• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN

Kajian Teori

Kerangka Pikir

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Faktor-Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Terdapat 19 siswa (59,37%) yang memperhatikan materi pelajaran, 18 siswa (56,25%) yang aktif saat diskusi kelompok, 16 siswa (50%) yang bertanya tentang materi yang belum dipahami, dan 16 siswa yang tidak memahami materi. 11. siswa (34,37%) mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan secara lisan, 19 siswa (59,37%) memperhatikan saat temannya mengerjakan soal, 12 siswa (37,5%) tuntas materi pembelajaran, terdapat 24 siswa (75%) yang mencatat materi pembelajaran yang dianggap penting. Pada pertemuan II, pengamat mengamati dan mencatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada pertemuan III, pengamat mengamati dan mencatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran.

Siswa yang memperhatikan materi pembelajaran sebanyak 27 (84,37%), aktif berdiskusi kelompok sebanyak 22 orang (68,75%), siswa yang aktif berdiskusi sebanyak 21 orang (65,63%) bertanya pada materi yang belum dipahami, siswa yang mengerjakan materi sebanyak 16 orang (50%) pertanyaan atau menjawab pertanyaan secara lisan, 26 siswa (81,25%) memperhatikan ketika temannya mengerjakan soal. Pada sesi lainnya, dari 32 siswa yang hadir, 24 orang memperhatikan saat temannya mengerjakan soal. Pada pertemuan pertama di II. siklusnya, pengamat mengamati dan mencatat aktivitas siswa yang berlangsung selama proses pembelajaran.

Terdapat 20 siswa (62,5%) yang mengetahui materi pelajaran, 21 siswa (65,62%) aktif saat diskusi kelompok, 19 siswa (59,38%) bertanya tentang materi yang belum dipahami Ada 12 siswa (37,5%) . ) yang mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan secara lisan, 21 siswa (65,62%) memperhatikan sedangkan temannya mengerjakan soal, 12 siswa (37,5%) menyelesaikan materi pelajaran. , 25 siswa (78,12%) mencatat materi pembelajaran yang dianggap penting. Terdapat 29 siswa (90,62%) yang mengetahui materi pelajaran, 27 siswa (84,37%) aktif saat diskusi kelompok, 21 siswa (65,62%) bertanya tentang materi yang belum dipahami Terdapat 17 siswa (53,13%) . ) yang mengerjakan soal atau menjawab soal secara lisan, 27 siswa (84,37%) memperhatikan ketika temannya mengerjakan soal, 16 siswa (50%) menyelesaikan materi pelajaran, 29 siswa (90,62%) mencatat materi pembelajaran yang dianggap terlalu penting.

Tabel 3.1 Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan  Departemen Pendidikan Nasional
Tabel 3.1 Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama ternyata dari 32 siswa yang hadir hanya 24 siswa, karena 8 siswa tidak hadir. Terdapat 10 siswa (31,25%) yang aktif berdiskusi mencari jawaban dari LKS guru. Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan II ternyata dari 32 siswa hanya 31 siswa yang hadir karena 1 siswa tidak hadir.

Terdapat 28 siswa (87,5%) yang memperhatikan materi pelajaran, 20 siswa (62,5%) aktif saat diskusi kelompok, 22 siswa (68,75%) bertanya pada materi yang belum dipahami. Siswa yang mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan secara lisan sebanyak 15 orang (46,87%), memperhatikan saat temannya mengerjakan soal sebanyak 24 siswa (75%), menyelesaikan materi pelajaran sebanyak 13 siswa (40,62%), dan mencatat materi pelajaran sebanyak 27 siswa (46,87%) itu dianggap penting. Terdapat 13 siswa (40,62%) yang aktif berdiskusi mencari jawaban dari LKS yang diberikan guru. Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan III diketahui bahwa dari 32 siswa yang hadir hanya 29 siswa karena terdapat 3 siswa yang tidak hadir.

17 siswa (53,13%) aktif berdiskusi dan mencari jawaban dari LKS yang diberikan guru. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 32 siswa terdapat 4 siswa (12,5%) yang mendapat nilai kategori sangat rendah, 5 siswa (15,62%) yang mendapat nilai kategori rendah, 21 siswa (65,63%) %) yang mendapat nilai kategori sedang, 2 siswa (6,25%) dan yang mendapat nilai kategori tinggi, 0 siswa (0%) yang mendapat nilai kategori sangat tinggi. Pada pertemuan kedua, dari 31 siswa yang hadir, hanya 28 siswa yang memperhatikan pelajaran, sedangkan pada pertemuan ketiga, dari 29 siswa yang hadir, 27 siswa memperhatikan pelajaran.

Pada pertemuan kedua, 22 dari 31 siswa yang hadir mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum mereka pahami. Pada pertemuan ketiga, 21 dari 29 siswa yang hadir mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum mereka pahami. Pada pertemuan ketiga, dari 29 siswa yang hadir, 16 siswa mengerjakan soal/menjawab soal secara lisan.

Pada pertemuan pertama, dari 24 siswa yang hadir, 19 siswa memperhatikan temannya saat mengerjakan soal. Pada pertemuan ketiga, dari 29 siswa yang hadir, 26 orang memperhatikan saat temannya mengerjakan soal. Saya masih mempunyai siswa yang tidak serius dalam menyelesaikan materi. yaitu dari 24 siswa yang mengikuti pertemuan pertama, 12 siswa tuntas materi pembelajarannya.

Tabel 4.1   Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I  Statistik   Nilai Statistik
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I Statistik Nilai Statistik

Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama diketahui bahwa dari 32 siswa, hanya 26 siswa yang mengikuti karena ada 6 siswa yang tidak hadir. Terdapat 19 siswa (59,37%) yang aktif berdiskusi mencari jawaban dari LKS yang diberikan guru. Pada pertemuan kedua Siklus II, pengamat mengamati dan mencatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran.

Terdapat 22 siswa (68,75%) yang aktif berdiskusi mencari jawaban dari LKS guru. Masih terdapat siswa yang mengganggu temannya saat proses pembelajaran atau melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran. Pada pertemuan ketiga Siklus II, pengamat mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Siswa yang memperhatikan materi pembelajaran sebanyak 30 orang (93,75%), aktif berdiskusi kelompok sebanyak 29 orang (90,62%), bertanya tentang materi yang ditanyakan sebanyak 22 orang (68,75%), tidak paham sebanyak 18 orang (56,25%) ) yang mengerjakan soal atau menjawab soal secara lisan, 28 siswa (87,5%) memperhatikan sedangkan temannya mengerjakan soal, 19 siswa (59,37%) tuntas materi pembelajaran. ), seluruh siswa telah mencatat materi pembelajaran yang dianggap penting. 25 siswa (78,12%) aktif berdiskusi dan mencari jawaban dari LKS yang diberikan guru. Pada tingkat I, hanya 71,87% siswa atau 23 dari 32 siswa yang masuk dalam kategori keseluruhan, pada tingkat II.

Pada sesi kedua dan ketiga, dari 32 orang yang hadir masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, namun jumlahnya menurun dibandingkan siklus I, pada sesi kedua terdapat 3 siswa dan pada sesi ketiga terdapat 3 siswa. 2 siswa. Pada pertemuan kedua, dari 32 siswa yang hadir, 21 siswa mengajukan pertanyaan, dan pada pertemuan ketiga, 22 siswa yang mengajukan pertanyaan dari 32 siswa yang hadir. Pada pertemuan pertama II. gelar, 12 dari 26 siswa yang hadir menyelesaikan soal dan menjawab pertanyaan secara lisan.

Pada pertemuan kedua, dari 32 siswa yang hadir, 17 siswa mengerjakan soal secara lisan dan menjawab pertanyaan. Pada pertemuan ketiga, 18 dari 32 siswa yang hadir mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan secara lisan. Pada pertemuan pertama dan kedua terdapat lima siswa yang tidak memperhatikan saat temannya mengerjakan soal, sedangkan pada pertemuan ketiga hanya empat siswa yang tidak memperhatikan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Selanjutnya hasil evaluasi menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar pada Siklus I sebesar 67,31, meningkat menjadi 71,47 pada Siklus II dan masuk dalam kategori tinggi. Apabila skor hasil belajar matematika siswa diklasifikasi berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), diperoleh 87,5% atau 28 dari 32 siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 12,5% atau 4 dari 32 siswa termasuk dalam kategori tuntas. seluruh kategori. kategori tidak lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII1.A SMP Satria Makassar meningkat setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah.

Dari dua siklus yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII1.A SMA Satria Makassar Makassar mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa yaitu pada siklus I sebesar 67,31 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 9,86, meningkat pada siklus II menjadi 71,47 dari skor ideal 100 .dengan standar deviasi sebesar 8. .37 selama penelitian ini berarti model yang diterapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai hasil belajar siswa bila dilihat dengan menggunakan teknik kategorisasi tingkat ketuntasan hasil belajar berada pada kategori tinggi yang semula berada pada kategori rendah.

Sebagaimana disebutkan oleh Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai anak setelah menjalani kegiatan belajar. Dalam proses mencapai hasil belajar yang baik diperlukan metode pembelajaran yang tepat yaitu yang sesuai dengan kondisi dan keadaan sehari-hari, yaitu model pembelajaran berbasis masalah, sehingga hasil belajar dapat dipenuhi melalui pengukuran hasil belajar. diatas standar yang ada di sekolah. . Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah juga dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa karena pada model ini siswa dapat belajar bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga siswa yang merasa kurang memahami materi dapat bertanya. pertanyaan untuk siswa yang lebih tahu.

Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis Suherman (Abdullah) yang menyatakan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai, apalagi berdasarkan hasil observasi aktivitas dan sikap siswa di kelas selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, terlihat aktivitas positif siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Selain itu, nampaknya masih banyak siswa yang belum berani bertanya dan tidak mempunyai keberanian untuk bertanya. kepercayaan diri menjawab pertanyaan guru.

Pada siklus II siswa semakin antusias mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang berani bertanya dan memberikan jawaban atas pertanyaan guru. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII1.A di SMP Satria Makassar. Hasil belajar matematika siswa kelas VII1.A SMP Satria Makassar mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah, dilihat dari rata-rata yang dicapai pada siklus I yaitu sebesar 67,31, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 71,47 memiliki.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 1.Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 3.1 Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan  Departemen Pendidikan Nasional
Tabel 4.1   Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I  Statistik   Nilai Statistik
Tabel 4.2  Statistik  Frekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  Matematika pada Siklus I
+7

Referensi