• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

LANDASAN TEORI

Deskripsi Teoritis

  • Pembelajaran Kooperatif
  • TAI (Team Assisted Individualization)
  • Motivasi Belajar
  • Hasil Belajar
  • Pembelajaran Matematika

Hipotesis Tindakan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV mata pelajaran matematika di SDN 1 Margorejo tahun pelajaran 2014/2015. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 1 Margorejo tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

  • Definisi Operasional Variabel
  • Setting Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Lembar angket digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Ujian akhir dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah belajar melalui penerapan model Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization). Peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan lulusnya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika dengan skor ≥60.

Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan Team Assisted Individualization (TAI), dimana penggunaan metode Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan sebanyak 3 kali dan diberikan post test pada pertemuan terakhir untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 3,74 dengan kriteria motivasi baik.

Pada siklus II pembelajaran dilakukan sebanyak 3x pertemuan, pada setiap akhir pertemuan dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah guru menerapkan metode Team Assisted Individualization (TAI) pada pembelajaran. Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata motivasi siswa pada siklus I adalah 4,44 dengan kriteria motivasi sangat baik. Pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II tidak terlepas dari peningkatan motivasi belajar siswa yang besar.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran matematika mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dan secara umum rata-rata motivasi siswa pada siklus I sebesar 3,74 dengan kriteria motivasi baik dan pada siklus II sebesar 4,45 dengan kriteria motivasi baik. Tingkat penguasaan hasil belajar siswa yang mencapai KKM masih rendah, maka peneliti melakukan tindakan siklus II.

Dan pada siklus II tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dapat meningkat dari pretest 21,42% menjadi 85,71% pada posttest. Dari upaya yang dilakukan pada siklus II terlihat adanya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang mencapai lebih dari 75% dan telah mencapai kriteria keberhasilan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Keberadaannya merupakan salah satu SD N di Desa Margorejo Kecamatan Padangratu Kabupaten Lampung Tengah yang berdiri sejak tahun 1977. Di awal tahun, SD N 1 Margorejo hanya memiliki tiga unit gedung kelas dan satu ruang kantor. Pada tahun 1982 juga dibangun rumah dinas guru honorer yang terdiri dari dua rumah dinas, toilet khusus siswa dan khusus guru serta sumur untuk kesejahteraan guru dan siswa.

SD N 1 Margorejo pada awalnya dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Bpk. Marsono hingga tahun ajaran berikutnya, kepemimpinan digantikan oleh Bpk. Bari hingga tahun berikutnya kepemimpinan digantikan oleh Bpk. Zainuddin sampai tahun pelajaran 2005-2006 dan kemudian kepemimpinan. . 36. digantikan oleh Bpk Slamet hingga tahun 2010-2011 dan kini kepemimpinan SD N 1 Margorejo berada di bawah arahan Bpk. Agung Winarko, S.Pd. Sejak berdirinya SD N 1 Margorejo tahun 1977 dengan komitmen untuk terus memajukan karya dari tahun ke tahun hingga saat ini SD N 1 Margorejo selalu berbenah dalam rangka mencerdaskan bangsa.

SD N 1 Margorejo merupakan lembaga pendidikan yang terdiri dari luas tanah kurang lebih 80m x 50m = 4.000 m² yang berdekatan dengan Lapangan Desa Margorejo, Jalan Raya, Perkebunan Kelapa Sawit Perumahan. Berdasarkan observasi penulis di SD N 1 Margorejo terlihat bahwa kondisi guru dan staf di SD N 1 Margorejo sudah mencukupi, jumlah guru dan pegawai sebanyak 10 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai data tentang kondisi guru dan pegawai di SDN 1 Margorejo dapat penulis sajikan pada tabel berikut ini.

Demikian pula SD N 1 Margorejo dalam mengemban tugas pencapaian tujuan pendidikan memiliki struktur organisasi sebagai berikut. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap, maka prosesnya. Untuk mempelajari data sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD N 1 Margorejo akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan peneliti di SD N 1 Margorejo, awalnya terdiri dari 3 unit gedung kelas dan ruang kantor guru. Seiring berjalannya waktu, SD N 1 Margorejo Desa Margorejo Kecamatan Padangratu Kabupaten Lampung Tengah terus berkembang, meningkat dan berubah, sehingga jumlah siswa sampai saat ini adalah 100 siswa yang terdiri dari 6 rombongan belajar.

Deskripsi Hasil Penelitian

Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan secara singkat bentuk-bentuk simetris dan asimetris. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang hal-hal yang belum mereka pahami tentang materi bangun datar simetris, dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami pada materi hari ini, dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa.

Pada pertemuan III guru menjelaskan tentang sumbu simetri pada bangun datar dengan memberikan beberapa contoh menggunakan kertas karton yang telah disiapkan. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami dari materi menentukan sumbu simetri bangun datar dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar kegiatan yang dilakukan oleh guru dapat meningkat dan menjadi lebih baik lagi, sehingga akan berpengaruh pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa motivasi belajar siswa yang paling tinggi adalah siswa yang lebih suka bekerja mandiri dengan rata-rata 4,23 dan motivasi belajar terendah adalah siswa yang cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dengan rata-rata 2,39. Penilaian hasil belajar siswa didasarkan pada kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tes yang diberikan dalam passing KKM, seperti terlihat pada tabel berikut. Pelaksanaan pada siklus II untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I yaitu guru hendaknya lebih sering mengajukan pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa untuk bertanya ketika menghadapi kesulitan.

Pada pertemuan pertama ini, guru menjelaskan secara singkat tentang bangun datar yang tidak memiliki sumbu simetri dengan memberikan contoh kertas manggis yang telah dibentuk dan disediakan oleh guru. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami, dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa. 60 . kesamaan soal-soal yang diberikan, mengadakan diskusi atas soal-soal yang sudah diberikan masing-masing.

Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang hal-hal yang belum dipahami, dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa. 62. guru tentang hal-hal yang belum dipahami dan guru mengoreksi kesalahpahaman serta memberikan penguatan kepada siswa. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa yang paling tinggi adalah rajin mengerjakan tugas dengan rata-rata 4,59 dan motivasi paling rendah adalah lebih suka bekerja mandiri dengan rata-rata 4,33.

Penilaian hasil belajar siswa pada Siklus II didasarkan pada kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal tes yang diberikan guru dari pre-test sampai post-test dalam pencapaian KKM, yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel di atas menunjukkan data-data hasil belajar Matematika siswa   materi   gaya   selama   pembelajaran   1   siklus   dengan   3   kali pertemuan, siswa yang tuntas baru mencapai 42,85% pada akhir tes akhir (postest), sehingga hasil belajar belum menun
Tabel di atas menunjukkan data-data hasil belajar Matematika siswa materi gaya selama pembelajaran 1 siklus dengan 3 kali pertemuan, siswa yang tuntas baru mencapai 42,85% pada akhir tes akhir (postest), sehingga hasil belajar belum menun

Pembahasan

Selain itu juga terjadi peningkatan hasil kuesioner I dan II. dari siklus indikator conscientious coping with the task yaitu 4,17 meningkat pada II. siklus, yaitu 4,56. Dengan demikian tujuan yang diinginkan tercapai ditinjau dari indikator rajin menghadapi tugas...dilihat dari rata-rata motivasi belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Dalam I. dan II. siklus, indikator kegigihan dalam menghadapi tugas meningkat sebesar 0,55, yaitu 3,85 pada siklus I, dan 3,85 pada siklus II. 4,40 per siklus.

Dalam I. dan II. yaitu rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 4,23 dan rata-rata pada siklus II sebesar 4,33. Dalam I. dan II. siklus, indikator bosan dengan tugas rutin meningkat sebesar 2,09 yang mencapai rata-rata 2,39 pada siklus I, dan 2,39 pada siklus II. siklus, rata-rata adalah 4,48.

Dalam I. dan II. siklus, indikator mampu mempertahankan pendapat meningkat sebesar 0,85 yaitu rata-rata pada I. 3,74, rata-rata pada II. 4.59. Dengan peningkatan tersebut maka tujuan penelitian ini tercapai yaitu motivasi belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Terlihat dari tabel di atas bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dinyatakan tuntas pada siklus I yaitu pretest 7,14% mengalami peningkatan.

Dan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu penggunaan metode Team Assisted Individualization (TAI) dengan beberapa tambahan media pembelajaran yang menarik dan beberapa permainan yang merangsang minat SD Negeri 1 Margorejo terhadap matematika dapat meningkatkan motivasi dan belajar. hasil bagi siswa kelas IV. Motivasi yang baik dari dalam maupun dari orang lain sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Margorejo yang terlihat dari rata-rata motivasi belajar siswa yaitu siklus I sebesar 3,70 dengan kriteria motivasi baik dan pada siklus II sebesar 4,51 dengan kriteria motivasi sangat baik yaitu meningkat sebesar 0,81.

Pembelajaran dengan model Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Margorejo yang terlihat dari peningkatan angka ketuntasan siswa dari 42,85% pada siklus I menjadi 85,71%. Model Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif yang dapat menyumbangkan ide dan informasi khususnya bagi guru matematika dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Foto Dokumentasi Pembelajaran 1
Foto Dokumentasi Pembelajaran 1

Simpulan

Saran

Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada para guru untuk dapat mengembangkan penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran. Bagi siswa SD Negeri 1 Margorejo diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa aktif mengikuti pembelajaran maka akan lebih membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

Gambar

Tabel di atas menunjukkan data-data hasil belajar Matematika siswa   materi   gaya   selama   pembelajaran   1   siklus   dengan   3   kali pertemuan, siswa yang tuntas baru mencapai 42,85% pada akhir tes akhir (postest), sehingga hasil belajar belum menun
Foto Dokumentasi Pembelajaran 1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian 17 orang yang memiliki motivasi belajar rendah dan kemudian diberi layanan bimbingan kelompok dengan 8x pertemuan yang terdiri

Menurut Hetherington & parke dalam desmita (2010:145) “Teman sebaya ( peer) sebagai sebuah kelompok social sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki

Setelah selesai diskusi sebagian tim ahli, tiap anggota yang terdiri dari 4-6 siswa kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar/melaoporkan hasil diskusinya kepada teman satu

kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban),

Jika rata-rata pada hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus meningkat maka proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Siswa dibagi menjadi empat kelompok, yang berada di dua lapangan A dan lapangan B. Tiap kelompok menempatkan diri pada posisi yang sudah di tentukan, Guru

skor siswa kedalam bentuk nilai. Pada penelitian ini digunakan skala 100, pada pra siklus terdapat 9 butir soal yang. dinyatakan baik dan 11 butir soal dinyatakan gugur,maka

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang kemudian menonton video dan power point serta memperhatikan uraian tentang teks prosedur