan diperoleh tanggapan dari guru dan siswa.

Gambar 3.1 Bagan  Langkah-langkah Prosedur Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Prosedur Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian ini adalah 11 siswa dan 1 guru IPA di MTsN 02 Bengkulu Tengah. Instrumen angket/angket bagi ahli media yang memerinci aspek tampilan modul pendidikan IPA yang akan dibuat. Angket praktikum berisi tanggapan siswa terhadap kemudahan penggunaan, efisiensi waktu pembelajaran serta daya tarik dan manfaat modul pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal.

Manfaat angket kepraktisan modul adalah sebagai dasar untuk merevisi modul pembelajaran yang dikembangkan. Angket respon guru diisi pada saat melakukan uji coba lapangan yang akan mengevaluasi kesesuaian modul sebagai bahan pembelajaran. Kuesioner respon siswa diisi pada saat melakukan uji coba lapangan yang bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan pelaksanaan dan pengembangan bahan ajar.

39Kuesioner untuk wawancara menggunakan angket kepada guru dan siswa untuk memperoleh informasi tentang buku teks yang digunakan dan kendala dalam proses pembelajaran IPA di MTsN 02 Bengkulu Tengah.

Teknik Analisis Data

Mengingat masih kurangnya bahan ajar yang menarik, maka peneliti ingin mengembangkan “Pengembangan Modul IPA Keanekaragaman Makhluk Hidup Bertema Kearifan Lokal Tumbuhan Obat untuk Siswa SMP/MTS”. Proses pembuatan media pembelajaran berupa pengembangan modul ilmiah keanekaragaman makhluk hidup tema kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMA/MTs. Peneliti merancang media pembelajaran berupa modul materi keanekaragaman makhluk hidup bertema kearifan lokal.

Berikut ini adalah rancangan modul pembelajaran IPA materi keanekaragaman makhluk hidup bertema kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMP/MTS. Berdasarkan hasil penilaian validasi ahli bahasa di atas terhadap modul materi keanekaragaman makhluk hidup tema kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMP/MTS diperoleh hasil dengan persentase 85% dan termasuk. Pengembangan modul IPA Keanekaragaman Makhluk Hidup bertema kearifan lokal tumbuhan obat yaitu komponen bahan, komponen desain dan komponen bahasa.

Keterbatasan pengembangan modul ilmiah kearifan lokal, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan modul ilmiah keanekaragaman makhluk hidup tema kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMA/MTS.

Tabel 3.3 Skor PenilaianPara Ahli
Tabel 3.3 Skor PenilaianPara Ahli

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Analisis Data

  • Uji Validasi
  • Hasil Pengembangan Produk

Berdasarkan hasil evaluasi penilaian ahli materi diatas pada Modul Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup pada topik kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMA/MTS diperoleh hasil dengan persentase sebesar 85,45 % dan termasuk dalam kategori. Berdasarkan hasil evaluasi penilaian ahli media diatas pada Modul Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup pada Topik Kearifan Lokal Tumbuhan Obat untuk siswa SMA/MTS diperoleh hasil evaluasi dengan persentase sebesar 82,44. % “sangat layak” Respon siswa dapat dilihat berdasarkan hasil modul IPA pada topik Pengetahuan Lokal berupa angket respon siswa.

Luaran dari produk akhir ini adalah “modul IPA berbasis kearifan lokal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan modul IPA tentang keanekaragaman hayati dengan topik kearifan lokal tumbuhan obat untuk siswa SMA/MTS” sangat layak dan praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Modul ilmiah dengan tema kearifan lokal yang dikembangkan menyajikan materi secara sederhana, jelas dan mudah dipahami. Berdasarkan hasil uji kelayakan dan praktikalitas, Modul Materi Keanekaragaman Hayati dengan Kearifan Lokal pada Tumbuhan Obat untuk siswa SMA/MTŠ dinyatakan “sangat layak dan praktis” untuk digunakan oleh siswa kelas VII MTsN 02 Bengkulu Tengah.

Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar berupa modul IPA bertema Kearifan Lokal Tumbuhan Obat.

Tabel 4.2 Rekap Data Hasil Validasi Bahasa  Validat
Tabel 4.2 Rekap Data Hasil Validasi Bahasa Validat

PENUTUP

Saran

Pengembangan modul IPA berbasis keterampilan proses sains untuk mengembangkan karakter siswa kelas V A SDN 007 Tarakan. Febry Hidayanto, Sriyono, Nur Ngazizah, “Pengembangan modul fisika SMA berbasis kearifan lokal untuk mengoptimalkan karakter siswa”, Jurnal Radiasi Volume 9 No.1. Friska Octavia Rosa, “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA SMP pada Bahan Cetak Berbasis Keterampilan Proses Sains”, Jurnal Pendidikan Fisika.

Pengembangan modul tumbuhan obat untuk pendidikan pelestarian lingkungan di kelas 5 SDN no. 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat. Taufik Aditia, Novianti Muspiroh.” “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat dan Islam (Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem Kelas 7-9 kelas. Parmin, “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Berwawasan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Suhu dan Perubahannya”, Jurnal Pendidikan Fisika, halaman 125. Tri Candra Wulandari, “Pengembangan Modul Barisan dan Deret Berbasis Kontekstual” Jurnal Inspirasi Pendidikan, Volume 6, Edisi 2, Agustus 2016, halaman 884. Zufahmi1, Zuraida, “Keanekaragaman Jenis Tanaman Obat di Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie”, Jurnal Agroristek | Jilid I Edisi I, Juni 2017, Hal.

Foto Bersama Siswa
Foto Bersama Siswa

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan  No  Nama
Gambar 3.1 Bagan  Langkah-langkah Prosedur Penelitian
Gambar 3.2 Cover Modul  4.  Validasi Desain
Tabel 3.3 Skor PenilaianPara Ahli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa modul cerita rakyat berbasis kearifan lokal pada siswa kelas VII