• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Kepolisian Garut Menangani Kekerasan Geng Motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Upaya Kepolisian Garut Menangani Kekerasan Geng Motor"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Geng motor sudah marak di Kabupaten Garut dan sangat meresahkan masyarakat, pelakunya mulai dari pelajar SMP hingga pelajar SMA sekalipun. Kegiatan mereka tidak lain hanyalah perusakan fasilitas umum, perampokan, perampokan, bahkan tidak segan-segan membunuh jika ada korban yang mencoba melawan.1 Geng motor ini sangat meresahkan masyarakat sehingga dapat dianggap sebagai sebuah kejahatan. kondisinya dikategorikan. Halaman 218. patologi sosial atau penyakit masyarakat yang perlu diobati, dan sebagian besar perilaku geng motor dapat dikatakan sebagai tindak pidana.2.

Dari segala aspek atau hal yang sering dilakukan oleh geng motor itu sendiri, selain tindakan biasa dan tindakan yang jelas-jelas meresahkan masyarakat Kabupaten Garut, untuk mengatasi aksi kekerasan yang dilakukan oleh geng motor nampaknya membuahkan hasil dengan ditangkapnya para geng motor tersebut. pelaku kekerasan yang mengakibatkan korbannya mengalami luka berat.3. Pengambilan keputusan mengenai hukum pidana seringkali menggunakan istilah delik, sedangkan pembentuk undang-undang dalam merumuskan undang-undang menggunakan istilah peristiwa pidana, atau tindak pidana, atau tindak pidana tanpa memberikan penjelasan apa sebenarnya yang dimaksud dengan kata “tindak pidana”. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yang dimaksud dengan tindak pidana antara lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

1948-17 dan Undang-Undang Republik Indonesia (sebelumnya) No. 8 Tahun 1948 Pasal 3. d) Hal-hal yang diancam undang-undang dan perbuatan yang dapat diancam (UU Darurat No. 16 Tahun 1951 tentang penyelesaian perselisihan perburuhan, Pasal e) Tindak pidana (UU No. 7 Tahun 1953 tentang pemilihan umum , Pasal 129). f) Tindak Pidana (UU Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan Pengadilan Kejahatan Ekonomi, Pasal 1 dst). g) Tindak pidana (Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1964 tentang kewajiban pelayanan masyarakat dalam rangka pemasyarakatan bagi terpidana karena. Strafbaar Feit'' adalah suatu perlakuan (perbuatan/perbuatan) yang diancam dengan pidana, bertentangan dengan undang-undang ( onrechmatig) yang dilakukan karena kesalahan (schuld) oleh seseorang yang mampu mempertanggungjawabkannya 5 Wirjono Prodjodikoro, Beberapa tindak pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003), p.e) Satochid Kartanegara, menggunakan istilah pidana pidana.

Yang dimaksud dengan tindak pidana (perbuatan) meliputi pengertian melakukan dan/atau pengertian berbuat, tidak berbuat, tidak termasuk pengertian menyebabkan dan/atau tidak berbuat.

Pengertian Kekerasan

“Strafbaar Feit” adalah perbuatan melanggar hukum akibat kesengajaan atau kelalaian seseorang yang dapat dimintai pertanggung jawaban 10. dimana pidananya wajar untuk memelihara ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan hukum.11. Soesilo dalam KUHP dan tafsirnya melakukan kekerasan yaitu dengan menggunakan kekerasan atau kekuatan fisik yang tidak sedikit dengan cara yang melawan hukum, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menendang, menendang dan sebagainya. . Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan tafsirannya, lengkap pasal demi pasal, (Bogor, Politeia, Cet-4, 1994), hal.

Dalam definisi falsafah ini, fenomena keganasan adalah gejala kemerosotan hubungan sesama manusia, di mana manusia tidak lagi boleh duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. Kita hidup dalam dunia yang bukan sahaja tidak sempurna tetapi juga lebih menakutkan sebagai dunia yang berbahaya, dengan kata lain orang boleh menjadi berbahaya daripada orang lain.

Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan

Tersalah di hukum

Peran Dari Kepolisian Resort Garut Dalam Upaya Menangani Aksi Kekerasan yang Dilakukan Oleh Geng

Pihak kepolisian dalam hal ini terutama Polres Garut, sebagai upaya pemberantasan geng motor, menyikapi aksi kekerasan geng motor dengan dua cara yaitu preventif dan represif. Hal ini terlihat dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Polres Garut dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut. Tugas pokok POLRI dalam Pasal 14(1) UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 13 yaitu.

Melakukan penyidikan dan penyidikan terhadap segala tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya; Di berbagai wilayah hukum Polres Garut, Kapolsek wilayah Polres Garut telah memberikan pelatihan geng motor, khususnya menghasut tercatat 1200 anggota geng motor yang berhasil dibubarkan.

Upaya preventif ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh anggota geng motor dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta menolak segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh geng motor. Dalam upaya preventif tersebut, Polres Garut bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut pada Kamis, 30 Desember 2010 menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). Dalam penanggulangan geng motor, Polres Garut memberikan edukasi hukum dan larangan terhadap segala tindakan kekerasan yang dilakukan geng motor kepada masyarakat umum dan khususnya kepada siswa SMP dan SMA di wilayah Garut.

Upaya preventif atau upaya mencegah terjadinya aksi anarkis geng motor dilakukan dengan memperbanyak frekuensi patroli oleh Satuan Reaksi Cepat khususnya di sekitar titik rawan atau titik kuat. Hal ini berkaitan dengan peran masyarakat dalam upaya mengatasi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh geng motor itu sendiri. Masyarakat dinilai mempunyai peran penting dalam mendeteksi aktivitas geng motor yang terjadi di sekitar mereka.

Peran masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat sangat diperlukan untuk membantu memulihkan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan angka kejahatan, termasuk menekan tindak kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh geng motor di masyarakat. Selain memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelajar, Polres Garut juga meningkatkan pengawasan dan pembinaan internal polisi agar tidak mudah terprovokasi oleh perilaku geng motor. Untuk mengatasi permasalahan geng motor, selain tindakan preventif yang dilakukan Polres Garut juga dapat dilakukan tindakan represif, termasuk teknik rehabilitasi.

Pertama, membuat sistem dan program yang bertujuan untuk menghukum anggota geng motor yang berperilaku negatif. Berikut informasi tindakan represif yang dilakukan Polres Garut berupa penindakan terhadap pelanggar sepeda motor yang terbukti melakukan tindak pidana.

Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya Penanggulangan Kekerasan yang Dilakukan Oleh

Informasi mengenai jaringan geng motor seringkali tersembunyi dari lapisan bawah sehingga menyulitkan penelusuran lebih lanjut. Meski kelompok geng motor sudah bubar dengan kesadarannya sendiri, namun masih ada geng motor yang membentuk perkumpulan sendiri dengan nama geng motor besar. Dengan demikian, terbatasnya anggaran Binmas Polres Garut belum sepenuhnya menjangkau sekolah-sekolah yang letaknya jauh, karena geng motor di Kabupaten Garut sudah menyebar hingga ke pelosok.

Berdasarkan empat kendala tersebut, Polres Garut bersama masyarakat setempat meningkatkan frekuensi patroli dan pendidikan hukum dalam menangani tindak kekerasan yang dilakukan geng motor. Upaya penanganan preventif, preventif, dan penindakan Polres Garut yang menjadi tugasnya masing-masing, patut mendapat masukan dari berbagai pihak agar upaya penanganan Polres Garut bisa lebih baik lagi. Sasaran pembinaannya tidak hanya pelajar atau remaja (yang sebagian besar adalah pelaku geng motor), namun juga para orang tua agar dapat mengawasi anak-anaknya agar tidak terlibat dalam kegiatan geng motor.

Sebab menurut Kartini Kartono, motif-motif yang mendorong remaja melakukan kejahatan dan kejahatan yang dilakukan oleh geng motor antara lain : 19. Bagi kaum intelektual muda dalam hal ini pelajar harus mampu memberikan kontribusi atau memikirkan upaya penanggulangan geng motor, agar Perilaku anarkis geng motor bisa diredam. Di berbagai instansi pemerintah juga dilakukan sosialisasi untuk menekan dan menolak segala aktivitas geng motor tersebut.

Ketiga, teori kontrol sosial telah dikaitkan dengan teknik penelitian baru, khususnya mengenai perilaku anak/remaja, yaitu survei laporan diri. Pandangan Reiss yang dikutip Romli, terdapat tiga komponen kontrol sosial dalam menjelaskan kenakalan anak/remaja, antara lain: 21. Sekolah bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional harus mampu memantau dan melindungi siswanya yang mengalami kenakalan. berpotensi menjadi anggota geng motor.

Penggerebekan, pencatatan nama, penyuluhan dapat dilakukan sesering mungkin untuk memantau dan mencegah siswa terjerumus dalam kegiatan geng motor. Dalam penegakan hukum, Polres Garut harus tegas memberikan sanksi kepada geng motor. Ada pepatah yang mengatakan bahwa sebagian besar pemimpin geng motor adalah anak-anak petinggi di kota Garut dan dibiarkan berjuang sendiri.

Penutup

Orang tua sebaiknya ekstra hati-hati terhadap kecurigaan, apalagi jika ada tanda-tanda yang ditutupi oleh anaknya sendiri. Selain itu, polisi juga tidak perlu takut untuk memberikan hukuman, meski pelakunya masih di bawah umur. Jika memang perlu ditembak di tempat, sebaiknya diberikan hukuman yang tegas agar memberikan efek jera bagi (calon) pelaku.

Upaya preventif yang dilakukan adalah dengan membina anggota geng motor yang kemudian memberikan pernyataan untuk melepaskan diri dari kelompok geng motor tersebut.Upaya preventif dilakukan dengan memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat dan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Garut selain menyampaikan imbauan. atau pesan.

Peraturan Perundang-undangan

Buku

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan tafsirannya, lengkap pasal demi pasal, Bogor, Politeia, Cet-4, 1994.

Internet

Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut, setidaknya setelah didapatnya pelaku geng motor yang melakukan tindakan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah tersebut diatas,

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Kajian Kriminologis Terhadap Geng Motor Yang Melakukan Tindak Kejahatan

Apa saja tindak pidana dan pelanggaran yang dilakukan anggota geng motor di wilayah Polrestabes Semarang dan sanksi hukum yang berlaku atas kejahatan

Skripsi ini adalah studi tentang salah satu bagian dari tindak pidana umum yaitu tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh geng motor perspektif hukum pidana islam

cara sebagai berikut: (1) Pemasangan spanduk yang telah dilakukan sebanyak kurang lebih 801 buah spanduk, dipasang di daerah rawan geng motor, sekolah-sekolah,

Berita kekerasan yang dilakukan oleh geng motor di Harian Pagi Radar Bandung dan Harian Umum Galamedia mempunyai padangan yang berbeda dari setiap pemberitaan yang

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Kenakalan Remaja di Perkotaan (Studi Kasus Munculnya Fenomena Geng Motor di Kalangan Pelajar di Kota Medan)”,

6 Sehingga, agar para pelaku geng motor yang melakukan tindak pidana pengeroyokan dapat dinyatakan sebagai terbukti telah turut serta dalam tindak kekerasan