• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya pengurus panti asuhan dalam memenuhi - Nanopdf.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "upaya pengurus panti asuhan dalam memenuhi - Nanopdf.com"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN ANAK ASUH

(STUDI KASUS: PANTI ASUHAN YAYASAN BINA HARAPAN SALIDO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN)

Wiki Handayani1, Dian Kurnia Anggreta 2, Hefni2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Wikihandayani@gmail.com

ABSTRACT

Children are individuals who must have enough needs even though they do not have a family and live in an institution called orphanages such as orphaned and abandoned poor children. However, there is problem where the orphanage management has a difficult time in meeting the needs of foster children at a certain time while, therefore the orphanage caretaker made several efforts. As for the purpose of this study is to describe the efforts of the orphanage in fulfilling the foster children’s life in the Orphanage Bina Harapan Salido Foundation District IV Jurai South Coast District. The theory used in this research is Survival Mechanism Theory James C. Scoot which says that there are three ways to survive such as reducing food expenditure and switch to lower quality foods, using alternative subsytsems and asking for help from social networks. The approach used qualitative approach and descriptive type. Informant in this research 7 people, with purposive sampling technique. Methods of data collection were participant observation, deep interview and documentation study. Data analysis with model analysis Miles and Huberman: data collection, data reduction, data presentation and conclusion by verification. The results of research conducted can be concluded that there are some efforts made by the orphanage management that is (1) buy a relatively cheap need (2) requesting assistance to the local government South Coast by making latters and proposals and showing data of the orphanage to the social service, which for 2017 now the aid has not been lowered, (3) finding donors to each house, and (4) put the charity box in the shop and the Mosque.

Keywords: Orphanage, Child, Needs

PENDAHULUAN

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Secara harfiah anak adalah seorang cikal bakal yang

kelak akan meneruskan generasi keluarga, bangsa dan negara. Karena anak adalah buah kehidupan yang terindah. Ia adalah buah cinta kedua orangtuanya (Abdullah, 2015: 51).

Dalam sebuah kehidupan, setiap

(2)

2 anak atau manusia yang dilahirkan tentunya memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh kedua orangtuanya atau keluarga. Adapun kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi oleh keluarga adalah kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan pengembangan potensi diri, dan kebutuhan akan kasih sayang (Soekanto, 2009: 81).

Dengan demikian, jelaslah bahwa keluarga merupakan sosok yang sangat penting bagi seorang anak. Namun, Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarga karena alasan tertentu, seperti menjadi yatim piatu, tidak mampu dan terlantar, sehingga kebutuhan seorang anak tidak terpenuhi secara wajar. Oleh karena itu, anak yang seperti inilah yang dipelihara oleh pemerintah maupun swasta dalam suatu lembaga yang disebut dengan Panti Asuhan dan Sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 dijelaskan bahwa anak yang tidak mempunyai

orang tua berhak memperoleh asuhan negara atau orang atau badan (Soekanto, 2009: 127).

Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai pelayanan pengganti fisik, mental, dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional (Minarni, 2016: 35-36).

Di daerah, panti asuhan dapat membantu program-program pemerintah dibidang kesejahteraan masyarakat (Suryo, 2010: 394).

Kesejahteraan sosial sebagai sistem pelayanan sosial menitikberatkan pada pemberian pelayanan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk dapat memberikan pelayanan sosial, maka diperlukan adanya sistem perundang- undangan, kebijakan, program, pelayanan maupun bantuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

(3)

3 (Rustanto, 2015: 53). Adapun layanan yang ditawarkan dari sistem penyampaian layanan kemanusian (human service delevery system) dapat beragam seperti bantuan terhadap yatim piatu, rumah sakit, lanjut usia, penyandang cacat, lembaga yang memberikan bantuan terhadap keluarga dari terpidana penjara, rumah penampungan untuk anak yang melarikan diri dari rumah mereka, dan rumah penampungan untuk para gelandangan (Adi, 2013:

92).

Pelayanan merupakan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan secara individual dan terorganisasi. Hal ini bertujuan untuk membantu individu, kelompok atau lingkungan sosial dalam upaya mencapai penyesuaian.

Pelayanan sosial bukan hanya sebagai usaha pemulihan, pemeliharaan, peningkatan kemampuan yang berfungsi sosial, individu, keluarga, melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin berfungsinya kolektivitas. Misalnya kelompok-kelompok sosial dan

organisasi masyarakat

(Notowidagdo, 2016: 80).

