PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Bagaimana upaya preventif guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan pengendalian perilaku siswa di SMP Negeri 4 Jember tahun pelajaran 2018/2019. Bagaimana upaya remedial guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kontrol perilaku siswa di SMP Negeri 4 Jember tahun pelajaran 2018/2019.
Tujuan Penelitian
Guru bimbingan dan konseling di SMP ini merupakan guru yang profesional di bidangnya. Adanya kemauan otoritas sekolah untuk menyikapi upaya yang dilakukan melalui bimbingan dan konseling guru. Upaya preventif guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan pengendalian perilaku siswa di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2018/2019.
Upaya kuratif guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan pengendalian perilaku siswa di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2018/2019. Upaya apa saja yang dilakukan melalui bimbingan dan konseling guru untuk mengatasi permasalahan siswa?
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dokumentasi yang terkandung didalamnya berupa bimbingan dan nasehat dari guru kepada siswa untuk melihat permasalahan siswa dan mengatasi permasalahan yang ada. Upaya preventif merupakan upaya guru untuk mencegah terjadinya kenakalan siswa.
Karena keadaan di setiap kelas berbeda-beda, maka guru bimbingan dan pembimbing menyikapinya secara berbeda pula. Upaya tersebut dilakukan oleh guru yang membimbing dan memberi nasehat sebagai upaya kuratif atau untuk menyembuhkan permasalahan siswa.
Sistematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian Teori
- Bimbingan dan konseling
- Kontrol Diri
- Kontrol Prilaku ( Behavioral Control )
- Kontrol Kognitif ( CognitiveControl )
- Kontrol Keputusan ( Decisional Control )
Tujuan umum bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah tujuan pendidikan itu sendiri, karena bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan. Tujuan khusus bimbingan dan konseling di sekolah dibagi menjadi 3, yaitu tujuan yang ditujukan kepada siswa, guru, dan lembaga sekolah sebagai berikut. satu. Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, berhasil atau tidaknya, tergantung pada pelaksanaan bimbingan itu sendiri.
Tujuan bimbingan dan konseling dalam Islam sebenarnya tertuang dalam Al-Quran tentang cara hidup di dunia. Implementasinya melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil yang terkandung dalam masing-masing fungsi tersebut. Prinsip yang menunjukkan tujuan secara keseluruhan adalah peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu yang mandiri.
Guru bimbingan (konselor) harus mampu mengarahkan seluruh layanan bimbingan dan konseling guna mengembangkan kemandirian siswa. Prinsip tersebut mensyaratkan bahwa sasaran sasaran layanan bimbingan dan konseling adalah permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien pada kondisi saat ini. Prinsip tersebut menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, harus saling mendukung, serasi, dan terpadu.
Kegiatan bimbingan dan konseling harus mampu meningkatkan kemampuan siswa (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan standar-standar tersebut. Prinsip tersebut mensyaratkan agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan nasehat dilaksanakan berdasarkan prinsip profesional. Profesionalisme guru bimbingan dan konseling (konselor) hendaknya tercermin baik dalam menyelenggarakan jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, maupun dalam menjunjung tinggi kode etik bimbingan dan konseling.
Prinsip tut wuri handayani adalah prinsip yang memerlukan bimbingan dan konseling secara menyeluruh untuk menciptakan suasana pengasuhan (memberi rasa aman), mengembangkan teladan dan memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya bagi peserta didik (klien) untuk maju. 33. Kedua belas prinsip bimbingan dan konseling pada dasarnya menekankan bahwa konselor adalah ahli yang mempunyai kemampuan membimbing kliennya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Subjek penelitian
Alasannya karena beliau merupakan key informan pertama yang peneliti dapatkan dan dari beliaulah peneliti mendapatkan informasi mengenai informan yang mempunyai pengaruh terhadap apa yang akan saya teliti. Alasannya karena guru tersebut merupakan guru senior di bidang bimbingan dan konseling dan juga salah satunya adalah koordinator bimbingan dan konseling sehingga dapat dihitung data-data yang diperlukan peneliti mengenai hasil penelitian. Penyebabnya karena guru tersebut merupakan guru yang sudah lama mengabdi di sekolah tersebut dan menurut informasi, guru tersebut sudah terbiasa mendidik siswa yang mempunyai kendala dalam upaya keagamaan.
Pasalnya, para siswa tersebut mengalami permasalahan pada tingkat yang berbeda-beda sehingga peneliti dapat menyaring siswa mulai dari upaya pencegahan awal hingga upaya kuratif akhir.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan ini peneliti mengamati tindakan atau langkah yang dilakukan guru bimbingan dan bimbingan terhadap siswa yang sedang menghadapi masalah atau yang akan menghadapi masalah yang sedang dihadapinya, dan mencari keterangan dari guru dan guru mata pelajaran lainnya untuk memperoleh informasi yang detail. . . Semua informasi diyakini dapat diverifikasi kebenarannya, setelah itu guru akan melakukan upaya dan tindak lanjut. Wawancara mendalam adalah suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara bertemu langsung dengan narasumber, dengan tujuan memperoleh gambaran utuh mengenai topik yang diteliti secara intensif dan berulang-ulang.60.
Peneliti memilih teknik wawancara ini untuk memperoleh informasi mendalam dari informan dalam penelitian yang dilakukan. Wawancara jenis ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan menguraikan poin-poin penting yang dibuat tanpa diminta secara bergantian. Selain wawancara mendalam, peneliti juga menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin dengan tujuan mencakup secara utuh poin-poin yang direncanakan.
Data yang diperoleh dengan bantuan teknik wawancara ini menyangkut upaya guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan pengendalian perilaku siswa. Dalam wawancara dengan informan atau narasumber, peneliti menanyakan bagaimana keadaan siswa di kelas dan permasalahan apa yang muncul pada siswa serta upaya apa yang dilakukan guru pembimbing saat itu. Peneliti mengulangi pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada informan lain untuk memastikan kebenaran hasil wawancara peneliti dan tidak lupa disesuaikan juga dengan kondisi sekolah apakah sesuai dengan pernyataan informan.
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai suatu hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, agenda dan lain sebagainya.62. Digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa buku induk, catatan, arsip atau gambar, sehingga dapat diperoleh data tentang gambaran umum sekolah dan kondisi siswanya. Bimbingan dan bimbingan para guru serta dapat pula bertukar pikiran antar rekan bimbingan dan bimbingan.
Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian, peneliti kemudian menentukan analisis data yang sesuai dengan data yang ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data yang dilakukan secara interaktif dan berkesinambungan hingga selesai. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, mengkategorikan, mengarahkan, menghilangkan yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dan diverifikasi.66.
Dapat juga diartikan reduksi data adalah merangkum, memilih permasalahan yang penting serta mencari tema dan pola permasalahan yang ada sehingga tujuan yang diinginkan dalam penelitian dapat tercapai secara tepat. Dalam penelitian ini peneliti merangkum seluruh kejadian yang terjadi di lapangan dan memilih permasalahan yang berkaitan dengan apa yang diteliti, khususnya kegiatan belajar mengajar dan siswa. Dengan cara ini peneliti dapat mencocokkan permasalahan yang ada baik yang terjadi di setiap kelas maupun pada waktu tertentu.
Penyajian data merupakan kumpulan informasi terstruktur yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. 67 Penyajian seluruh hasil reduksi data yang ada agar kita khususnya peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Setelah peneliti melihat kondisi lapangan yang ada, semua informasi tersebut disusun secara terstruktur, baik untuk kelas yang berbeda maupun dari waktu yang berbeda, maka pada saat itu juga dapat diambil kesimpulan dan dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk mengambil apa yang terjadi. Makna yang muncul dalam data, baik dalam reduksi data maupun penyajian data, harus diuji kebenarannya yaitu keabsahannya.68.
Artinya dengan inferensi kita dapat melakukan tindakan berikut dan memeriksa seberapa efektif tindakan yang telah kita lakukan. Periksa seluruh hasil penyajian data apakah sesuai dengan teori yang ada atau merupakan teori baru yang dibuat oleh guru agar bermanfaat bagi kita semua. Ketika kita melakukan tindakan yang diperlukan, kita juga dapat mengamati sejauh mana tindakan yang kita lakukan terhadap siswa tersebut sudah sesuai dengan ketentuan atau ketentuan yang ada.
Keabsahan Data
Sebelum mengenal pencegahan pada guru BK, ada baiknya kita mengetahui apa itu pencegahan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dra Suhartini selaku koordinator bimbingan dan konseling mengenai identifikasi permasalahan siswa, sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Dra Wardani selaku guru bimbingan dan konseling mengenai tanggung jawab dalam mengatasi kesulitan siswa sebagai berikut.
77 Hasil wawancara dengan Ny. Dra Suhartini selaku koordinator guru bimbingan dan konseling SMPN 4 Jember pada tanggal 10 Oktober 2018. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ny. Dra Wardani selaku guru bimbingan dan konseling mengenai keterbukaan dalam menghadapi permasalahan siswa sebagai berikut. 84 Hasil wawancara dengan Ny. Dra Wardani selaku guru BK SMPN 4 Jember pada 10 Oktober 2018.
Sebelum kita mengetahui tentang upaya penyembuhan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu upaya penyembuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil peneliti mengenai upaya preventif yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan teori yang ada. Upaya tersebut dilakukan dengan bimbingan dan konseling terhadap guru sebagai upaya preventif atau untuk memahami karakteristik siswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa temuan yang peneliti peroleh mengenai upaya kuratif guru BK sudah sesuai dengan teori yang ada. Hasil wawancara dengan Ibu Dra Suhartini selaku Koordinator Guru BK SMPN 4 Jember pada tanggal 10 Oktober 2018. Hasil wawancara dengan Ibu Dra Wardani selaku Guru BK SMPN 4 Jember pada tanggal 10 Oktober 2018.
Menurut anda apakah penanganan permasalahan siswa atau kinerja Bimbingan dan Konseling di sekolah sudah baik? Mengapa saat ini Anda takut untuk menceritakan permasalahan yang Anda hadapi kepada Bimbingan dan Konseling di Sekolah?