• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH 6 PADANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH 6 PADANG "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH 6 PADANG

Via Rosita*, Yulia Haryono**

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR.

**) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR.

ABSTRACT

The background of this research was the results of students' mathematics learning was still low and individual students are lazy and do not understand the material given. This study aims to determine whether the results of students' mathematics learning by implementing cooperative learning type Two Stay Two Stray better mathematics learning outcomes of students who apply conventional learning in clases VII SMP Muhammadiyah 6 Padang. This type of research is experimental, with the subject research design Random. Form of test used was a test description with reliability 𝑟11 = 0.4146 greater than 𝑟𝑡 = 0.329 which means the instrument was reliable and shows the test questions can be trusted. Hypothesis testing is used ujiMann-Whitney nonparametik, when compared with the statistical test α = 0.05, P-Value = 0.0426 <α = 0.05, then reject (𝐻0). It can be concluded that the results of students' mathematics learning using cooperative learning type Two Stay Two Stray better than on learning outcomes for mathematics students using conventional teaching students of clases VII SMP Muhammadiyah 6 Padang in the academic year 2015/2016.

Key word:Study Result Of Students Mathematic, Two stay Two Stray Type

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang penting di sekolah, karena matematika menjadi alat dan sarana pendidikan yang diperlukan oleh berbagai ilmu pengetahuan seperti dalam ilmu kimia, fisika, ekonomi, dan lain-lain.Matematika juga menjadi salah satu indikator kelulusan di setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu matematikadapat dikatakan sebagai landasan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis.

Observasi yang dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 6 Padang pada tanggal 20-21 Agustus 2015, terlihat bahwa proses pemeblajaran masih terpusat pada guru.Siswa selain belajar secara individu juga belajar secara berkelompok, bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih menjelaskan kepada teman-teman dalam

kelompoknya dan siswa yang berkemampuan rendah bertanya jika materi kurang dipahami.Namun meskipun berkelompok, pada kenyataannya masih banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit, hal itu terlihat pada hasil ulangan harian semester 2 yang belum maksimal. Selain itu siswa juga sulit megingat materi yang dipelajari sebelumnya. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat atau argumen, sehingga pembelajaran kurang optimal.Guru telah menggunakan metode diskusi dan kelompok, akan tetapi hal ini kurang efektif, karena dalam kerja kelompok siswa belum dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, hanya sebagian kecil anggota kelompok yang serius dalam berdiskusi, sedangkan yang lainnya tidak ikut berpartisipasi serta tidak bertanggung jawab dengan kerja kelompoknya, sehingga tidak semua anggota kelompok memahami

(2)

dan menguasai tugas yang telah dikerjakan kelompok. Siswa secara individu malas dan kurang memahami meteri atau tugas yang diberikan.

Salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah di atas adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray.Two stay Two Stray adalah dua tinggal dua tamu. Dalam strategi ini diawali guru dengan memberikan materi , siswa dibagi dalam kelompok yang beranggitakan 4 orang, siswa diminta berdiskusi dengan kelompok, setelah berdiskusi guru meminta 2 orang dari siswa untuk bertamu ke kelompok lain yang telah ditetapkan, dan 2 orang yang tinggal dalam kelompok memberikan informasi kepada kelompok yang bertamu, setelah itu siswa kembali ke kelompok asal dengan membawa hasil temuannya, siswa mendiskusikan temunaya, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, guru mmeberikan reward berupa bingkisan kepada kelompok yang berani mempresentasikaannya. Cara seperti ini diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Straylebih baik dari pada hasil belajar metematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 6 Padang.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalahHilyon Metri (2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan teknik Two Stay Two Stray terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP NEGERI 27 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Pada penelitian ini didapatkan deskripsi pemahaman konsep matematis matematika kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Two Stay Two Stray. Hal ini dapat dilihat dari data hasil post- test siswa, yang menunjukkan skor rata-rata hasil

belajar matematika siswa tergolong tinggi yaitu 23,81.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakasanakantanggal 7-23 Januari 2016 tahun pelajaran 2015/2016 dan dilaksanakan di kelas VII SMP Muhamadiyah 6 Padang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Model rancangannya Random Terhadap Subjek. Menurut Arikunto (2010:

126) rancangan penelitian ini dapat digambarkan seperti Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Hasil

Eksperimen X O

Kontrol - O

Sumber: Arikunto (2010: 126) Keterangan:

X= Strategi Pembelajaran KooperatifTwo Stay Two Stray

O = Tes akhir

Variabel bebas adalah strategiTwo Stay Two Stray. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar matematika siswa.

Populasi dala penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 6 Padang yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak karena populasi dalam penelitian ini normal, homogen dan memiliki kesamaan rata-rata, dan kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen adalah kelas VII.2 dan terpilih menjadi kelas kontrol adalah kelas VII.3.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Soal tes akhir diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di SMP Pertiwi 2 Padang.

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaa dan tahap akhir.

Analisis tes akhir dengan hasil belajar dengan menggunakan uji Mann-Whitney menurut Nur Iriawan (2006: 411) sebagai berikut:

(3)

Uji menggunakan derajat bebas sebesar 0,05. Adapun derajat bebasnya adalah. Daerah penolakan = P-Value <𝛼.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian yaitu tes hasil belajar siswa.Tes akhir diperoleh dari data hasil belajar siswa pada tipe Two Stay Two Stray dan pembelajaran konvensional.Skor tes hasil belajar pada kedua kelas sampel ini dilakukan perhitungan rata-rata (𝑋 ), simpangan baku (S), skor tertinggi (𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠) dan skor terendah (𝑋𝑚𝑖𝑛). Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel12.Analisis

HasilBelajarMatematikaS iswa Kelas Sampel KelasSam

pel

𝐗 S 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑋𝑚𝑖𝑛

Eksperimen 81,55 17,32 100 50 Kontrol 70,36 21,64 100 26

Model rancangan penelitian yang digunakan adalah RandomTerhadap Subjek.

Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray model ini diawali guru dengan memeberikan materi , siswa dibagi dalam kelompok yang beranggitakan 4 orang, siswa diminta berdiskusi dengan kelompok, setelah berdiskusi guru meminta 2 orang dari siswa untuk bertamu ke kelompok lain yang telah ditetapkan, dan 2 orang yang tinggal dalam kelompok memberikan informasi kepada kelompok yang bertamu, setelah itu siswa kembali ke kelompok asal dengan membawa hasil temuannya, siswa mendiskusikan temuannya, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, guru memberikan reward berupa bingkisan

kepada kelompok yang

mempresentasikaannya Pertemuan pertama beberapa siswa masih belum mengerti dengan modell pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga guru menjelaskan kembali langkah pembelajaran tipe Two Stay Two Stray ini, saat diberikan soal

siswa kurang serius dan masih ragu apa yang akan ditulisnya. Selain itu, ada beberapa siswa tidak mau duduk dengan kelompok yang ditetapkan dan terjadi keributan saat siswa berpindah tempat duduk dengan pasangannya.

Pertemuan kedua proses pembelajaran sama dengan pertemuan pertama dimana siswa sudah mengerti dengan langkah pembelajaran yang dilaksanakan. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai serius menjawab soal secara berkelompok, saat siswa disuruh duduk berkelompok masih terjadi keributan sedikit dan masih ada juga beberapa siswa yang tidak mau duduk dengan kelompoknya. Untuk mengatasi hal itu guru memberikan arahan kepada siswa.

Pertemuan ketiga dan keempat siswa sudah terbiasa dalam menjawab soal secara berkelompok, siswa tidak canggung lagi duduk dengan kelompok dan diskusi berjalan dengan lancar. Siswa juga berani maju ke depan dan berpacu-pacu untuk menuliskan hasil diskusinya di papan tulis.

Pertemuan pertama sampai keempat pada kelas kontrol, pembelajaran berlangsung secara konvensional yaitu proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan di kelas sesuai dengan tuntutan kurilkulum yaitu dengan menggunakan kurikulum KTSP. Kegiatan inti pada pelaksanaan pembelajaran siswa mengamati dan memahami materi serta contoh soal yang ada dalam buku paket, kemudian siswa menyakan materi dan contoh soal yang belum di pahami. Setelah itu siswa dan guru membahas contoh dan menemukan konsep materi yang dipelajari.

Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan masing-masing dan boleh di diskusikan dengan teman sebangku.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa utuk menjawab latihan dan menuliskannya ke depan. Hanya beberapa siswa yang mau mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, sementara sebagian siswa yang lain hanya menyalin jawaban

(4)

temannya. Siswa yang kurang mengerti lebih memilih untuk tidak mengerjakan latihan dari pada bertanya kepada teman atau guru. Siswa juga malas mengerjakan latihan yang diberkan oleh guru dengan alasan tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan guru.

Pertemuan kedua, ketiga dan keempat guru memberikan motivasi kepada siswa kelas kontrol agar tidak malas lagi mengerjakan latihan yang diberikan guru.

Namun, karena proses pembelajaran masih dilaksanakan secara konvensional, sebagian besar siswa masih malas mengerjakan latihan sendiri dan selalu berpindah kebangku temannya yang lain untuk menyalin latihan yang dikerjakan temannya

.

Setelah 4 kali pertemuan guru memberikan tes akhir kepada siswa yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1. memperlihatkan pada kelas eksperimen bahwa masih ada jawaban siswa tidak dijawab dengan benar mengenai mennetukan himpunan bagian dengan rumus.

Gambar 2. memperlihatkan kelas kontrol masih ada siswa yang tidak memahami konsep himpuunan bagian.

Dari kedua gambar terlihat bahwa kelas eksperimen lebih memahami konsep himpunan bagian.Tujuan tes akhir diberikan untuk mengetahui hasil belajar matematika kedua kelas tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan tes hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan ujiMann-Whitney diperoleh P-Value =0,0426<𝛼 = 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa

hasilbelajarmatematika siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Straylebih baik dari pada hasil belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 6 Padang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik dari pada hasil belajar metematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 6 Padang.

(5)

Berdasarkanpembahasan yang telahdiuraikandapatdikemukakanbeberapa saran berikutini:

1.

Diharapkankepada guru

matematikauntukdapatmenerapkanstrat egipembelajarankooperatiftipeTwo Stay Two Straydalam proses pembelajaran.

2.

Bagipeneliti yang

inginmelanjutkanpenelitianinidiharapka ndapatmenerapkanpadameterilainnya

.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Irawan Nur, Septin Puji Astuti. 2006.

Mengolah Data Statistik dengan Menggunakan Minitab.Yogyakarta: ANDI OFFSET

Metri, Hilyon. Pengaruh Penerapan Teknik Two Stay Two Stray terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP NEGERI 27 Padang Tahun Pelajaran 2014/2016

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian siswa dibagi dalam masyarakat belajar yaitu dengan bentuk kelompok-kelompok yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang berdasarkan kesamaan soal yang didapatnya, untuk melakukan