Di Kabupaten Pesisir Selatan, terdapat 12 panti asuhan diantaranya adalah: Panti Sosial Asuhan Anak Miftahul Jannah Lumpo, Panti Sosial Asuhan Anak Koto XI Tarusan, Panti Sosial Asuhan Anak Bina Sosial Lakitan, Panti Sosial Paca Penyantunan Penyandang Cacat (PPAC) SDLB Balai Selasa, Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Cab. Bayang, Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Pesisir Selatan, Panti Sosial Asuhan Anak Al-Kasyaf Salido, Panti Sosial Asuhan Anak Iqrak, Panti Asuhan Bapaya Koto Berapak, Panti Asuhan PPAC SDLB Painan, Panti Asuhan Restu Ibu Batang Kapas, Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido (Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan, 2015).

Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido merupakan panti asuhan yang berada di Nagari Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang merupakan suatu lembaga sosial yang menampung anak-anak yatim dan anak-anak miskin yang terlantar untuk dibina, diasuh, dijaga serta dididik agar mereka dapat

(4)

4 berkembang dan menyesuaikan dirinya ditengah-tengah masyarakat.

Dengan adanya Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido, anak- anak tersebut diharapkan dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik

ekonomi maupun untuk

kesejahteraan hidupnya. Namun, Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido ditemukan permasalahan dimana panti tersebut mengalami keterbatasan atau kurangnya dana pada masa tertentu, sehingga mereka merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak asuh yang ada di panti asuhan.

Adapun jumlah anak asuh yang terdaftar di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Anak Panti Asuhan yang Terdaftar di Panti Asuhan

Yayasan Bina Harapan Salido

No Anak-anak Asuh di Panti Asuhan

Jumlah

1. Anak Yatim 12 2. Anak Piatu 1 3. Anak Yatim dan

Piatu

6

4. Anak Terlantar 7

Jumlah 26

Sumber: Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido, 2017 Pada tabel diatas terlihat bahwasannya, Jumlah anak asuh yang terdaftar dipanti asuhan berjumlah 26 orang tetapi yang tinggal di asrama Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido berjumlah 15 orang dan 11 orang anak asuhnya lagi tinggal bersama dengan keluarganya. Anak-anak asuh ini merupakan anak-anak yang terdiri dari anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya dan juga anak miskin terlantar.

Adapun biaya kebutuhan dari anak-anak asuh di Panti Asuhan

(5)

5 Yayasan Bina Harapan Salido adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Biaya Kebutuhan Anak Asuh Perbulan di Panti Asuhan Yayasan

Bina Harapan Salido No Jenis

Kebutuhan

Jumlah Biaya 1. Biaya

Kebutuhan Makan

Rp.

3.372.000 2. Biaya

Pendidikan (Perlengkap an Sekolah dan uang saku)

Rp.

3.408.000

3. Insentif Pengelola (Tukang Masak, Pengelola)

Rp.

3.000.000

4. Biaya Listrik

Rp.

200.00 0 5. Peralatan

Mandi

Rp.

200.000 Jumlah Rp.

10.180.000

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa, total atau jumlah biaya kebutuhan anak-anak asuh yang harus dipenuhi selama satu bulan oleh Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido adalah Rp.10.180.000,-. Dan biaya tersebut nantinya akan dibiayai oleh pihak Yayasan yang dibantu oleh para donatur. Ada donatur beras dan juga ada donatur uang. Karena seperti yang diketahui bahwa Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido merupakan panti asuhan milik Yayasan. Adapun dana yang didapatkan dari pihak Yayasan atau

donatur untuk satu bulan Rp 2.000.000.

Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pengurus panti asuhan, panti asuhan tersebut ada mengalami masa dimana mereka memiliki donatur atau dana yang banyak, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan anak asuh dengan lancar yaitu pada Bulan Puasa, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha. Namun, Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido tersebut tidak selamanya banyak mendapatkan dana atau

(6)

6 bantuan dari masyarakat tetapi juga ada masa dimana Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido mengalami masa sulit dalam memenuhi kebutuhan anak asuhnya.

Adapun waktu dimana panti asuhan mengalami masa sulit adalah diluar hari lebaran seperti ditahun 2016 terjadi pada akhir bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Agustus, Oktober, November dan Desember.

Celengan untuk panti asuhan yang di letakkan di Masjid dan Mushallah hanya berisi Rp 200.000 sampai Rp 300.000 dan itupun celengan dari Masjid dan Mushallah di ambil rutin setiap 2 bulan sekali.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret –April 2017, faktor penyebab terjadinya masa sulit dalam memenuhi kebutuhan anak asuh di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido adalah terputusnya bantuan dari Pemerintah Daerah (PEMDA) dan sedikitnya bantuan dari para donatur. Sehingga menyebabkan kebutuhan anak asuh sulit terpenuhi baik itu dari segi makanan, biaya pendidikan maupun uang sakunya.

Anak yang biasanya dikasih makan 3

kali sehari yang dicocokkan dengan gizinya sekarang hanya sekedarnya saja, uang saku anak asuh yang berkurang untuk pergi sekolah, anak- anak asuh yang sekolahnya jauh dari panti asuhan biasanya dikasih uang saku lebih karena anak asuh tersebut pergi ke sekolah dengan menggunakan kendaraan umum (ojek, angkot). Tapi pada masa ini tidak dikasih uang saku lebih dan dia pergi ke sekolah itu berjalan kaki dan bahkan kadang mereka ada yang tidak pergi sekolah. Fenomena inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang Upaya Pengurus Panti Asuhan dalam Memenuhi Kebutuhan Anak Asuh (Studi Kasus:

Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan).

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:bagaimana upaya pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh (Studi Kasus:Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pengurus panti asuhan dalam memenuhi

(7)

7 kebutuhan anak asuh (Studi Kasus:

Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan).

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskripstif. Teknik pemilihan informan adalah purposive sampling. Adapun informan penelitian berjumlah 7 orang. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian melalui wawancara langsung kepada pengurus panti asuhan seperti sejarah singkat panti asuhan dan biaya kebutuhan anak asuh serta upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa sulit. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data nama anak panti asuhan, sarana dan prasarana panti asuhan dan data dari Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam

digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang faktor penyebab sulitnya panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa tertentu, serta sejumlah upaya yang dilakukan pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa sulit di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido.

Peneliti mewawancarai 4 orang pengurus panti asuhan yang terdiri dari ketua yayasan, sekretaris panti asuhan, dan 2 orang anggota pengurus panti asuhan terkait dengan sejarah berdirinya panti asuhan, hal yang menyebabkan sulitnya terpenuhi kebutuhan anak asuh pada masa tertentu serta upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa sulit agar kesulitan tersebut dapat teratasi dan terpenuhi kembali kebutuhan anak asuh tersebut. Selain itu, peneliti juga mewawancarai 3 orang anak asuh yang sudah lama tinggal dipanti asuhan terkait dengan keadaan mereka pada masa sulit tersebut.

(8)

8 2. Observasi Partisipan

Pada saat observasi, peneliti bersama dengan pengurus panti asuhan meminta bantuan ke tiap-tiap rumah selama tiga hari dalam satu bulan, yang untuk bulan April 2017 dilakukan pada tanggal 15, 16, 17.

Pengurus dan juga peneliti membawa data nama anak Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido agar mereka mau memberikan bantuan ke panti asuhan dan menceritakan bahwa panti asuhan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh. Selain itu juga ada aktivitas lain yang dilakukan pengurus panti asuhan seperti meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Pesisir Selatan dan meletakkan kotak amal di warung dan di Masjid.

3. Studi Dokumen

Data yang digunakan dalam studi dokumen adalah berupa buku maupun jurnal terkait dengan upaya pengurus panti asuhan. Peneliti menggunakan studi dokumen untuk memahami dan mengolah data-data dari Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido seperti data nama anak panti asuhan dan data dari

Dinas Sosisal Kabupaten Pesisir Selatan.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu Pengurus Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido, penghuni panti asuhan (anak- anak asuh). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis Miles dan Huberman.

HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya Pengurus Panti Asuhan Dalam Memenuhi Kebutuhan Anak Asuh di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan

Di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, terdapat sejumlah upaya atau strategi yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa sulit yaitu:

1. Membeli Kebutuhan Makan yang Relatif Murah

Membeli kebutuhan makan yang relatif murah merupakan salah satu upaya yang dilakukan ketika panti asuhan mengalami masa sulit, dimana anak asuh yang biasanya

(9)

9 makannya dijaga yang pagi makan nasi goreng dan juga sambal yang dicocokan dengan gizinya serta makannya yang teratur, sekarang tidak lagi. Mereka makan hanya dengan sambal apa adanya seperti keripik yang dikasih cabe.

Pada masa sulit kebutuhan anak asuh sulit terpenuhi baik dari segi makanan, yang biasanya makan teratur yang dicocokkan dengan gizinya sekarang beralih ke makanan yang harganya lebih murah seperti keripik yang dikasih cabe, ikan garam dan juga sambal cabe. Hal ini disebabkan karena kurangnya dana untuk membeli bahan masak yang sesuai dengan gizi anak.

2. Meminta Bantuan Kepada Pemerintah Daerah (PEMDA) Pesisir Selatan

Meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Pesisir Selatan juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan dan juga merupakan upaya yang sejak dulunya dilakukan oleh pengurus panti suhan yang berisikan tentang mohon bantuan untuk panti asuhan, agar diturunkan kembali

dana untuk anak-anak yang berada di Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

Meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah (PEMDA) dilakukan dengan membuat surat dan juga memasukkan proposal mohon bantuan untuk panti asuhan. Yang untuk tahun 2014 dan juga 2015 Pemerintah Daerah (PEMDA) Pesisir Selatan yaitu Dinas Sosial memberikan bantuan uang sebanyak Rp. 4.500 per orang, dimana pada saat itu jumlah anak asuh adalah 17 orang. Pada tahun 2016, Setelah menunggu selama beberapa bulan panti asuhan pada saat itu mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah (PEMDA) yaitu surat balasan dari Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan yang mengatakan bahwa setelah dilihat proposal dan juga jumlah anak asuh serta kebutuhannya yang harus dipenuhi Dinas Sosial hanya dapat memberikan sembako saja untuk panti asuhan. Karena memang anggaran untuk panti asuhan tidak ada.

Pada tahun 2017, meminta bantuan ke Pemerintah Daerah

(10)

10 (PEMDA) yaitu Dinas Sosial sudah dilakukan pada bulan Januari tetapi sampai saat sekarang ini belum ada pengumuman dari Dinas Sosial untuk memberikan bantuan ke panti asuhan, karena memang anggaran untuk panti asuhan itu tidak ada.

Namun dikabarkan akan ada usulan untuk biaya kesehatan anak dipanti asuhan yang akan diberikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Mencari Donatur

Selain membeli kebutuhan makan yang relatif murah dan menyurati Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Pesisir Selatan kembali, upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh pada masa sulit adalah mencari donatur dengan memperlihatkan proposal panti asuhan. Dalam mencari donatur pengurus panti asuhan pergi kerumah dan memperlihatkan proposal mohon bantuan untuk panti asuhan Yayasan Bina Harapan Salido.

Sebelum pengurus panti asuhan pergi mencari donatur dan meminta sumbangan, pengurus panti asuhan bermusyawarah terlebih dahulu atau

melakukan perundingan terkait dengan tempat atau rumah mana yang akan dimintai bantuan terlebih dahulu. Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan ini merupakan kegiatan yang bertujuan agar dana-dana yang didapatkan dari pencarian donatur dapat berguna dan terpenuhi kebutuhan anak asuh di masa sulit ini. Ada banyak bantuan yang diberikan oleh para donatur atau masyarakat untuk panti asuhan ketika pengurus panti asuhan kerumah donatur seperti ada yang memberikan uang, beras, nasehat dan pakaian.

Pada bulan April 2017, jika dijumlahkan uang yang didapatkan dari para donatur yang memberikan bantuan kepada panti asuhan untuk dapat dipergunakan memenuhi kebutuhan anak asuh adalah berjumlah Rp. 2.000.000 dengan adanya bantuan tersebut diharapkan dapat membantu biaya kebutuhan anak asuh yang sulit terpenuhi.

Adapun dana yang didapatkan dari pencarian Donatur ketiap-tiap rumah masyarakat adalah sebagai berikut:

(11)

11 Tabel 5.3

Dana yang didapatkan dari Para Donatur Pada Bulan April 2017 No Nama Ket Jumla

h

1. Ali Donat

ur Tetap

Rp.

50.000 2. Ashar Donat

ur Tetap

Rp.

50.000 3. Upik Donat

ur Tetap

Rp.

50.000

4. Emi Donat

ur Tetap

Rp.

50.000 5. Fitri Donat

ur Tetap

Rp.

50.000 6. Sumarni Donat

ur Tidak Tetap

Rp.

500.00 0 7. Yentisah

ra

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

500.00 0 8. Hamba

Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

200.00 0 9. Hamba

Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

150.00 0 10. Hamba

Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

300.00 0 11. Hamba

Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

70.000

12 Hamba Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

10.000

13. Hamba Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

10.000

14. Hamba Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

5.000

15. Hamba Allah

Donat ur Tidak Tetap

Rp.

5.000

Jumlah

Rp.2.000.000 Sumber: Wawncara dengan Ibuk

Sasmawida Pengurus Panti Asuhan, April 2017

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa, jumlah dana yang didapatkan dari para donatur berjumlah Rp 2000.000 yang terdiri

dari donatur tetap sebanyak Rp 250.000 dan donatur tidak tetap

sebanyak Rp 1.750.000. Selain dari uang yang didapatkan dari pencarian donatur pada bulan April juga ada yang memberikan beras kepada panti asuhan dan yang memberikan beras tersebut adalah donatur tetap dari panti asuhan. Dimana panti asuhan Yayasan Bina Harapan Salido memiliki donatur tetap untuk beras sebanyak 5 orang. Tetapi yang

(12)

12 memberikan beras untuk panti asuhan hanya 3 orang saja yang mana masing-masing donatur memberikan beras sebanyak 1 karung yang langsung diantarkan ke panti asuhan. Sedangkan yang 2 orangnya lagi pada bulan April ini mereka tidak ada memberikan apapun.

Dalam pencarian donatur untuk panti asuhan ini, pengurus panti asuhan dan juga peneliti yang terlibat didalamnya mengalami kendala atau masalah diantaranya yaitu: (1) terdapat sebagian masyarakat yang tidak mau memberikan dana untuk panti asuhan, walaupun sudah diperlihatkan proposal dan jumlah anak asuh dipanti asuhan, dan (2) adanya sebagian donatur tetap panti asuhan yang terlambat memberikan dana, dan ketika terlambat dia hanya memberikan satu kali saja (misalnya bulan Maret tidak membayar dan ketika dijemput bulan April donatur hanya memberikan untuk bulan April saja).

Untuk mengatasi sejumlah kendala atau masalah dalam hal mencari donatur di atas, maka pihak pengurus panti asuhan harus benar-

benar bekerjasama dengan masyarakat disekitar panti asuhan untuk menagggulangi kesulitan yang sedang dialami, memperlihatkan dan menjelaskan kepada masyarakat tentang kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk anak asuh.

Karena setiap manusia atau anak yang dilahirkan kedunia memiliki kebutuhan yang harus tetap dipenuhi.

Dengan memberikan penjelasan tersebut diharapkan segala masalah dapat teratasi dengan baik.

4. Meletakkan Kotak Amal di Warung dan di Masjid

Meletakkan kotak amal di salah satu warung atau toko dan juga Masjid, Mushallah dan Surau juga merupakan upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan. Dimana Masjid selain berfungsi sebagai sarana ibadah umat Islam, Masjid juga berfungsi sebagai wadah sosial.

Dalam agama Islam Masjid tidak hanya berfungsi semata-mata tempat pelaksanaan sholat dan ritual ibadah lainnya, namun berguna untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

Masjid juga salah satu lembaga yang cukup mampu menghimpun dana untuk kegiatan keagaamaan.

(13)

13 Dibeberapa daerah termasuk Salido, dana yang didapatkan dari Masjid dilakukan dengan meletakkan kotak amal. Dengan diletakkannya kotak amal di warung atau ditoko serta Masjid, Mushalla dan Surau tersebut dana yang didapatkan dapat bermanfaat bagi Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan untuk memenuhi segala kebutuhan dari anak asuh pada masa sulit. Kotak amal tersebut dibuka atau diambil setiap 2 bulan sekali pada akhir bulannya oleh pengurus panti asuhan.

Adapun dana yang didapatkan dari masing-masing kotak amal tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4

Jumlah Dana yang didapatkan dari Masjid dan Warung No Nama

Tempat

Jumlah

1. Masjid Nurul Amal

Rp. 200.000

2. Masjid Darul Falah

Rp. 300.000

3. Masjid Husta

Rp. 200.000

4. Mushallah Al-Ihsan

Rp. 300.000

5. Surau Batu Rp. 200.000 6. Warung

Poto Copy

Rp. 320.000

7. Warung Makanan

Rp. 330.000

Jumlah Rp.1.850.000 Sumber:Wawancara dengan Ibuk

Sasmawida Pengurus Panti Asuhan

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa dana yang didapatkan dari beberapa Masjid, Mushallah dan Surau serta Warung berjumlah Rp. 1.850.000. Jumlah dana tersebut dari bulan Maret-April 2017, karena kotak amal tersebut dibuka atau diambil rutin setiap 2 bulan sekali yang diambil oleh pengurus panti asuhan itu sendiri.

Ketika diambil jumlah uang yang didapatkan paling sedikit berjumlah Rp. 200.000.

Dalam upaya meletakkan celengan atau kotak amal di warung, Masjid, Mushallah dan Surau untuk panti asuhan ini, pengurus panti

(14)

14 asuhan mengalami kendala atau masalah diantaranya: (1) ketika pengurus panti asuhan meminta dana yang sudah terkumpul setiap bulannya dari Masjid, Mushalla dan Surau, kadang ada beberapa pihak dari Masjid memotong uang yang sudah terkumpul dari kotak amal panti asuhan yang alasannya untuk kepengurusan Masjid (2) adanya sebagian warung yang tidak boleh kotak amal anak yatim diletakkan diwarungnya.

Untuk mengatasi sejumlah kendala atau masalah dalam hal meletakkan kotak amal diatas, maka pihak pengurus panti asuhan harus benar-benar melihat orang atau tempat mana yang tulus dan jujur serta bisa diletakkan kotak amal ditempat mereka dalam hal menolong sesama dan juga menjelaskan kepada mereka masalah apa yang sedang dialami di panti asuhan.

KESIMPULAN

Upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk mengatasi setiap masalah yang sedang dialami baik masalah individu, kelompok maupun lembaga

dalam suatu masyarakat agar kehidupan mereka dapat kembali pulih dan teratasi Seperti masa sulit yang dialami panti asuhan Yayasan Bina Harapan Salido kecamatan IV jurai Kabupaten Pesisir Selatan, kesulitan yang dialami oleh panti asuhan disebabkan karena kurangnya dana dari para donatur dan perhatian dari pemerintahan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pengurus panti asuhan harus melakukan beberapa upaya agar kebutuahan tetap terpenuhi.

Adapun kesimpulan hasil penelitian dengan judul upaya pengurus panti asuhan dalam memenuhi kebutuhan anak asuh (studi kasus: Panti Asuhan Yayasan Bina Harapan Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan) adalah bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pengurus panti asuhan yaitu (a) membeli kebutuhan makan yang relatif murah (b) meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah (PEMDA) Pesisir Selatan seperti Dinas Sosial dengan mengirimkan surat dan memperlihatkan proposal serta data anak asuh panti asuhan yang untuk

(15)

15 2017 sekarang bantuan tersebut belum diturunkan (c) mencari donatur yang dilakukan pengurus panti asuhan ke tiap-tiap rumah dekat panti asuhan (d) meletakkan kotak amal di Masjid, Mushallah, Surau dan Warung dekat panti asuhan, yang didalam teori Mekanisme Survival yang dipopulerkan oleh James C. Scoot, upaya tersebut merupakan cara untuk tetap bertahan hidup ditengah kesulitan. Salah satunya beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah, selain itu juga adanya meminta bantuan dari jaringan sosial seperti yang dilakukan pengurus panti asuhan Yayasan Bina Harapan Salido, dimana untuk mendapatkan bantuan dan mencari donatur serta meletakkan kotak amal di warung dan di Masjid panti asuhan harus memiliki hubungan yang baik dan memiliki sebuah jaringan sosial dengan masyarakat disekitaran panti asuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Boedi. 2015. Etika Pendidikan Anak. Bandung:

Pustaka Setia.

Adi, Rukminto Isbandi. 2013.

Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan). Jakarta:

Rajawali Pers.

Notowidagdo, Rohiman. 2016.

Pengantar Kesejahteraan Sosial.

Jakarta: Amzah.

Rustanto, Bambang. 2015.

Menangani Kemiskinan.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Minarni. et al. (2016). Perancanagan Sistem Informasi Panti Asuhan Di Kota Padang (Studi Kasus:

Panti Asuhan Bundo Saiyo Padang). Jurnal Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Volume 18 (Nomor 2 Tahun 16). Hlm 35-36.

(https://ejournal.itp.ac.id. Di Akses Tanggal 25 Januari 2017).

(16)

16 Suryo, Dharma Bhikku. (2010).

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Budaya Organisasi dan Inovasi Terhadap Kinerja (Studi Pada Panti Asuhan Di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa). Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 8 (Nomor 2 Tahun 2010). Hlm 394. (http://jurnaljam.ub.ac.id. Di Akses Tanggal 26 Januari 2017).

Data Dinas Sosial Kabupaten Pesisir Selatan, Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dasar hukum berdirinya Panti Asuhan Safinatun Najah, Dukuh Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora..... Visi dan misi Panti Asuhan Safinatun Najah, Dukuh Sukorejo,

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari Aspek Reaksi Menyerang Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan