• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Repository Widya Kartika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Repository Widya Kartika"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Editor : Wyke Kusmasari Tb. Ai Munandar

Penyunting Naskah : Drs. Suryaman., MM

Dr. Iksal., MT H. Abdul Malik., M.Si Denny Kurnia, SE., MM H. M. Kamil Husain, Lc., M.SI

Suherman, M. Kom Drs. Abdul Malik., M.Si Ing. Farid Wajdi, M.Eng

Desain Sampul dan Tata Letak : Ardiansyah

Penerbit

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Serang Raya

Email:

[email protected]; [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari pengarang atau penerbit

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur Kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayan dan inayah Nya sehingga kegiatan Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 dapat terselenggara. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan diantaranya : 1) Ruang sharing pengetahuan dengan lintas keilmuan antar dosen Universitas Serang Raya dengan para dosen, peneliti, pakar dan praktisi dari berbagai bidang dan institusi; 2) Ajang untuk bertukar pengalaman dan menjalin relasi yang lebih baik diantara sesama dosen, peneliti, pakar dan praktisi; 3) media ruang bagi dosen dan mahasiswa Univeritas Serang Raya untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya di tingkat nasional; 4) Ajang untuk bertemu dan berdiskusi secara ilmiah antar peneliti, praktisi, pakar dan dosen se-Indonesia melalui sharing hasil penelitiannya, dan 5) Menjadi ajang tahunan yang selalu menghadirkan topik-topik riset terapan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh stake holder.

Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan SENASSET 2015. Pada kegiatan Call for Papers ini, panitia menerima 61 makalah yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swatsa. Hasil reviewe makalah kemudian dipublikasikan dengan bidang sebagai berikut :

• Bidang Teknologi dan Informasi

• Bidang Teknik dan Sains

• Bidang Ilmu Sosial dan Politik

• Bidang Manajemen dan Akuntansi

Tema kegiatan SENASSET 2015 ini mengusung tema “Model Smart City Dalam Mendukung Pembangunan Nasional” yang diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa ide dan pemikiran terkait proses penerapan Smart City bagi pemerintahan melalui hasi-hasil penelitian yang dilakukan akademisi maupun praktisi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Informatika (YPI), Rektor Universitas Serang Raya, Tim Reviewer, Panitia SENASSET 2015, Pemakalah, Sponsor dan semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi mensukseskan kegiatan ini.

Permohonan maaf Kami sampaikan kepada semua pihak sekiranya selama proses penyelenggaraan kegiatan SENASSET 2015 ini terdapat kekurangan dan kesalahan.

Akhir kata, selamat Berseminar dan berbagi pengetahuan melalui hasil penelitian.

Serang, 12 Desember 2015

Ketua SENASSET 2015

Tb. Ai Munandar, S.Kom., MT

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iii BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

 Perangkat Lunak Implementasi Fuzzy Mamdani Untuk Seleksi Siswa Baru -

Agus Nursikuwagus & Agis Baswara ... 1

 Implementasi Data Warehouse Pada Perguruan Tinggi (Studi Kasus di STMIK

Raharja Kota Tangerang) - Arief Herdiansah, Nora Fitriawati & Farhamzah ... 9

 Model Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Beasiswa: Studi Kasus Pada Fakultas Informatika Dan Komputer Universitas Mathla’ul Anwar Banten - Ayu

Mira Yunita ... 16

 Aplikasi Mobile Wisko Banten Menggunakan Teknologi GPS Navigation -

Daru Anugerah Setiawan & Harsiti ... 21

 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Pada Universitas Serang Raya Dengan Menggunakan Metode Electre - Endah

Kurniawati & Harsiti... 26

 Pemanfaatan Bussiness Intelegent Untuk Menganalisis Menu Favorit Dalam Meningkatkan Omset Pada Restoran Payo - Euis Nurninawati, Luthfia Fauzia

Dewi Aryanti & Syarif Hidayatullah ... 32

 Penggunaan Mobile/ Smart Tablet Pada Aktivitas Akademis Bimbingan Skripsi

Di Universitas Serang Raya - Eva Safaah & Yani Sugiyani ... 38

 Sistem Informasi Geografis Pencarian Lokasi Kuliner Berbasis Web Di Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten - Helen Pratiwi & Harsiti ... 45

 Digitalisasi Permainan Tradisional Indonesia Menggunakan Sensor Kinect -

Heri Purwanto & Firmansyah Hasballah ... 51

 Pengembangan Sistem Informasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Berbasis Musrenbang Dan Usulan Masyarakat (Studi Kasus : Bappeda Kabupaten

Bekasi) - Heri Purwanto & Dika Haris Abdurahman ... 57

 Pengembangan Model Aplikasi Administrasi Pelayanan Kesehatan Di

Puskemas Dengan Cloud Computing Berbasiskan Open Source – Honni ... 63

 Implementasi Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto Untuk Menentukan Rumus Penerimaan Waste Paper Local - Haris Triono Sigit, Iqbal Fernando &

Teja Laksana Putra ... 69

(5)

 Kapasitas Dan Kompleksitas Penyisipan Data Dengan Kompresi Lzw Dan

Enkripsi RSA - Gelar Budiman, Ledya Novamizanti & Iwan Iwut Tritoasmoro ... 79

 Perancangan Sistem Kendali Suhu Dan Karbon Dioksida Pada Closed House

Broiler Berbasis PID - Muhtar ... 85

 Pemanfaatan ICT Oleh Guru Melalui Pembelajaran Matematika Berbantuan Microsoft Mathematics Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 -

Rina Oktaviyanthi, Yani Supriani & Ria Noviana Agus ... 92

 Pemanfaatan Electronic Document Pada Akreditasi Program Studi

Menggunakan Metode An End-To-End Solution - Yani Sugiyani & Eva Safaah .. 98

 Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Asisten Laboratorium Komputer Menggunakan Metode Electre Pada Universitas Serang Raya - Rinny Lestari &

Harsiti ... 103

 Digital Dashboard E-Bussiness Pengadaan Material Fabrikasi Pada PT Dharma

Eka - Saryani, Arief Herdiansah & Muhammad Yusup Jaya Saputra ... 109

 Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Dengan Metode Certainty Factor -

Sumiati, Ari Prasetyo & Rohmawati ... 115

 Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan PT. Sigma Mitra Sejati Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani - Ahmad Ra’sul Fikri, Sumiati & Marlia

Purnamasari ... 120

 Aplikasi Pelayanan Kesehatan Online Pada Klinik Alinda Husada Berbasis Web

- Yudhistira Bahtiar & Susilawati ... 125

 Segmentasi Citra Dengan Variasi RGB Dan Algoritma Perceptron - Teady

Matius Surya Mulyana... 132

 Penerapan Algoritma Prim Dalam Menentukan Jalur Angkutan Kota Serang -

Usep Sholahudin & Wahyuddin ... 141

 Penggunaan Single Sign On Untuk Login User Ke Beberapa Aplikasi - Dina

Fitria Murad, Jayanti & Criswina ... 145

 Disain Aplikasi e-recruitment di Pt. Bina Cipta Abadi - Silvia Ayunda Murad,

Edy Bill Stephen & Manson Wahid Akbar ... 151

 Rancang Bangun Sistem Pengendali Suhu Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler (Studi Kasus:PT.Eka Paper Tube Asri) – Iksal,

Rudianto & Nandan Darussalam ... 158

 Prototipe Pesan Rahasia Menggunakan Metode LSB Pada Steganografi -

Agung Triayudi & Saefudin ... 167

 The Application Of Multimedia-Based Presentation In Improving Students’

Speaking Skill - Imam Fauzi ... 172

(6)

 Implementasi E-Registrasi Siswa Pada SMK Excellent 1 - Saryani, Herva

Emilda Sari & Siti Maesaroh ... 180

 Pemanfaatan Information Communication Technology (Internet) Dalam

Pengajaran Bahasa Inggris - Eva Fachriyah & Ratu Dea Mada ... 185

 Pengembangan Model Tahapan Digital Forensic Untuk Mendukung Serang

Sebagai Kota Bebas Cybercrime - Vidila Rosalina & Dadang Herli ... 195

 Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penggajian Di SMK BAM - Meta Amalya Dewi, Lestarini Putri & Rifqi

Attaqi ... 201

 Aplikasi Dashboard Pembukuan Produksi Nasabah Sebagai Pengukur Capaian Target (Studi Kasus : AJB Bumiputera 1912) - Meta Amalya Dewi, Feny Nur

Anggraeni & Siti Durotul Muawanna ... 208

BIDANG TEKNIK DAN SAINS

 Pemanfaatan Air Tua Sebagai Penggumpal Tahu Untuk Mewujudkan Teknologi Bersih Pada Proses Pembuatan Tahu Di Desa Kaliboto-Lumajang - Tri Widjaja,

Budi Setiawan, Danawati Hari Prajitno & Toto Iswanto ... 214

 Kajian Potensi Daur Ulang Sampah Plastik Di Kota Pontianak Kalimantan

Barat - Laili Fitria & Mutiara Rizki Khatulistiwa ... 221

 Rancang Bangun Turbin Angin Pembangkit Energi Baru Terbarukan Oleh UPT-

LAGG BPPT - Subagyo & Gunawan Widjiatmoko ... 228

 Glokalisasi: Proses Kreatif Berbasis Budaya Lokal Yang Berpotensi Global

(Studi Kasus Desain Mebel) - Filipus Priyo Suprobo & Adi Santosa ... 234

 Membran Nanofiltrasi PSF-TFC (Polysulfone-Thin Film Composite) Untuk Penyingkiran Zat Warna Limbah Tekstil - Andrew Sutedja, Dave Mangindaan,

Gabriel Febrianto, Doni Karisma, & Claresta A. Josephine ... 241

 Laboratorium Aerogasdinamika Dan Getaran Dalam Mendukung Terwujudnya

Smart Building Sebagai Komponen Smart City Di Indonesia – Subagyo ... 247

 Penyingkiran Zat Warna Dari Air Limbah Tekstil Menggunakan Membran Nanofiltrasi Polyetherimide - Gabriel Febrianto, Doni Karisma, Claresta A.

Josephine, Andrew Sutedja & Dave Mangindaan ... 256

 Identifikasi Kadar Debu Dan Pengaruh Terhadap Keluhan Subyektif Pernapasan

Karyawan Silo PLTU - Deis Fitria, Yayan Harry Yadi & Lovely Lady ... 260

 Penerapan Total Productive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Di PT PLN Sektor Pembangkitan Cilegon -

Heru Winarno & Septian Setiaji ... 265

(7)

 Model Atap Rumah Sebagai Kolektor Pelat Datar Energi Surya Untuk Daerah

Jalur Khatulistiwa - Yazmendra Rosa, Rino Sukma, Dian Wahyu & Eka Sunitra . 272

 Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko K3 Pada Tindakan Perawatan &

Perbaikan Menggunakan Metode Hirarc (Hazard Identification And Risk

Assesment Risk Control) Pada PT. X - Supriyadi, Ahmad Nalhadi, Abu Rizaal ... 281

BIDANG EKONOMI

 Pengaruh Kepercayaan, Program Periklanan Dan Pemasaran Online Dengan Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian Pada OLX.Co.Id - Mujiyana,

Mujiyani & Ahmad Novel ... 287

 Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Aktiva Pajak Tangguhan, Akrual, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia - Suci Iryanti,

Anggita Citra Pertiwi, Iman Fachrurozi & Nawang Kalbuana ... 292

 Pengaruh Komisaris Independen, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan Auditor Di Indonesia - Dian Andriani, Deny Puspita, Yuli Handayani

& Ema Pratiwi ... 299

 Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Beban Pajak Tangguhan, Dan Tingkat Pajak Efektif Terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia - Nunung Haryani Agustin

& Nawang Kalbuana ... 307

 Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Perawat Rumah Sakit Di Jakarta - Velda Ruth Ruminar Manik ... 315

 Pengaruh Modal Kerja, Profitabilitas Dan Agunan Terhadap Pemberian Kredit Pada Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) Curug - Gina Syihabul Millah,

Nawang Kalbuana & Yohana ... 323

 Memahami Calon Pelanggan Jasa Pendidikan Tinggi Untuk Merancang Strategi

Pemasaran Yang Efektif - Muhammad Johan Widikusyanto ... 331

BIDANG ILMU SOSIAL

 Kampung Cerdas (Smart Kampong): Strategi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Dalam Meningkatkan Layanan Publik Dan Memajukan

Perekonomian Masyarakat - Puji Wahono ... 337

 Pemanfaatan Informasi Akuntansi Untuk Pengambilan Keputusan Bisnis Bagi

Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah - Zarah Puspitaningtyas ... 345

 Manajemen Strategis Smart City - Djoko Poernomo ... 350

 Sistem Desentralisasi Dan Penerapan Konsep Smart City Dalam Meningkatkan Tingkat Competitivness Dan Kemudahan Berbisnis Daerah Perkotaan Di

Indonesia : Sebagai Kajian Pendahuluan - Delly Maulana & Ardiansyah ... 356

(8)

 Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan Patuk “Oyo Wening

Santosa” - Rini Dorojati, Nuraini Dwi Astuti & Hartono ... 361

BIDANG LAIN-LAIN

 Pelatihan Mahasiswa UNSERA Dalam Pengolahan Data Menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) - Yani Supriani & Rina

Oktaviyanthi... 366

 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Statistika Sosial Menggunakan SPSS - Yani

Supriani & Harsiti ... 369

 Perancangan Sistem Informasi Perhitungan Honor Guru Berbasis Web Pada Sma Islamic Centre Kota Tangerang - Rosdiana, Ganis Dwi Prasetyo & Metta

Nurfitriani ... 371

(9)

GLOKALISASI: PROSES KREATIF BERBASIS BUDAYA LOKAL YANG BERPOTENSI GLOBAL

(STUDI KASUS DESAIN MEBEL)

Filipus Priyo Suprobo1, Adi Santosa2

1) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Widya Kartika Jalan Sutorejo Prima Utara II/ no. 1, Surabaya, Jawa Timur 60113

2) Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto 121-131, Surabaya, Jawa Timur 60236

E-mail: [email protected]1), [email protected]2)

ABSTRAKS

Potensi industri kreatif sangatlah besar, terutama ditentukan oleh sumber daya ide yang terus berkelanjutan.

Budaya lokal yang meliputi material alam, sosial masyarakatnya, hasil produksi lokal, tradisi budaya, dan lingkungan alamnya adalah sumber-sumber ide yang selalu ada dan berkelanjutan untuk menjadi “Smart Resources” dalam menghasilkan “Smart Products” melalui “Smart Ways”. Kurangnya riset mendalam yang memberikan gambaran yang mudah bagi pelaku industri kreatif untuk berproses kreatif mendorong diperlukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model dasar pengetahuan bagi pengembangan produk, terutama mebel modern berbasis budaya lokal untuk potensi pasar global. Dan untuk mencapainya digunakan pendekatan design thinking sebagai “Smart Ways” dengan kegiatan utama melakukan proses eksplorasi pengembangan produk mebel berbasis budaya lokal dalam konteks sesungguhnya, yang kemudian diperbandingkan dengan pemodelan teori sebelumnya dari hasil kajian literatur.

Hasil riset adalah bangunan model yang direkomendasikan sebagai “Smart Ways” dalam bentuk tahapan langkah yang terdiri atas identifikasi, ekstraksi sumber budaya lokal, penggalian pengalaman empiris, pembuatan konsep semiotika dan menetapkan batasan desain.

