• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

1

ACCOMMODATION AND TRANSPORTATION DEVELOPMENT EFFORTS OBJECT NATURE MANDEH TARUSAN

DI KABUPATEN PESISIR SELATAN BY

Devi*Bakaruddin**Elvi Zuriyani**

* the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat

** the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Indonesia is a country that is a very interesting tourist attraction to visit for local and foreign tourists. In addition, tourism will get a lot of good material benefits for local government and the Indonesian government. The purpose of this study was to obtain data and information about accommodation and transportation development efforts natural attraction Mandeh Tarusan in South Coastal District.

The research is a qualitative, research informants were taken by purposive sampling technique, with the research subject or respondent Department of Tourism, Head District of Koto XI Tarusan, Wali Nagari Mandeh, communities, and visitors in the surrounding natural attractions Mandeh Tarusan. Data were collected through observation and documentation of structured interviews. The data collected is to promote better accommodation and transportation of natural attractions.

The results of this study concluded that: (1) the development of accommodation Mandeh Tarusan natural attractions such as inns, shops, and so on in this attraction is less. Because there is no donation from government to development this tourists area and also related with problem the status of land in tourists area community properties, so difficult development in tourism by government. (2) the development of tourist area transportations Mandeh Tarusan about transportations immediately to tourists area Mandeh Tarusan there is not. Public transport just arrived at the intersection near the base motorcycle towards the tourists area. Therefore the tourists who come tend to use private vehicles only. Suggestions for the author expected to the government to be concerned again about tourists area in Mandeh Tarusan, to advance local tourism.

Keywords: Accommodations and Transportations Development

PENDAHULUAN

Untuk menunjang terciptanya pariwisata yang ideal, maka upaya yang harus ditempuh pertama kali adalah melengkapi sarana dan prasarana bagi penunjang pariwisata itu sendiri seperti penyediaan hotel, motel, dan kebutuhan- kebutuhan lain. Pasalnya, kelestarian para wisatawan terhadap suatu daerah wisata,

selain dari aset wisatanya, juga dilihat dari lengkap atau tidaknya sarana dan prasarana yang ada di daerah tersebut (Syaukani HR 2003: 90).

Istilah pengembangan menurut Bakaruddin (1987), menyatakan bahwa, pengembangan yaitu sebagai usaha-usaha yang dilakukan manusia sebagai subjek untuk mengarahkan perubahan yang terjadi pada suatu objek. Sedangkan Suryobroto

(3)

2 (1990), mengartikan pengembangan sebagai usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan personalia dan fasilitas terhadap suatu objek sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal. Respon masyarakat terhadap pengembangan objek wisata di Sumbar dalam kaitannya dengan status sosial budaya.

Menurut Nyoman S. Pendit (2006:

23) menyatakan bahwa, akomodasi merupakan faktor yang sangat penting, karena akomodasi adalah rumah sementara bagi sang wisatawan sejauh atau sepanjang perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan, keenakan, pelayanan yang baik, kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan serta hal kebutuhan hidup sehari-hari yang layak dalam pergaulan Dunia Internasional.

Menurut Muljadi A.J (2009: 174) menyatakan bahwa, transportasi adalah suatu unsur kebutuhan yang sangat dekat dengan banyak aspek pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.

Menurut Nyoman S. Pendit (2006:

86) menyatakan bahwa, Transportasi atau pengangkutan sangat menentukan antara jarak dan waktu dalam perjalanan sehingga merupakan salah satu unsur utama langsung dalam tahap dinamis gejala-gejala pariwisata. Transportasi inilah yang menyebabkan bergeraknya seluruh roda industri pariwisata, mulai dari tempat wisatawan melangkahkan kaki menuju ke tempat-tempat dimana objek pariwisata berada sampai dia kembali ke tempat asal semula itu.

Objek wisata alam untuk kawasan Mandeh ini, tidak hanya memperlihatkan pemandangan alam dan tempat pemandian sungai gemuruh yang menarik tersebut menjadi daya tariknya, namun wilayah ini juga memiliki berbagai kesenian yang tersimpan dengan baik dan rapi dalam suasana pedesaan seperti keindahan Pulau Marak, Pulau Skuai, Pulau Cubadak, Pulau Putik Sanggua, dan Pulau Bintangua.

Berdasarkan pengamatan awal penelitian, didapatkan informasi bahwa pada saat sekarang ini pengelolaan tempat

pariwisata Mandeh Tarusan belum dikelola dengan sempurna. Kondisi ini didukung dengan adanya fakta yang terlihat seperti, kurang mendukungnya akomodasi dan transportasi. Setiap pengunjung objek wisata memerlukan tempat peristirahatan sementara. Misalnya warung-warung, tempat penginapan, tempat santai, toilet (MCK) yang bersih, dan lain-lain. Tapi semua itu tidak ada di daerah objek wisata alam Mandeh Tarusan ini. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam pariwisata. Karena, transportasi berfungsi sebagai sarana untuk membawa pengunjung wisatawan dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun transportasi juga digunakan untuk menuju wisata ke tempat wisata yang menarik, seperti melihat pemandangan-pemandangan di puncak Mandeh Tarusan. Menuju objek wisata ini memiliki dua jalur transportasi, bisa melalui darat dan laut.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan usaha pengembangan sarana objek wisata wisata Mandeh Tarusan.

Hal ini senada dengan pendapat Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Secara holistik dan dengan cara diskripsi dalam bentuk kata-kata, bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Informan penelitian adalah orang- orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling (penunjukan) yaitu penarikan informan secara sengaja yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian (Arikunto, suharsimi 2005).

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer adalah data yang berasal dari informan yang dikumpulkan melalui

(4)

3 wawancara menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman atau panduan yang telah dibuat dan ditetapkan sebelumnya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dari sumber utama, yaitu pengembangan akomodasi objek wisata alam dan pengembangan transportasi objek wisata alam.

Data yang dikumpulkan bersumber dari data primer di peroleh melalui observasi, wawancara, dan pengamatan terhadap informan. Sedangkan untuk mempertegas data, maka peneliti juga mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari kantor Wali Nagari, Camat, Dinas Pariwisata, dan pengunjung objek wisata.

Jenis Data danTeknik Pengumpulan Data adalah data sekunder dan data primer.

Sedangkan Teknik Pengumpulan Datayang di gunakan adalah (1) Wawancara (2) Observasi (3) Studi dokumentasi.

Teknik Menjamin Keabsahan Data yang di gunakan adalah (1) Perpanjangan Keikutsertaan,(2) Ketekunan Pengamatan (3) Triangulasi (4) Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi.Teknik analisis data yang di gunakan adalah(1) Reduksi Data (2) Penyajian Data, (3) Menarik Kesimpulan (Verifikasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan dilapangan sesuai dengan tujuan penelitian, maka didapatkan hasil wawancara dengan beberapa informasi dapat diambil kesimpulan pengembangan akomodasi dan prasarana objek wisata alam Mandeh Tarusan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Pertama: Istilah pengembangan menurut Bakaruddin (1987: 67), menyatakan bahwa, pengembangan yaitu sebagai usaha- usaha yang dilakukan manusia sebagai subjek untuk mengarahkan perubahan yang terjadi pada suatu objek. Sedangkan Suryobroto (1990), mengartikan pengembangan sebagai usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan personalia dan fasilitas terhadap suatu objek sehingga kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal. Respon masyarakat terhadap pengembangan objek wisata di Sumbar

dalam kaitannya dengan status sosial budaya.

Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan bagi pemerintah (Anonimus. 2013. Defininsi Perkembangan Menurut Para Ahli. Diakses tanggal 3 Agustus 2014).

Menurut Nyoman S. Pendit (2006:

23) menyatakan bahwa, akomodasi merupakan faktor yang sangat penting, karena akomodasi adalah rumah sementara bagi sang wisatawan sejauh atau sepanjang perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan, keenakan, pelayanan yang baik, kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan serta hal kebutuhan hidup sehari-hari yang layak dalam pergaulan Dunia Internasional.

Akomodasi seperti warung, penginapan di objek wisata alam Mandeh ini masih belum ada pengembangannya. Kalau para wisatawan ingin berkunjung ke objek wisata alam ini tidak cukup memakai waktu dalam satu hari saja harus nginap dipenginapan seperti hotel, dan wisma.

Karena masih banyak tempat objek wisata alam lainya yang harus dilihat, jadi penginapan objek wisata alam ini sangat diperlukan bagi pengunjung objek wisata alam Mandeh Tarusan, karena tidak adanya dana dari pemerintah dalam pengembangan objek wisata sekarang ini dan juga berhubungan dengan masalah status tanah di objek wisata itu milik masyarakat, jadi sulitnya pembangunan dalam pariwisata oleh pemerintah.

Seiring dengan penelitian Laila (2005), upaya pengembangan objek wisata danau kembar Kabupaten Solok, menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan oleh unsur kepariwisataan (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam mengembangkan objek wisata danau kembar

(5)

4 Kabupaten Solok dari segi fisik adalah pengadaan dan perbaikan mutu akomodasi, atraksi, dan sarana transportasi. Sedangkan dari segi non fisik berusaha untuk menerapkan sapta pesona dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan pribadi maupun masyarakat promosi dan publikasi baik melalui media cetak maupun media elektronik pameran-pameran, event dan himbauan bagi pengembangan pariwisata.

Kedua: Menurut Nyoman S. Pendit (2006: 86) menyatakan bahwa, Transportasi atau pengangkutan sangat menentukan antara jarak dan waktu dalam perjalanan sehingga merupakan salah satu unsur utama langsung dalam tahap dinamis gejala-gejala pariwisata. Transportasi inilah yang menyebabkan bergeraknya seluruh roda industri pariwisata, mulai dari tempat wisatawan melangkahkan kaki menuju ke tempat-tempat dimana objek pariwisata berada sampai dia kembali ke tempat asal semula itu.

Sarana transportasi yang lancar berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.

Wisatawan akan lebih banyak berkunjung ke daerah tujuan wisata apabila didukung oleh sarana transportasi yang baik. Angkutan yang langsung menuju ke objek wisata alam Mandeh tarusan ini bisa melalui daratan dan juga bisa melalui lautan. Angkutan umum seperti kendaraan motor dan mobil hanya sampai di persimpangan dekat pangkalan ojek ke arah objek wisata tersebut. Maka dari itu wisatawan yang datang cenderung menggunakan kendaraan pribadi saja seperti kendaraan motor. Kawasan objek wisata alam Mandeh Tarusan bisa juga ditempuh melalui transportasi laut seperti kapal perahu yang bermesin. Masyarakat nagari Mandeh Tarusan lebih suka memakai jalur laut, karena mereka membawa barang dari pasar.

Jadi tidak bisa memakai jalur darat atau memakai kendaraan motor.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengembangan objek wisata alam Mandeh Tarusan yaitu berusaha melakukan pengembangan objek wisata alam Mandeh Tarusan ke dalam industry pariwisata yang lebih baik lagi, serta meningkatkan sarana dan prasarana seperti akomodasi dan transportasi. Supaya pengunjung merasa puas, nyaman, dan

tentram dalam berpergian ke daerah tujuan wisata.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil analisis sebagaimana yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan tentang upaya pengembangan akomodasi dan transportasi objek wisata alam Mandeh Tarusan di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu:

1. Pengembangan akomodasi objek wisata alam Mandeh Tarusan, akomodasi seperti penginapan, warung, dan sebagainya di objek wisata alam ini kurang. Karena tidak adanya dana dari pemerintah dalam pengembangan objek wisata sekarang ini dan juga berhubungan dengan masalah status tanah di objek wisata itu milik masyarakat, jadi sulitnya pembangunan dalam pariwisata oleh pemerintah.

2. Pengembangan transportasi objek wisata alam Mandeh Tarusan, angkutan seperti bus pariwisata yang langsung menuju ke objek wisata alam Mandeh tarusan ini belum ada sama sekali. Angkutan umum hanya sampai di persimpangan dekat pangkalan ojek ke arah objek wisata tersebut. Maka dari itu wisatawan yang datang cenderung menggunakan kendaraan pribadi saja dan ada juga sebagian pengunjung objek wisata ini bepergian dengan memakai jalur laut yaitu dengan kapal.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

1. Kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang seluruh aktifitas wisata yang akan dilakukan oleh wisatawan, dan menjadikan objek wisata alam Mandeh Tarusan lebih bagus lagi.

2. Kepada pemerintah untuk dapat mengembangkan seluruh sumber daya wisata, memperlancar aksesbilitas menuju lokasi wisata, baik darat

(6)

5 maupun laut, dan menyediakan akomodasi di lokasi wisata, serta meningkatkan sarana dan prasarana yang kurang.

3. Kepada pemerintah untuk dapat melakukan promosi wisata yang inovatif dan kreatif melalui pemanfaatan media cetak dan elektrik.

DAFTAR PUSTAKA

A.J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anonimus. 2013. Pariwisata. Diakses tanggal 23 mei 2013.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bakaruddin. 2008. Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan.

Padang: UNP Press Padang.

HR, Syaukani. 2003. Pesona Pariwisata Indonesia. Jakarta: Nuansa Madani.

Laila. 2005. Upaya Pengembangan Objek Wisata Danau Kembar Kabupaten Solok: Tidak di Terbitkan. Fakultas FIS. UNP.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata.

Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Suryobroto. 1990. Perkembangan Kepariwisataan. Jakarta: Rika Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pengelola wisata dalam mempertahankan pengembangan objek Wisata Alam Bukit Cogong di

Untuk beton yang mengalami masa perawatan sesaat setelah pencetakan, lumpur dapat menyebabkan terbentuknya lapisan yang menyelimuti gregat sehingga mencegah terjadinya adhesi semen