• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA N 1 SUNGAYANG TANAH DATAR SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA N 1 SUNGAYANG TANAH DATAR SUMATERA BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

An-Nizom| Vol. 8, No. 1 April 2023 Vicky Rizki Febrian| Upaya Kepala Sekolah

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALISME GURU DI SMA N 1 SUNGAYANG TANAH DATAR SUMATERA BARAT

Vicky Rizki Febrian UIN Mahmud Yunus Batusangkar

vickyrizkifebrian@uinmybatusangkar.ac.id

………..

Abstrak

Pokok permasalahan dalam penelitian ini disebabkan karena adanya beberapa guru yang belum menguasai materi pelajaran, kurang menguasai teknologi dan belum menjalankan tugasnya sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan penguasaan materi oleh guru 2) Untuk mengetahui upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan penguasaan SK dan KD dalam proses belajar mengajar 3) Untuk mengetahui upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan pengembangan materi oleh guru 4) Untuk mengetahui upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi oleh guru 5) Untuk mengetahui upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan reflektif guru. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan pengambilan lokasi di SMA N 1 Sungayang. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guruSMA N 1 Sungayang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang mendukung dalam teknik pengumpulan data yaitu diri peneliti sendiri dan pedoman wawancara. Teknik penjaminan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kredibilitas, keteralihan, ketergantungan dan ketegasan. Hasil Penelitian ini mengungkapkan bahwa upaya kepala sekolah dalam meningkatkan professional guru di SMAN 1 Sungayang adalah dengan cara berikut ini: 1.meningkatkan kemampuan penguasaan mater bagi guru, 2. kemampuan penguasaan SK dan KD mata pelajaran yang diampu oleh guru, 3. meningkatkan kemampuan pengembangan materi oleh guru, 4. meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai teknologi dan 5. meningkatkan kemampuan reflektif guru

Kata kunci:Upaya Kepala Sekolah dan Profesionalisme

Abstract

The main problem in this study is due to the fact that there are several teachers who have not mastered the subject matter, lack knowledge of technology and have not carried out their duties according to a predetermined plan. The purposes of this study were 1) To find out the efforts of the Principal in improving the mastery of the material by the teacher 2) To find out the efforts of the Principal in improving the ability to master SK and KD in the teaching and learning process 3) To find out the efforts of the Principal in improving the ability of the teacher to develop material 4) To find out the efforts of the Principal in improving the ability of teachers to master technology 5) To find out the efforts of the Principal in increasing the reflective ability of teachers. This research is a qualitative research with a phenomenological approach and location taking at SMA N 1 Sungayang. The data sources in this study were the principal and teachers of SMA N 1 Sungayang. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. Instruments that support data collection techniques are the researchers themselves and the interview guide. Data validity assurance techniques used in this study are credibility, transferability, dependence and firmness. The results of this study reveal that the principal's efforts to improve the professionalism of teachers at SMAN 1 Sungayang are in the following ways: 1. increasing the ability to master the material for teachers, 2. the ability to master SK and KD subjects taught by the teacher, 3. increasing the ability to develop material by the teacher, 4. increasing the teacher's ability to master technology and 5. increasing the teacher's reflective ability

Keywords:Principal's Efforts and Professionalism

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk mengembangkan sumber daya manusia dan pembangunan karakter bangsa. Nilai- nilai suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan tujuan pembangunan pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan mutu manusia Indonesia seutuhnya.1

Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan masyarakat, maka pemerintah saat ini sangat berkepentingan untuk meningkatkan segala aspek pendidikan saat ini, termasuk meningkatkan kualitas produktivitas guru. Kita berharap pendidikan di Indonesia bangkit dari keterpurukan dan menjadi garda depan pembangunan bangsa.

Bentuk perhatian ini terutama terlihat dalam kebijakan pemerintah, antara lain: berupa pemenuhan persyaratan hukum, penguatan pendidikan dan upaya pengembangan berbagai regulasi untuk memajukan pendidikan kerakyatan2.

Profesi guru merupakan profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki keahlian untuk menjadi seorang guru. Profesi guru membutuhkan kondisi khusus, terutama sebagai guru profesional yang harus menjalani pelatihan dan pembelajaran yang langka melalui informasi yang berbeda. Namun, masih banyak guru yang memenuhi syarat profesinya sebagai guru sesuai UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Banyak juga guru di daerah yang tidak memenuhi persyaratan pendidikan S1/D4. Selain itu, masih banyak guru yang gagal mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan efektif untuk menghasilkan siswa sebagaimana amanat undang-undang. Banyak guru yang masih

1E. Mulyasa, “Menjadi Guru Profesional, ” 2005, 31.

2Subandowo, “Peningkatan Produktivitas Guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Pada Era Global.

Jurnal Ilmiah Kependidikan Khazanah Pendidikan, Vol.1:

No.2,” 2009” 109-110.

memandang profesinya hanya sebagai rutinitas kerja biasa, membuat mereka tidak memiliki posisi yang lebih baik untuk menanamkan nilai-nilai pedagogis kepada siswanya.Oleh karena itu, peran pemimpin pendidikan sangat diperlukan untuk membuat guru mengerti dengan profesinya sebagai seorang guru dan meningkatkan profesionalismenya. Berbicara mengenai pemimpin pendidikan berarti itu menyangkut dengan kepala sekolah. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefenisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi anatara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka3.

Kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan profesional guru, karena seorang guru yang profesional menuntut kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang profesional. Sebagai Pimpinan di sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan individu guru dalam membangun sekolah berkualitas. Sebagai seorang pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan informasi di lingkungan sekolah, strategi-strategi yang berlaku untuk mencapai tujuan manajemen pendidikan, metode dan sistem kerja, dan pencapaian secara relatif, menyeluruh dan berkelanjutan, di mana keterampilan profesional kepala sekolah guru. selalu nyata.

Kepala sekolah sebagai kepala sekolah memiliki tugas yang sangat berat untuk meningkatkan mutu sekolah. Guru sebagai salah satu bagian terpenting dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal pemecahan masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, guru harus menjadi guru yang profesional.

3 James M Lipham, “The Principal Concepts, Competencies, and Cases”, . 1985, 1.

(3)

Menurut Kunandari, guru profesional adalah guru yang mengenal dirinya sendiri. Ia sendiri berpikir bahwa ini adalah orang yang diajak untuk menemani para siswa dalam belajar. Menurut Kunandari, sifat-sifat guru profesional antara lain misalnya. Mereka memiliki pelatihan profesional yang memadai, mereka memiliki kualifikasi ilmiah yang sesuai dengan bidangnya, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dengan siswanya, jiwa kreatif dan produktif, etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya dan pengembangan diri yang berkelanjutan terus menerus (continuous improvement) melalui asosiasi profesional, internet, buku, seminar dan sejenisnya4.

Administrasi sekolah berkewajiban untuk melakukan upaya intensif untuk memprofesionalkan tenaga pengajar di sekolahnya untuk menciptakan iklim sekolah yang baik, menasihati siswa sekolah, mendukung seluruh staf pengajar dan menerapkan model pembelajaran yang menarik. Selain menyelesaikan tugas, kepala sekolah bertekad untuk merumuskan strategi dan misi sehingga ia tahu arah mana yang harus dituju dan bagaimana menuju ke sana untuk mencapai tujuan operasional lembaga pendidikan. Keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan membangun komitmen untuk menyelaraskan strategi dan visi.

Mengelola sumber daya yang mendukung implementasi strategi.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang didasarkan pada model, strategi dan penerapan model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang dikembangkan sangat berbeda. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila menganggap bahwa penelitian kualitatif merupakan isu penting bagi banyak orang5.

Karena fokus penelitian ini adalah strategi

4 Kunandar, “Guru Profesional Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,” 2011, 48-50.

5Basrowi, Suwandi, “Memahami Penelitian Kualitatif” 2008, 28.

kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, maka partisipan penelitian ini adalah kepala sekolah, asisten kepala sekolah dan guru. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumber data, yaitu:

1) Sumber informasi primer, yaitu. Sumber-sumber utama diperoleh langsung secara tertulis, yaitu:

kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru.

Sumber informasi sekunder yaitu:

2) Sumber informasi dalam hal ini, informasi dari dokumen, antara lain: Program Tahunan Kepala Sekolah, Profil Sekolah, Informasi Guru, Informasi Siswa, Buku Pelajaran Sekolah, Kalender Pendidikan, Jadwal Kerja Guru dan Guru, Buku Agenda Kepala Sekolah, Struktur Organisasi Sekolah dan Struktur Organisasi Fakultas.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:

1. Teknik Observasi

Nasutin mengatakan bahwa persepsi adalah semua pengetahuan. Ilmuwan hanya dapat bekerja atas dasar data, yaitu atas dasar fakta yang mereka peroleh melalui observasi.

Data dikumpulkan, seringkali dengan bantuan berbagai alat canggih, sehingga objek yang sangat kecil atau jauh dapat diidentifikasi dengan jelas6.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan profesional guru di SMA N 1 Sungayang, peneliti menyiapkan formulir observasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah: Printer/kamera (HP), (terpasang) dan alat tulis.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

6 Sugiyono, “Metode Kombinasi (Mixsed Methods)”, 2015, 309.

(4)

pertanyaan dan yang diwawancarai yang menjawab pertanyaan. Selama wawancara, beberapa faktor yang saling terkait berperan.

lain 7. Wawancara adalah percakapan antara dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang menjawab pertanyaan tersebut8.

Teknik wawancara yang digunakan penulis adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara terkait dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru di SMA N 1 Sungayang.

Dalam wawancara, beberapa pertanyaan diajukan yang sebelumnya telah diatur sedemikian rupa. Dalam wawancara ini, subjek wawancara adalah kepala sekolah dan sekelompok guru untuk mengkonfirmasi jawaban. Instrumen yang digunakan dalam wawancara ini adalah pedoman wawancara, alat tulis dan kamera (HP).

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen sebagai sumber penelitian. Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen sebagai berikut: Dokumen adalah bahan tertulis atau film yang diajukan atas permintaan penyelidik9. Dokumen yang digunakan sebagai sumber informasi antara lain catatan profil sekolah, catatan kehadiran guru dan pegawai, buku mogok harian guru atau pegawai, program tahun ajaran, agenda kepala sekolah, struktur organisasi sekolah, struktur organisasi guru dan fakultas, dan arsip atau dokumen.

terkait penelitian. Prosedur pengumpulan data dengan survei dokumenter digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh untuk penelitian ini.

7 Jemmy Rumengan, “Metode Penelitian Dengan SPSS,”

2010, 60-61.

8Masganti Sitorus, “Metodologi Penelitian Pendidikan Islam,”

2011, 187.

9Ibid Hal.197

PEMBAHASAN

1. Kompetensi Profesioanl Guru

Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Republik Indonesia yang kemudian diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Guru menyebutkan bahwa 4 Kompetensi yang harus dimiliki guru miliki, yaitu:

Keterampilan pribadi, sosial, Esamer dan profesional.

Kualifikasi profesi yang harus dimiliki seorang guru menurut Keputusan Menteri Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Persyaratan Kualifikasi Akademik dan Kualifikasi Guru harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Di SMA N 1 Sungayang guru-guru sudah menguasai materi pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Hal tersebut bisa kita lihat dari jawaban responden saat wawancara dilakukan, mereka sudah mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, diklat, workshop, KKG, dan MGMP.

a. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu

Guru SK dan CD SMA N 1 sudah menanganinya dengan baik, karena guru terlibat dalam kegiatan pedagogik kurikulum, menyusun IHT (In House Training), membimbing guru dan selalu update dengan informasi baru..

b. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif

Investasi kepala sekolah dalam pengembangan mata pelajaran itu baik. Kepala sekolah menyediakan infrastruktur yang mendukung

(5)

pengembangan bahan ajar, membimbing guru dalam model pembelajaran, guru mengintegrasikan dan memadukan bahan ajar, serta memfasilitasi penyediaan layanan internet dan Wi-Fi di sekolah. Dengan memasang WiFi di sekolah, guru dapat menggunakan internet untuk mencari mata pelajaran sebanyak- banyaknya sehingga dapat dibandingkan satu sama lain untuk mengembangkan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.

c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

Di SMA N 1 Sungayang kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bervariasi antara lain: Kepala sekolah mendorong guru untuk berefleksi, mengajak guru lain untuk berefleksi, berbagi dan mendiskusikan PBM yang telah diselesaikan, mendiskusikan pembelajaran dengan KKG, melaksanakan praktik pendidikan, guru melakukan evaluasi pembelajaran bahkan setelah lulus.

d. Memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Alhamdulillah guru-gurunya cukup pandai menguasai teknologi.

Karena kepala sekolah meningkatkan

kemampuan guru dalam

menggunakan TIK dengan cara memberikan pelatihan penggunaan teknologi dan mendatangkan ahli IT ke sekolah, serta memberikan nasehat guru IT di sekolah bagi guru yang terkendala oleh penggunaan IT.

Bimbingan TIK bagi guru ternyata sangat bermanfaat bagi guru yang

difabel akibat penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi informasi sebagai bagian dari proses belajar mengajar di sekolah.

2. Upaya Atau Peran Kepala Sekolah Upaya dalam meningkatkan profesionalisme guru diperlukan upaya dari kepala sekolah. Upaya atau peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru sebagai berikut:

a. Kepala sekolah sebagai educator Dalam melaksanakan tugas mengajarnya, kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya yang wajar untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar sekolahnya. Kepala Sekolah SMA N 1 Sungayang berupaya meningkatkan penguasaan materi guru khususnya sebagai pelatih dan pendidik, melibatkan guru dalam Dilkat, Kelompok Kerja Guru (KKG), workshop dan meminta guru mencari sumber belajar lain baik di internet maupun sumber . . Selain itu, kepala sekolah juga mengecek untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi dan menyusun rencana tindak lanjut.

b. Kepala sekolah sebagai supervisor Pengawas adalah proses yang dirancang khusus untuk membantu guru dan pengawas menjadi akrab dengan tugas sehari-hari sekolah sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk memberikan dan merawat layanan yang lebih baik bagi siswa dan orang tua sekolah untuk mencoba membuat sekolah lebih baik.

kolaboratif berdasarkan untuk mempelajari Direktur SMA N 1

(6)

Sungayang bertujuan untuk mengelola SK dan CD dalam peran guru dan pelatih dengan melibatkan guru dalam pelatihan kurikulum.

Selain melibatkan guru dalam pengembangan kurikulum, kepala sekolah membimbing guru dalam penyusunan pembelajaran dan RPP.

Sembari menyusun kurikulum dan RPP, pihak sekolah juga melakukan penilaian. Evaluasi administrasi sekolah didasarkan pada bagian dari program pembelajaran dan semester serta RPP.

c. Kepala sekolah sebagai innovator Untuk memenuhi peran dan tugasnya sebagai pembaharu, kepala sekolah harus melakukan upaya yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungannya, mencari ide-ide baru, mengintegrasikan semua kegiatan, memberi contoh bagi semua sekolah. Staf pengajar dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran. Model Kepala sekolah sebagai penemu menunjukkan dirinya dalam bagaimana dia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, mendelegasikan, integratif, rasional dan faktual, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptif dan fleksibel. Sebagai inovator, kepala sekolah harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.

Ide baru, misalnya, adalah perubahan kelas. Mobile class mengubah strategi pembelajaran dari model kelas tetap menjadi tema kelas, sehingga setiap mata pelajaran memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat peraga

dan alat bantu lainnya. Upaya kepala sekolah SMA N 1 Sungayang untuk secara kreatif meningkatkan pengembangan mata pelajaran berperan sebagai inovator, membimbing guru untuk

mengembangkan model

pembelajaran yang inovatif dan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kreativitas guru.

Selain itu kepala sekolah menghimbau kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang menarik agar siswa tidak bosan ketika guru membagikan materi.

Upaya kepala sekolah SMA N 1 Sungayang untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yaitu berperan sebagai inovator dengan mengirimkan guru- guru untuk mengikuti kegiatan pendidikan untuk meningkatkan pendidikan, seminar dan workshop di bidang teknologi informasi dan komunikasi,untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan informasi bagi seluruh guru dengan mengundang narasumber, melengkapi berbagai lembaga dan media yang dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar serta mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran melalui metode dengan menggunakan TIK.

d. Kepala sekolah sebagai motivator Sebagai motivasi, kepala sekolah harus memiliki upaya yang tepat untuk memotivasi para pendidik untuk melakukan berbagai tugas dan tugas. Motivasi tersebut dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan lingkungan fisik, menciptakan suasana kerja, disiplin, motivasi, reward yang efektif, dan

(7)

menyediakan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

Upaya kepala sekolah SMA N 1 Sungayang untuk meningkatkan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan yaitu sebagai motivator, kepala sekolah memotivasi guru untuk terus melakukan tindakan reflektif untuk kebaikan di masa depan. Selain itu, kepala sekolah mendorong para guru untuk melakukan penelitian aktif di kelas untuk meningkatkan keterampilan profesional mereka.

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Materi Oleh Guru

Untuk meningkatkan penguasaan materi, kepala sekolah berperan sebagai edukator membimbing guru ketika kesulitan memahami materi, dengan melibatkan guru dalam mata kuliah diklat, kelompok kerja guru (KKG) dan kelompok kerja, dengan menasihati guru, mencari sumber belajar lainnya. dan melalui kepemimpinan.

2. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemampuan Penguasaan SK Dan KD Mata Pelajaran Yang Diampu Oleh Guru

Meningkatkan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi inti, kepala sekolah berperan sebagai pendidik dan pengawas, membimbing guru dalam pembuatan RPP dan melibatkan guru dalam pelatihan dan bimbingan kurikulum.

3. Upaya Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Kemampuan

Pengembangan Materi Yang Dilakukan Guru

Dengan meningkatkan

pengembangan materi, kepala sekolah berperan sebagai inovator, membimbing guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang inovatif dan menyediakan fasilitas untuk mendukung guru dalam pengembangan materi secara kreatif.

4. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menguasai Teknologi

Dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, kepala sekolah berperan sebagai inovator dan membimbing guru untuk mengembangkan inovasi media pembelajaran menggunakan media elektronik.

5. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kemampuan Reflektif

Dengan mempromosikan

pengembangan profesional guru, kepala sekolah bertindak sebagai motivator dan mendorong guru untuk terus melakukan refleksi pembelajaran dan terlibat dalam penelitian tindakan kelas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan informasi dari praktik, dalam rangka meningkatkan upaya kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalitas guru di SMA N 1 Sungayang, ada beberapa usulan yang harus disampaikan kepada berbagai pemangku kepentingan, antara lain:

1. Kepala sekolah harus berupaya dan berkomitmen untuk mengembangkan kinerja pribadinya (khususnya guru) menuju profesionalisme yang diharapkan.

2. Pimpinan sekolah hendaknya mengoptimalkan peran MGMP sebagai alat untuk meningkatkan profesionalisme guru dengan menggunakan teknik dan metode pembelajaran yang berbeda.

3. Kepala sekolah harus mempertimbangkan

(8)

faktor latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar dan kesejahteraan dalam meningkatkan profesionalisme.

4. Guru harus terus meningkatkan kualifikasi profesinya dengan lebih aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik oleh madrasah maupun Dinas Pendidikan.

DAFTAR PUTAKA

Afrizal, 2014.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pres.

Asmendri, 2008. Pengantar Manajemen Pendidikan.Batusangkar: STAIN Batusangkar.

Baskoro, Wahyu, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Setia Kawan.

Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:PTRinekaCipta.

Buchari Alma, 2010. Guru Profesional, Menguasai Metode danTerampil Mengajar.Bandung: Alfabeta.

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Engkoswara, 2015.Administrasi Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Hamzah, 2011. Profesi Kependidikan Problem Solusi, Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

James M Lipham. 1985. The Principal Concepts, Competencies, and Cases. New York: Longman Inc.

Jemmy Rumengan, 2010. Metode Penelitian Dengan SPSS.Batam: Uniba Press.

Kompri, 2017. Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah: Pendekatan Teori Untuk Praktik Profesional. Jakarta: Kencana.

Kunandar, 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Martinis Yamin, 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta:Gaung Persada.

Masganti Sitorus, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Islam.Medan: IAIN Press.

Moleong dan Lexy.J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remadja Karya.

Nirmala, T. Andini, 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media

Oemar Hamalik, 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Piet A. Sahertian, 2008. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

Priansa, Doni Juni, 2014. Kinerja Profesionalisme Guru Fokus Pada Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Salim dan Syahrum, 2007.Metode Penelitian Kualitatif Konsep Dan Aplikasi Dalam Ilmu Sosial, Keagamaan, Dan Pendidikan.Bandung: Cita Pustka Media.

Samana, 2006.Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta:

Kanisius.

Subandowo, 2009. Peningkatan Produktivitas Guru dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Pada Era Global. Jurnal Ilmiah Kependidikan Khazanah Pendidikan, Vol.1: No.2.

Sugiyono, 2015. Metode Kombinasi (Mixsed Methods).Bandung:Alfabeta.

Sumiati dan Asra, 2013. Metose pembelajaan.

Bandung: Wacana Prima.

Syaiful Sagala, 2013. Kemampuan Profesional Guru dan TenagaKependidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Kosep, Strategi, Dan Implementasinya Dalam KTSP.

Jakarta: Bumi Aksara.

Uhar Suharsaputra, 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: PTReflika Aditama.

Wahyusumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yunus Abu Bakar dkk, 2009. Profesi Keguruan. Surabaya: Lapis Aprinta.

Referensi

Dokumen terkait

Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di Madrasah Aliyah Aisyiyah Kota Binjai. Demikian kami sampaikan, atas bantuan dan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain: meminta kepala sekolah untuk menambah jam di luar jam pelajaran