• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul ipa berbasis kearifan lokal

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul ipa berbasis kearifan lokal"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Saat mengajarkan materi tentang keanekaragaman makhluk hidup, guru hanya menggunakan metode jelajah alam sekitar sekolah, padahal di luar sekolah masih banyak keanekaragaman makhluk hidup lainnya. Guru mengalami kendala saat mengajarkan materi tentang keanekaragaman hewan yaitu kesulitan dalam memvisualisasikan materi yang diajarkan.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Modul IPA Berbasis Kearifan Lokal

Keanekaragaman hayati adalah keragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi, gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. 9 Efektivitas penerapan metode Happy Kingdom Game pada keanekaragaman makhluk hidup terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa sekolah menengah. Salah satu mata pelajaran IPA kelas VII semester genap adalah keanekaragaman makhluk hidup.

Hasil Penelitian Sebelumnya

Menurut jurnal Deny Hidayati berjudul Memudarnya nilai-nilai​​​​​​​​​terdepan di dunia. Persamaan: Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pentingnya kearifan lokal dalam masyarakat setempat. berjudul Pengembangan Modul Ilmiah Terpadu Ayat-Ayat Al-Qur'an Pada Materi Tata Surya. Perbedaan: Terdapat pengembangan modul berbasis SETS, sedangkan modul IPA yang dikembangkan peneliti adalah modul IPA berbasis kearifan lokal.

Menurut Koran Hidayati dengan judul Memudarnya Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kegiatan penambangan timah terhadap kualitas air dan keanekaragaman jenis ikan serta pengetahuan masyarakat setempat tentang perlindungan dan pemanfaatan sumber daya air sungai. Sementara itu, sistem kearifan lokal masyarakat tetap bertahan dengan berpegang teguh pada aturan adat meski air sedang bergolak.

Perbedaan: penelitian dengan judul ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis dampak penambangan timah terhadap kualitas air dan keanekaragaman jenis ikan, serta kearifan masyarakat setempat tentang perlindungan dan pemanfaatan sumber daya air sungai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat desa Mbawa menggunakan kearifan lokal sebagai strategi budaya untuk menghindari konflik antaragama dalam menjaga kerukunan antaragama. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kearifan lokal yang hidup di desa Mbawa dapat menjembatani anggota masyarakat yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul IPA berbasis kearifan lokal pembuatan tahu dikategorikan valid dengan nilai Va 4 dan persentase 80%.

Kerangka Berpikir

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan desain pengembangan 4-D yang dilakukan di SMPN 1 Tamanan. Perbandingan : Keduanya menggunakan jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan desain pengembangan R&D dengan subjek siswa SMP. Oleh karena itu, karena sulitnya siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan selama proses belajar mengajar di kelas, siswa cenderung mengalami kebosanan, kebosanan dan rasa malas belajar.

Oleh karena itu peneliti mencoba merancang penelitian yang terjun langsung ke lapangan, sehingga siswa tidak hanya dapat membayangkan apa yang disampaikan oleh guru, tetapi terjun langsung ke lapangan.

METODE PENELITIAN

  • Prosedur Penelitian Dan Pengembangan
    • Potensi dan Masalah
    • Pengumpulan Data
    • Desain Produk
    • Validasi Desain
    • Perbaikan Desain
    • Uji Coba Produk
    • Revisi Produk
    • Uji Coba Pemakaian
    • Angket keterbatasan Modul
    • Wawancara
  • Intrumen Penelitian
  • Analisis Data
    • Angket Analilis Hasil Validasi Modul
  • Teknik Analisis Hasil Angket Respon Guru Dan Peserta Didik

Proses pembuatan media pembelajaran berupa pengembangan modul keilmuan berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera pada materi keanekaragaman hayati (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi. Tahap akhir atau final adalah pencetakan media pembelajaran berupa Pengembangan Modul Sains Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Sumatera tentang Keanekaragaman Hayati (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi. Pada tahap ini peneliti melakukan proses validasi media ajar berupa modul ilmiah berbasis kearifan lokal.

