• Tidak ada hasil yang ditemukan

universitas pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "universitas pancasila"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

PERTANYAAN PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

RUANG LINGKUP PENELITIAN

PERUMUSAN MASALAH

MANFAAT PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

  • DM Tipe 2
  • Patogenesis DM Tipe 2
  • Klasifikasi DM
  • Pengelolaan DM Tipe 2
  • Penatalaksanaan DM
  • Langkah-langkah Penatalaksanaan Khusus
  • Terapi Obat Insulin
  • Obat Antihiperglikemia Suntik
  • Dasar Pemikiran Terapi Insulin
  • Keamanan dan Efek Samping Insulin
  • Kriteria Pengendalian DM
  • Outcome Klinik
  • Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
  • Metode Pembayaran
  • Profil RSUD Pasar Rebo

Insulin yang digunakan untuk mencapai target glukosa darah basal adalah insulin basal (insulin kerja menengah atau jangka panjang). Jika target glukosa darah basal (puasa) telah tercapai, sedangkan HbA1c belum mencapai target, dilakukan kontrol glukosa darah prandial (terkait makanan).

Gambar II. 1 Organ yang berperan dalam patogenesis hiperglikemia pada  DM tipe 2
Gambar II. 1 Organ yang berperan dalam patogenesis hiperglikemia pada DM tipe 2

KERANGKA ATAU LANDASAN TEORI

PENELITIAN TERKAIT PENGGUNAAN INSULIN MANUSIA DAN

  • Efficacy and Safety of Insulin Glargine in Type 2 Diabetic Patients with
  • Long-acting insulin analogues in the treatment of diabetes mellitus type
  • Insulin glargine in the treatment of type 1 and type 2 diabetes
  • A 24-Week, Randomized, Treat-to-Target Trial Comparing Initiation of
  • Risk Factors for Nocturnal Hypoglycemia in Insulin-treated Patients
  • Thailand Case Study
  • Lebanon Case Study The Road to Free Insulin: Lebanon Case Study
  • Review of The Evidence on Insulin and Iys Use In Diabetes
  • The Road to Free Insulin: Ecuador Case Study
  • The Road to Free Insulin Kyrgyzstan Case Study

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vannapruegs, Tanya., dkk, disebutkan bahwa National Essential Medicines List (NEML) yang digunakan sebagai pengobatan lini pertama meliputi insulin biphasic isophane (insulin biasa + insulin isophane), insulin isophane (insulin baik- insulin yang diketahui). insulin manusia kerja menengah (sebagai NPH) dan insulin reguler (insulin manusia kerja pendek). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kehlenbrink, Sylvia., dkk., disebutkan bahwa insulin analog versus insulin manusia.

HIPOTESIS

Perlu dicatat bahwa hanya anak-anak penderita diabetes tipe 1 (sekitar 300 anak) yang diberikan analog insulin. Dengan demikian, sepertiga dari total dana yang dialokasikan untuk insulin dibelanjakan untuk anak-anak ini. Sisa anggaran digunakan untuk membeli insulin manusia untuk orang dewasa penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Tabel II. 8 Ketangka teori
Tabel II. 8 Ketangka teori

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Jenis Penelitian yang Akan Digunakan
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
  • Rancangan Analisis Data

Jumlah pasien yang menggunakan kombinasi insulin analog dan manusia = jumlah pasien yang menggunakan insulin / jumlah pasien x 100%. Tabel V.7 menunjukkan penggunaan insulin short-acting lebih luas pada tahun 2017 yaitu sebesar 55,8%. Bulan Jumlah pasien dengan insulin % obat DM (ADO) % obat non DM % alat kesehatan % total biaya obat Rata-rata.

Bulan Jumlah pasien insulin % Obat DM (ADO) % Obat non DM % Alat kesehatan % Total biaya pengobatan Biaya rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar biaya obat 7 hari pada tahun 2016 adalah biaya obat non DM sebesar 56,5% dan pada tahun 2017 adalah biaya insulin sebesar 70,3%. Perbandingan biaya obat DM dan biaya obat non DM dibandingkan biaya pengobatan ditunjukkan pada grafik V.

Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 dan 2017, porsi biaya penggunaan obat DM lebih tinggi dibandingkan dengan obat non DM. Rata-rata penggunaan insulin analog pada tahun 2016 hingga 2017 adalah (44,6%) dibandingkan insulin manusia yang hanya (9,8%).

