SKRIPSI
UPAYA MANAJEMEN PENYIARAN RADIO GAMA 93,7 FM DALAM MENJAGA EKSISTENSINYA DITENGAH ERA
DIGITAL
A.NILA KANTI NUR 105650001515
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
UPAYA MANAJEMEN PENYIARAN RADIO GAMA 93,7 FM DALAM MENJAGA EKSISTENSINYA DITENGAH ERA
DIGITAL
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun dan Diajukan Oleh A.NILA KANTI NUR
105650001515
Kepada
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : A. NilaKanti Nur Nomor Stambuk : 105650001515 Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun ini pencabutan gelar akademik.
Gowa, Desember 2020 Yang Menyatakan,
A.NilaKanti Nur
iii
ABSTRAK
A.NilaKanti Nur. Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Era Digital (dibimbing oleh Amir Muhiddin dan Wardah)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Manajemen Radio Gama FM Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Era Digital. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upaya Manajemen Radio Gama FM Dalam Menjaga Eksistensinya Ditengah Era Digital yaitu : Pertama dengan melakukan perencanaan dimana perencanaan yang dilakukan radio gama yaitu dengan selalu mengedepankan konten local dan dialek local, memberikan given feedback atau umpan balik kepada pendengar setia radio Gama, memanfaatkan media sosial yang berkembang dikalangan masyarakat saat ini, radio gama selalu memberikan infrormasi-informasi terkini yang terjadi di Negara maupun mancanegara dan menjalin kerjasama terhadap klien yang ingin mempromosikan produk atau jasanya di radio Gama. Kedua pengorganisasian dimana pimpinan radio gama mengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja atau struktur organisasi sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga radio gama dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ketiga pengarahan yaitu pimpinan radio gama memberikan pengaruh dan mempengaruhi karyawannya dengan memberikan motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pelatihan. Keempat adalah memberikan pengawasan dimana radio gama selalu Memonitoring pemancar Radio Gama, Mengecek pada pemancar radio Gama, Menjaga dan mengawasi segala aktivitas yang dilakukan dalam proses pelaksanaan siaran. Faktor pendukung di Radio gama yaitu Membuat Radio Streaming, memanfaatkan media sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan faktor penghambat di radio Gama yaitu masih kurangnya penyiar atau sumber daya manusia, massifnya perkembangan media sosial dan waktu siaran.
Kata Kunci : Manajemen, Eksistensi, Era Digital
iv
KATA PENGANTAR
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan juga salam senantiasa tercurah kepada Junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari kegelapan ke zaman yang terang benderang. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat-syarat untuk bisa mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Secara Penulis menyadari mengenai penulisan ini tidak bisa terselesaikan tanpa pihak-pihak yang mendukung baik secara moril dan juga materil. Maka, penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada kedua orang tuaku Ayahanda M. Ramly dan Ibunda Nurida serta saudaraku yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan kepercayaan serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta tak lupa pula penulis hanturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makasssar.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ibu Dian Muhtadiah Hamna. S.Ip., M,Ikom Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
4. Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Wardah., S.Sos.,M.A selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama mengenyam dibangku perkuliahan.
6. Seluruh Staf Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik yang telah memberikan pelayanan dalam proses penyelesaian studi ini.
7. Kepada pihak Radio Gama 93,7 FM yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.
8. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi (IK A/B) dan khususnya Yuyun Asmaningsih, Nurfahmi, Susilawati, Indryanti, Riveni Wajdi, Dini Iryani Hakim, Fitrah Febriani R, Sumarni, selviana, dan Jusmianti yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada Kakanda Andi Fikram Aditama Wildam, Kakanda Nur Eka Puspita Muchtar yang sudah banyak membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatu
Gowa Desember 2020
Penulis.
v
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii
Abstrak ... iv
Kata Pengantar... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Radio ... 13
C. Manajemen Penyiaran ... 22
D. Eksistensi... 29
E. Kerangka Fikir ... 31
F. Fokus Penelitian ... 32
G. Deskripsi Fokus Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34
B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 34
C. Sumber Data ... 35
D. Informan Penelitian ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 37
G. Pengabsahan Data ... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40
B. Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM Dalam Menjaga Eksistensinya di Tengah Era Digital ... 59 C. Faktor-Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Manajemen Penyiaran
Radio Gama ... 81 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 88 B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ... 36
Table 4.1 Susunan dan Nama Pengurus Penyelenggara Penyiaran Radio Gama51 Table 4.2 Penjelasan Format Radio Gama ... 52
Table 4.3 Komposisi Musik Radio Gama ... 53
Table 4.4 Segmentasi Target Pendengar Radio Gama Dari Segi Umur ... 54
Table 4.5 Segmentasi Target Pendengar Radio Gama Dari Segi Pendidikan.... 54
Table 4.6 Segmentasi Target Pendengar Radio Gama Dari Segi Pekerjaan ... 54
Table 4.7 Penggolongan dan persentase Mata Acara Siaran Radio Gama ... 55
Table 4.8 Jadwal Program Siaran Radio Gama ... 57
Table 4.9 Deskripsi Program Siaran Radio Gama ... 58
Table 4.10 Proyeksi Pertumbuhan Pendengar Radio Gama 2017-2021 ... 59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan syarat utama dalam menyampaikan pesan yang berbentuk informasi ataupun yang lainnya melalui media yang dipilih dan dianggap sesuai dengan kebutuhan dasar manusia. Komunikasi menjadi hal penting dalam kehidupan bermasyarakat dan informasi menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan oleh masyarakat. Kebutuhan manusia akan akan komunikasi menjadi hal yang sangat essensial. Maka tidak heran rasanya jika manusia melakukan revolusi untuk mendapatkan kemudahan guna memperoleh sebuah informasi yang cepat, mudah dan murah dari sebuah proses komunikasi yang telah dilakukan.
Perkembangan teknologi di era digital sekarang ini terjadi kemajuan pada teknologi media, sebut saja new media atau orang biasa menyebutnya dengan media online atau lebih dengan sebutan media internet. Jika kita mendengar kata internet pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Media ini disebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya. Seiring dengan berkembangnya era digital saat ini, masyarakat sudah semakin banyak menggunakan media internet sebagai akses untuk mendapatkan hiburan dan informasi.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin menambah persaingan pasar pada stasiun radio ditiap daerah. Radio memiliki peran sebagai informasi dan komunikasi. Di Indonesia sendiri memiliki berbagai
1
budaya yang mempengaruhi aspek kehidupan didalam mengubah pola pikir masyarakat ditiap daerah, sebab masyarakat memiliki tujuan yang sama yaitu memajukan dan meningkatkan taraf hidup dengan kualitas yang baik.
Pada media penyiaran, manajer umum (general manager) bertanggung jawab kepada pemilik dan pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi sumber data yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran.
Meskipun pesatnya perkembangan internet dewasa ini, radio masih tetap diminati oleh sebagian kalangan masyarakat, hal ini disebabkan karena radio memanfaatkan internet dengan baik, yaitu dengan membuat inovasi radio streaming dan radio online yang menjadikan salah satu faktor untuk peningkatan jumlah pendengar radio. Radio sadar bahwa pendengar radio adalah generasi modern yang lebih dekat dengan internet sehingga keputusan radio untuk melakukan inovasi berdampak positif terhadap jumlah pendengar radio.Namun inovasi tersebut masih kurang, Untuk itu, inovasi tidak boleh berhenti disini saja karena inovasi ini belum cukup untuk radio dapat kembali pada masa jayanya.
Survey Nieslen Radio Audience Measurement (RAM) membuktikan bahwa radio masih memiliki pendengar setia. Nielsen RAM merupakan survey ke pendengar radio terhadap responden yang berusia 10 tahun keatas di 11 Kota di Indonesia yaitu; (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang,
Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin). Temuan Nielsen Radio Audience Measurement (RAM) pada kuartal ketiga tahun ini menunjukkan 57% dari total pendengar radio berasal dari generasi Z yaitu usia (10-14 tahun) dan Millenials (15-34) atau para konsumen masa depan. Saat ini, 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio dengan perangkat yang lebih personal yaitu mobile phone atau smartphone. Nielsen Radio Audience Measurement (RAM) mencatat bahwa kendati internet tumbuh pesat pada kuartal ini, tidak berarti penetrasi radio menurun. Walaupun penetrasi media televisi (96%), media luar ruang (52%) dan internet (40%) masih tinggi, namun media elektronik radio masih terbilang cukup baik di angka (38%) pada kuartal ketiga tahun 2016. (www.kpi.go.id).
Dikutip dengan sumber yang sama, asumsi publik muncul terhadap pendengar radio bahwa radio hanya didengarkan oleh generasi usia yang lebih berumur atau usia yang 35 tahun keatas. Hal ini justru bertolak belakang dengan hasil temuan Survey Nieslen Radio Audience Measurement (RAM) yang menunjukkan bahwa 57% pendengar radio lebih didengarkan oleh konsumen masa depan dengan usia yang relatif muda. Kontribusi pendengar radio ini didominasi oleh generasi Z 19%, millenials 38% dan generasi X 28%. Sementara pendengar radio pada baby boomers (usia 50-65) dan silent generation (usia >65) relatif lebih sedikit, yang berkontribusi masing-masing hanya sebesar 13% dan 2%. (www.kpi.go.id).
Radio Gama 93,7 FM merupakan salah satu radio swasta yang ada di Kabupaten Gowa yang terletak di Jl. Tumanurung No. 2 Sungguminasa.
Radio Gama sendiri memiliki konten siaran antara lain konten siaran berita 5%, konten siaran penerangan/informasi 10%, pendidikan dan kebudayaan 10%, agama 10%, olahraga 5%, hiburan dan musik 30%, iklan 20% dan acara penunjang/layanan masyarakat 10%. Radio Gama juga memanfaatkan media online untuk tetap mengudara dengan membuka radio streaming di situs web.
Pada era media online ini radio Gama FM membuat radio streaming di web online, latar belakang mengapa radio Gama membuat radio streaming seperti yang dikatakan oleh Bapak M. Faisal F selaku Direktur radio Gama yaitu radio streaming menjadi suatu kebutuhan sehingga radio pada era media online ini dituntut harus mengikuti kondisi yang ada sekarang. Selain membuat radio streaming radio Gama juga memiliki akun media sosial yaitu facebook, instagram, twitter, watshapp dan youtube untuk memudahkan masyarakat mengakses Radio Gama. (sumber Radio Gama).
Jumlah pendengar radio Gama FM Gowa, secara tidak pasti tidak bisa diungkapkan, tetapi sebagai gambaran Radio Gama mempunyai target pendengar sebanyak 25% dari jumlah penduduk Kabupaten Gowa, sebagai contoh di tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Gowa sebanyak 399.287 jiwa (sumber BPS-Publikasi Registrasi Penduduk Kabupaten Gowa 2015), Radio Gama Mengambil 10 (%) persennya yaitu +/- sebanyak 39.928 jiwa.
Ini bertahap meningkat hingga mencapai 25%. (sumber radio Gama).
Dalam penyelenggaraan radio perlu adanya pelaksanaan yang baik dengan menjalankan fungsi manajemen siaran yang sistematis akan berpengaruh terhadap pola manajemen radio secara keseluruhan. Tahapan manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan memberikan pengaruh, serta pengawasan bisa saja terjadi kesalahan kecil maupun fatal yang berakibat bagi keseluruhan program siaran radio. Sebuah proses manajemen penyiaran dibutuhkan untuk dapat mengatur/mengontrol jalannya siaran, mulai dari merencanakan kegiatan siaran, mengorganisasikan orang-orang yang handal dalam bidangnya sesuai kebutuhan, menggerakkan sumber daya alam yang dimiliki dan mengawasi segala aktivitas proses pelaksanaan siaran.
Manajemen didalam lembaga penyiaran lebih komplit dan rumit daripada hanya sekedar pemberitaan, redaksi, iklan dan humas. Tentu menjadikan spesifikasi kerja yang lebih banyak dan rumit, radio harus bisa bertahan ditengah persaingan dengan televisi, internet dan seterusnya, maka radio harus berwawasan penuh terhadap teknologi agar memiliki daya saing dan mempertahankan eksistensinya sebagai media komunikasi. Saat ini radio konvensional dihadapkan dengan berbagai macam media yang mengalami perkembangan akibat digitalisasi. Jaringan internet yang mudah diakses oleh masyarakat menjadi alternatif penggunaan media online. Masyarakat kini gemar mengakses media online untuk memperoleh berbagai informasi dengan cepat sehingga popularitas media online semakin merangkak naik. Merujuk pada hasil survey Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII)
akhir 2017, pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan dari 132,7 juta menjadi 143,26 juta orang,dan pada tahun 2018, pengguna internet di Indonesia naik 10,12% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencapai 27 juta pengguna. Artinya ada 171,17 juta jiwa pengguna internet dari total 246,16 juta jiwa penduduk Indonesia berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik).
Menurut John dalam bukunya Teori Komunikasi Massa menyatakan bahwa radio yang telah menjadi salah satu medium massa yang ada dimana- mana, tersedia disemua tempat, dan dapat didengarkan sepanjang waktu.
Tetapi sebagai sebuah industri, radio mulai menemukan adanya tanda-tanda yang menggelisahkan. Salah satu tanda ialah acara utama radio yakni music, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain dan banyak yang tanpa iklan.
Audien radio terutama berasal dari kelompok usia 18-24 tahun telah banyak berkurang. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform digital music (music streaming) yang mulai berkembang dikalangan remaja hingga usia produktif, hal ini dianggap semakin mempermudah khalayak untuk mendapatkan hiburan, khususnya music dalam berbagai genre tanpa harus mendengar program radio yang tidak ingin mereka dengarkan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Daily Social pada tahun 2018 mengenai respon masyarakat Indonesia terhadap layanan music streaming yang mereka pernah gunakan dan didapatkan hasil survey yakni sebesar 5% responden menyatakan bahwa mereka mendengarkan streaming music online secara regular dalam enam bulan terakhir; hasil lainnya juga
menunjukkan bahwa sebesar 52% responden berlangganan layanan music streaming secara berbayar; layanan music streaming music berbayar paling banyak digunakan yaitu JOOX, yang digunakan oleh 70,37% responden;
terakhir sebesar 56,12% responden mengaku telah menggunakan layanan music streaming karena mendapatkan akses gratis dari penyedia jasa internet/layanan telepon seluler mereka. (dailysocial.id).
Sudah menjadi hal biasa jika masayarakat modern sekarang lebih menggunakan smartphone untuk mencari informasi terbaru melalui media online. Jadi dengan kondisi tersebut Radio Gama memiliki potensi untuk menunjukkan keberadaannya dan berusaha untuk menjadi pilihan yang terbaik untuk masyarakat diantara media pesaingannya di era digital (new media) seperti saat ini. Persaingan radio dengan media-media lain, tentunya membutuhkan banyak inovasi atau faktor pendukung untuk radio agar tetap eksis di dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Radio harus bisa bertahan ditengah persaingan era media online sekarang ini dan seterusnya, maka dari itu pemilik dan pengelola radio siaran dituntut lebih kreatif dan inovatif untuk mempertahankan eksistensinya sebagai media komunikasi.
Radio tentunya harus mempertahankan eksistensinya agar tetap bertahan.
Memang tidaklah mudah dalam mencapai ini semua, tetapi dengan tekad dan kemauan yang terbaik pasti semua akan dapat dicapai bersama.
Berdasarkan uraian di atas, tentunya dalam mempertahankan eksistensinya Radio Gama ini dapat terus melakukan inovasi atau upaya-upaya agar radio ini dapat terus diterima oleh masyarakat sekitar dalam mempertahankan eksistensinya, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian mengenai bagaimana eksistensi radio pada era digital dalam penelitian yang diberi judul tentang Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di Tengah Era Digital.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok masalah di atas penulis mengangkat sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah EraDigital?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah Era Digital?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah Era Digital
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat dan pendukung Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah Era Digital
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah media yang digunakan untuk menambah khazanah pengetahuan dan informasi seputar upaya manajemen radio dalam menjaga eksistensinya ditengah era digital.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi bahan informasi bagi para pembaca dan bahan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitiannya.
b. Menambah ragam penelitian terutama penelitian dalam Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah Era Digital
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang “Upaya Manajemen Radio Gama FM dalam Menjaga Eksistensinya ditengah Era Digital”.
1. Missionaris Lukas Tahun 2016 dalam jurnalnya mengkaji tentang
“Manajemen Stasiun Radio Heartline FM Samarinda Dalam Menjaring Pendengar Radio di Kota Samarinda”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Permasalahannya yaitu bagaimana manajemen stasiun radio Heartline FM dalam menjaring pendengar radio di Kota Samarinda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen Heartline FM Samarinda dalam pembuatan program sangat berperan penting sebagai menjaring pendengar radio, penerapan manajemen adalah pembuatan program acara dapat dikategorikan cukup baik.
Persamaan dalam penelitian yaitu pada metode penelitian kualitatif sedangkan perbedaannya anatara menjaring pendengar dan mempertahankan eksistensi. Dari hasil penelitian diatas peneliti merasa ada kesamaan yaitu sama-sama meneliti tentang manajemen. Namun yang membuat peneliti ini berbeda dengan permasalahan yang diatas yaitu penelitian ini berbeda lokasinya serta informan penelitian.
10
2. Corry Novrica AP Sinaga Tahun 2017 mengkaji tentang “strategi Komunikasi Radio Komunitas USUKOM FM Dalam Mempertahankan Eksistensinya”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Permasalahannya yaitu bagaimana strategi komunikasi radio komunitas USUKOM FM dalam mempertahankan eksistensinya. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi dan manajemen siaran yang dilakukan usukom fm kurang maksimal dalam pelaksanaannya. Menjaga eksistensi siaran melalui program serta membuka interaksi langsung maupun tidak langsung, seperti halnya untuk membuka permintaan melalui sms, telephone dan disajikan langkah untuk mempromosikan keperluan mahasiswa sebagai kebutuhan mereka. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya mengenai metodenya yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak antara strategi dan manajemen. Dari hasil penelitian diatas peneliti merasa ada kesamaan yaitu sama-sama meneliti tentang radio serta eksitensinya. Namun yang membuat penelitian ini berbeda dengan permasalahan yang diatas yaitu penelitian ini berbeda lokasinya, informan penelitian serta kajian teorinya.
3. Ria Yunita Tahun 2017 dalam jurnalnya mengkaji tentang “Strategi Komunikasi Dalam Mempertahankan Eksistensi Radio Dangdut Terdepan Di Jakarta (Studi Kasus Eksistensi Radio Cbb 105,4 FM)”.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Permasalahannya yaitu
bagaimanan strategi komunikasi dalam mempertahankan eksistensi radio dangdut terdepan di Jakarta (Studi kasus eksistensi radio Cbb 105,4 FM). Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi dalam mempertahankan eksistensi radio dangdut terdepan di Jakarta (Studi kasus eksistensi radio Cbb 105,4 FM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk dapat menarik sebanyak pendengar sehingga bisa menaikkan peringkat/ rating radio Cbb berpindah ke channel lain. Bentuk promosi yang dilakukan oleh Cbb adalah melakukan On Air Promotions, Off Air Promotion, Cross Promotion, untuk memasarkan program radio Cbb menerapkan Integrated Marketing, Comunicito. IMC memfokuskan pada pendengar radio dan pengiklan, dengan saluran pemasaran dengan tujuan akhir untuk kepentingan audiens. Persamaan dengan penelitian saya yaitu dalam metode kualitatif, dan perbedaannya antara startegi dan manajemen.
B. Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat luar angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium perangkat (seperti molekul udara), (Asep Syamsul,2009:12)
Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling luwes.
Keunggulan radio siaran ini adalah berada dimana saja: ditempat tidur, (ketika orang akan tidur atau bangun tidur), didapur, didalam mobil, dan berbagai tempat lainnya.
Khomsahrial Romli dalam bukunya “Komunikasi Massa”, Rahanatha (2008:42) menjelaskan bahwa pengertian radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Dengan demikian, yang dimaksud dengan istilah radio bukan hanya bentuk fisiknya, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio adalah saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu apabila pengertian radio tersebut dipisahkan satu persatu ataupun diperinci secara fisik, maka yang dimaksud dengan radio adalah keseluruhan dari pemancar, studio, dan pesawat penerema sekaligus.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat music. Asep syamsul M. Romli dalam Broadcast Journalism menerangkan mengenai siaran, bahwa : “Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (Channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah, atau televise. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikomsumsi telinga atau pendengaran”. (Romli, 2004:19).
Dengan demikian, karena sifatnya yang auditif ini yang mendorong masyarakat lebih menyukainya sebagai salah satu media massa yang cepat digemari dengan kemudahan penerimaan tanpa memerlukan keahlian khusus,
1. Fungsi Radio
Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan , yaitu informasi, pendidikan dan hiburan, (Septian, 2017).
a. Menurut Jugiyanto HM, informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
b. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
c. Hiburan. Pada umumnya hiburan dapat berupa musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. Berwisata juga dapat dikatakan dengan hiburan dengan menjelajahi alamat maupun mempelajari budaya. Mengisi kegiatan diwaktu senggang seperti membuat kerajinan, keterampilan, membaca juga dapat dikatakan dengan hiburan.
Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar dan pada akhirnya akan digugat oleh masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka. Para insan radio dewasa ini, sadar betul bahwa fungsi sosial mereka sedang disorot.Program hiburan sebagai primadona harus dikaji ulang kembali, guna disenergikan dengan program informasi, sekecil apapun prestasinya.
2. Sifat Radio
Untuk memproduksi siaran termasuk produksi berita dan informasi, seorang reporter/redaktur dan penyiar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (Helena, 2006)
a. Auditori. Radio dibuat untuk konsumsi audio untuk didengar (telinga). Biasanya, isi siaran radio hanya sekilas sampai ditelinga pendengar. Radio tidak akan mengulangi bagian pesan yang tidak dipahami oleh pendengar. Pesan radio harus diikuti secara penuh dan tidak terpotong-potong oleh pendengar. Pendengar tidak memiliki kesempatan untuk mengingat-ingat kembali apa yang baru ia dengar. Komunikator akan terus menyampaikan isi pesan itu, tidak peduli apakah pendengar paham atau tidak.
b. Mengandung Gangguan. Radio merupakan alat komunikasi yang menggunakan saluran bahasa dan bersifat massal. ada dua faktor gangguan dalam penyampaian komunikasi melalui radio, yaitu: 1.
“semantic noise factor” maksudnya, telinga salah menangkap atau menerima pengucapan kata-kata yang terdengar asing (kata yang tidak lazim); dan 2. “Channel noise factor” atau “mechanic noise factor” maksudnya, telinga salah menangkap bahkan tidak dapat mendengar isi siaran akibat gangguan saluran siaran atau gangguan teknik. Gangguan teknik dapat berupa gangguan gelombang siaran, kekuatan pemancar kurang memadai, gangguang gedung-gedung bertingkat melampaui tingginya antenna pemancar, letak stasiun
penyiaran berada dibawah bukit (kecuali menggunakan satelit palapa). Penyiaran radio biasanya menggunakan satelit.
Penggunaan satelit cukup mahal karena dihitung perdetik siaran mengudara. Gangguan teknik dapat berupa “interferensi” yaitu terjadinya perdempetan antara dua gelombang atau lebih.
c. Akrab. Komunikator dengan komunikan bersifat akrab dan intim dalam radio siaran. Penyiar/reporter seolah-olah bercakap dengan seseorang terdekat, sehingga tercipta komunikasi yang baik dan lancar. Siapa saja yang berbicara melalui radio hendaknya bersikap seolah-olah berbicara dengan satu orang, bukan banyak orang. Jika penyiar menganggap pesan itu disampaikan kepada satu orang, maka akan tercipta suasana yang akrab atau intim antara komunikator dengan komunikan yang menjadi sasaran kita.
3. Sifat Pendengar Radio
Pendengar atau komunikan merupakan sasaran dari komunikator atau penyiar. Komunikasi akan efektif bila dapat memikat perhatian pendengar, menarik minatnya, membuat pendengar mengerti dan meyakinkan pendengar untuk melakukan kegiatan sesuai pesan dari komunikator. (Helena, 2016). Berikut ini sifat-sifat pendengar radio:
a. Heteregon
Pendengar adalah massa yang tersebar diberbagai tempat, baik di Kota maupun di Desa; rumah, asrama, rumah sakit, warung kopi, dan sebagainya. Jenis kelamin para pendengar berbeda yaitu
laki-laki dan perempuan. Usia para pendengar berbeda-beda usia dewasa, orang tua, pemuda, remaja serta anak-anak. Tingkat pendidikan para pendengar pun berbeda, yaitu mulai dari perguruan tinggi, SMA, paket A,B, dan C, pendidikan kejuruan, maupun kursus pelatihan. Selain itu, pengalaman dan keinginan para pendengar juga berbeda tabiat dan kebiasaan. Sifat yang heterogen dari pendengar merupakan dasar yang perlu diperhatikan oleh penyiar dalam memilih gaya bahasa yang disampaikan.
b. Pribadi
Isi pesan akan diterima dan dimengerti secara pribadi (personal) sesuai dengan situasi pendengar itu berada. Meskipun tersebar di berbagai tempat, pada umumnya pendengar berada dirumah, sehingga komunikator akan berbicara akrab kepada seseorang atau secara pribadi agar pesan yang disampaikan lebih efektif.
c. Aktif
Awalnya, para ahli komunikasi menganggap bahwa pendengar radio bersifat pasif. Wibur Schramm, Paul Lazarsfed, dan Raymond Bauer, ahli-ahli komunikasi di Amerika Serikat membuktikan bahwa pendengar radio bersifat aktif. Pendengar radio siaran ternyata aktif mendengarkan sesuatu yang menarik, aktif berpikir, serta aktif melakukan interpretasi.Pendengar bisa bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah yang diucapkan oleh
seorang penyiar atau seorang penceramah radio atau pembaca berita, benaratau tidak.Bahkan jika kurang jelas, pendengar mendatangi sumber berita.
Jadi radio siaran merupakan media penyampaian pesan yang sekedar merangsang orang aktif mencari kejelasan, bukan media yang member informasi sampai rinci. (media elektronik umumnya tidak demikian, kecuali media cetak karena bisa dibaca sampai rinci).
d. Selektif
Pendengar bersifat selektif. Pendengar akan memilih program radio siaran yang disukainya. Banyak stasiun radio siaran yang menghidangkan aneka jenis acara dan berlomba-lomba memikat pendengar. Stasiun radio yang tidak memiliki selera pendengar, sudah tentu akan ditinggalkan oleh pendengar, maka sia-sialah isi pesan radio siaran tersebut.
4. Kelebihan dan Kelemahan Radio
Kelebihan dan kelemahan radio, sebagaimana yang dikutip oleh Rhiryn, 2016 adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Radio
1) Langsung. Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan menyampaikan isi kandungan program secara langsung. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar
langsung menangkap dan mencernanya meski sambil mengerjakan aktivitas lain.
2) Cepat. Dari segi penyampaian pesan, radio memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media lain. Suatu peristiwa yang terjadi bisa dengan cepat disiarkan oleh radio
3) Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar.
Dengan keunggulan suaranya, radio memberi pendengar kebebasan berimajinasi. Radio satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan gambar atau rekaan diruang imajinasi pendengarnya, dengan keunggulan semua kalangan bisa mendengarkan.
4) Tanpa batas. Radio tidak dibatasi oleh batas geografis maupun demografis. Hanya orang tuna rungu saja yang bisa menikmati.
Dengan kemajuan teknologi satelit atau digital, radio bisa dinikmati pendengar diluar jangkauan frekuensi atau radius yang dimilikinya.
5) Tidak banyak pernik. Dibandingkan media lain, pada peliputan berita radionya cukup satu orang dengan membawa kelengkapan berupa microphone dan sebuah handphone untuk melaporkan sesuatu secara langsung
6) Hangat dan dekat. Kendati tidak berhadapan langsung dengan pendengar dan terpisah jarak begitu jauh namun kedekatan dengan penyiar radio bisa terjalin denkat dan akrab.
7) Mendidik. Radio sangat efektif dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika jangkauannya luas dan sebagian besar pendengar yang bermukim diwilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan yang bisa dikemas dengan menarik dan mudah disimak pendengarnya.
8) Memberi manfaat bagi individu dan masyarakat. Dengan karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk cepat diakrabi oleh khalayak pendengar yang bisa sebagai tempat mencari informasi.
b. Kelemahan Radio
1) Durasi program terbatas. Radio siaran dalam setiap programnya dibatasi durasi waktu, setiap program memiliki rentang waktunya masing-masing. Biasanya, maksimal durasi waktu program selama 240 menit atau empat jam yang terbagi-bagi dalam segmen acara
2) Sekilas dengar. Sifat radio adalah audiotori, untuk didengar. Isi pesan atau informasi radio siaran gampang lenyap dari ingatan pendengar, untuk itu pendengar tidak bisa meminta mengulang informasi atau lagu-laguyang sudah disiarkan. Artinya sifatnya sekilas, pesan yang disampaikan tidak rinci dan detail.
3) Mengandung gangguan. Radio siaran sebagai media massa juga tak lepas dari gangguan yang sifatnya teknis. Karena kekuatan radio siaran adalah bunyi atau suara, maka unsur ini pula yang menjadi kelemahan karena adanya gangguan sinyal, suara terdengar menghilang atau terdapat noise.
4) Non visual. Radio tidak dapat memperlihatkan visualisasi tentang situasi dalam radio, sosok penyiar maupun narasumber yang akan on-air diradio. Berbeda sekali dengan televisi yang mempunyai visualisasi dan audio.
5) Radio dapat memungkingkan untuk upaya mensukseskan pendidikan didunia ini dengan menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan.
Sehingga media radio dapat dimanfaatkan oleh sebagai publik yang haus akan informasi pendidikan dan pengetahuan.
C. Teori Tentang Manajemen Penyiaran 1. Pengertian Manajemen Penyiaran
Mengelola bisnis penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media penyiaran pada dasarnya mengelola manusia.
Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh setiap media penyiaran yaitu teknik, program dan pemasaran.
Keberhasilan media penyiaran radio bergantung pada bagaimana kualitas
orang-orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian, kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan media penyiaran yang bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena dengan alasan inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran. Mengelola suatu media penyiaran memberikan tantangan yang tidak mudah kepada pengelolanya, sebagaimana ditegaskan Peter Pringle (1993): Few management offers challenges equal to those of managing a commercial radio or television station (tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasiun radio atau televisi lokal). (Morissan, 2008: 133)
Setiap langkah dalam penyelenggaraan siaran harus dilakukan pendekatan baik manajemen maupun penyiaran sebagai salah satu bentuk proses komunikasi media massa. Menurut J.B Wahyudi dalam bukunya dasar-dasar manajemen penyiaran, pendekatan manajemen menggunakan teori input output model dari Henry Fayol dan Frederick Taylor.
Sedangkan pendekatan penyiaran menggunakan teori komunikasi matematika dari Shannon dan Weaver. Melalui pengimpitan dua teori tersebut maka J.B Wahyudi menjelaskan akan terjadi proses manajemen penyiaran diatas landasan pengimpitan prinsip-prinsip dasar manajemen dan prinsip-prinsip dasar penyiaran yang berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai melalui terciptanya siaran yang berkualitas, baik dan benar.
Menurut Stoner, (dalam Morissan, 2008) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Wayne Mondy (1983) dan rekan memberikan pengertian manajemen yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi sebagai berikut: the process of planning, organizing, influencing and controlling to accomplish organizational goals through the coordinated use of human and material resources. (proses perencanaan, pengorganisasian, memengaruhi dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi. (Morissan, 2008).
2. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan suatu instansi manajemen dengan berdasarkan fungsi dari masing-masing kegiatan dengan cara mengikuti satu tahap-tahapan tertentu dalam melaksanakan kegiatannya (Ernie Tisnawati & kurniawan Saefullah, 2005:8)
Pada media penyiaran, tugas manajer umum (general manager) adalah bertanggung jawab kepada pemilik dan pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa, sehingga tujuan media penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya bertanggung jawab dalam setiap
aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya. Media penyiaran radio dapat melaksanakan empat fungsi dasar manajemen yaitu : (Morissan, 2008)
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. (Morissan, 2008:130).
2. Pengorganisasian (organizing)
Menurut Peter Pringle, (seperti dikutip Morissan,2008) pengorganisasian (organizing) adalah proses pengaturan sumber daya manusia dan materi dalam suatu struktur formal dimana tanggung jawab diberikan kepada berbagai unit, posisi, dan personel tertetu. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sedangkan pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi betanggung jawab dan melaksankan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua
aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Jadi pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.
Fungsi manajemen pada stasiun penyiaran akan mengalir berurutan mulai dari atasan sampai ke bawahan. Mulai pimpinan tertinggi, direktur utama atau manajer umum hingga ke manajer, staf dan seterusnya ke bawah. Selain departementalisasi dan pembagian kerja suatu media penyiaran radio ada suatu pimpinan dan struktur organisasi.
a. Pimpinan, pimpinan tertinggi suatu stasiun penyiaran biasanya disebut (general manager) manajer umum, pada stasiun besar berskala nasional, pimpinan tertinggi ini disebut direktur utama.
b. Struktur organisasi, itu sangat tergantung pada skala kegiatan.
Organisasi stasiun penyiaran biasanya terdiri dari atas beberapa bagian atau depertemen. Suatu departemen pada suatu stasiun penyiaran biasanya dipimpin oleh seorang manajer atau direktur utama. Para manajer merupakan asisten dari direktur bidang atau direktur departemen. Direktur departemen biasanya dipilih dari manajer senior yang ada di departemen itu. Direktur bertanggung jawab kepada direktur utama
3. Pengarahan dan Memberikan Pengaruh (directing/influencing)
Fungsi mengarahkan (directing) dan memberikan pengaruh atau memengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Petter Pringle mengemukakan: The influencing ordirecting functions centers on the stimulation ofemployees to carry out their responsibilities withenthusiasm and affectiveness. (Fungsi memengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan antusiasme dan efektif). Kegiatan mengarahkan dan memengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting, yaitu: pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan (Morissan, 2008:162).
a. Motivasi, adalah keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai tujuannya terkait sangat erat dengan tingkatan atau deraja tkepuasan karyawan dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan, maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kotribusi terbaiknya untuk mencapai tujuan stasiun penyiaran bersangkutan
b. Komunikasi, adalah faktor yang sangat penting untuk dapat melaksanakan fungsi manajemen secara efektif. Komunikasi adalah cara yang digunakan pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran agar mereka
dapat berperan secara penuh dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Kepemimpinan, adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
d. Pelatihan, adalah perusahaan memilih karyawan biasanya karena mereka memiliki pengalaman atau latar belakang dan keahlian untuk melaksanakan suatu tanggung jawab tertentu. Namun demikian karyawan tetap membutuhkan pelatihan karena berbagai alasan. Misalnya: pembelian peralatan baru dan penerapan prosedur baru pada stasiun penyiaran.
Jadi pengarahan dan memberikan pengaruh (directing/Influencing) adalah proses pengarahan program acara supaya bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi, serta memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan antusias yang tinggi.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum.
Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan telah dilaksanakan secara efektif.
Definisi pengawasan yang dikemukakan Robert J.Mockler, (seperti yang dikutip Morissan 2008:167) pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan baik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Jadi pengawasan (Controlling) adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, pengarahan dan memberikan pengaruh bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan apa tidak.
D. Eksistensi Radio Pada Era Digital
Eksistensi berasal dari kata eks artinya keluar, sintensi artinya berdiri. Tidak jauh berbeda, eksistensi disini berarti berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz”, da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “da” artinya disana, dan sein berarti berada. Dengan demikian manusia sadar dengan tempat atau keberadaannya. (Muzairi, 2002)
Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi empat pengertian. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan. Berikut ini beberapa teori mengenai eksistensi menurut para ahli :
1. Aristoteles
Menggunakan perbedaan dualis. Ia mengasosiasikan eksistensi dengan materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.
Esensi itu sendiri adalah pengertian mengalami perubahan sesuai dengan konsep penggunaannya, sehingga esensi ialah konsepnya sendiri.
2. Thomas Aquinas
Esensi adalah sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu ada atau tidak. Thomas Aquinas menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi. Dalam komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal. Dalam komposisi yang kedua, eksistensi sebagai suatu karunia tambahan menerjemahkan esensi kedalam aktualitas.
3. Abiding Zaenal
Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadiatau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri. Yakni existere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi- potensinya.
E. Kerangka Pikir
Bagan 1 Kerangka Pikir
Radio Gama
Upaya manajemen penyiaran radio Gama Wayne Mondy dalam Morissan 2008 :
-perencanaan -pengorganisasian -pengarahan -pengawasan
Faktor penghambat Faktor pendukung
Eksistensi Radio di Tengah Era Digital
F. Fokus Penelitian
Dalam Penelitian ini tentang Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama, 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di tengah era digital, oleh karena itu pada penelitian ini memfokuskan penelitiannya melalui empat indikator yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
G. Deskripsi Fokus
Berdasarkan dari fokus penelitian dari judul diatas, maka dapat dideskripsikan berdasarkan substansi permasalahan dan subtansi penedekatan penelitian ini, kepada Upaya manajemen Radio Gama 93,7 FM dalam Menjaga Eksistensinya di Tengah Era Digital. Maka peneliti memberikan deskripsi fokus sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. (Morissan, 2008:130).
b. Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Fungsi manajemen pada stasiun penyiaran akan mengalir berurutan mulai dari atasan sampai ke bawahan. Mulai pimpinan tertinggi, direktur utama atau manajer
umum hingga ke manajer, staf dan seterusnya ke bawah. Selain departementalisasi dan pembagian kerja suatu media penyiaran radio ada suatu pimpinan dan struktur organisasi.
c. Pengarahan dan memberikan pengaruh (directing/influencing) adalah proses pengarahan program acara supaya bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi, serta memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan antusias yang tinggi.
d. Pengawasan (Controlling) adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, pengarahan dan memberikan pengaruh bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan apa tidak.
e. Faktor pendukung adalah faktor yang mendukung, mengajak, dan bersifat untuk ikut serta dalam dukungan suatu kegiatan. Sedangkan Faktor penghambat adalah faktor yang sifatnya menghambat jalannya suatu kegiatan dan bersifat seperti menggagalkan suatu hal.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melakukan penelitian yaitu, kurang lebih selama dua bulan terhitung setelah ujian proposal dilaksanakan. Adapun lokasi penelitian yaitu di Radio Gama 93,7 FM yang terletak di Jl. Tumanurung No. 2 sungguminasa, Kabepaten Gowa.
B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan data serta informasi dari sejumlah informan yang dianggap bisa memberikan informasi yang akurat lebih mendalam.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang menekankan pada subyektivitas pengalaman hidup manusia untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, fenomena, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung.
34
C. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer, data yang diperoleh dengan penelitian yang berupa hasil wawancara atau pengamatan kepada para informan. Dengan demikian, data dan informasi yang diperoleh adalah data yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Data Sekunder, Data pelengkap atau data tambahan yang melengkapi data yang sudah ada sebelumnya agar dapat membuat pembaca semakin paham dengan maksud penulis, seperti sumber referensi dari buku-buku dan situs internet yang terkait dengan judul skripsi
D. Informan Penelitian
Penetapan narasumber bersifat purposive, maksudnya adalah narasumber sengaja dipilih dengan dipertimbangkan narasumber tersebut mampu membantu peneliti mendapatkan data-data untuk menjawab permasalahan tentang Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama dalam Menjaga Eksistensinya ditengah Era Digital.
Adapun informan penelitian mengenai Upaya Manajemen Penyiaran Radio Gama dalam Menjaga Eksistensinya ditengah Era Digital adalah orang-orang yang dari Radio Gama yaitu Direktur Radio Gama, penyiar Radio Gama dan masayarakat atau pendengar Radio yang ingin memberikan wawancaranya. Informan tersebut terdiri:
Tabel 3.1. Data Informan Penelitian
NO NAMA PEKERJAAN ALAMAT
1. M. Faisal F Direktur Penanggung Jawab Radio Gama
Jl.Tumanurung
Sungguminasa Gowa Lr. 2 2. Muthi
Syahidah
Penyiar Radio Gama FM
Jl.Tumanurung
Sungguminasa Gowa lr. 1 No.7
3. Arista Pegawai Toko Pallangga Gowa 4. Alfina Ningsih Guru Jl. Sultan Alauddin II 5. Jumriani Ibu Rumah Tangga
(IRT)
Pelita Asri Gowa
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengamatan (observasi)
Observasi yaitu
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Teknik observasi yang akan dilakukan ialah observasi langsung dan tidak langsung. Maksud observasi langsung adalah peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi yang sebenarnya dilokasi penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung adalah peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan media tanpa harus berada dilapangan. Observasi ini memberikan kemudahan terutama dalam hal memperoleh data dilapangan.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan melalui Tanya jawab kepada orang yang dapat memberikan tantangan. Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, yaitu proses wawancara
yang dilakukan secara terencana. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara sebagai panduan dalam mewawancarai informan. Teknik ini memberikan data sekunder dan data primer yang akan mendukung penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan data melalui dokumen- dokumen. Bahan dokumen seringkali menerangkan peristiwa yang sudah terjadi mencakup kapan, apa, dimana dan mencakup detail-detail dan hal-hal khusus. Sebagian besar data berbentuk arsip foto, jurnal kegiatan, dan sebagainya.
F. Analisis data
Menurut Miles dan Huberman 1984 (dalam Sugiyono, 2016) yang menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis data yang dilakukan peneliti yaitu :data reduksi, data display dan penarikan/verifikasi kesimpulan
a. Reduksi Data
Reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian, bagi peneliti pemula proses reduksi data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan wawasan peneliti akan berkembang , data hasil reduksi lebih bermakna dalam menjawab pertanyaan penelitian.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya mengingatkan bahwa penelitian kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca.
c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).
G. Keabsahan Data
Dalam pengujian pengabsahan data, peneliti menggunakan wawancara sebagai alat pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi dilapangan. Keabsahan data dapat dicapai dengan pengumpulan data dengan cepat. Salah satunya dengan cara proses triangulasi, teknik pemeriksaan keabsahan data untuk memanfaatkan sesuatu yang diluar data untuk keperluan serta sebagai pembanding terhadap data.
1. Triangulasi sumber
Dengan membandingkan cara mengecek ulang tingkatan kepercayaan informasi yang diperoleh dengan sumber yang berbeda.
Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan
yang dijelaskan umum dan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Seperti data yang diperoleh dengan wawancara selanjutnya dicetak dengan teknik observasi, dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berhubungan erat dengan pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu perubahan dari waktu ke waktu. Agar mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Radio Gama
Kabupaten Gowa adalah salah satu Daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Gowa.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,32 km2 dan berpenduduk sebanyak -+ 652.941 jiwa. Berbagai potensi sumber daya alam yang melimpah, serta industri yang berkembang pesat PT. Suara Gowa Makassar dengan nama udara Radio GAMA FM terpanggil untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi tersebut melalui penyebaran informasi, baik tentang eknomi lokal, sosial masyarakat, kearifan budaya lokal serta potensi wisata.
Potensi sumber daya manusia khususnya masyarakat kabupaten Gowa juga menjadi perhatian khusus, dengan maraknya informasi yang tidak sehat dan tidak mendidik. Pada bulan Juni 2001 menjadi bulan yang sangat berarti buat Radio GAMA FM didirikan di Kelurahan Pandang-pandang Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
40
Provinsi Sulawesi Selatan, dengan harapan bisa membawa perubahan yang sangat berarti dalam meningkatkan sumber daya alam dan manusia serta meningkatkan potensi daerah khususnya Kabupaten Gowa baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan dalam pemanfaatan frekuensi yang lebih baik dan terarah.
Radio GAMA FM akan menjadi radio komersial yang bermanfaat di Kabupaten Gowa dan wilayah Kabupaten di Sulawesi Selatan yang berisikan program-program yang sangat bermanfaat dan menghibur.
Radio GAMA terletak di Jl. Tumanurung No. 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Radio Gama bersifat universal atau menyeluruh, radio ini merupakkan media hiburan masyarakat Kabupaten Gowa dan sekitaarnya.
Radio Gama sendiri didirikan oleh seseorang yang tidak asing lagi yaitu Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH. M.Si, MH yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan dan sekarang kini menjabat sebagai Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju. Radio ini didirikan karena berawal dari kecintatan beliau terhadap dunia broadcasting, sehingga muncul ide beliau untuk membangun sebuah radio. Beliau adalah salah satu tokoh yang inspiratif dengan sosok yang kharismatik, tangguh dan tegas. Namun dibalik sosoknya yang tegas beliau adalah sosok yang gemar menulis dan membaca. Beliau sering merangkai kata-kata bijak yang dapat memberikan inspirasi bagi
seseorang. Kumpulan kata-kata bijak itu dipublikasikan ke khalayak umum salah satunya melalui radio.
Pada tanggal 16 Maret 2003 bertepatan dengan hari ulang tahun beliau, Radio Gama resmi didirikan dengan nama PT. Suara Gowa Makassar. Radio Gama ini bergerak dibidang jasa radio siaran swasta Nasional.
2. Visi Misi Radio Gama a. Visi
Menjadi media penyiaran yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, pendidikan, dan hiburan.
b. Misi Radio Gama
1. Menciptakan arus informasi yang aktual, berimbang, independen dan berbudaya
2. Menciptakan program-program siaran yang mendidik dan membentuk karakter, serta moral masyarakat khususnya mencakup wilayah Sulawesi Selatan
3. Memberikan siaran yang menjaga harmonis, dinamis, kolusif, dan kondusif dengan hiburan yang menarik
4. Menjual jasa siaran dalam bentuk spot iklan untuk kelangsungan lembaga penyiaran berikut sumberdayanya.
3. Maksud dan Tujuan Radio Gama a. Maksud
1) Berdasarkan undang-undang penyiaran No. 32 tahun 2002 pasal 21 yaitu untuk mendidik dan memajuan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dengan melaksanakan pogram acara yang meliputi budaya, pendidikan dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa.
2) Dengan bersifat independen serta dapat memberikan informasi pendidikan, hiburan, dalam upaya membentuk intelektualitas, watak moral kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan serta mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal khususnya masyarakat Kabupaten Gowa.
3) Menciptakan dan membujuk jaringan infromasi dan silaturahmi sehingga terwujud suatu hubunan kemasyarakatan yang harmonis, dinamis, kolusif dan kondusif.
b. Tujuan
1) Dengan amat frekuensi yang di emban oleh Radio Gama FM menyuguhkan informasi-informasi yang mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan yang dikemas dalam program siaran menarik dan menghibur.
2) Memancarluaskan informasi di seluruh daerah di Sulawesi Selatan terkhusus di Kabupaten Gowa.
3) Membuka lapangan pekerjaan bagi sumber daya lokal untuk ikut bergabung bersama Radio Gama FM.
4. Sarana dan Prasarana Radio Gama 1) Ruang siaran
Mixer Audio
Komputer
Microphone
Headphone
Speaker Control
Stabiliser
Meja siaran
Kursi Siaran
AC Split 2) Ruang Produksi
Mixer Audio
Komputer
Microphne
Headphone
Speaker control
Stabiliser
Meja Siaran
Kursi siaran
AC Split
3) Ruang Kantor
Komputer Administrasi
Meja kantor
Almari/filling cabinet
Televisi 4) Ruang Pemancar
Booster/Pemancar
Exciter
Audio Processor
AC Window
Stabiliser 5) Tower Antena
Tower guy wire
Antenna
Coaxial/kabel
5. Struktur Organisasi Radio Gama FM
Organisasi merupakan system yang saling berpengaruh antara orang dalam kelompok yang saling bekerja sama untuk tujuan-tujuan tertentu. Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam pengertian dinamis organisasi juga diartikan proses kerjasama sejumah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama.