• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya meningkatkan kemampuan motorik - Final Year Project

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "upaya meningkatkan kemampuan motorik - Final Year Project"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM PADA

KELOMPOK B DI PAUD QUR’ANI NURUL ILMI ACEH BESAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FARISSA AMANDA NIM : 1411070025

PRODI PG-PAUD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA BANGSA GETSEMPENA

BANDA ACEH

2018

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Definisi Istilah ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Anak Usia Dini ... 6

2.1.1 Pengertian Anak Usia Dini ... 6

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Dini ... 7

2.2 Perkembangan motorik ... 9

2.2.1 Pengertian Perkembangan motorik ... 9

2.2.2 Prinsip Perkembangan motorik ... 11

2.2.3 Tahapan Belajar Motorik Anak TK ... 14

2.2.4 Fungsi Perkembangan Motorik ... 15

2.3 Motorik Halus ... 16

2.3.1 Pengertian Motorik Halus ... 16

2.3.2 Tujuan Pengembangan Motorik Halus... 17

2.3.3 Fungsi Pengembangan Motorik Halus ... 18

2.3.4 Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 19

2.4 Menganyam ... 20

2.4.1 Pengertian Menganyam ... 21

2.4.2 Manfaat Menganyam ... 21

2.4.3 Model-Model Menganyam ... 22

2.4.4 Langkah-langkah Menganyam Pada Anak Usia Dini 23 BAB III. METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Rancangan Penelitian ... 24

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ... 27

3.3 Subjek Penelitian ... 27

3.4 Prosedur Penelitian ... 27

3.5 Penggumpulan Data ... 28

3.6 Teknik Analisis Data ... 30

3.7 Indikator Keberhasilan ... 30

3.8 Jadwal Penelitian ... 31

(4)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Lokasi ... 35

4.2 Hasil Penelitian ... 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(5)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan periode yang sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan, sikap, dan kepribadian atau yang lebih umum mendasari pertumbuhan dan perkembangan secara menyeluruh. Pada masa kanak- kanak penyerapan informasi akan berlangsung sangat cepat dan tepat dalam merespon informasi, sehingga pada masa ini akan banyak melakukan peniruan terhadap bahasa, emosional, dan perilaku yang melibatkan gerakan- gerakan tubuh anak, dimana masa ini dikenal dengan masa the golden age (Siti Aisyah, 2008: 14). Pada masa ini, proses pembelajaran bagi anak meliputi berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama.

Pendidikan anak usia dini sangat diperlukan untuk kesiapan pada jenjang selanjutnya, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Salah satu aspek perkembangan anak usia dini di Taman Kanak-kanak adalah perkembangan motorik. Artinya perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.

(6)

2

Bambang Sujiono (2005: 1.10) mengemukakan bahwa: “Perkembangan motorik adalah proses seseorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.”

Dalam mengembangkan kemampuan motorik, anak juga mengembangkan kemampuan mengamati, mengingat hasil pengamatan dan pengalamannya. Anak mengamati guru, anak lain atau dirinya saat bergerak. Ia kemudian mengingat gerakan motorik yang telah dilakukannya atau telah dilatihkan oleh gurunya agar dapat melakukan perbaikan dan penghalusan gerak. Anak juga harus memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu sebelum ia mampu memadukannya dengan kegiatan motorik yang lebih kompleks. Perkembangan motorik pada usia Taman Kanak-kanak adalah belajar untuk bisa terampil menggerakkan anggota tubuh, baik motorik halus maupun motorik kasar. Gerakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sedangkan gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan. Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat (Bambang Sujiono, 2005: 1.14).

Perkembangan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat gigi, memakai sepatu sendiri, makan sendiri menggunakan sendok dan garpu, semakin baik gerakan motorik halus anak

(7)

3

membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menjahit, serta menganyam.

Menurut Sumantri (2005: 4) program pengembangan keterampilan motorik anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orangtua, pembimbing atau bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini.

Perkembangan motorik halus sangat penting sebab dengan mengembangkan kemampuan motorik halus anak mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata, dan mampu mengendalikan emosi (Yudha M, 2005: 115). Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu menganyam, karena dengan menganyam diharapkan bisa menarik perhatian dan minat anak karena menganyam merupakan kegiatan yang memerlukan gerakan dengan koordinasi mata dan tangan, dapat melatih ketelitian dan kesabaran anak, bahan yang digunakan untuk menganyam mudah di dapat, tidak terlalu membutuhkan tenaga serta anak juga mampu menciptakan keindahan melalui kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PAUD Qur’ani Nurul Ilmi Aceh Besar pada bulan September 2017 menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak masih dikatakan kurang berkembang dengan maksimal. Terlihat pada kegiatan menganyam terdapat 12 yaitu (60%) anak masih pada kategori belum berkembang yaitu saat menganyam anak masih tidak

(8)

4

serius bahkan anak asyik mengganggu temannya yang lain dan melipat-lipat kertas anyaman hingga tidak bisa digunakan lagi, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu metode yang tepat, salah satu metode yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan motorik halus anak yaitu menganyam.

Alasan peneliti menggunakan metode menganyam yaitu : dengan menganyam, akan menggerakkan otot-otot kecil anak, serta anak akan mengontrol emosinya dalam menghasilkan suatu karya dengan anyaman, dan media menganyam nantinya diharapkan dapat meningkatkan motorik halus anak.

Dengan demikian peneliti mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada Kelompok B Di PAUD Qur’ani Nurul Ilmi Aceh Besar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B melalui menganyam di PAUD Qur’ani Nurul Ilmi Aceh Besar?

2. Apakah melalui penggunaan metode menganyam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di PAUD Qur’ani Nurul Ilmi Aceh Besar?

(9)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui cara/proses penggunaan kegiatan menganyam untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di PAUD Nurul Qur’ani Ilmi Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui hasil perkembangan motorik halus anak yang terjadi setelah dilakukan penelitian melalui penggunaan kegiatan menganyam.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

Diperoleh strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran rasa percaya diri pada anak.

3. Bagi Sekolah

Diperoleh masukan bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.

(10)

6

1.5 Definisi Istilah

1. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Sujiono (2005).

2. Menganyam adalah kegiatan menjalinkan pita atau iratan yang disusun menurut arah dan motif tertentu. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan yaitu menganyam dengan menggunakan kertas origami.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan kertas origami efektif untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak karena kegiatan dengan media kertas origami ini mengharuskan anak mampu

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berfokus untuk melihat efisiensi kinerja mesin ripple mill pada perusahaan PT X Jambi menggunakan analisa dengan metode overall