Grafik III. 1 Kerangka Konsep
Grafik III. 1 Kerangka Konsep

BAHAN, ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

Bahan dan Alat yang Digunakan

Prosedur Penelitian

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah rekam medis pasien rawat jalan yang terdiagnosis DM tipe 2, dokumentasi atau invoice dari Fasilitas Farmasi RSUD Pasar Rebo dan bagian keuangan. Alat yang digunakan adalah formulir pendataan dan software komputer SPSS g) Obat lain yang digunakan (jenis obat, waktu pemberian, cara pemberian, dosis dan lama penggunaan). Uji statistik menggunakan uji T berpasangan, (data normal) dan Kruskal Wallis (data tidak normal) Data yang diuji: -Profil pengobatan -Biaya pengobatan -Tahap I Luaran klinis.

Grafik IV. 1 Prosedur Penelitian
Grafik IV. 1 Prosedur Penelitian

Cara Pengolahan dan Analisa Data

Jadwal Penelitian

Izin Penelitian

Jumlah pasien yang tidak menggunakan insulin = jumlah pasien yang tidak menggunakan insulin / jumlah pasien diabetes x 100%. Jumlah pasien yang mendapat satu obat DM = jumlah pasien yang mendapat satu obat DM / jumlah pasien x 100%. Jumlah pasien yang mendapat obat DM kombinasi = jumlah pasien yang mendapat obat DM kombinasi / jumlah pasien x 100%.

Pada penelitian ini jumlah pasien yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 201 pasien, dimana jumlah tersebut diperoleh dari data pencocokan pasien T2DM rawat jalan yang menggunakan insulin dengan asuransi BPJS di RSUD Pasar Rebo tahun 2016-2017. Berdasarkan Tabel V.1 diatas terlihat bahwa penyakit penyerta yang banyak diderita oleh pasien DMT2 adalah hipertensi yaitu sebesar 50,0% pada tahun 2016 dan 61,0% pada tahun 2017. Berdasarkan Grafik V.2 terlihat mayoritas Biaya pengobatan pada tahun 2016 dan 2017 adalah biaya insulin dengan porsi masing-masing sebesar 52,2% dan 62,1%.

Dari grafik V.3 terlihat bahwa porsi terbesar biaya pengobatan pada tahun 2016 dan 2017 adalah biaya insulin yang memiliki porsi masing-masing sebesar 27,2% dan 35,3%. 4 terlihat bahwa porsi terbesar biaya obat 30 hari pada tahun 2016 dan 2017 adalah biaya insulin yaitu masing-masing sebesar 52,6% dan 70,3%.

Tabel IV. 1 Rancangan Analisa Data
Tabel IV. 1 Rancangan Analisa Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi Populasi dan Demografi Pasien

Dari data 201 pasien yang mengonsumsi insulin, 115 pasien telah memiliki data laboratorium lengkap dan telah melakukan pemeriksaan sebanyak 3x, 4x, dan 8x. Hasil penelitian pada Tabel V.1 menunjukkan bahwa prevalensi penderita DMT2 tertinggi terjadi pada kelompok umur 55-64 tahun, yaitu sebesar 41,3% pada tahun 2016 dan 46,4% pada tahun 2017. Sedangkan jumlah kasus terendah terdapat pada kelompok umur. dari 15-24 tahun. pada anak usia satu tahun yaitu pada tahun 2016 dan 2017 masing-masing sebesar 1,0% dan 0%.

Untuk variabel gender, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada tahun 2016 dan 2017, yaitu sebesar 60,6% pada tahun 2016 dan 54,6% pada tahun 2017. Terkait dengan tingkat pendidikan pasien, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan SMA lebih tinggi dibandingkan tingkat diploma. yaitu 100% pasien pada tahun 2016 dan 99% pada tahun 2017. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan sulitnya menerima informasi tentang diabetes.

Dilihat dari status pekerjaan pada penelitian ini, penderita DMT2 terbanyak adalah ibu rumah tangga, masing-masing sebesar 60,6% pada tahun 2016 dan 55,7% pada tahun 2017. Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah, penyakit diabetes melitus erat kaitannya dengan gaya hidup dan gizi.

