Berjudul: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV SD Inpres Kecamatan Tala'borong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model artikulasi terhadap hasil belajar berbicara siswa kelas IV SD Inpres Tala'borong. Pengaruh penerapan model pembelajaran artikulasi terhadap kemampuan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Kecamatan Tala'borong.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa tuturan adalah suatu proses mengungkapkan, mengucapkan, dan menyampaikan gagasan, pikiran, pemikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Dari pengertian keterampilan berbicara dan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan, menyatakan dan menyampaikan gagasan, pikiran, pemikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Kegiatan yang dapat dilakukan anak adalah berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang disekitarnya sehingga dapat melatih anak pandai berbicara.
Hurlock menyatakan bahwa kondisi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam berbicara antara lain kesehatan, kecerdasan, kondisi sosial ekonomi, jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran keluarga, urutan kelahiran, metode mengasuh anak, kelahiran ganda, hubungan teman sebaya, kepribadian. Anak-anak yang sehat belajar berbicara lebih cepat daripada anak-anak yang tidak sehat, karena motivasi mereka untuk bergabung dengan kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut lebih kuat. Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat dan menunjukkan kemampuan berbahasa yang lebih baik dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rendah.
Anak yang lahir dengan saudara kembar umumnya tertinggal dalam perkembangan bicaranya, terutama karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama saudara kembarnya dan hanya memahami aksen khusus mereka. Anak-anak yang memiliki penyesuaian diri yang baik cenderung memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dibandingkan anak-anak yang memiliki penyesuaian diri yang kurang baik. Uraian di atas menunjukkan bahwa kondisi yang dapat menyebabkan perbedaan tutur dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Anak dapat mengucapkan suatu kata setelah mendengar perkataan orang disekitarnya yang disertai dengan arti dari kata tersebut.Dengan mendengarkan dan memahami kata yang diucapkan orang lain, anak dapat mempelajari kosa kata baru yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Pantun
Kelompok kecil merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya secara lisan, terutama untuk melatih siswa yang jarang berbicara. Perubahan peran dari pembicara ke pendengar atau dari pendengar ke pembicara ketika berbicara dengan cara ini sangat kecil kemungkinannya, bahkan tidak ada. merupakan karya sastra Indonesia kuno yang diungkapkan secara lisan, namun seiring berkembangnya zaman modern, pantun juga mulai diungkapkan dalam bentuk tulisan. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca.
Pantun menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat. Walaupun sampiran tidak berkaitan langsung dengan isi, namun ada baiknya jika kata-kata pada sampiran merupakan cerminan dari isi yang ingin disampaikan). Pantun ini biasanya bermakna perkenalan, hubungan romantis dan rumah tangga, perasaan (kasih sayang, kasihan, iri hati, dll) dan takdir.
Pantun Nasihat yaitu pantun yang mengandung nasehat bertujuan untuk mendidik dengan memberikan nasehat tentang akhlak, budi pekerti dan lain sebagainya. Pantun teka teki yaitu pantu yang mengandung teka teki dan biasanya pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk memecahkan teka teki dewan pantun tersebut. Sajak kiasan, pantun yang mengandung kiasan yang biasanya dimaksudkan untuk menyampaikan sesuatu secara tersirat.
Model Artikulasi
Berdasarkan penjelasan pengertian para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menekankan pada konsep pembelajar aktif. Menurut Huda, perbedaan model artikulasi dengan model pembelajaran lainnya terletak pada penekanan komunikasi siswa dengan teman kelompoknya. Pada model artikulasi terdapat kegiatan wawancara/mendengarkan dengan anggota kelompok serta cara setiap siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model artikulasi merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aspek komunikasi kelompok berpasangan dengan teman sebagai sumber belajar. Setiap model pembelajaran mempunyai maksud dan tujuan masing-masing yang ingin dicapai, begitu pula dengan model pembelajaran artikulasi. Model pembelajaran artikulasi bertujuan membantu siswa mengartikulasikan kata dalam pengembangan pengetahuan, pemahaman dan keterampilannya, sehingga siswa dapat menghubungkan antara materi dan disiplin ilmu.
Huda Setiap model pembelajaran mempunyai manfaat dan tujuan tersendiri sesuai dengan karakteristik model itu sendiri. Model pembelajaran pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu dalam penerapan model pembelajaran terdapat upaya dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Dari segi penerapan model pembelajaran, model pembelajaran jelas mempunyai kelebihan, begitu pula dengan model artikulasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran artikulasi merupakan model yang melibatkan partisipasi seluruh anggota kelompok sehingga setiap siswa berpartisipasi aktif dalam pengembangan pengetahuan individu.
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Desain dan Variabel 1. Desain penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa yang berjumlah 19 orang. Menurut Sugiyono (1997:57), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Dari saran tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang perlu diselidiki.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa yang berjumlah 19 orang dengan jumlah putra 12 orang dan putri 7 orang.
Defenisi Operasional Variabel
Instrumen Penelitian
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berupa kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi atau mengartikulasikan kata-kata untuk mengungkapkan, mengungkapkan dan menyampaikan pikiran atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, tatap muka, atau jarak jauh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tes lisan berupa soal-soal yang harus dijawab oleh subjek penelitian dan peneliti menggunakan observasi langsung untuk menilai keterampilan berbicara siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Sugiono menyatakan bahwa “tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar kognitif yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran”. Oleh karena itu, teknik tes dipilih untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa ditinjau dari keterampilan berbicara. Tes awal diberikan sebelum sesi dan diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa sebelum menerapkan Model Artikulasi.
Observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan situasi atau tingkah laku atau kegiatan yang diamati selama proses pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Md = Rata-rata selisih pre-test dan post-test X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (post-test) D = Penyimpangan setiap mata pelajaran. Md = Rata-rata selisih pre-test dan post-test X1 = Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan (pre-test) X2 = Hasil belajar setelah diberi perlakuan (post-test). Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti penggunaan model artikulasi berpengaruh terhadap keterampilan berbicara pada kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa.
Ho diterima yang berarti penggunaan model artikulasi tidak berpengaruh terhadap keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IVSD Inpres Tala’borong Kabupaten Gowa. Menentukan nilai t-tabel dengan mencari t-tabel menggunakan tabel distribusi t dengan tingkat signifikansi = 0,05 dan = − 1. 3) Menarik kesimpulan apakah model artikulasi digunakan. Hasil tes pemahaman membaca sebelum menggunakan model artikulasi pada siswa kelas IV SDInpres Tala'borong Kabupaten Gowa.
Hasil Tes Keterampilan Kemampuan membaca Sebelum Penggunaan Model Artikulasi pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tala’borong Kab Gowa
Dari hasil perhitungan di atas, rata-rata nilai siswa Kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa sebelum menggunakan model artikulasi adalah 60,26 dari ideal 100. Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat adanya Kategori rendah sebanyak 8 siswa (42,10%), kategori sedang sebanyak 4 siswa (21,05%), kategori tinggi sebanyak 6 siswa (31,57%), dan kategori tinggi sebanyak 1 siswa (5,26%). dalam kategori tinggi itu sendiri. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa sebelum menggunakan model artikulasi secara umum tergolong rendah, hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai pada mata pelajaran artikulasi. kategori rendah sebesar 42,10% dari 19 siswa.
Hasil tes membaca pemahaman setelah menggunakan model artikulasi pada siswa kelas IV SDInpres Tala'borong Kabupaten Gowa.
Hasil Tes Keterampilan Kemampuan membaca Setelah Penggunaan Model Artikulasi pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tala’borong Kab Gowa
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa setelah menggunakan model artikulasi adalah 71,05% dari ideal 100. Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa terdapat 3 siswa (15,78%) yang berada pada kategori rendah, 5 siswa (26,31%) yang berada pada kategori sedang, 7 siswa (36,84%) yang berada pada kategori tinggi dan 4 orang siswa (21,05%) yang berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum nilai siswa Kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa setelah menggunakan model artikulasi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini terlihat dari perolehan nilai dengan kategori tinggi sebesar 36,84% yang diperoleh 19 orang siswa.
Efektivitas Penggunaan Model Artikulasi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tala’borong Kab Gowa
Dari hasil penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, karena penggunaan model artikulasi sangat efektif.
Pembahasan
PENUTUP
Saran
Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran artikulasi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita berpasangan pada siswa Kelas IV MI YAPPY Nologaten Ngawen Gunung Kidul tahun pelajaran 2013/2014. 2015. Pengaruh penggunaan model pembelajaran interaktif (explicit instruction) terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 15 Jawi-Jawi Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. Disertasi yang tidak dipublikasikan. Makassar: Unismuh Makassar.
Sebenarnya telah melakukan penelitian sejak tanggal 15 Mei 2017 dan akan selesai setelah seluruh kegiatan pembelajaran dan penelitian selesai. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut dan bermanfaat bagi mahasiswa yang bersangkutan. Pihak I dengan ini memberikan persetujuan kepada Pihak II untuk melakukan penelitian di kelas IV SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa, sesuai dengan tujuan karya tulisnya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Artikulasi Terhadap Kemampuan Berbicara” kelas IV siswa SD Inpres Tala'borong Kabupaten Gowa".
Lihatlah paku-paku di bagian atas pagoda yang tertancap di kayu yang indah. Bukan maksud saya untuk menggoda. Ada apa dengan wajahmu. Pulang ke Jalan Margonda untuk memetik buah duku. Bilang saja kamu ingin menggodaku karena mendekorasi wajahku cantik. Kulit bambu di papan Satu potong, masukkan ke saku Anda Oke, saya akan bilang, apakah Anda ingin mengerjakan pekerjaan rumah saya?
Burung pipit duduk di atas bambu. Bulunya selalu indah. Ternyata menjadi cantik adalah satu-satunya keuntungan Anda. Pekerjaan rumah sangat mudah, Anda tidak bisa melakukannya.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN**
Materi
KEGIATAN PEMBELAJARAN
- PENILAIAN
Menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil wawancara secara bergiliran/acak kepada pasangannya sampai ada siswa yang telah memberikan hasil wawancaranya.