• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA INTERNATIONAL COFFEE ORGANIZATION (ICO) DALAM MENDORONG PRODUK KOPI INDONESIA UNTUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA INTERNATIONAL COFFEE ORGANIZATION (ICO) DALAM MENDORONG PRODUK KOPI INDONESIA UNTUK "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2019, 7(4): 1793-1804

ISSN 2477-2623 (online), ISSN 2477-2615 (print), ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id

© Copyright 2019

UPAYA INTERNATIONAL COFFEE ORGANIZATION (ICO) DALAM MENDORONG PRODUK KOPI INDONESIA UNTUK

BERSAING DI PASAR INTRNASIONAL

Alfianur1 Nim. 1202045201

Abstract

The role of coffee investment in Indonesia is quite important, both sources of income for coffee farmers, sources of foreign exchange, producers of industrial raw materials, and providers of employment through processing, marketing, and export and import trading. As the largest coffee producer and exporter country in the world, Indonesia continues to strive to increase coffee products in order to become a superior coffee producer from zilzine countries, Vietnam and traders. As an effort the Indonesian government has done is to improve the quality of coffee and also support with the International Coffee Organization (ICO).

Keywords: International Coffee Organization (ICO), Indonesian Coffee, International markets

Pendahuluan

Kopi merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak di perdagangkan di pasar dunia. Kopi adalah salah satu komoditas ungulan Indonesia setelah minyak,sawit,karet dan kakao. Indonesia memeliki 2 jenis kopi yaitu robusta dan arabika.

Indonesia sendiri merupakan negara produsen kopi nomor 4 dan konsumen nomor 7 di dunia di tahun 2016. Posisi Indonesia sangat penting dalam penyediaan dan permintaan kopi global. Dengan menurunnya produksi kopi dunia yang diakibatkan salah satunya oleh badai el-nino, peningkatan produksi kopi Indonesia penting untuk mengisi kekosongan dalam persediaan kopi global.

Ekspor kopi Indonesia dalam lima tahun terkahir, dari tahun 2012 sampai 2016 mengalami naik turun, tercatat dari badan satatistik kopi Indonesia bahwa tahun 2012 nilai ekspor kopi yang mencapai 1,5 Miliar USD terus menurun hingga 2014, kemudian menguat kembali pada tahun 2015, dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2016 yang hanya mencapai 1,4 Milia USD, penurunan ekspor disebabkan oleh turunnya produksi kopi yang hanya mencapai 639.305 ton pada tahun 2016 atau menurun 0,02% dari tahun seelumnya yang mencapai 639.412 ton

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: Alviyanuralvi@gmail.com

(2)

Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia, hampir 90 % pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga Tujuan kawasan tersebut

Peran komoditas kopi bagi perekonomian Indonesia cukup penting, baik sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi, sumber devisa, penghasil bahan baku industri, maupun penyedia lapangan kerja melalui kegiatan pengolahan, pemasaran, dan perdagangan ekspor dan impor. Tanaman kopi di Indonesia sebagian besar terletak di sebelah selatan khatulistiwa, seperti di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Sulawesi bagian Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara

Dalam rangka mendukung aktivitas perdagangan pada sektor kopi, pada tahun 1994 sampai sekarang Indonesia bergabung dengan International Coffee Oraganization.

Tujuan utama dari ICO adalah untuk memeperkuat sektor komuditas kopi secara global dan pengembangan berkelanjutan untuk kemajuan seluruh negara anggota ICO.

Lembaga (ICO) merupakan organisasi internasional antar pemerintah untuk komoditas kopi yang berkantor pusat di London, Inggris. Negara-negara anggota ICO bersidang dua kali setahun. Di antaranya membahas perkembanganproduksi dan industri kopi, perdagangan kopi global, dan pengembangan pertanian kopi yang berkelanjutan.

Anggota ICO terdiri dari 42 anggota pengekspor/produsen dan 8 negara anggota pengimpor/konsumen yang mewakili 97% produksi kopi dunia dan lebih dari 80%

konsumsi dunia. 19 anggota ICO merupakan least developed countries (dengan pendapatan yang rendah dan kerentanan ekonomi) dan terdapat lebih dari 25 juta petani kecil dan keluarganya yang menghasilkan 70% kopi dunia yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan ketidakpastian pasokan dan permintaan

Keanggotaan Indonesia pada ICO berdasarkan pada Peraturan Presiden No. 63 Tahun 2008 tentang Pengesahan International Coffee Agreement 2007. Dengan dilakukannya ratifikasi terhadap ICA 2007, Indonesia sebagai negara anggota wajib mengikuti tata aturan yang ditetapkan oleh ICO, yang tertuang dalam ICA 2007, diantaranya: fungsi dan tujuan organisasi, sistem administrasi Dewan, komite-komite ICO, regulasi staf ICO, pelaporan data statistik secara berkala dan menerbitkan Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) pada tata niaga ekspor kopi, dan menyampaikan informasi yang dibutuhkan Sekretariat ICO untuk berbagai studi dan kajian di sektor kopi. Sesuai komitmen Indonesia sebagai anggota ICO, setiap pengiriman ekspor kopi wajib disertai dokumen SKA form ICO.

Sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia, Indonesia terus berusaha untuk menaikan produk kopi agar bisa menjadi produsen kopi yang

unggul dari negara berzil, Vietnam dan Kolombia, Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia, hampir 90 % pasar ekspor kopi

(3)

Upaya ICO Mendorong Produk Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional (Alfianur)

1795

Indonesia berada di tiga Tujuan kawasan tersebut2. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut.

Potensi perdagangan kopi Indonesia memang terlihat sangat menjanjikan. Untuk di perdagangan di pasar gelobal, namun ada permasalahan terkait ekspor kopi Indonesia, karena sebagian kecil produk kopi Indonesia yang belum memenuhi standar sustainability yang di tetapakan di pasar Internasioanal dan juga terkait permasalahan dalam negri seperti masalah faktor kondisi, faktor permintaan dan juga paktor permodalan untuk petani kopi.

Upaya peningkatan produksi kopi Indonesia sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI dengan menerapkan sejumlah kebijakan seperti intensifikasi, peremajaan kebun, peningkatan fasilitas, dan penyediaan akses permodalan.

Melihat peluang dan potensi kopi Indonesia, pemerintah perlu melakukan upaya untuk menangani masalah seperti permasalahan dalam negri dan hambatan yang memepengaruhi ekspor kopi ke pasar global, adapun upaya yang di lakukanpemerintah Indonesia yaitu dengan meningkatkan kualitas mutu kopi dan serta bekerjasama dengan Internacional Coffee Organization (ICO) dan juga Indonesia tidak hanya melakukan upaya Internal tetapi Indonesia juga melakukan upaya secara eksternal melaluli perdagangan Internasional, upaya yang di lakukan berupa bergabunganya Indonesia ke International Coffee Organizatioan di mana setiap kegiatan, ICO terus mempromosikan kopi Indonesia di berbagai kegiatan event Internasional.

Kerangka Dasar Teori Dan Konsep Konsep perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara didunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya.

Salah satu aktifitas bisnis yang bisa menunjang ekonomi sebuah negara ialah melalui jalur perdagangan. Tanpa adanya aktifitas ini, bisa dikatakan sebuah negara tidak akan mampu berdiri ditengah tengah ekonomi dunia.

Perdagangan internasional ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia ini.

(4)

Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya.

Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah melaksanakan perdagangan internasional.

Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP).

Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu;

1. perdagangan internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan produktivitas;

2. perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan akumulasi kapital;

perdagangan internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship

Peran Organisasi Internasional

Peran organisasi internasional memiliki struktur organisasi untuk mencapai tujuannya.

Apabila struktur-struktur tersebut telah menjalankan fungsinya, maka organisasi tersebut telah menjalankan peranan tertentu. Dengan demikian, peranan dapat dianggap sebagai fungsi baru dalam rangka pengejaran tujuan-tujuan kemasyarakatan

Menurut N.A. Maryam Green, pengertian Organisasi Internasional adalah organisasi yang dibentuk yang berdasarkan suatu perjanjian ketika tiga atau lebih negara menjadi peserta

Sejajar dengan negara organisasi internasional dapat melakukan dan memiliki sejumlah peranan penting, yaitu:

1. Menyediakan sarana kerjasama diantara negara-negara dalam berbagai bidang, dimana kerjasama tersebut memberikan keuntungan bagi sebagian besar ataupun keseluruhan anggotannya.

2. Menyediakan berbagai jalur komunikasi antar pemerintah negara-negara, sehingga dapat dieksplorasi dan akan mempermudah aksesnya apabila timbul masalah.

Peranan organisasi internasional dapat digambarkan sebagai individu yang berada dalam lingkungan masyarakat internasional. sebagai anggota masyarakat Internasional, organisasi internasional harus tunduk pada peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.

Selain itu, melalui tindakan anggotannya, setiap anggota tersebut melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam Peranan organisasiinternasional ditujukan pada kontribusi organisasi di dalam peraturan yang lebih luas.

Peranan organisasi internasional dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

1. Organisasi internasional sebagai legitimasi kolektif bagi aktivitasaktivitas organisasi dan atau anggota secara individual.

2. Organisasi internasional sebagai penentu agenda internasional.

(5)

Upaya ICO Mendorong Produk Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional (Alfianur)

1797

Organisasi internasional sebagai wadah atau instrument bagi koalisi antar anggota atau koordinasi kebijakan antar pemerintah sebagai mekanisme untuk menentukan karakter dan struktur kekuasaan global.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dimana penulis mencoba menggambarkan dan menjelaskan tentang Upaya International coffee organization (ICO) yang mendorong pruduk Kopi Indonesia agar bisa bersaing di pasar Internasional. Dan juga menggunakan data sekunder yaitu melalui buku, literatur, dokumen, jurnal dan berbagai media, situs internet dan lembaga terkait, serta sumber- sumber lain nya yang masih relevan dan observasi selain itu, Teknik analis data dalam skripsi ini adalah teknik Kualitatif dengan menganalisis data skunder yang kemudian menggunakan teori dan konsep yang dapat di gunakan untuk menjelaskan suatu yaitu faktor produksi, geografis, serta peran institusi mempengaruhi peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia. Dalam menyusun kerangka pemikiran, penelitian ini memilih dimensi dan faktor yang digunakan sebagai analisa penelitian berdasarkan latar belakang serta sumber data yang diperoleh.

Hasil Penelitian

Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia.

berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao

Upaya Indonesia sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia, Indonesia terus berusaha untuk menaikan produk kopi agar bisa menjadi produsen kopi yang Potensi dari Negara Negara pengasil kopi terbesar dunia

Perdagangan kopi Indonesia memang terlihat sangat menjanjikan. Untuk di perdagangan di pasar gelobal, namun ada permasalahan terkait ekspor kopi Indonesia, dikarenakan sebagian kecil produk kopi Indonesia yang belum memenuhi standar sustainability yang di tetapakan di pasar Internasioanal dan juga terkait permasalahan dalam negri seperti masah faktor kondisi, faktor permintaan dan juga paktor permodalan untuk petani kopi.

Dengan menurunnya produksi kopi dunia yang diakibatkan salah satunya oleh badai el-nino, peningkatan produksi kopi Indonesia penting untuk mengisi kekosongan dalam persediaan kopi global, selain itu Internasiona Coffee Oreganization terus mempromosikan kopi indoneisa di setiap event kopi Internasional

Selain itu sebagian besar petani kopi Indonesia merupakan petani kecil dengan skill (keahlian) terbatas yang membuat kebanyakan kopi Indonesia memanen kopi saat masih hijau. Selain itu, kopi tidak mencapai kadar air yang dianjurkan (12,5%) sehingga banyak kopi yang berjamur dan pecah akibat penggunaan alat pengupas yang tidak bagus. Kualitas bahan baku yang kurang baik mengurangi tingkat kepercayaan konsumen dalam mengkonsumsi produk olahan kopi.

Masalah lain yang dialami para pelaku industri yakni kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, adanya hambatan dalam peraturan khususnya ketenagakerjaan,

(6)

perpajakan, dan perdagangan, kurangnya motivasi dari pengusaha, kekurangan modal, teknologi pengolahan dan pengemasan yang belum dikuasai sepenuhnya, dan kualitas SDM untuk pemasaran produk hilir yang belum memadai.

Upaya yang mungkin dapat dilaksanakan agar meminimalisir terhambatnya usaha atau perdagangan kopi Indonesia antara lain yaitu; pemerintah diharapkan dapat menerapkan Kebijakan teknologi pasca panen yang berbasis pada teknologi padat karya untuk menyerap sumber daya manusia (SDM) yang lebih besar dalam industri pengolahan kopi, dilakukan penumbuhan dan penguatan kelembagaan usahatani (lembaga Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia/AEKI) dan lembaga Gabungan Eksportir Kopi Indonesia/GEKI, berorientasi pada perdagangan bebas melalui IoE (Internet of Everything), menerapkan ISCOffe (Indonesian Sustainable Coffee) yaitu berupa tindakan untuk melakukan sertifikasi terhadap produk-produk ekspor Indonesia agar mampu memenuhi standar yang diterapkan dalam aturan Internasional, pemerintah juga dapat mendorong jumlah ekspor produk olahan kopi Indonesia dengan melakukan diversifikasi produk serta berinovasi agar olahan menjadi produk kopi olahan berdaya saing di pasar dunia, dan pemerintah mendukung kegiatan promosi produk kopi di dunia melalui keikutsertaan pameran-pameran kopi yang diadakan di seluruh dunia dengan tujuan memperkenal produk kopi Indonesia pada dunia dan bertaraf internasional.

Upaya peningkatan produksi kopi Indonesia sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI dengan menerapkan sejumlah kebijakan seperti intensifikasi, peremajaan kebun, peningkatan fasilitas, dan penyediaan akses permodalan.

Kopi Indonesia masih memiliki kelemahan dari negara eksportir yang lain. Salah satu nya adalah kualitas kopi Indonesia masih jauh dibandingkan dari negara Brazil dan Vietnam. Artinya meskipun Indonesia merupakan salah satu negara eksportir terbesar tetapi Indonesia belum memiliki keunggulan komparatif. Penyebab dari rendahnya kualitas ekspor kopi di Indonesia karena 90% kopi yang diekspor ke luar yaitu berupa green coffee.

Adanya permasalahan dalam negri mempengaruhi ekspor kopi Indonesia oleh karena itu Indonesia tidak hanya melakukan upaya Internal tetapi Indonesia juga melakukan upaya secara eksternal melaluli perdagangan Internasional, upaya yang di lakukan berupa bergabunga nya Indonesia ke International Coffee Organizatioan di mana setiap kegiatan, ICO terus mempromosikan kopi Indonesia di berbagai kegiatan event Internasional

a. Sustainable Coffee Event

Direktur Eksekutif International Coffee Organization (ICO), Mr. Robério Oliveira Silva, menyampaikan pentingnya peningkatan produksi kopi Indonesia saat berbicara di acara Sustainable Coffee Event yang diselenggarakan oleh Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) dan Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) di Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31tahun 2016.

Kehadiran Direktur Eksekutif ICO di Jakarta difasilitasi oleh KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, GAEKI, dan SCOPI, sebagai bagian dari upaya diplomasi kopi Indonesia. “Upaya diplomasi kopi lainnya yang dilakukan

(7)

Upaya ICO Mendorong Produk Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional (Alfianur)

1799

melalui KBRI London diantaranya adalah memperjuangkan kepentingan industri kopi Indonesia dalam pertemuan negara anggota ICO dan mempromosikan kopi Indonesia di berbagai kegiatan, seperti World of Coffee di Dublin, Irlandia pada bulan Juni 2016

Upaya peningkatan produksi kopi Indonesia sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI dengan menerapkan sejumlah kebijakan seperti intensifikasi, peremajaan kebun, peningkatan fasilitas, dan penyediaan akses permodalan. “Kementerian Pertanian mengimementasikan berbagai kebijakan tersebut untuk tingkatkan produksi kopi Indonesia yang masih berada di kisaran 700 kg/hektar setiap tahun

Dalam event tersebut peminta kopi Indonesia sangat lah bagus Produksi kopi Indonesia masih diminati oleh pasar internasional sebagaimana terlihat daripenjualan di TEI. “Penjualan kopi Indonesia hingga hari keempat penyelenggaraan TEI sudah mencapai sekitar US$ 54,9 juta dengan 5 pembeli teratas berasal dari Malaysia, Mesir, Korea Selatan, Palestina, dan Belgia.

b. Teknologi Pengolahan Kopi

Teknologi pengolahan kopi membantu penyederhanaan proses pasca panen kopi dari semula berbentuk biji merah hingga menjadi green beans yakni standar bentuk kopi dalam perdagangan kopi internasional. Teknologi pengolahan kopi sangatlah beragam dan berbeda-beda di tiap negara produsen. Secara umum teknologi ini dibagi ke dalam tiga jenis yakni; wet method, dry method, dan campuran. Jenis teknologi pengolahan kopi pada suatu negara produsen bergantung pada kemampuan teknologi yang mereka miliki, dimana wet method merupakan teknologi pengolahan paling tinggi karena telah melibatkan bantuan mesin, sedangkan dry method ialah yang paling tradisional, dengan hanya bergantung pada cuaca dan sinar matahari bahwa teknologi pengolahan kopi di Indonesia masih bertahan dengan pengolahan tradisional atau belum mengaplikasikan teknologi ke dalam proses pengolahan kopi yang moderen keseriusan ICO dalam mewujudkan salah satu misinya yakni merespon kebutuhan negara dengan mengutamakan negara-negara produsen sperti Indonesia Misi ini ialah salah satu bentuk upaya ICO untuk membantu pengembangan sektor perkopian di kawasan Indonesia dari ketertinggalan. Hal ini juga diperuntukan untuk meminimalisir salah satu hambatan negara produsen berupa kesenjangan produksi di antara tiap-tiap negara produsen kopi dunia.

c. Kerjasama dalam Association of Coffee Producing Countries (ACPC)

Keikutsertaan Indonesia dalam association of coffee producing countries (ACPC) produsen kopi adalah dengan pertimbangan rasa solidaritas antar negara non-blok, dan dalam pelaksanaan yang menyangkut intervensi pasar lebih banyak dipercayakan kepada dunia usaha melalui asosiasi komoditi yang bersangkutanKeberadaan asosiasi produsen ini cukup bermanfaat bagi negara- negara produsen kopi. Namun demikian, asosiasi ini sadar bahwa hasil-hasil yang dicapai selama ini belum seperti yang diharapkan, satu dan lain hal, ini disebabkan masih banyak negara produsen kopi yang belum bergabung kedalam asosiasi ini.

(8)

Keberadaan ACPC di forum kopi internasional adalah dalam rangka mengamankan kepentingan negara-negara produsen kopi dengan dengan melakukan intervensi pasar, sehingga diharapkan mempunyai bargaining posisition dalam menghadapi konsumen. Namun demikian kebijaksanaan ACPC tersebut tidak sejalan dengan ketentuan WTO yang mengarah pada perdagangan bebas yang menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.

d. Kepentingan Indonesia dalam meratifikasi International Coffee AgreementICA Kepentingan Indonesia dalam meratifikasi International Coffee Agreement tahun 20073. Negara-negara di dunia ini perlu menjalin hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara.

Perdagangan internasional memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian suatu negara terutama di negara berkembang dengan pendapatan yang rendah yang tidak memungkinkan untuk melakukan akumulasi tabungan dan modal.

Perdagangan internasional memberikan harapan bagi negara untuk bisa menutupi kekurangan tabungan domestik yang diperlukan bagi pembentukkan modal dalam rangka meningkatkan produktivitas perekonomiannya.

Secara umum sektor pertanian di negara berkembang sangat dipengaruhi oleh kecendrungan globalisasi dan liberalisasi. Salah satu komoditas pertanian yang sangat dipengaruhi oleh pasar global adalah komoditi kopi. Devisa dari kopi menunjukkan perkembangan yang cukup berarti bagi Indonesia. Indonesia termasuk sebagai negara produsen dan pengekspor kopi dunia ke 4 di tahun 2016.

Menimbang keadaan sumber daya kopi di Indonesia yang melimpah, dan Indonesia ingin menjual produk kopinya ke luar negeri (ekspor), maka Indonesia ikut dalam Organisasi Kopi Internasional atau Internasional Coffee Organization (ICO) dan ikut meratifikasi Persetujuan Kopi Internasional atau International coffee Agreement (ICA) tahun 2007 menjadi Perpres No. 63 tahun 2008. Negara-negara Anggota mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memungkinkan mereka memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian ini dan sepenuhnya bekerjasama satu sama lain untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan perjanjian. Negara Anggota terutama melaksanakan penyediaan semua informasi yang diperlukan dalam rangka memudahkan berlakunya perjanjian. Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi produsen kopi juga dengan pertimbangan rasa solidaritas antar negara non-blok dan dalam pelaksanaan yang menyangkut intervensi pasar lebih banyak dipercayakan kepada dunia usaha melalui organisasi komoditi yang bersangkutan. Keberadaan organisasi produsen ini cukup bermanfaat bagi negara-negara produsen kopi.

International coffee Agreement (ICA) yang disahkan di London, Inggris, pada tanggal 28 September 2007 ini merupakan kumpulan dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh anggota ICO, bentuk keanggotaan dan bentuk organisasi, hak-hak istimewa yang akan didapatkan, struktur dewan kopi internasional, promosi dan pengembangan pasar, kegiatan proyek pengembangan kopi, informasi serta forum untuk konsultasi, sengketa

3International coffee Agreement (ICA) mengutip dari International Coffee Agreement 2007.

http://www.ico.org/ica2007.asp.

(9)

Upaya ICO Mendorong Produk Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional (Alfianur)

1801

dan pengaduan. Indonesia menilai International coffee Agreement ini sangat penting sehingga harus diratifikasi agar dapat dilaksanakan demi mencapai kepentingannya.

Produksi kopi di Indonesia dapat dibilang bagus, dengan produksi yang banyak, Indonesia dapat mengekspor ke luar negeri. Namun di lain sisi, Indonesia masih memiliki beberapa kekurangan dalam memproduksi kopi. Indonesia juga meratifikasi International coffee Agreement (ICA) tahun 2007 menjadi Perpres No. 63 tahun 2008.

Pengambilan keputusan ini tentu saja memiliki kepentingan tersendiri bagi Indonesia demi mencapai kepentingannya.

langkah-langkah utama dalam menentukan pengambilan kebijakan. Seperti misalnya mempertimbangkan situasi ekonomi domestic yang mana Indonesia membutuhkan devisa dari penjualan kopi ini keluar negeri. Dalam draft ICA banyak perjanjian- perjanjian yang akan menguntungkan Indonesia. Ratifikasi ICA ini tentu saja juga akan memudahkan proses ekspor kopi Indonesia kedepannya. Kebijakan ratifikasi ini juga memperpertimbangkan keadaan mutu dan kualitas produk kopi Indonesia yang dinilai rendah dan tidak dapat bersaing di pasar internasional.

Faktor eksternal yang menjadi sorotan utama bagi Indonesia adalah kondisi komoditas kopi internasional yang fluktuatif dan selalu berubah dalam hal mutu produksi, meningkatnya permintaan konsumen serta semakin majunya industri pengolahan kopi dengan berbagai teknologi membuat Indonesia merasa tertantang dalam memproduksi kopi untuk pasar internasional. Di sisi lain, Indonesia juga mengerti akan kekurangan yang dimilikinya, maka dari itulah Indonesia membutuhkan ICA ini untuk diratifikasi agar dapat berperan dalam ICO dan menjalin hubungan dengan berbagai negara eksportir lainnya dan juga dapat berbagi informasi tentang cara bagaimana memproduksi kopi yang bermutu tinggi serta pertukaran teknologi.

Kontribusi kopi terhadap penerimaan devisa negara memiliki porsi yang besar setiap tahunnya. Tujuan ekspor kopi Indonesia didominasi oleh negara-negara Eropa, USA, dan beberapa negara Asia seperti Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Pilipina, Singapura dan beberapa negara Afrika seperti Afrika Selatan, Mesir dan UEA.

Tingginya devisa dari sektor kopi meski berfluktuasi ini membuat pemerintah tidak ingin kehilangan sektor ini. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan sumber devisa negara dari sektor kopi ini, salah satunya adalah meratikasi ICA 2007. Dengan meratifikasi ICA, Indonesia dapat aktif dalam ICO.

Dalam rangka untuk mempertahankan sumber devisa ini, selain meningkatkan kualitas kopi, Indonesia juga dapat berupaya untuk mempromosikan kopi ke pasar yang lebih luas. Tentu saja jika mendapat pasar yang luas, pendapatan tehadap negara akan meningkat, keberlangsungan produksi kopi akan terus berlanjut serta pendapatan bagi petani juga akan meningkat.

Kesimpulan

Kopi adalah salah satu komoditas paling potensial untuk diperdagangkan di dunia, dan, Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia dengan produksi mencapai 639 ribu ton pada 2016. Beberapa jenis kopi Nusantara bahkan dikenal oleh penikmat kopi di seluruh dunia seperti kopi Toraja, kopi Lampung, kopi Mandailing,

(10)

maupun kopi Aceh. Bahkan kopi Luwak yang merupakan kopi hasil fermentasi dari binatang luwak/musang sangat terkenal kenikmatannya sehingga harganya sangat mahal hingga mencapai jutaan rupiah per kilogram.Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor kopi Indonesia.

Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena Indonesia menempati posisi ke 4 di tahun 2016, sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia, Indonesia terus berusaha untuk menaikan produk kopi agar bisa menjadi produsen kopi yang unggul dari negara berzil, Vietnam dan Kolombia , Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara- negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia, hampir 90 % pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga Tujuan kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut.

Dalam rangka mendukung aktivitas perdagangan sektor kopi, Indonesia bergabung dengan Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization). Tujuan utama ICO ialah untuk memperkuat sektor komoditi kopi secara global dan pengembangan berkelanjutan pada market-based environment untuk kemajuan seluruh negara anggota.

Sekarang yang perlu mendapat perhatian Indonesia bukan lagi bagaimana kembali ke masa berlakunya sisteim kuota ICO yang telah lalu, tetapi bagaimana sebaiknya kerjasama didalam ICO ini dikembangkan tanpa mencampuri pasar secara langsung dan bagaimana sebaiknya Indonesia dapat mengambil manfaat maksimal dari ICO.

Dalam bentuk yang sekarang ini, ICO harus dilihat sebagai wadah dialog yang efektif diantara konsumen dan produsen mengenai berbagai hal yang menyangkut pasar seperti masalah kontrak, penyelesaian perselisihan dagang secara umum standar mutu, dan sebagai wadah kerjasama kultur teknis perkopian.

Selain iu Indoneia harus terus memperbaiki kualitas kopi yang sesuai setandar mutu kopi dunia yang sudah di tetapkan oeh International Coffee Organizaton dan juga memeperbaiki permasalah akses petani kopi seperti memberi modal dan alat rosting kopi yang modern agar biji kopi bisa lebih baik pengelolahannya dan bisa masuk di standar ekspor kopi internasional.

Daftar Pustaka Buku

AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia). 2006. Statistik Kopi 2003-2005. Jakarta.

Chandra, Devi, R. Hanung Ismono dan Eka Kasymir. 2013. Prospek Perdagangan Kopi Robusta Indonesia di Pasar Internasional. JIIA, Vol.1 No.1: 10-15.

Dradjat, Bambang, Adang Agustian dan Ade Supriatma. 2007. Ekspor dan Daya Saing Kopi Biji Indonesia di Pasar Internasional: Implikasi Strategis Bagi Pengembangan Kopi Biji Organik. Pelita Perkebunan Vol. 23 No. 2: 159-179.

Jurnal

Badan Pusat Statistik Indonesia, Statistic kopi Indonesia,2016

(11)

Upaya ICO Mendorong Produk Kopi Indonesia Bersaing di Pasar Internasional (Alfianur)

1803

Anggi Meiri, Rita Nurmalina, dan Amzul Rifin. 2013. Analisis Perdagangan Kopi Indonesia di Pasar Internasional. Bogor. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2013

Hanani, Nuhfil, Rosihan Asmara dan Fahriyah. 2012. Persaingan Ekspor Kopi Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal Kopi Perhepi.

Irma Tata Manggala 2019. Skripsi berjudul Analisis pengaruh faktor produksi, geografis, dan peran institusi terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia dari perdagangan kopi Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bandar Lampung

Internet

International Coffee Organization (ICO) (http://ico.org

International coffee Agreement (ICA) mengutip dari International Coffee Agreement 2007. http://www.ico.org/ica2007.asp.

International Coffee Oragnization (ICO) mengutip dari

https://indonesianembassy.org.uk/direktur-eksekutif-international-coffee- organization-mendorong-peningkatan-produksi-kopi-indonesia

International Coffee Organization Mendorong Peningkatan Produksi Kopi Indonesia mengutip dari https://scopi.or.id/direktur-eksekutif-international-coffee- organization-mendorong-peningkatan-produksi-kopi-indonesia/

Jenis varietas kopi yang ada di dunia di mengutip dari

https://books.google.co.id/books?id=ac_1e2nv1oC&printsec=frontcover#v=

onepage&q&f=false

Negara Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia mengutip dari

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/05/inilah-10-negara- tujuan-utama-ekspor-kopi-indonesia

Organisasi Kopi Internasional Dorong Indonesia Tingkatkan Produksi mengutip dari https://dunia.tempo.co/read/812952/organisasi-kopi-internasional-dorong- indonesia-tingkatkan-produksi/full&view=ok

Perundingan kopi Internasiona (ICO) mengutip

http://ditjenppi.kemendag.go.id/index.php/apec-oi/organisasi-komoditi- internasional/ico

Sejarah kopi mengutip dari

http//www.sasamecoffee.com/kopipedia/sejarah-dan-jenis-kopi/

(12)

Standar mutu kopi ekspor, mengutip dari

https://media.neliti.com/media/publications/32400-ID-kepentingan- indonesia-meratifikasi-international-coffee-agreement.pdf Standar mutu biji kopi Indonesia mengutip dari

https://multimeter-digital.com/standar-mutu-biji-kopi.html

Referensi

Dokumen terkait

Much reporting is based on voluntary and discretionary measures, leading to risks of corporate capture, lack of comparability, lack of consistency and uncertainty in benchmarking.33