Berdasarkan hasil penilaian validasi kebahasaan di atas pada pengembangan modul keilmuan berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera pada materi keanekaragaman makhluk hidup (identifikasi dan pemanfaatan tumbuhan kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi . Berdasarkan hasil evaluasi validasi ahli materi di atas tentang pengembangan modul IPA berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera pada materi keanekaragaman makhluk hidup (identifikasi dan pemanfaatan Tighau Mato Buffalo plant) di SMPN 1 Ulu Musi. Berdasarkan hasil penilaian validasi kebahasaan di atas pada pengembangan modul keilmuan berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera pada materi keanekaragaman makhluk hidup (identifikasi dan pemanfaatan tumbuhan kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi.

Respon siswa dapat dilihat berdasarkan hasil modul IPA berbasis Kearifan Lokal berupa angket respon siswa. Hasil jawaban siswa bahwa modul IPA berbasis kearifan lokal sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran keanekaragaman hayati. Keterbatasan dalam pengembangan modul IPA berbasis Kearifan Lokal, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan modul IPA berbasis Kearifan Lokal Sumatera pada materi Keanekaragaman Hayati (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi .

Pengembangan modul IPA berbasis kearifan lokal kopi pada Bisnis dan Energi di sekolah menengah.

Gambar 3.1 Cover Modul  4.  Validasi Desain
Gambar 3.1 Cover Modul 4. Validasi Desain

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Hasil Observasi dan Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil observasi penelitian di SMPN 1 Ulu Musi belum optimalnya sumber belajar baik dari segi sarana pendidikan seperti media pembelajaran, buku dan sumber belajar lainnya yang mungkin menjadi daya tarik ketika siswa memulai pembelajaran seperti memanfaatkan buku pelajaran yang tersedia di sekolah. Kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Ulu Musi menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh pihak sekolah yaitu buku cetak sebagai sumber bahan yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar yang memuat uraian singkat tentang materi dan pertanyaan untuk mendukung materi isi. Guru IPA SMPN 1 Ulu Musi tidak menggunakan media pembelajaran lain seperti modul Beta karena kurangnya media pembelajaran Beta.

Sedangkan metode yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran adalah metode diskusi informasi dan peta konsep. Berdasarkan hasil wawancara peneliti SMPN 1 Ulu Musi dengan guru IPA, siswa mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran karena materi yang digunakan ibu terlalu banyak, sehingga siswa kesulitan memahami dan mengingat materi. Selain itu, materi pada subbab tentang keanekaragaman makhluk hidup sangat banyak dan sangat luas sehingga menyulitkan siswa untuk memahami dan mengingat materi tersebut.

Cara Pendidik Untuk mendukung kebutuhan siswa, siswa menggunakan media internet yang dapat diakses saat siswa berada di rumah untuk membantu pekerjaan rumah dan tugas lainnya. Pendidik dan siswa membutuhkan media pembelajaran yang sederhana dan menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca dan memfasilitasi siswa untuk lebih memahami materi. Dikarenakan kurangnya bahan ajar yang menarik, maka peneliti ingin mengembangkan “Pengembangan Modul IPA Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Sumatera Pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi” .

Hasil Perancangan

Peneliti melakukan penelitian pada saat terjadi wabah Covid-19 yang mengakibatkan siswa belajar dari rumah atau daring, sehingga membutuhkan media pembelajaran yang dapat digunakan selama proses pembelajaran di rumah. Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama dengan mewawancarai pendidik kelas VII tentang proses pembelajaran IPA, perangkat pembelajaran yang digunakan, sikap dan keterampilan siswa, sumber belajar yang diinginkan oleh pendidik dan siswa. Bahan-bahan yang digunakan pada mata kuliah Keanekaragaman Hayati dikumpulkan dari berbagai sumber, mulai dari buku dan internet.

Perancangan diwujudkan dengan memadukan materi tentang keanekaragaman makhluk hidup berbasis kearifan lokal Media pembelajaran ini dirancang dengan memadukan gambar dan ilustrasi yang disesuaikan dengan lingkungan sehari-hari dan lingkungan sekitar yang tingkat perkembangan dan pemahamannya sesuai dengan siswa. Modul ini sesuai dengan perkembangan komunikasi anak, dan modul ini cocok untuk pembelajaran siswa kelas VII sekolah menengah. Sesuai dengan saran dari validator berupa ahli media, ahli bahasa dan ahli materi apabila media perlu direvisi kembali maka peneliti merevisi media pembelajaran berupa modul ilmiah berbasis kearifan lokal.

Setelah media pembelajaran berupa modul telah divalidasi oleh ahli media, selanjutnya peneliti akan melakukan tahap pengujian modul IPA berbasis kearifan lokal, tahap pengujian produk, peneliti akan menguji produk pada penelitian. . subjek yaitu siswa SMPN 1 Ulu Musi dengan menggunakan lembar jawaban siswa berupa angket. Peninjauan ini dilakukan apabila terdapat kekurangan pada media pembelajaran berupa modul IPA berbasis kearifan lokal maka media pembelajaran peneliti direview kembali.

ANALISIS DATA

  • Uji Validasi

Berdasarkan perhitungan angka persentase di atas dan mengacu pada tabel 4.4 dikatakan bahwa tanggapan siswa terhadap media pengembangan modul Ilmiah berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera pada materi keanekaragaman hayati hal (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu Musi. Berdasarkan perhitungan angka persentase di atas dan mengacu pada tabel 4.5 di atas, dikatakan bahwa tanggapan guru terhadap Media Pengembangan Modul Media Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Sumatera pada Materi Keanekaragaman Hayati ( Identifikasi dan Penggunaan i Fabrika Tighau Mato Buffalo) di SMPN 1 Ulu Musise tergolong 82% dalam kategori “sangat”. Uji coba produk ini dilakukan secara terbatas dengan memberikan Pengembangan Modul IPA Berbasis Pengetahuan Lokal Masyarakat Sumatera pada Materi Keanekaragaman Hayati (Identifikasi dan Pemanfaatan Tumbuhan Kerbau Tighau Mato) di SMPN 1 Ulu dilakukan kepada 9 siswa kelas VII.

Berdasarkan hasil pengujian produk dengan menggunakan angket dari respon siswa terhadap modul IPA berbasis kearifan lokal, dapat disimpulkan pengembangan modul IPA berbasis kearifan lokal Sumatera pada materi keanekaragaman makhluk hidup (identifikasi dan pemanfaatan Tighau Mato). Tanaman Kerbau) di SMPN 1 Ulu Musi”. Hasil produk akhir ini berupa “modul ilmu berbasis kearifan lokal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan modul ilmu berbasis kearifan lokal Sumatera pada materi keanekaragaman makhluk hidup (identifikasi dan pemanfaatan kerbau Tighau Mato tanaman) di SMPN 1 Ulu Musi”. sangat layak dan praktis untuk digunakan dalam proses pembelajaran. selain itu modul IPA ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Modul IPA berbasis kearifan lokal tentang keanekaragaman makhluk hidup untuk siswa kelas VII SMP ini dikembangkan dengan menggunakan metode research and development (R&D) oleh Borg & Gall yang kemudian dibatasi oleh peneliti untuk disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. penelitian dan pengembangan yang dilakukan.

Hasil validasi tiga dosen Institut Agama Islam Nasional Bengkulu yaitu ahli bahasa, ahli materi dan ahli desain, untuk menguji kelayakan pengembangan modul keilmuan berbasis kearifan lokal masyarakat Sumatera tentang pentingnya keanekaragaman hayati (identifikasi dan pemanfaatan Tighau Mato Tanaman Kerbau) di SMPN 1 Ulu Musi .Which. Berdasarkan hasil uji kelayakan dan kepraktisan pengembangan modul keilmuan berbasis kearifan lokal masyarakat sumatera dalam masalah keanekaragaman hayati (identifikasi dan pemanfaatan tumbuhan kerbau Tighau Mato). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar berupa modul IPA berbasis kearifan lokal.

Pengembangan modul IPA berbasis kearifan lokal pembuatan Tahu Tamanan pada topik tekanan dalam pembelajaran IPA di SMPN 1 Tamanan.

Tabel 4.8  Data Respon Guru
Tabel 4.8 Data Respon Guru

PROTOTIPE HASIL PENGEMBANGAN

  • Pembahasan Hasil Tahap Validasi Produk
  • Pembahasan Hasil Uji Coba Produk
  • Pembahasan Hasil Produk Akhir
  • Keterbatasan Peneliti

Gambar

Gambar 3.1 Cover Modul  4.  Validasi Desain
Tabel 3.3  Penskoran Angket
Tabel 3.4  Penskoran Angket
Tabel 3.5   iPenskoran Angket
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan seluruh data yang diperoleh dari angket respon peserta didik terhadap keterbacaan e-modul berbasis SSCS dapat disimpulkan bahwa e-modul berbasis SSCS