Kata Kunci: Desain, Budaya, Lokal, Global, Design Thinking

1. PENDAHULUAN

Industri mebel adalah pergerakan usaha diantara dua bidang besar, yakni apabila dari sudut pandang bahan baku kayu, termasuk dalam industri berbasis agro dan apabila dari segi pengembangan produknya, termasuk dalam industri berbasis kreatif.

Atas dasar basis kreatifitas ini, permebelan Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang cukup besar karena keberagaman sosio-kultural bangsa ini dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Percepatan pertumbuhan industri mebel dan produktivitasnya haruslah diimbangi dengan pengembangan produk yang mengerti atas kebutuhan pasar modern saat ini.

Salah satu bahan baku dalam suatu sistem pengembangan produk adalah ide atau inspirasi. Hal warisan budaya lokal bangsa sebagai sumber inspirasi bukanlah suatu eutopia yang sulit diwujudkan. Hal tersebut justeru sangat dimungkinkan dengan banyaknya artifak baru dan modern yang terinspirasi oleh sosio-kultural tradisional suatu bangsa.

Di industri kreatif perangkat lunak dikenal Ubuntu sebagai Operating System yang semangatnya terinspirasi oleh semangat hidup kebersamaan suku-suku lokal di Afrika Selatan dan saat ini menjadi merk internasional di dunia open source (perangkat lunak terbuka). Semangat lokal untuk pasar global inilah yang harus mulai disadarkan kepada bangsa ini sebagai modal kreatif

yang tidak akan pernah habis dieksplorasi. Dan mengapa tidak, hal tersebut diberlakukan pada pengembangan mebel di Indonesia?

Budaya lokal adalah budaya asli daerah yang menawarkan fitur-fitur budaya atau cara hidup yang berpotensi menjadi inspirasi desain (Setiawan, 2011). Beberapa penelitian yang lain juga mengungkapkan bahwa budaya lokal mengandung tingkatan (level) dan lapisan (layer) yang bersifat konkret atau denotatif sampai mengarah ke pemaknaan konotatif (Lin, R., Sun, MX., Chang, YP., Chan, YC., Hsieh, YC., & Huang, YC., 2007;

Lin R., 2009; Moalosi, R., Popovic, V., Hickling- Hudson, AR., 2007; 2010). Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat dengan fitur-fiturnya dapat bersumber dari mulai alam, artifak produksi, masyarakat dan cara hidupnya, maupun faktor situs/lanskap asal daerahnya (Hsiao SW., Kuo PH., Wang MF., 2011).

Budaya dalam penelitian Lin, R. et al (2009) dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) lapis, yang meliputi (1) Physical atau material culture, termasuk makanan, garmen, transportasi dan obyek terkait lainnya, (2) Social atau behavioral culture, termasuk hubungan manusia dan organisasi sosial lainnya, (3) Spiritual atau ideal culture, termasuk seni dan keyakinan. Tiga lapis budaya ini dapat disesuaikan dan dipetakan dengan level budaya maupun fitur desain yang dikembangkan menurut pendekatan

(10)

Norman (2004) menjadi teridentifikasi sebagai berikut: (1) the inner level – Reflective Design yang berisikan konten khusus seperti cerita/hikayat, emosi dan fitur pemaknaan budaya lainnya, (2) the mid level – Behavioral Design yang berisikan fungsi,

cara penggunaan, usabilitas, keamanan dan (3) the outer level – Visceral Design yang bersentuhan dengan konteks warna, tekstur, bentuk, dekorasi, pola permukaan, kualitas garis dan detail lainnya secara visual.

Gambar 1. Model Pengembangan Produk Kultural (R. Lin et al., 2007, 2009)

Berdasarkan konsep ini, model pengembangan produk berbasis budaya telah dikembangkan oleh Lin, R. et al (2007) dan meluncurkan sebuah model yang pada intinya terdiri atas tiga fase, yakni model konseptual, riset dan proses desain, seperti pada gambar 1. Model konseptual menekankan pada bagaimana mengektraksi fitur budaya dari obyek budaya dan kemudian mentransformasinya menjadi model desain, lalu menjadi landasan untuk mewujudkan produk modern yang bernilai budaya.

Metode risetnya terdiri atas tahap identifikasi, tahap terjemahan, dan tahap implementasi. Sedangkan untuk proses desain, Setiawan (2011) juga menerangkan kembali konsep Lin, R. et al (2007, 2009) ini dalam 4 (empat) langkah proses desain sebagai langkah praktis untuk merancang sebuah produk budaya. Langkah tersebut adalah investigasi (pengaturan skenario), interaksi (bercerita), pengembangan (penulisan naskah) dan pelaksanaan (merancang produk) untuk menjadi desain final sebuah produk budaya.

Sementara di penelitian lainnya yang dilakukan Moalosi et.al (2007, 2010) disampaikan bahwa proses desain yang melibatkan budaya dapat dicapai dengan menemukan kunci-kunci fitur budaya yang berkembang dari 3 (tiga) domain, yakni pengguna, produk dan desainer. Sumber-sumber pemberi informasi dapat digali seluas-luasnya dari faktor pengguna maupun produk.

Dalam riset lainnya yang dilakukan oleh Hsiao et al. (2011), mencoba mengusulkan model pengembangan produk budaya lokal untuk meningkatkan fitur yang membedakan produk khusus lokal dan menjaga manfaat ekonominya, khususnya di Nantou County, daerah berbudaya di Taiwan. Metode Hsiao (2011) mengeksplorasi bagaimana untuk menempatkan sumber daya budaya

pengetahuan simbol dalam teori semiologi guna mengembangkan produk dengan basis budaya lokal.

Metode utama yang digunakan dalam penelitian Hsiao (2011) adalah metode semiologi, yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model pengembangan produk budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dasar simbol sungguh membantu untuk mengembangkan produk yang memiliki budaya lokal, sejarah, cerita, dan karakteristik unik. Ini memberikan desainer metode untuk mengembangkan produk berdasarkan sumber daya budaya lokal, landscape, notasi, dan unsur- unsur simbolisasi lainnya, sehingga tidak hanya memperpendek masa konstruksi/desain, tetapi menangkap kehebatan budaya produk itu sendiri.

Pengembangan produk berbasis budaya lokal dilakukan juga oleh Liu dan Wang (2011) tetapi tidak dengan pendekatan semiotika, melainkan cara ilmiah lainnya, yakni TRIZ. TRIZ (Theory of Invenitive Problem Solving) adalah metode pemecahan masalah berdasarkan logika dan data, bukan intuisi, yang mempercepat kemampuan tim proyek untuk menyelesaikan masalah ini secara kreatif.

Sementara, dalam perkembangan desain produk di Indonesia yang risetnya dilakukan di kota Bandung, Jepara, Jakarta dan Yogyakarta terdapat indikasi yang jelas, diantaranya adalah 1) Nilai estetis memiliki keterkaitan sinergis dengan wacana fisik yang tengah berlangsung di zamannya, 2) Nilai estetis modern di Indonesia mengalami pergeseran ke arah bentuk-bentuk yang berkembang dalam wacana estetik dunia, 3) Nilai estetis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses transformasi budaya bangsa secara keseluruhan, 4) Pergeseran nilai estetis di abad ke-20 mencerminkan terjadinya proses transformasi budaya dalam bentuk

(11)

tetap mengalami pengembangan-pengembangan (Sachari, 2006).

Dengan mendasarkan pada perkembangan riset pengembangan produk berbasis budaya lokal yang telah berkembang seperti pada penelitian R. Lin et al (2007, 2009), Moalosi et al (2007, 2010), Hsiao et al (2011) dan Liu et al (2011) dengan didukung temuan Sachari (2006) sebelumnya yang menunjukkan nilai pergeseran atas pengaruh global meskipun masih ada ketahanan nilai-nilai tradisional di dalamnya, maka perlu pemikiran untuk mengembangkan model desain mebel yang lebih mudah diduplikasi bagi pelaku desain atau industri kreatif, khususnya mebel.

Peta pelaku industri yang berkarakter pengikut tren pasar harus mulai dirubah dengan belajar menterjemahkan konsep global-lokal. Diperlukan upaya lebih untuk mentransformasi pola penggunaan semiologi dan semantik sebagai dasar pengetahuan inspirasi lokal bagi produk modern ini.

Sedangkan dari potensi pasar modern, baik domestik maupun global juga mengalami perubahan dari sisi kecenderungan yang dulunya berorientasi suplai menjadi konsumen (demand driven). Efek dari industri yang berorientasi konsumen ini menjadikan sistim produksi bersifat non-masal, sangat kustomistik, penuh variasi dan menonjolkan kandungan emosional dan selera. Fenomena era modern ini harus dapat direspon dengan cepat dan tepat dalam beberapa tahun ke depan, baik dalam melakukan evolusi atas teknologi industri menjadi basis non-massal ataupun melibatkan industri manufaktur yang ada untuk lebih diberdayakan oleh ide secara lebih fleksibel (Pangestu, 2009).

Dalam kaitannya dengan menghubungkan antara aspek pasar dengan perkembangan sosial budaya yang menjadi sumber inspirasi atas pengembangan produk, Supriyono (2012) menuturkan bahwa dalam aspek-aspek kultural masyarakat mempunyai dampak tertentu terhadap aktivitas pemasaran yang dilakukan pelaku usaha. Situasi-situasi yang berbeda dalam era global-lokal saat ini mulai muncul, baik yang global datang menolong yang lokal, maupun yang global menyisip ke dalam yang lokal, entah yang lokal menjadi global, entah membentur yang global namun tetap dipengaruhi oleh yang global itu (Chaubet, 2013). Ketiganya memiliki contoh dan menjadi strategi dalam menekankan pentingnya berproses dalam dunia globalisasi, yang alih-alih adalah proses glokalisasi. Label ‘Warisan Dunia”

dari UNESCO yang dibuat semenjak tahun 1970 adalah suatu bukti bagimana yang global menolong yang lokal. Hal ini pun juga telah disinggung oleh Setiawan (2011) dalam hal wayang kulit, seni batik dan keris sebagai “World Heritage”. Coca Cola dan McDonald adalah contoh bagaimana produk global menyisip ke dalam yang lokal dengan melokalkan produk-produknya untuk menembus pasar lokal dengan segala atributnya.

Kasus Bali adalah contoh khas suatu situasi dimana budaya lokal (tari-tarian) mengalami pembaharuan dengan adanya pariwisata massal di akhir tahun 70-an. Dari 30.000 wisatawan pada tahun 1970, jumlahnya melonjak menjadi 2 juta pada tahun 2000. Hal ini adalah dampak atas dibarenginya penciptaan pariwisata budaya Bali dengan pembaharuan dan peningkatan pertunjukan- pertunjukan budaya lokal Bali. Hal pertunjukan- pertunjukan itu searah dengan label Indonesianisasi yang juga meningkat, yakni Indonesia adalah Bali atau Bali adalah Indonesia menjadi bias, tetapi semuanya bersepakat bahwa Bali adalah budaya lokal (Chaubet, 2013).

Berdasarkan dua masalah pokok, yakni 1) adanya potensi modal kreatif yang berbasis budaya lokal yang masih kurang diaplikasikan dalam pengembangan produk mebel, dan 2) pergerakan perubahan pasar domestik maupun global, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan utama perihal bagaimana meletakkan model dasar pengetahuan dalam pengembangan desain mebel berbasis budaya lokal untuk pasar modern domestik maupun global.

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah membangun model dasar pengetahuan bagi pengembangan mebel berpotensi global dengan berbasis budaya lokal. Dan untuk mencapainya perlu dilakukan proses eksplorasi pengembangan produk mebel berbasis budaya lokal dalam konteks sesungguhnya, yang kemudian diperbandingkan dengan model sebelumnya dari hasil kajian literatur.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan design thinking, yang terdiri atas tahap inspirasi, interpretasi, menghasilkan ide, eksperimen, dan evolusi (IDEO, 2012). Partisipan terdiri atas partisipan mahasiswa tingkat ketiga atau Semester 6 yang dipilih secara purposive karena karya mereka yang lebih mengedepankan penggunaan sumber daya local dengan luaran prototype.

Kualifikasi partisipan mahasiswa adalah sudah mengikuti kegiatan studio desain mebel di Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Petra Surabaya dari mulai tingkat mengkaji produk, desain mebel sederhana, dan desain mebel multifungsi. Proses yang dilakukan partisipan mahasiswa adalah dimulai dari kegiatan perumusan masalah, pemrograman untuk menetapkan penyelesaian solusi, proses skematik, pengembangan, produksi dan kemudian ditutup dengan pameran bersama untuk mendapatkan umpan balik.

Lama kegiatan ini semua adalah selama empat bulan, dari mulai pertengahan Februari sampai dengan Juni 2015.

Sebagai tolak ukur adalah studi literatur yang diperlukan dalam kajian awal, interpretasi sampai dengan membangun model/kerangka pemikiran visual untuk mendukung proses eksplorasi yang

(12)

dilakukan oleh para partisipan. Studi literatur ini melibatkan tiga belas sumber pustaka berbeda dan berhubungan langsung dengan topik penelitian, yang disajikan oleh sekitar sepuluh peneliti terdahulu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekam jejak proses eksplorasi partisipan mahasiswa terkategorisai berdasarkan skema kode/tema. Tema-tema yang dihasilkan adalah sumber budaya lokal, programming, desain dan implementasi dengan tolak ukur pembanding adalah kajian literatur.

Tabel 1. Analisis Proses Eksplorasi Desain Mebel Partisipan

No Desain Mebel Sumber Inspirasi Proses

Programming

Proses Desain dan Implementasi

Kesesuaian dengan Studi Literatur 1

Partisipan 1

a. Berangkat dari fakta lokal bahwa Indonesia adalah penghasil ikan terbesar kedua di dunia.

b. Artefak “Jala” dan bagian kehidupan Nelayan pencari ikan

a. Eksplorasi Literatur, lapangan dan pengalaman penggunaan material lokal kayu kelapa dan rotan

b. Merumuskan dan menetapkan permasalahan

a. Penetapan Konsep Desain b. Pembuatan sketsa c. Pengembangan

ergonomi d. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi e. Proses produksi

termonitor

Penggunaan unsur human & artefak lokal (Hsiao, 2011) Pendekatan semiotika yang kuat (Lin: 2007, 2009 & Hsiao, 2011)

2

Partisipan 2

a. Bentukan karakter budaya Cina sebagai target pasar.

b. Penyisipan motif lengkung batik kawung (budaya lokal) ke dalam bentuk 3 dimensi kaki meja.

a. Eksplorasi literatur Trend Global Home Furniture, Tipologi tren target pasar global Asia, Cina, ergonomi

& studi lapangan kelebihan kelemahan produksi b. Merumuskan dan

menetapkan masalah

a. Konsep Desain b. Pembuatan sketsa c. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi d. Proses produksi

Penggunaan unsur artefak lokal (Hsiao, 2011)

Pendekatan semiotika yang kuat (Lin: 2007, 2009 & Hsiao, 2011)

3

Partisipan 3

a. Sifat material lokal kayu kelapa dan rotan b. Bentukan karakter

cirikhas budaya Jepang sebagai sasaran pasar

a. Eksplorasi literatur Trend Global Home Furniture, Tipologi tren target pasar global Asia, Jepang & studi lapangan SDM b. Merumuskan dan

menetapkan permasalahan

a. Penetapan produk

& batasan ergonomi b. Konsep Desain c. Pembuatan sketsa d. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi e. Proses produksi

Penggunaan material lokal sebagai inspirasi (Hsiao, 2011) Kegiatan perancangan sebagai interaksi antara desainer, user, budaya

& teknologi (Lin, 2007, 2009 & Moalosi, 2007, 2010)

4

Partisipan 4

a. Bentukan karakter cirikhas budaya Jepang sebagai sasaran pasar.

b. Pengenalan Kelebihan &

Keterbatasan produksi c. Penguatan

Material sebagai

a. Eksplorasi literatur Trend Global Home Furniture, Tipologi tren target pasar global Asia, Jepang & studi kunjungan lapangan SDM b. Eksplorasi

mendalam jenis

a. Penetapan Konsep Desain b. Penyertaan

batasan ergonomi c. Pembuatan sketsa

dan multiview atas produk d. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi e. Proses produksi

termonitor

Penggunaan material lokal sebagai inspirasi (Hsiao, 2011) Kegiatan perancangan sebagai interaksi antara desainer, user, budaya

& teknologi (Lin, 2007, 2009 & Moalosi, 2007, 2010)

(13)

No Desain Mebel Sumber Inspirasi Proses Programming

Proses Desain dan Implementasi

Kesesuaian dengan Studi Literatur c. Merumuskan dan

menetapkan permasalahan 5

Partisipan 5

a. Bentukan karakter cirikhas budaya Jepang sebagai sasaran pasar.

b. Pengenalan Kelebihan &

Keterbatasan produksi c. Memadukan ciri

lokal kedaerahan

“Minangkabau”

dan samurai dari Jepang

a. Eksplorasi literatur Trend Global Home Furniture, Tipologi tren target pasar global Asia, Jepang & studi kunjungan lapangan SDM b. Merumuskan dan

menetapkan permasalahan

a. Penetapan Konsep Desain b. Penyertaan

batasan ergonomi c. Pembuatan sketsa d. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi e. Proses produksi

termonitor sampai dengan selesai.

Penggunaan unsur artefak lokal (Hsiao, 2011)

Pendekatan semiotika yang kuat (Lin: 2007, 2009 & Hsiao, 2011)

6

Partisipan 6

a. Bentukan karakter cirikhas

budaya Kolonial sebagai glokalisas i Indonesia b. Pengenalan

Kelebihan &

Keterbatasan produksi atas material lokal c. Mencari pola

sinergitas antara lokal dan global, yaitu warna natural dan upholstery

a. Eksplorasi literatur Trend Global Home Furniture, ergonomi & studi lapangan kelebihan kelemahan produksi b. Merumuskan dan

menetapkan permasalahan

a. Penetapan Konsep Desain b. Pembuatan sketsa c. Pemilihan Desain

dan pembuatan gambar produksi d. Proses produksi

termonitor sampai dengan selesai.

Penggunaan unsur budaya lokal yang kuat (Hsiao, 2011)

Pendekatan semiotika yang kuat (Lin: 2007, 2009 & Hsiao, 2011)

Berdasarkan tabel 2 ditemukan adanya gap yang belum disajikan detail oleh literatur, yaitu upaya untuk mengetahui tren global berdasarkan kondisi pasar sasaran global yang hendak dituju dan bagaimana mendalami aspek-aspek lokal secara lebih intensif, baik dengan cara merasakan secara langsung, membedah karakteristik material, dan studi atas keterbatasan produksi.

Hal bagaimana memahami lingkungan global memang telah disinggung oleh Lin P. (2007, 2009) tetapi secara spesifik bagaimana itu distrategi untuk menuju pasar sasaran global tertentu belum dibahas mendetail. Partisipan mahasiswa sebenarnya juga telah melakukan apa yang disebut strategi global- lokal (Chaubert, 2013). Hal terakhir dalam konteks memahami inspirasi lokal juga sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh Hsiao (2011). Hsiao et al (2011) lebih cenderung untuk selesai mengekplorasinya hanya pada menjadikannya gambar atau picturization, belum sampai membedahnya secara mendalam.

Pada akhirnya model yang ditetapkan adalah dengan mendasarkan tahapan proses kerja kreatif dan tidak berdasarkan kerangka pemikiran filosofis yang mencoba mengkaitkan antara proses dan peran desainer seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya. Hal ini dipilih dengan pertimbangan

bahwa dengan model berupa proses kreatif akan memberikan kemudahan bagi siapa pun yang membacanya, termasuk para pelaku industri kreatif yang lebih memahami konteks konkret dibandingkan pemikiran abstrak. Dengan model tahapan menjadikan proses kreatif sendiri lebih menjelaskan secara langkah demi langkah yang mengandung unsur mudah untuk dilakukan oleh siapa saja, sebagaimana filosofi Steve Job bahwa apabila mesti satu klik mengapa harus dua klik untuk setiap produk mouse Apple-nya. Model final tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

(14)

Gambar 2. Model Dasar Pengetahuan Budaya Lokal

Model dasar pengetahuan ini pada hakekatnya adalah proses identifikasi sebagai langkah pertama.

Identifikasi dari berbagai sumber lokal yang kemudian diekstraksi dalam konteks denotatif dan konotatif. Hsiao et al (2011) menetapkan sekurang- kurangnya ada lima sumber budaya lokal, yakni natural, human, production, cultural dan landscape.

Para peneliti sebelumnya justeru meletakkan dasar pengetahuan ini sebagai bagian dari proses identifikasi (R. Lin, 2007, 2009; Moalosi et al., 2007, 2010; Hsiao et al., 2011). Hasil ekstraksi sebagai langkah kedua diterjemahkan dalam bangunan matrik visual yang siap menjadi sumber inspirasi para desainer. Penambahan proposisi diajukan untuk melengkapi bagian yang menjadi gap dalam penelitian ini, yakni pada langkah ketiga.

Proposisi itu adalah menambahkan kegiatan penggalian pengalaman untuk menghasilkan batasan-batasan desain. Penggalian pengalaman dapat berupa kegiatan merasakan secara langsung, bedah karya, dan olah bangun sumber-sumber budaya lokal. Penggalian pengalaman dapat diupayakan secara empiris seperti dideskripsikan dalam gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Kegiatan Penggalian Pengalaman Empiris oleh Partisipan

Gambar 4. Upaya memadukan Konsep Semiotika

& Batasan Desain dalam Pengalaman Empiris

Melalui pengalaman secara langsung seperti halnya yang dialami oleh para partisipan mahasiswa, para desainer maupun pemangku kepentingan yang terlibat dapat merekomendasikan batasan-batasan desain sebagai langkah kelima dari dasar pengetahuan. Dengan demikian, batasan desain adalah bagian dari proposisi baru dalam penelitian ini juga, yang sudah didapatkan di awal kegiatan pra-desain untuk meminimalkan pola trial and error yang akan membuang waktu, tenaga dan biaya.

Konsep semiotika dalam langkah keempat bersama-sama dengan batasan desain dalam langkah kelima menjadi bagian yang secara bersama-sama sebagai luaran atas bangunan dasar pengetahuan budaya lokal ini dan menjadi inspirasi dalam proses desain mebel selanjutnya.

4. KESIMPULAN

Model desain mebel berbasis budaya lokal pada prinsipnya mempertemukan sumber lokal untuk kemudian diekstraksi, digali pengalaman empirisnya, sehingga menghasilkan konsep semiotika dan batasan desain yang logis dalam menjadi sumber inspirasi yang tinggal pakai untuk mengembangkan produk mebel modern.

Model yang ditawarkan saat ini memberikan kontribusi dalam membangun dasar pengetahuan atas budaya lokal dan menjadi dasar dalam menetapkan suatu set skenario atas pengembangan produk mebel yang bersesuaian dengan lingkungan global saat ini. Model ini masih dalam tahap pembentukan dan perlu pengujian untuk semakin memurnikannya melalui praktek baiknya. Penelitian selanjutnya adalah menjadikan model ini dapat diimplementasikan dan mendokumentasikan untuk menjadi sistim yang mudah diduplikasi oleh pelaku industri kreatif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia untuk skema hibah 2015. Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada para partisipan ahli Universitas Widya Kartika Surabaya dan para partisipan mahasiswa

(15)

PUSTAKA

Chaubet, F. (2013). Globalisasi Budaya.

Yogyakarta: Jalasutra.

Hsiao SW., Kuo PH., Wang MF. (2011). A Study on the Local Culture Commodity Developing Mode- A Case Study in Nantou County. 9th Annual Hawaii International Conference on Arts &

Humanities. Honolulu, Hawaii: Hawaii International Conference Humanities.

IDEO. (2012). Design Thinking for Educators. Palo Alto: IDEO.

Lin, R. (2007). Transforming Taiwan aboriginal cultural features into modern product design: A case study of a cross- cultural product design model. International Journal of Design 1(2), 45- 53.

Lin, R. (2009). Designing “Friendship” into Modern Products. Friendships: Types, Cultural, Psychological and Social. Nova Science Publishers, Inc.(ISBN: 978-1-61668-008-4).

Lin, R., Sun, MX., Chang, YP., Chan, YC., Hsieh, YC., & Huang, YC. (2007). Designing “culture”

into modern product: a case study of cultural product design in Usability and Internationalization. HCI and Culture (hal. 146- 153). Springer Berlin Heidelberg.

Liu, E., Wang, W. (2011). A Study on The Application of Triz Inventive Principles to Cultural Product Design. The Asian Conference

on Arts and Humanities ISSN: 2186-229x. The Asian Conference on Arts and Humanities Official.

Moalosi, R., Popovic, V., Hickling-Hudson, AR.

(2007). Strategies for infusing cultural elements in product design. Design Education Forum of South Africa (DEFSA). Design Education Forum of South Africa (DEFSA).

Moalosi, R., Popovic, V., Hickling-Hudson, AR.

(2010). Culture-orientated product design.

International journal of technology and design education 20(2), 175-190.

Norman, D. (2004). Emotional Design. New York:

Basic Books.

Pangestu, D. (2009). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Kementerian Perdagangan dan Ekonomi Kreatif.

Sachari, A. (2006). PERGESERAN GAYA PADA DESAIN FURNITUR INDONESIA ABAD KE- 20 Studi Mengenai Pemberdayaan Nilai Estetis Menghadapi Keterbukaan Budaya. Dimensi Interior, 4(1), 9.

Setiawan, A. (2011). Transformation to Product Design Features Modern Culture. Jurnal Ilmiah Dinamika Teknik, 5(2).

Supriyono, F. (2012). Pentingnya Pemahaman

Aspek Budaya Konsumen Dalam

Mengimplementasikan Program Pemasaran. Bina Ekonomi, 7(2).

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi