• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pola Peresepan Obat Anti Diabetes Oral Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Sukorame Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Pola Peresepan Obat Anti Diabetes Oral Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Sukorame Kediri"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pola Peresepan Obat Anti Diabetes Oral Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Sukorame Kediri

Nur Fahma Laili , Neni Probosiwi

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur

Email: nurfahmalaili@unik.ac.id

ABSTRAK

menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian, Diabetes mellitus ditandai dengan peningkatan kadar gula darah melebihi batas normal (hiperglikemi). Kondisi hiperglikemi pada pasien diabetes mellitus berkaitan dengan penurunan kualitas hidup dan terjadinya berbagai komplikasi, termasuk kematian. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan obat anti diabetes secara tepat, teratur bahkan seumur hidul untuk mengontrol kadar gula darah perlu dipantau agar tidak terjadi kondisi hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan , persentase, obat amti diabetes oral paling banyak digunakan antidiabetes oral pada Resep rawat jalan di Puskesmas Sukorame kota kediri. Hasil menunjukkan jumlah persentase pasien berdasarkan karakteristik jenis kelamin perempuan 70% dan laki-laki 21%, Jumlah persentase karakteristik umur pasien terbanyak kasus DM di Puskesmas sukorame adalah pada umur 50-50 tahun 39%, persentase distribusi jenis kasus penyakit DM terbanyak pada kasus DM dengan penyakit penyerta 32%, Penyakit komplikasi dari pasien DM di Puskesmas Sukorame yaitu pada penyakit Hipertensi 56%, Pola peresepan di puskesmas sukorame jumlah yaitu item obat target 53% dan obat non target 47%. Pola peresepan obat tunggal dan kombinasi yaitu terbanyak pada jumlah peresepan obat kombinasi 79%.

(2)

Pendahuluan

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis yang menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian, (Riskesdas, 2013). Diabetes mellitus ditandai dengan peningkatan kadar gula darah melebihi batas normal (hiperglikemi).

Kondisi hiperglikemi pada pasien diabetes mellitus berkaitan dengan penurunan kualitas hidup dan terjadinya berbagai komplikasi, termasuk kematian. Telah dibuktikan pada penelitian bahwa pada umumnya penderita diabetes mellitus memiliki kualitas hidup lebih rendah dari bukan penderita diabetes mellitus dan memiliki risiko kematian lebih tinggi (Kiadaliri et al., 2013).

Satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan. Akan tetapi, World Health

Organization (WHO) memperkirakan

terdapat sekitar 50% dari seluruh penggunaan obat tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan penjualannya. Sekitar 50% lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien (WHO, 2002). Kadar gula yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi seperti mengakibatkan kegagalan fungsi pada organ mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah, penyakit mental, bahkan kematian. Salah satu upaya menghindari terjadinya komplikasi dibutuhkan

pengetahuan dan kepatuhan dalam penggunaan obat sehingga terjadinya keberhasilan dalam terapi pengobatan diabetes mellitus (Lathifah, 2017). menunjukkan bahwa pasien diabetes mellitus mempunyai resiko 3 kali lebih banyak mengalami depresi dan 10 kali resiko menderita penyakit jantung koroner dibanding penyakit lain (Donsu et al., 2014).

Kota Kediri merupakan salah satu Kota di Jawa Timur yang dengan populasi cukup padat yang memiliki 9 Puskesmas. Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk mengetahui Pola Peresepan Obat Oral Antidiabtes pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Sukorame Kota Kediri. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode observasi dengan teknik penggumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dari resep rawat jalan Mei-September tahun 2018. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Resep rawat jalan di Puskesmas Sukorame, Resep rawat jalan yang masuk depo obat BPJS, Resep rawat jalan di periode bulan periode penelitian sampai September 2018, Resep antidiabetes oral tunggal maupun kombinasi. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah resep rawat jalan di Puskesmas periode periode Mei sampai

(3)

September 2019 yang masuk di depo obat umum

Hasil Penelitian

Gambar 1. Perbandingan jumlah obat target dan non target di Puskesmas Sukorame

Obat DM yang di resepkan di Puskesmas Sukorame yaitu glibenklamid 5mg, glimepirid 1 mg, metformin 500 mg. Obat non target adalah bukan obat DM yang diresepkan termasuk vitamin dan penambah darah. Perbandingan jumlah item obat target, obat non target.

Hasil menunjukkan persentase obat target dengan persentase 53% dan obat non target menunjukkan persentase 47% pada jumlah pasien 110 orang.

Gambar 2. Peresepan Obat Tunggal dan Kombinasi pasien DM di Puskesmas Sukorame

Tujuan kombinasi obat DM adalah agar efek obat lebih optimal dalam mengontrol glukosa darah. Golongan antidiabetika oral yang paling banyak dikombinasikan adalah golongan sulfonilurea dengan obat antidiabetes kelompok lain karena efek kombinasi bisa memperbaiki dan menambah kerja insulin. kombinasi sulfonilurea dengan metformin dapat meningkatkan kerja lebih baik daripada digunakan secara terpisah Tandra (2007).

Dosis dilihat dari kekuatan obatnya, durasi pemakaian, dan frekuensi pemakaian obat DM. Obat DM yang diresepkan di puskesmas sukorame ada 3 macam beresta dosisnya yaitu glibenklamid 5mg, glimepirid 1mg, dan metformin 500 mg. Jumlah Obat yang banyak diresepkan yaitu glibenklamid 5 mg dan metformin 500 mg. Penggunaan obat glibenklamid 5mg sebanyak 99 kasus, glimepirid 1 mg tidak ada, dan metformin 500mg sebanyak 90 kasus.

Pemakaian obat dimulai dari dosis kecil dan kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai respon kadar glukosa dara, selanjutnya dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal. Dosis maksimum perhari untuk glibenlamid adalah 20 mg, glimepirid maksimum 8mg perhari dan metformin maksimum 3000mg perhari. Dosis minimal perhari glibenklamid adalah

(4)

2,5mg, glimepirid minimal 0,5mg dan metformin 250 mg (Mardoyo, 2009). Tabel 1. Perbandingan rata-rata antidiabetika oral dalam jumlah unit di Puskesmas Sukorame

Nama obat Mean

∑ Unit Obat pada Tiap Pasien Metformin 500mg 12,6

Glibenklamid 5mg 8,5

Glimepirid 1mg 0,0

Rata-rata dosis pemakaian per hari yang diresepkan pada tiap pasien dapat dilihat di tabel. Tabel menunjukkan rata-rata dosis perhari pasien terbanyak pada pemakaian metformin 500mg.

Tabel 2. Perbandingan dosis rata-rata per hari andiabetika oraldi Puskesmas Sukorame

NamaObat Mean Dosis per hari pada Tiap Pasien

Glibenklamid 5mg 6,2

Metformin 500mg 1016,7

Glimepirid 1mg 0

Jumlah frekuensi pemakaian rata-rata perhari pasien dapat dilihat pada tabel menunjukkan pada obat glibenklamid 5mg, metformin 500mg menunjukkan pemakaian obat dan pada glimepirid 1mg tidak menunjukkan pemakaian freukensi penggunaan obat. Berdasarkan Standart Panduan Pengobatan Puskesmas (2009). Frekuensi dosis perhari glibenklamid 2-3 kali, metformin 2-3 kali perhari, dan glimepirid 1kali perhari. Pada penelitian ini penggunaan glibenklamid dan metformin sudah sesuai, namum hanya glimepirid yang tidak menunjukkan freukensi pemakaian pengaruh stok obat yang tersedia di puskesmas.

Kesimpulan

1. Pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki, terbanyak pada kelompok umur 50–59 tahun, jenis kasus yang paling banyak terjadi adalah DM dengan penyakit penyerta 32,7% penyakit komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi 67,4% dan penyakit penyerta yang paling banyak terjadi adalah osteoarthritis 25,0%

2. Profil obat menurut golongan obat yang terbanyak adalah antidiabetes 100% kemudian golongan neuro-muskular 41,6%

3. Pola peresepan obat DM adalah: a. Pola peresepan di puskesmas

sukorame jumlah yaitu item obat target 53% dan obat non target 47%

b. Pola peresepan obat tunggal dan kombinasi yaitu terbanyak pada jumlah peresepan obat kombinasi 79%

Daftar Pustaka

Kimin, A., 2009, Peresepan Tidak

Rasional,

Mardoyo, T., 2009, Panduan Pengobatan di Puskesmas Kota Yogyakarta, 121-125, Dinas Kesehatan, Yogayakarta

Prityono, Y., 2010, Masih Dipersulit,

Layanan Gakin Perlu Dievaluasi,

Sukandar, E.Y, 2008, ISO Farmakoterapi, 26–36, PT.ISFI,

(5)

Sutedjo, A.Y., 2008, Mengenal Obat –

Obatan Secara Mudah dan

Aplikasinya dalam Perawatan,

9-10, Amara Books, Yogyakarta

Tandra, H., 2007, Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan Mudah, Segala Sesuatu yang

Harus Anda Ketahui tentang Diabetes, 25-28, 61-113, 204-216, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tara, E., 2003, Anda Perlu Tahu

Diabetes, 11-15, Intimedia dan

Ladang Pustaka, Jakarta

Tjay, T.H., dan Rahardja,K., 2007,

Obat-Obat Penting,

Khasiat,Penggunaan,dan Efek – Efek Sampingnya, Edisi VI, 738-741, Elex Media Komputindo, Jakarta

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus in

DiPiro, J.T. Talbert, R.L., Yee,

G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds),

Pharmacotherapy: A

Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 1333-1352, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York.

Wibowo, D., 2009, Pola Peresepan Obat Nyeri Punggung Bawah Pada

Pasien Rawat

JalandiPoliklinikSarafRSUDSrage n Tahun2006.

Gambar

Gambar  1.  Perbandingan  jumlah  obat  target  dan non target di Puskesmas Sukorame

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu, umur petugas berkisar antara 21 sampai 51 tahun, jenis kelamin 7 laki-laki dan 1 perempuan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata-rata jumlah obat per lembar resep untuk pasien rawat jalan adalah 2,59, persentase peresepan obat dengan nama generik untuk pasien

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Karakteristik responden yang ikut dalam kelompok swabantu palaing banyak berjenis kelamin perempuan, rerata umur 60,5 tahun,

Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 diketahui bahwa jenis kelamin pasien yang menggunakan terapi obat kortikosteroid di Puskesmas Kluwut pada periode Januari-Juni 2020

Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan,

Hasil penelitian menunjukkan umur responden sebagian besar 25-36 tahun sebanyak 42 responden (54,7%), jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 67 responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase % Nilai Rerata Kolesterol Laki-laki 6 20 222,5 Wanita 24 80 226,5 Total 30 100,00 449 Berdasarkan tabel 4.1.4 dari tabel diatas dapat

Karakteristik pasien COVID-19 derajat sedang – berat didominasi oleh pasien dewasa dengan jenis kelamin laki-laki, memiliki komorbid 98%, gejala klinis yang dialami semua pasien