Tabel V. 1 Demografi Pasien Pasien DMT2
Tabel V. 1 Demografi Pasien Pasien DMT2

Evaluasi Profil Pasien

Hal ini dikarenakan pasien tidak menjalani pemeriksaan laboratorium dan tidak ditemukan data laboratorium pada rekam medis. Hasil yang diperoleh pada penelitian dengan nilai laboratorium buruk ini lebih sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asnanik yang menetapkan bahwa pemeriksaan laboratorium gula darah termasuk dalam kategori buruk, puasa lebih banyak jumlahnya. Pengaturan gula darah harian dan evaluasi apakah pengobatan telah mencapai tujuan secara komprehensif sangat diperlukan. Cek gula darah kapan saja, serta gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan bisa menjadi pilihan cepat untuk mengetahui kadar gula darah saat ini.

Namun tes HbA1c merupakan pilihan tes gula darah yang lebih akurat dibandingkan 2 tes di atas. HbA1c merupakan tes yang sangat akurat dibandingkan tes gula darah lainnya karena sel darah merah dan hemoglobin A1c hidup 8-12 minggu di dalam tubuh. Jadi, kontrol HbA1c merupakan indikator gula darah jangka panjang yang baik pada pasien dalam menilai kadar gula darah dibandingkan dengan kontrol gula darah saat, gula darah puasa atau gula darah 2 jam postprandial.

American Diabetes Association merekomendasikan seseorang penderita diabetes yang berada pada target atau memiliki kadar gula darah stabil sebaiknya memeriksakan HbA1cnya dua kali dalam setahun. Nilai HbA1c dikategorikan sedang jika nilainya bervariasi antara 6,5-8 pada pasien ≤ 60 tahun dan 8-9,5 pada pasien berusia lebih dari 60 tahun.

Tabel V. 2 Jumlah Kunjungan Pasien DMT2
Tabel V. 2 Jumlah Kunjungan Pasien DMT2

Evaluasi Pengobatan

Berdasarkan Tabel V.6 terlihat penggunaan insulin per kelompok periode Januari 2016-Desember 2017 sebagai berikut, kelompok analog mempunyai penggunaan terbesar sebesar 44,6% dibandingkan dengan penggunaan insulin manusia analog+manusia , analog+ADO dan human+ ADO dari total 738 kunjungan. Kasia J Lipska dari Yale School of Medicine dengan penelitian tentang penggunaan insulin pada pasien T2DM dan manfaatnya, yang diterbitkan dalam The Journal of The American Medical Association, menemukan bahwa penggunaan insulin analog telah meningkat dari 18,9% pada tahun 2000 menjadi 91,5%. pada tahun 2010, sedangkan penggunaan insulin manusia secara bersamaan turun dari 96,4% menjadi 14,8%. Peningkatan penggunaan insulin analog yang sangat signifikan ini bukan terjadi karena kebutuhan pasien, namun semata-mata karena strategi penjualan (33).

Untuk merangsang produksi insulin fase pertama, insulin kerja pendek akan digunakan secara lebih luas untuk mengurangi risiko hipoglikemia postprandial (34). Berdasarkan Tabel V.9 diperoleh hasil penggunaan obat DM dan non DM periode Januari 2016-Desember 2017 pada pasien DMT2 di RSUD Pasar Rebo dengan persentase penggunaan obat DM tertinggi masing-masing sebesar 53,3%. . Jika melihat proporsi pada Tabel V.9 terlihat bahwa penggunaan obat DM hampir sama jika dibandingkan dengan obat non DM.

Penggunaan obat non DM pada pasien T2DM yang disertai penyakit penyerta dapat dilihat pada Tabel V.10. Dari tabel tersebut, penggunaan obat non DM terbesar adalah amlodipine yaitu sebesar 8%, hal ini sesuai dengan penyakit penyerta yang paling umum yaitu hipertensi.

Tabel V. 6 Penggunaan Insulin Berdasarkan Golongan
Tabel V. 6 Penggunaan Insulin Berdasarkan Golongan

Evaluasi Biaya Pengobatan

Berdasarkan hasil uji normalitas terlihat bahwa P-value biaya pengobatan 30 hari setiap kelompok jenis insulin bernilai 0,000 yang berarti data tidak berdistribusi normal dengan signifikansi 5%. . tingkat. Jadi uji statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan biaya berdasarkan jenis insulin menggunakan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis. H0: Tidak ada perbedaan biaya antara kelima jenis insulin. H1: Terdapat perbedaan biaya antara kelima jenis insulin.

H0: Tidak ada perbedaan harga antara beberapa jenis insulin H1: Ada perbedaan harga antara beberapa jenis insulin. Berdasarkan tabel diatas terlihat rata-rata harga insulin yang paling murah adalah insulin human+ADO yaitu Rp588.541.-. Dalam uji statistik sebelumnya, ditemukan bahwa harga insulin jenis ini tidak berbeda nyata dengan harga insulin manusia.

H0 : Tidak terdapat perbedaan kategori PDB berdasarkan tipe insulin H1 : Terdapat perbedaan kategori PDB berdasarkan tipe insulin 2. H0 : Tidak terdapat perbedaan kategori GDPP berdasarkan tipe insulin H1 : Terdapat perbedaan kategori GDPP berdasarkan tipe insulin 3. H0 : Tidak terdapat perbedaan kategori HBA1C berdasarkan tipe insulin H1 : Terdapat perbedaan kategori HBA1C berdasarkan tipe insulin. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, hipotesis nol akan ditolak jika p. -nilainya <0,05.

Penggunaan kelima jenis insulin tersebut tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap outcome klinis pada nilai GDP, GDPP maupun HBA1C.

Tabel V. 11 Biaya Pengobatan 30 Hari Bulan Januari 2016 – Desember 2017
Tabel V. 11 Biaya Pengobatan 30 Hari Bulan Januari 2016 – Desember 2017

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan durasi kerja insulin, insulin long-acting pada tahun 2016 digunakan lebih luas masing-masing sebesar 39,5%, sedangkan insulin short-acting pada tahun 2017 digunakan lebih luas yaitu masing-masing 55,8%.

Saran

Risk factors for nocturnal hypoglycemia in insulin-treated patients with type 2 diabetes: a secondary analysis of observational data derived from an integrated clinical research database. Medical management of hyperglycemia in type II diabetes: a consensus algorithm for initiating and adjusting therapy. Combination therapy metformin and acarbose for diabetes mellitus tip 2 The effect of combination therapy.

Penelitian membandingkan inisiasi insulin glargine sekali sehari dengan insulin detemir dua kali sehari pada pasien diabetes tipe 2. Prevalensi dan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di perkotaan Indonesia (Analisis Data Sekunder RISKESDAS 2007). Untuk mengevaluasi profil pengobatan, biaya dan luaran klinis sebelum dan sesudah JKN pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Angkatan Laut Cilandak Jakarta. Jakarta: Program Magister Farmasi Universitas Pancasila; 2016.

Evaluasi profil pengobatan dan biaya, outcome klinis sebelum dan sesudah JKN dan HROQOL pada pasien diabetes tipe 2 di RSUD Tarakan Jakarta. Perbedaan ketersediaan obat untuk kondisi kronis dan akut di sektor publik dan swasta di negara berkembang.

Gambar

Gambar II. 1 Organ yang berperan dalam patogenesis hiperglikemia pada  DM tipe 2
Gambar II. 2 Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia
Tabel II. 6 Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu   Kerja (Time Course Of Action)
Tabel II. 8 Ketangka teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dan Persentase Sasaran Konseling Aktif Pasien UPIPI Berdasarkan Jenis Kelamin ... Jumlah dan Persentase Sasaran Konseling Aktif Pasien UPIPI Berdasarkan

Hasil menunjukkan jumlah persentase pasien berdasarkan karakteristik jenis kelamin perempuan 70% dan laki-laki 21%, Jumlah persentase karakteristik umur pasien

Screening Pada Pasien Responden Persentase 1 Ya 7 100% 2 Tidak 0 0% Jumlah 7 100% Berdasarkan tabel 7 diatas, diketahui dari jumlah 7 sampel petugas rekam medis yang menjadi

Rumus untuk menghitung persentase keidealan adalah sebagai berikut : = Keterangan : P = Persentase ideal S = Jumlah komponen hasil penelitian N = Jumlah skor maksimum

No Keterangan Persentase Jumlah 7 Besarnya pengaruh kualitas produk X3 terhadap keputusan menabung Y melalui brand image X4 secara tidak langsung 1,4 8 Total pengaruh

Keterangan : D = Indeks dominansi Simpson ni = jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis komposisi

Jika di lihat dari data dan keterangan diatas maka dapat dikatakan bahwa persentase jumlah tenaga pendidik tetap berdasarkan usia dan jenis kelamin adalah 2 : 1 dengan jumlah 77: 37,

Tabel Pola Penggunaan Obat Pada Subjek Penelitian Golongan Obat Jumlah Pasien yang Menggunakan Kontrol Uji 1,2,3,4,5,8,10 9 7 1,2,3,4,6,8,10 7 4 1,2,3,4,5,6,8,10 3 3 Keterangan: