• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Ucapan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas kesempatan yang diberikan kepada kami dalam mengembangkan buku berjudul “Pengembangan Cerita Anak Berbasis Budaya untuk Siswa Sekolah Dasar”. Rata-rata rendahnya minat membaca siswa sekolah dasar di Indonesia disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa dalam membaca. Guru sekolah dasar berperan penting dalam mengembangkan konsep dan keterampilan dasar bagi siswanya (Hamimah dkk, 2019; Kenedi dkk, 2019).

Namun tidak semua pembelajaran dapat disajikan langsung kepada siswa sekolah dasar, seperti penyerapan nilai dan moral. Minat membaca akan mempengaruhi hasil belajar termasuk siswa sekolah dasar (Aprilia et al, 2020; Parekr et al, 2021). Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan minat membaca siswa sekolah dasar. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa rendahnya minat membaca siswa sekolah dasar disebabkan oleh kurangnya minat siswa terhadap cerita yang alur ceritanya mudah ditebak.

Jenis-jenis cerita

Cerita baru merupakan karangan bebas yang tidak berkaitan dengan struktur kehidupan lama dan berkaitan dengan sistem sosial.

Manfaat Bercerita

Faktor-faktor penunjang dan penghambat keefektifan cerita

Langkah-langkah bercerita

Pembelajaran Bercerita

Penilaian keterampilan bercerita

TEKNIK MENGEMBANGKAN CERITA ANAK

Analisis karakteristik siswa

Berdasarkan pendapat Hadi, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit sehingga diperlukan pembelajaran yang nyata (Hadi, 2017). Temuan Muslicha selanjutnya menyatakan bahwa siswa sekolah dasar belajar dari pengalaman nyata dan pengalaman langsung (Mulischa, 2015). Hal ini sejalan dengan pendapat Burhein yang menyatakan bahwa ciri-ciri siswa sekolah dasar adalah masih suka bermain.

Anshory et al juga menyatakan bahwa usia siswa sekolah dasar disebut dengan usia kelompok (Anshory et al, 2020). Hal serupa juga diungkapkan oleh Wijaya dkk yang menyatakan bahwa siswa sekolah dasar merupakan siswa yang berkelompok (Wijaya dkk, 2018). Hal senada juga diungkapkan Hawi yang menyatakan bahwa siswa sekolah dasar merupakan siswa yang gemar bergerak.

Analisis kurikulum

Siswa dapat memberikan contoh sikap menaati dan tidak menaati peraturan di keluarga dan di sekolah. Siswa dapat menyebutkan identitas (fisik dan non fisik) keluarga dan teman di lingkungan rumah dan di sekolah. Siswa dapat menghubungkan dan mengapresiasi perbedaan baik secara fisik (misalnya warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (misalnya miskin, kaya, dll) dari keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah.

Siswa mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk kerjasama dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah. Siswa mampu menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta mengamalkannya di lingkungan keluarga dan sekolah. Siswa mampu mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Siswa mampu mengenal dan menyebutkan identitas (fisik dan non fisik) orang-orang di lingkungannya. Siswa mampu memahami perbedaan karakteristik fisik (misalnya warna kulit, jenis rambut, dll) dan non fisik (misalnya miskin, kaya, dll) dari orang-orang di lingkungannya. Siswa mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keragaman suku, sosial budaya yang ada di lingkungan sekitar.

Siswa dapat berlatih membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah. Siswa mampu membangun kebersamaan dan persatuan serta berkontribusi dalam menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan. Siswa dapat mendeskripsikan benda-benda di lingkungan sebagai bagian dari lingkungan alam dan buatan.

Siswa mengidentifikasi proses perubahan wujud materi dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (misalnya: energi panas, listrik, bunyi, cahaya). Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya), siswa mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Analisis Budaya

Laia & Zai (2020) juga mengutarakan pendapatnya mengenai kebudayaan dan kebudayaan, yaitu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhhi atau yang berarti akal atau budi. Henslin (2015) juga menjelaskan bahwa kebudayaan mencakup berbagai unsur sebagai tanda kebudayaan, yaitu kepercayaan, bahasa, perilaku, norma, nilai, dan juga benda-benda material yang diturunkan secara turun-temurun. Nilai-nilai luhur budaya yang ada pada masyarakat Indonesia merupakan potensi yang sangat mahal dan tak ternilai harganya, yang dapat membangun dan memajukan bangsa Indonesia.

Apa yang dapat diartikan sebagai nilai-nilai budaya dalam keadaan tertentu dapat menjadi pedoman terhadap norma-norma sosial dan hukum-hukum yang ada dalam masyarakat. Dalam tujuan khusus pendidikan prasekolah yang tercantum pada menu generik dijelaskan bahwa anak dapat mengenal lingkungan yang ada secara alam, sosial, peranan masyarakat serta dapat menghargai perbedaan dan sosial. Maka sudah sepatutnya budaya dan kekayaan alam dijadikan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh para pendidik dan pimpinan pendidikan serta di lembaga anak.

Seiring dengan berjalannya waktu, nilai-nilai budaya dan eksistensinya dalam diri bangsa Indonesia belum optimal dalam upaya membangun karakter warga negaranya, seringkali terlihat berbagai tindakan yang dilakukan oleh masyarakat yang berakibat pada rusaknya suatu negara. bangsa. , yang dapat menurunkan perilaku jujur, mengurangi perilaku santun, mengurangi rasa gotong royong, rasa kebersamaan antar anggota masyarakat. Perkembangan perilaku atau mental siswa sangat dipengaruhi oleh partisipasi interaksi sosial, budaya, dan sejarah. Pembelajaran berbasis budaya serta interaksi sosial mengacu pada aspek perkembangan sosio-historis-budaya yang mempunyai dampak besar terhadap persepsi, cara berpikir, dan ingatan siswa.

Kebudayaan daerah tidak hanya diungkapkan melalui ekspresi rasa dan bentuk keindahan dari seni saja, namun juga segala bentuk dan cara berperilaku, tindakan dan pola pikir yang jauh dari apa yang terlihat. Kebudayaan merupakan adaptasi, yaitu suatu proses membangun hubungan baik dengan lingkungan disekitarnya, agar dapat bertahan dan meneruskan keturunannya. Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang ada dalam budi dan akal budi manusia, sedangkan kebudayaan adalah hasil yang diperoleh dari budi dan akal budi seseorang yang berupa cipta, karsa, dan rasa.

Kebudayaan dan kebudayaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia serta hasil karya manusia yang timbul dari pengalamannya dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Gambar 1. Upacara tradisi  Sumber : BedahNews.com
Gambar 1. Upacara tradisi Sumber : BedahNews.com

Pendesaianan dan pengembangan cerita

Cerita 1

Usai memaparkan isi Sumpah Pemuda, Ibu Nina pun menjelaskan tujuan mengusung Sumpah Pemuda. Saya pun terhenyak dengan penjelasan Bu Nina tentang tujuan Sumpah Pemuda. Bu Nina berpesan agar kami memakai pakaian adat daerah agar nuansa daerahnya terlihat dan nanti akan kami satukan pada saat isi Sumpah Pemuda dibacakan.

Teman-teman sekelas kami setuju dengan ide Bu Nina, karena kami juga ingin merasakan euforia Youth Initiative. Bu Nina akan mengajak kepala sekolah dan guru-guru lainnya untuk menghidupkan agenda Rancangan Adegan Sumpah Pemuda. Sembari makan siang, Wanda dan Rika pun berdiskusi kembali mengenai pakaian adat daerah yang nantinya akan dikenakan saat pementasan Sumpah Pemuda berlangsung.

Dan jangan lupakan kegiatan Rancangan Adegan Sumpah Pemuda yang akan diadakan Senin depan. 77 Hari ini, pada kelas bahasa Indonesia, Ny. Nina mengajak kami berlatih mengucapkan isi Janji Pemuda. Kami diuji satu per satu, agar nanti ada yang mewakili kami untuk membaca pada saat Perancangan Adegan Sumpah Pemuda.

Untung saja Dika yang terpilih mewakili kelas kami dan membacakan teks Janji Pemuda. Saat poin terakhir teks Sumpah Pemuda dibacakan, siswa lainnya bertepuk tangan. Sebenarnya pementasan adegan Reka Janji Pemuda itu sudah saya perkirakan gagal karena persiapan yang belum matang.

Semoga dengan adanya Adegan Sumpah Pemuda yang kami lakukan pada pagi hari ini dapat membawa persatuan dan kesatuan bagi seluruh lingkungan SD Pondok Bambu.

Cerita 2

Bang Jul yang sedang menghabiskan supnya akhirnya menyadari bahwa Entong dan Doel memanggil namanya dari kejauhan. Kakak, duduklah.” Jawab Bang Jul sambil mengambil kursi yang ada di dekatnya. Oh iya, Bang Entong lupa apa yang ingin ditanyakannya pada Bang Jul.” Jawab Entong sambil memasang senyum konyol di wajahnya.

Iya Tong, biasanya kalau orang Betawi menikah atau orang yang menikah menurut adat Betawi, rotinya akan dijadikan persembahan oleh buaya-buaya itu,” jelas Bang Jul. Jadi roti buaya melambangkan suami istri Doel, buaya besar melambangkan suami, dan buaya kecil melambangkan istri.” Jawab Bang Jul dengan jelas. Tradisi ini adalah agar orang tua atau wali mempelai wanita memberikan restunya kepada mempelai pria Tong.” lanjut Bang Jul.

Kalau wakil mempelai laki-laki menang, maka orang tua atau wali mempelai wanita harus memberikan izin kepada mempelai laki-laki.” Jawab Bang Jul yakin. Yang dilihat Entong dan Doel sekarang hanyalah pertunjukan, jadi keduanya tidak benar-benar bertengkar.” Jawab Bang Jul berusaha meyakinkan Entong dan Doel. Ibarat Entong dan Doel kini percaya kalau mereka benar-benar bertarung.” Bang Jul pasti akan menjawab.

Oh, itu cerita yang bagus dan banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita itu.” Bang Kamu jelaskan. Boleh, tapi kamu beli es krim dulu, kamu haus.” Jawab Bang Jul sambil memegang tenggorokannya. Setelah Bang Jul selesai bercerita tentang Pinokio, Entong dan Doel meminta Bang Jul untuk memberi mereka cerita lain untuk diceritakan.

Nah, kalau begitu kita lanjutkan setelah salat magrib, nanti Abang bisa meminjamkan saya buku cerita rakyat Betawi milik Abang.” Bang Jul mencoba meyakinkan.

DAFTAR PUSTAKA

Pengembangan buku kurikulum siswa 2013 berbasis berpikir aktif dalam konteks sosial bagi siswa sekolah dasar. Ismail NA, Abd Wahid N, Yusoff AS, Wahab NA, Abd Rahim BH, Abd Majid N, Din NM, Ariffin RM, Adnan WI, Zakaria R. Keputusan Kepala Badan Standar Pendidikan, Kurikulum dan Asesmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022.

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV. Metode pengajaran pendidikan lingkungan hidup untuk siswa sekolah dasar (belajar di sekolah Adiwiyata DKI Jakarta). Apakah rata-rata prestasi sekolah menjelaskan pengaruh status sosial ekonomi terhadap minat matematika dan membaca?

The problem-based e-module for learning airplanes using Kvisoft Flipbook Maker for elementary school students.

GLOSARIUM

INDEKS

Gambar

Gambar 1. Upacara tradisi  Sumber : BedahNews.com
Gambar 2. Mahar wayang  Sumber : Bridespedia

Referensi

Dokumen terkait

Levine , "SMEs Growth, and Poverty: Cross- Country Evidence", World Bank, Working Paper.. Broersma Lourens; Gautier Pieter , "Job Creation and Job Destruction by Small Firms: An