• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran panti asuhan dalam pendidikan karakter anak asuh

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peran panti asuhan dalam pendidikan karakter anak asuh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PANTI ASUHAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK ASUH (Studi Kasus: PANTI ASUHAN ‘AISYIYAH NANGGALO

KOTA PADANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan Strata Satu (SI)

HAVIVAH MUSLIMAH 11070201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)

The role of the orehange in character education foster care (case study: the orehanage

‘aisyiyah nanggalo padang ).

Havivah Muslimah, Drs Ardi Abbas MT

2

, Faishal Yasin S.Sos, M.Pd

3

The Sociology Education Student Of STKIP PGRI West Sumatera The Sociology Staff Of Sociology Education of STKIP PGRI West Sumatera ______________________________________________________________________

ABSTRACT

Thesis examines the role of orehanages in character education foter care (case study: the orehanage „aisyiyah nanggalo padang. The attitude and character of foster care home environment is not good then the foster mother was instrumental in shaping the character of foster children orehanages aisyiyah nanggalo padang. The teory used is taleot parsons. Selection it selfis based on the social system is or inter related parts or positions that are interconncted or position interconnected by reciprocal role that is expcted (poloma,1979 ;2) informants were taken by purposive sampling, that the foster mother, caretaker and foster children in orehanages „aisyiyah nanggalo padang. This type of data is a primary data comps from interviews with informannts and secondary data observation and document study. Data analysis was performed with data collection, data reduction, data presentation and draw condusions. This suggests that the role of the orehanagein in character education is essential.

And their foster mother board inculcate good character, such as (a) the foster mother board parlors a long instill character walves to be honest and not to tell lies (b) and their foster mother nursing administiators inculcate religious character (c) and their foster mother board inculcate responsible parlors (d) and their foster mother board parlons instill character valves of disepline, (e) foster mother board a long with independent institutions instill character valves.

Keywords: pendidikan karakter

1

Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Pembimbing I, staf pengajar program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3

Pembimbing II, staf pengajar program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera

Barat

(4)

PENDAHULUAN

Anak merupakan pemimpin di masa datang. Anak adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis sebagai pemegang ujung tombak kemajuan bangsa pada masa yang akan datang. Kelangsungan bangsa dan negara di masa depan akan tergantung pada kualitas pertumbuhan mereka. Karena di pundak merekalah terletak tanggung jawab dan amanat yang besar. Maju mundurnya sebuah bangsa dengan kebudayaan dan peradabannya adalah sangat bergantung pada kualitas generasi muda untuk membina bangsa dan negara. Agar tiap anak mampu memikul tanggung jawab itu, perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial serta berakhlak mulia dan berada di bawah asuhan orang tua mereka dengan cara memberikan mereka pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal (Mustafidz, 2009:29).

Sejak lahir sampai berumur tiga tahun hingga lima tahun, kemampuan menalar seorang anak belum tumbuh sehingga pikiran bawah sadar masih terbuka dan menerima apa saja informasi dan stimulus yang dimasukkan ke dalamnya tanpa ada penyelesaian, mulai dari orang tua dan lingkungan keluarga. Dari mereka itulah pondasi awal terbentuknya karakter, keluarga dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena untuk menjadi manusia yang berkarakter. Peran berbagai pihak atau lembaga pendidikan sangat penting sekali untuk mendidik anak dalam mencapai tujuan hidupnya yakni kebahagian hidup di dunia dan di akhirat (Betti : 2008:34).

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut pemerintah sangat serius menangani tentang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyelesaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, orang tua, sekolah dan pemerintah.

Pendidikan karakter membutuhkan proses secara sistematis dan sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahapan- tahapan pendidikan untuk menunjukkan bahwa manusia mempunyai tingkatan tingkah laku, dari tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain, semakin tinggi, semakin mulia.Tahapan-tahapan pengembangan dan pembentukan karakter anak dimulai sejak sedini mungkin (Abdul, dkk 2011:23).

Di Indonesia tentang pasal pendidikan telah dilaksanakan dalam UUD 1945 pasal 31 tentang warga negara untuk memperoleh pendidikan termasuk di dalamnya anak yatim, piatu

dan yatim piatu yang berada di panti asuhan. Panti asuhan merupakan sebuah rumah yang diberikan untuk anak-anak yang tidak mempunyai orang tua, rumah dan anak-anak yang berada di panti ini juga berhak mendapatkan pendidikan. Menurut UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang ditetapkan. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, namun tidak mengikuti peraturan- peraturan yang tepat dan ketat. Sementara itu pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 BAB 1).

Pengertian Panti Asuhan Menurut Depsos RI (2004:4), Panti Asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional. Dasar hukum perlindungan anak di Indonesia tercantum dalam UU Perlindungan Anak, Pasal 20, dinyatakan bahwa “Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak”.

Permasalahan yang terjadi apabila Panti asuhan tidak terdaftar dan diawasi badan pemerintah dan masyarakat ialah seperti munculnya pemanfaataan anak-anak untuk kepentingan pribadi, penyelewengan dana donatur, kekerasan terhadap anak dan pelecehan seksual. Di Sumatera Barat dilihat secara umum lembaga panti asuhan memiliki masalah terhadap pembinaan anak-anak asuh seperti anak asuh yang selalu melanggar peraturan, tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat meraka tinggal dan sikap iri hati terhadap teman-teman sekamarnya, begitu juga dengan masalah pembinaan di panti asuhan kota padang yang anak asuhnya selalu melanggar peraturan yang telah diberikan oleh pengurus panti, seperti pulang sekolah selalu terlambat, melalaikan tugas panti, keluar masuk asrama tanpa izin, bersikap tak acuh dengan teman dan ibu asuhnya, tidak disiplin pada waktu dan bersikap tidak jujur baik pada teman sekamarnya maupun pengurus dan ibu asuh. Permasalahan di panti ini sedemikian

(5)

banyak seiring dengan jumlah anak asuh. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang nama, lama dipanti, serta pendidikan mereka sebagaimana yang dapat dilihat pada halaman berikut. Dengan demikian tujuan penelianya adalah Mendeskripsikan peran yang di lakukan oleh pengurus dan ibu asuh dalam membentuk karakter anak asuh di Panti Asuhan „Aisyiyah cabang Nanggalo Kota Padang. Untuk membahas peran panti asuhan dalam pendidikan karakter anak asuh.Penulis berlandaskan pada teori fungsional struktural oleh Talcot Parsons.Fungsional struktural sering menggunakan konsep sistem ketika membahas struktur atau lembaga sosial.

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama, di dalam sistem masing-masing unsur saling berkaitan, saling bergantung dan saling berintegrasi atau suatu kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lainnya dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam lingkungan yang komplek (Karsidi, 2005:100).

Sistem sosial adalah struktur atau bagian yang saling berhubungan atau posisi-posisi yang saling dihubungkan oleh peranan timbal balik yang diharapkan seperti status pembina panti asuhan, pengurus panti dan anak panti yang saling berhubungan sehingga membentuk lembaga yang kita kenal sebagai panti asuhan (Poloma, 1979:23)

Parsons mengatakan dalam sebuah sistem terdapatnya fungsi- fungsi atau kebutuhan- kebutuhan tertentu yang harus di penuhi oleh setiap sistem. Panti asuhan mempunyai struktur atau bagian-bagian yang saling tergantung dan panti asuhan juga mempunyai sub-sub sistem yang terdiri dari pimpinan, pengurus, sekretaris, bendahara dan ibu asuh. Dua pokok penting yang termasuk dalam kebutuhan fungsional ini adalah:

1

Berhubungan dengan kebutuhan sistem internal atau kebutuhan sistem ketika berhubungan dengan lingkungannya.

2

Berhubungan dengan pencapaian sasaran dan tujuan serta sarana yang perlu untuk pencapaian tujuan.

Berdasarkan premis itu secara deduktif Goerge menciptakan empat kebutuhan fungsional.

Ke empat fungsional primer itu yang dapat dirangkaikan dengan seluruh sistem yang hidup adalah:

1. Adaptation (Adaptasi)

Sebuah sistem harus menangulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan.

2. Goal attainment (Pencapaian tujuan) Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya

3. Integration (Integrasi)

Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ke tiga fungsi penting lainnya.

4. Latency (Latensi atau pemeliharaan pola) Sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki. Baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menompang motivasi (Goerge ritzer &

Douglas J. Goodman, 2011 : 121 ).

Masing-masing sub sistem itu harus memiliki empat persyaratan fungsional yang harus mereka adakan sehingga bisa diklasifikasikan sebagai suatu sistem. Parsons menekankan saling ketergantungan masing-masing sistem itu ketika dia menyatakan secara kongkrit, setiap sistem empiris mencakup keseluruhan, dengan demikian tidak merupakan sebuah organisme, kepribadian, anggota dari sistem sosial dan peserta dalam sistem kultural (Poloma, 1979 :167).

Alasan penulis memakai teori Parsons karena panti asuhan terdapat fungsi-fungsi atau kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi.

Setiap sistem panti asuhan saling ketergantungan masing-masingnya. Sistem mempunyai sub-sub sistem yang saling berhubungan dan berkaitan, masing-masing sub sistem juga mempunyai fungsi masing-masing begitu juga dengan panti asuhan.

Panti asuhan mempunyai sebuah sistem dan sistem tersebut mempunyai sub-sub seperti donatur, pimpinan, sekretaris, bendahara, pengurus dan anak asuh.

METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini tergolong ke dalam metode kualitatif dengan tipe pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh variabel-variabel yang ada kemudian, mendeskripsikan informasi apa yang ada sesuai dengan variabel yang di teliti (Moleong, 2005: 30).

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan peran panti asuhan dalam pendidikan karakter anak-anak asuh di Panti Asuhan Nanggalo Padang.

Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan yang diamati orang- orang. Tipe penelitian digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu metode untuk mengetahui data secara mendalam yang didapatkan dari informan yang terkait dalam penelitian terhadap suatu objek dengan mengumpulkan data tentang keadaan yang diperlukan secara lengkap (Patilima, 2011: 60).

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Harian Anak Asuh

1.Bangun Tidur 04.30 WIB

Kegiatan anak asuh ini dilakukan setiap hari sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, anak asuh wajib bangun pagi dengan tujuan agar anak asuh bisa menyiapkan diri sebelum adzan subuh datang dan mempersiapkan diri untuk pergi sekolah. Aturan ini wajib dilaksanakan oleh anak asuh setiap harinya, anak asuh bangun pagi dipandu oleh ibu asuh, kemudian ibu asuh membangunkan kakak seniornya yang ada di kamar masing-masing anak asuh, dan kakak senior yang membangunkan adek-adeknya.

Anak asuh dibagi menjadi 5 kamar satu kamarterdiri dari 10 orang anak asuh, dan ada dua kamar yang berisikan 13 dan 12 anak asuh. Anak asuh dalam satu kamar telah difasilitasi sebuah tempat tidur dan kasur, satu buah lemari baju, dan satu buah rak buku untuk bersama, anak asuh wajib menjaga fasilitas yang telah diberikan oleh ibu asuh. Namun dari sebanyak 55 orang anak asuh ada anak asuh yang tidak menaati peraturan tersebut seperti anak asuh yang tingkat sekolah dasar, padahal ibu asuh dan kakak senior telah membangunkan, anak asuh tingkat SD awalnya bangun namun setelah kakak seniornya sudah berada di mushalla mereka pergi kekamar kembali untuk tidur kembali

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan harian dipanti ini wajib dilakukan dan seluruh anak asuh wajib untuk melaksanakannya dan akan ada sanksi dari kelalaian anak asuh tersebut seperti anak asuh disuruh buat surat perjanjian dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali.

2. Sholat Shubuh Berjemaah 05.00 WIB

Kegiatan sholat shubuh berjemaah ini wajib dilakukan oleh seluruh anak asuh setiap harinya, terkecuali anak asuh yang sedang menstruasi. Sholat shubuh berjemaah dilakukan oleh seluruh anak asuh dimushalla yang telah disediakan, sholat shubuh berjemaah ini biasanya dipimpin oleh ibu asuh dan sesekali dipimpin oleh kakak senior karena seluruh anak asuh perempuan maka dari itu anak asuh dan ibu asuh yang selalu pimpin, terkecuali sholat magrib berjemaah dan sholat isya berjemaah, karena pada waktu sholat magrib dan isya anak asuh didatangkan uztad-uztad pilihan. Namun kenyataan anak asuh yang telah dididik oleh ibu asuh dan pengurus tidak menjalankan aturan yang telah diberikan, anak asuh banyak melalaikan aturan yang diberikan oleh ibu asuh dan pengurus. Seperti pada kegiatan sholat shubuh berjemaah, anak asuh sengaja melalaikan nya. Dengan alasan sakit perut, sakit kepala dan tidak enak badan padahal anak asuh hanya malas

melakukan sholat shubuh berjemaah tersebut karena ngantuk.

Dari hasil wawancara diatas dapatdisimpulkan bahwa peraturan didalam panti dilakukan tanpa terkecuali, apalagi sholat shubuh berjema‟ah ialah kewajiban anak asuh tersebut dari sekian banyak anak asuh masih ada beberapa orang yang melalaikannya.

3. Tempat Tidur Bersih Dan Rapi 06.00 WIB Kegiatan ini dilakukan oleh keselurahan anak asuh setelah sholat shubuh,dimana tempat tidur masing-masing anak asuh harus rapi dan bersih, tanpa terkecuali mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Anak asuh tidak akan dibolehkan pergi sekolah sebelum tempat tidur bersih dan rapi. Dan setiap hari kakak senior mengigatkan adek-adeknya untuk merapikan tempat tidur, merapikan kamar sebelum berangkat sekolah dan baju-baju di atas kasur tidak dibolehkan. Namun setiap hari masih banyak anak asuh yang selalu melanggar aturan yang telah dibuat oleh ibu asuh dan pengurus. Anak asuh kabur pergi sekolah dan tidak menghiraukan teguran ibu asuh dan kakak seniornya seperti anak SD yang acuh saat disuruh untuk membersih dan merapikan kasurnya

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peraturan yang telah dibuat oleh ibu asuh dan pengurus dalam kegiatan harian merapikan tempat dimana bukanlah suruhan dari pengurus lagi, mealainkan kesadaran anak asuh itu sendiri, karena itu sudah menjadi tanggung jawab mereka masing-masing. Namun kenyataan sebaliknya anak asuh acuh tak acuh dengan kebersihan kamarnya.

4 Sarapan Pagi 06.30 WIB

Kegiatan sarapan pagi ini kegiatan wajib bagi anak asuh setiap harinya sebelum pergi sekolah. anak asuh sarapan pagi diruang makan yang telah disediakan dan dipandu oleh kakak asuh dalam pembagian sambal. Anak asuh tidak dibolehkan mengambil sambal sendiri tanpa arahan kakak asuhnya, terkecuali mengambil nasi, maka anak asuh harus antri untuk mendapatkan sambal untuk sarapan pagi. Namun kenyataannya anak asuh tidak menaati peraturan yang telah diberikan, sebagian anak asuh ada yang makan dikamar, dan meletakkan piring disembarang tempat seperti dibawah lemari, dibawah tempat tidur.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarapan pagi di panti sebelum berangkat sekolah harus wajib bagi seluruh anak asuh, karena sarapan pagi itu sangat penting walaupun hanya sedikit karena sarapan pagi itu akan memicu konsentrasi saat belajar dipagi hari, kalau perut lapar saat belajar akan menggangu pada konsentrasi anak tersebut.

(7)

5 Berangkat Sekolah 06. 45 WIB

Setelah anak asuh selesai sarapan pagi maka anak asuh bersiap-siap untuk pergi sekolah.

sebelum berangkat sekolah anak asuh harus bersih rapi, memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah dan memakai seragam pada hari yang telah ditentunkan, ibu asuh selalu mengontrol anak asuh yang tingkat sekolah dasar karena anak SD selalu berbuat masalah setiap harinya disekolah seperti kaus kaki yang salah pakai, seragam yang sangat kotor dan buku yang salah bawa

6 Sholat Dzuhur Berjemaah 12.30 WIB

Kegiatan sholat dzuhur berjemaah ini dilakukan oleh anak asuh yang telah pulang sekolah pagi, biasanya sholat dzuhur ini hanya diikuti oleh anak SD yang pulang sekolahnya lebih cepat, seperti anak SD kelas 1 dan anak SD kelas 2 yang diimami oleh ibu asuh. Walaupun hanya anak SD saja yang berada didalam panti, namun pengurus juga masih kewalahan untuk mengajak sholat dzuhur berjemaah tersebut karena mereka malas untuk melaksanakan sholat dzuhur anak SD bersembunyi supaya tidak kelihatan oleh ibu asuh.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sikap dan prilaku anak SD yang membuat ibu asuh kewalahan dalam menyuruh untuk sholat dzuhur berjemaah mengartikan pentingnya peran ibu asuh untuk lebih menanamkan karakter anak asuh setiap harinya

7 Pulang Sekolah 14.30WIB

Kegiatan anak asuh setelah pulang sekolah ini biasanya anak asuh istirahat sejenak untuk mempersiapkan kegiatan yang lainnya setelah sholat ashar, karena seharian di sekolah maka waktu istirahat di dalam panti diberikan agar anak asuh tetap sehat dan segar.

8 Sholat Ashar Berjemaah 15.40 WIB

Sholat ashar berjemaah ini dilakukan oleh seluruh anak tanpa terkecuali karena waktu sholat ashar ini anak asuh sudah berada dilingkungan panti seluruhnya terkecuali anak asuh perguruan tinggi yang jadwal kuliah sore. Sholat ashar ini wajib dilaksanakan oleh seluruh anak asuh dimana anak asuh sholat ashar berjemaah yang diimami oleh ibu asuh dan sesekali di imami oleh kakak senior.

9 Makan Malam 17.30 WIB

Kegiatan makan malam ini dilakukan oleh anak asuh setelah anak asuh melakukan tugas pribadinya masing-masing seperti mandi, nyuci dan piket. Anak asuh wajib makan malam pada jadwal yang telah ditentukan, dan tidak dibolehkan anak asuh makan dikamar masing-masing, anak asuh hanya boleh makan pada ruang makan yang telah disediakan terkecuali anak asuh yang sedang sakit.

10 Sholat Magrib Berjemaah 18.30 WIB Kegiatan harian anak asuh ini dilakukan setiap harinya di hmushalla panti, dan asuh wajib melakukannya. Sebelum anak asuh masuk mushalla anak asuh sudah bersih, rapi dan anak asuh sudah berada di mushalla 10 menit menjelang adzan magrib masuk. Namun akan menjelang magrib pun anak asuh tidak banyak yang telah berada di mushalla. Masih banyak anak asuh yang masih berkeliaran di luar mushalla.

11 Pelajaran Tambahan Malam 18.45 WIB Kegiatan pelajaran tambahan malam ini wajib diikuti oleh seluruh anak asuh tanpa terkecuali, pelajaran tambahan malam ini yang dibimbing oleh uztad-uztad pilihan oleh ibu asuh, dimana tujuan pelajaran malam ini ialah tambahan pelajaran tentang agama islam seperti Bacaan Irama Al-Qur‟an, Hadist, Bahasa Arab, Bacaan Sholat, dan Do‟a Harian Lainnya.

12 Sholat Isya Berjemaah 19.45 WIB

Kegiatan sholat isya berjemaah ini juga wajib diikuti oleh seluruh anak asuh diamana sebelum anak asuh kembali kekamar masing- masing, anak asuh melaksanakan sholat isya berjemaah dahulu.

13 Belajar/Membuat Tugas Sekolah 20.00- 22.00 WIB

Kegiatan belajar ini kegiatan terakhir anak asuh sebelum istirahat tidur, dimana anak asuh mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh ibu guru, anak asuh membentuk sebuah kelompok dan akan meminta tolong dengan kakak senior apabila ada tugas sekolah yang tidak dimengerti dan semua tugas harus selesai sampai tuntas malam itu juga, sehingga besok pagi disekolah anak asuh tidak dihukum karena tidak mengerjakan tugas.

14 Tidur 22.00 WIB

Setelah menyelesaikan belajar membuat tugas sekolah anak asuh di perbolehkan untuk kembali kekamar masing-masing dan menyusun mata pelajaran untuk besok pagi, setelah itu anak asuh wajib mengosok gigi, cuci tangan dan kaki sebelum tidur, ibu asuh menerapkan kewajiban gosok gigi sebelum tidur agar anak asuh tetap sehat dan bersih. Namun setelah dikamar anak asuh tidak akan segera tidur melainkan menyempatkan diri untuk membuka hp, bbman, facebookan dan game, sehingga anak asuh kadang tidak membatasi waktu sehingga tidur larut malam

(8)

1.1 Peran Ibu Asuh

Peran ibu asuh didalam panti ialah menjaga, mendidik dan mengontrol anak asuh setiap harinya dari anak asuh bangun pagi hingga jam istirahat tidur malam.

a. Menjaga Anak Asuh

Ibu asuh menjaga anak asuh sebagaimana mestinya seperti menjaga anak sendiri. Ibu asuh yang menjaga anak asuh harus bisa mengendalikan emosi karena macam-macam sifat dan tingkah laku anak asuh. Ibu asuh menjaga keseluruhan dari diri anak asuh baik itu jasmani maupun rohani, ibu asuh menjaga jasmani anak asuh diamana agar anak asuh tetap sehat dan tumbuh kembang dengan sempurna dan selalu bersemangat maka demikian anak asuh diberikan asupan gizi dan vitamin untuk ketahanan tubuhnya. Menjaga rohani anak asuh diantaranya ibu asuh selalu mengingatkan anak asuh sholat 5 waktu sehari semalam, selalu mengigat kan anak asuh agar selalu ingat dan menjauhi larangan Allah swt.

b. Mendidik Anak Asuh

Mendidik ialah peran dari ibu asuh yang mendidik anak asuh dengan kasih dan sayang, ikhlas dan sabar. Ibu asuh mendidik karakter anak asuh disiplin agar anak asuh selalu disiplin, disiplin waktu, disiplin pada peraturan yang diberikan oleh ibu asuh dan pengurus dan disiplin pada peraturan sekolah. ibu asuh mendidik karakter tanggung jawab anak asuh agar anak asuh tahu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya sendiri.

Ibu asuh membentuk karakter jujur anak asuh agar anak asuh tidak berani berkata bohong, dusta, selalu berkata dan berbuat jujur sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Ibu asuh mendidik karakter religius agar anak anak asuh selalu mengingat Allah Swt. Melaksanakan sholat 5 waktu sehari semalam, meninggalkan larangan dan menjalankan perintah-Nya. Ibu asuh mendidik karakter anak asuh mandiri agar nantinya anak asuh mammpu melakukan tugas masing-masing karena kemandiriannya, aktif dan cekat dalam mengambil tindakan.

c. Mengontrol Anak Asuh

Peran ibu asuh dalam mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh antara lainnya ialah mengontrol kegiatan harianya, mulai dari bangun pagi, berangkat sekolah tepat waktu, pulang sekolah tepat waktu, dan pergaulan dengan teman sebayanya yang di sekolah. Anak asuh selalu dikontrol agar selalu terarah pada jalan yang baik dan tidak terpengaruh pada teknologi yang semakin canggih. Karena semakin canggih teknologi semakin banyak nilai negatif yang terkandung dalamnya.

Maka dari itu ibu asuh 24 jam mengontrol kegiatan anak asuh, anak asuh yang baru akan

beranjak dewasa masih rentan dengan perubahan- perubahan zaman yang rasa ingin tahunya tinggi, sehingga ibu asuh mencemaskan hal buruk terjadi pada anak asuh, apalagi sekarang maraknya kejahatan seksual yang telah banyak terjadi pada remja dan anak-anak. Maka dari itu ibu asuh selalu memberi nasehat pulang sekolah harus langsung pulang, tidak boleh berkeluyuran kemana-mana.

1.2 Kendala Menerapkan Peran Oleh Ibu Asuh Kendala yang dihadapi oleh ibu asuh dan pengurus dalam menerapkan peran sangat banyak seperti sikap anak asuh yang selalu melawan pada pengurus saat ditegur dan diberi nasehat di saat salah, tidak mau menaati peraturan yang telah diberikan, terkadang sengaja mengejek dan memperolok-olok ibu asuh, acuh tak acuh dengan panggilan ibu asuh namun, bagaimanapun nakal seorang anak asuh ibu asuh berusaha tetap tegas dan menghadapinya dengan lembut walaupun perlahan-perlahan anak asuh yang yang dididik ini akan sadar nantinya. Bagaimanapun sikap buruk yang diperbuat oleh anak asuh ibu asuh takkan berhenti dan bosan dalam memberi nasehat-nasehat yang bermanfaat.

1.3 Harapan Anak Asuh Terhadap Peran Panti Peraturan yang diberikan oleh ibu asuh dan pengurus terhadap anak asuh sangat banyak, dimana anak asuh tidak boleh pulang sekolah terlambat, anak asuh wajib mengikuti keterampilan menjahit padahal anak asuh tidak menyukai pelajaran menjahit tersebut, dan anak asuh tidak dibolehkan untuk memakai handphone, padahal zaman sekarang teknologi semakin canggih

Berdasarkan rumusan masalah yang telah pengurus uraikan sebelumnya, maka berikut penulis menjelaskan dan menguraikan temuan dan pembahasan dalam penelitian ini yang meliputi

a. Ibu asuh dan pengurus panti menanamkan nilai pendidikan karakter seperti jujur dan tidak pernah berkata bohong

b. Ibu asuh dan pengurus panti menanamkan nilai karakter religius

c. Ibu asuh dan pengurus panti menanamkan nilai karakter bertanggung jawab

d. Ibu asuh dan pengurus panti menanamkan nilai karakter disiplin

e. Ibu asuh dan pengurus panti menanamkan nilai karakter mandiri

A. Peran Ibu Asuh Dalam Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Jujur Jujur menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegras), berani karena benar dan dapat dipercaya. Jujur ialah suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seseorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai

79

(9)

dengan batinnya. Jujur juga merujuk pada suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti integritas, penuh kebenaran, lurus, tidak adanya kebohongan dan curang.

Karakter jujur diajarkan dari sedini mungkin dimana saja dan kapan saja, maka disinilah peran ibu asuh dalam menanamkan karakter terhadap anak asuh, dimana anak asuh di tuntut untuk menjadi seseorang yang jujur, dan tidak pernah berbohong baik dalam perkataan maupun perbuatan. Anak asuh diberi nasehat-nasehat yang bermanfaat setiap harinya, dan juga pengarahan ajaran dalam bertingkah laku baik di lingkungan panti maupun di luar panti. Ibu asuh menjadi contoh tindak karakter kejujuran pada anak asuh, ibu asuh siap memberi pujian apabila anak asuh melakukan perbuatan yang jujur, sekecil apapun prestasi kejujuran itu, misalnya kegiatan anak setiap harinya dalam melakukan piket di dalam panti, anak asuh melakukan kegiatan itu dengan jujur dan tidak curang. Dan juga dalam melakukan tugas lainnya, seperti tugas sekolah, dan tugas-tugas pribadi lainnya.Ibu asuh mengiginkan agar anak asuh bisa bersikap sesuai dengan aturan- aturan yang telah ditetapkan oleh ibu asuh dan pengurus panti lainnya.

B. Peran Ibu Asuh Dalam Menanamkan Nilai Karakter Religius

Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan.Ia menunjukkan bahwa pemikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya. Ibu asuh menanamkan nilai karakter religius anak asuh agar nilai keyakinan agamanya kuat seperti percaya terhadap adanya tuhan, malaikat, akhirat, surga, neraka, takdir dan lainnya. Ibu asuh juga membiasakan anak asuh untuk selalu taat pada Allah Swt seperti sholat 5 waktu sehari semalam, dan serangkainnya do‟a-do‟a lainnya, selain itu ibu asuh mengajarkan kepada anak asuh tentang pengetahuan agama islam agar anak asuh tahu tentang sholat, puasa, zakat dan serta mengamalkannya.

Pendidikan karakter religius dipanti asuhan ini ibu asuh mendatangkan guru-guru yang telah ahli dalam bidang keagamaan dan faham tentang agama islam. Anak asuh belajar agama dengan guru-guru pilihan setiap hari setelah sholat magrib berjemaah, dan semua anak asuh harus wajib mengikutinya tanpa terkecuali. Namun setelah anak asuh ditanamkan nilai karakter religius masih ada sebagian anak asuh yang tidak mengamalkannya seperti sering berkata kotor dan tidak sesuai perbuatan yang islami.

C. Peran Panti Asuhan Dalam Menanamkan Nilai Karakter Bertanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan dan tuhan. Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan tingkah lakunya. Peran ibu asuh dan pengurus dalam menanamkan nilai karakter bertanggung jawab agar anak-anak asuh tidak melalaikan tugas yang telah diberikan kepada anak seperti bertanggung jawab atas diri sendiri maupun bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar panti. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, anak asuh mengerjakan tugas pribadinya dengan benar yaitu belajar dengan sungguh-sungguh, menyuci baju skolah dan harian, merapikan tempat tidur, menyetrika baju sekolah dan menyiapkan peralatan sekolah semua itu anak asuh kerjakan dengan tanggung jawab yang penuh.

Anak asuh juga diberikan tugas bertanggung jawab didalam lingkungan panti seperti piket dapur, mushalla, kantor, halaman dan kamar mandi, tugas piket harian dipanti ini dilakukan setiap harinya secara bergantian dan tugas itu dilaksanakan dengan tanggung jawab yang penuh demi menjaga kebersihan tempat tinggal anak asuh seperti bertanggung jawab dalam tugas piket halaman, dapur, mushalla, dan kamar mandi. Apabila tugas tersebut tidak dilaksanakan semestinya maka anak asuh siap untuk menerima konsekunsi atau hukuman dari ibu asuh.Seperti diberikan tugas kembali memotong rumput dan menanam bunga yang ada diperkarangan lingkungan panti asuhan.

D. Peran Ibu Asuh Dalam Menanamkan Nilai Karakter Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin dipanti berarti taat pada peraturan panti anak asuh dikatakan berdisiplin apabila dia mengikuti peraturan yang ada dipanti ibu asuh pun harus melaksanakanya secara adil dan tidak memihak.

Ibu asuh menanamkan nilai karakter disiplin agar anak asuh membiasakan diri mentaati peraturan yang sudah ada contoh seperti bangun tidur, bangun tidur pagi anak asuh telah dijadwalkan bangun pagi pada pukul 04:30 dan anak asuh wajib menaatinya, ibu asuh pun juga ikut mengontrol bagi anak asuh yang lalai dan tidak disiplin. Selain itu ibu asuh menanamkan nilai karakter disiplin supaya anak asuh selalu tepat waktu, tidak mengulur-ulur waktu, seperti tugas menyiapkan pelajaran sekolah, dan disiplin tepat waktu pada jam sholat, dan juga disiplin pada tugas- tugas piket yang telah diberikan.

(10)

E. Peran Ibu Asuh Dalam Menanamkan

Nilai Karakter Mandiri Anak Asuh.

Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Anak yang mandiri adalah anak yang aktif, independen, kreatif, kompeten, dan spontan. Anak yang mandiri ialah orang yang mampu berpikir dan berfungsi secara independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak risiko dan bisa memecahkan masalah. Peran ibu asuh dalam menanamkan nilai karakter mandiri anak asuh adalah ialah ibu asuh mengiginkan anak asuh menjadi anak yang mandiri mampu menyelesaikan pekerjaan sendiri, seperti anak asuh diajarkan mandiri menyuci baju sendiri, menytrika baju sendiri, merapikan kasur sendiri dan merapikan lemari secara mandiri. Dan juga mandiri dalam pekerjaan rumah, anak asuh yang masih duduk dibangku sekolah dasar sudah diajarkan menyuci piring, menyapu dan membersihkan kamar. Begitu juga dengan anak smp, sma dan perguruan tinggi yang diajarkan oleh ibu asuh memasak didapur untuk makanan sehari- hari mereka.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan mengenai peran panti asuhan dalam pendidikan karakter anak asuh Cabang Nanggalo Kota Padang. Pada umumnya pengurus panti melakukan sesuai dengan hak yang didapatkan anak dalam keluarganya sendiri.

Memberikan pelayanan pendidikan setinggi- tingginya dari pengasuh yang profesional yang mengasuh dalam pembinaan karakter anak asuh dan untuk mewujudkan cita-cita mereka dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi (PT), serta anak asuh dapat memilih perguruan tinggi mana yang mereka inginkan.

Memberikan pendidikan karakter religius, karakter jujur, karakter disiplin, karakter bertanggung jawab, dan pendidikan karakter mandiri. Dan serta pelajaran tambahan seperti belajar qur‟an hadist, bahasa arab dan bacaan irama al qur‟an.

Selain itu pemerintah sangat dibutuhkan di Panti Asuhan „Aisyiyah Nanggalo Kota Padang serta partisipasi masyarakat karena pada dasarnya tujuan dari panti sosial tidak bisa terwujud tanpa adanya dukungan dari pemerintah dan partisipasi masyarakat, untuk itu panti sosial sangat mengharapkan dukungan moril maupun materildari pemerintah dan masyarakat sehingga dengan adanya dukungan tersebut panti sosial dapat meningkatkan pelayananya dan kesejahteraan terhadap anak asuh.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Rineka Cipta Arikunto, suharsimi. 2002. Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktek. Yogyakarta:

Rineka Cipta

Basrowi dan suwandi. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Surabaya: usaha nasional.

Majid abdul dkk. 2011. Pendidikan karakter perspektif islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, lexy. 2010. Metode penelitian kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, lexy. 2005. Metode penelitian kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muri.A, Yusuf. 2007. Metode penelitian. Padang:

UNP press padang.

Mustafidz, chairil. 2009. Pendidikan yang kaffah bagi anak kita. Yogyakarta: Unggun Religi.

Ramlis. 1982. Panti asuhan sebagai alternatif pemeliharaan anak yatim (departemen penyuluhan sosial). Jakarta: departemen RI

Ritzer george dan douglas j. Goodman, 2011. Teori sosiologi modern. Jakarta: kencana Usman, husain akbar, setiawan, purnomo. 2009.

Metode penelitian sosial. Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Patilima, hamid. 2011. Metode penelitian kualitatif.

Bandung: CV Alfabeta Skripsi:

sebriyanti, betti. 2008. Peran orang tua dalam mengembangkan karakter anak di SMP Muhammadiyah 6 padang. STKIP PGRI.

Padang

Marlina, desi. 2009. Pembinaan kesadaran beragama remaja di pantiasuhan

„aisyiyah ampang padang. STKIP PGRI.

Padang

Syafridal. 2009. Peran orang tua dalam mengembangkan karakter disiplin peserta didik di SMPN 01 mapat tunggul selatan kabupaten pasaman. STKIP PGRI. Padang

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa bentuk-bentuk pembinaan akhlak yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah terhadap anak asuhnya serta apa

Pembinaan Kejujuran pada anak di Lembaga Panti Asuhan Anak Yatim dan Fakir Miskin ..... Pembinaan Disiplin pada anak di Lembaga Panti Asuhan

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan pola pembinaan pendidikan agama Islam anak asuh di Panti asuhan Muhammadiyah “Samsah” Singocandi Kudus..

1. Konsep/perencanaan pembinaan pendidikan akhlak pada anak asuh di panti asuhan Al-Jam’iyatul Washliyah kota Binjai adalah dengan dibuatnya jadwal kegiatan anak

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan bahwa peran panti asuhan membawa pengaruh pada tumbuh kembang anak. Melalui panti asuhan anak di didik dengan dengan

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan perjanjian penyerahan anak asuh yang dilakukan kepada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Bireuen dilakukan melalui

Berbicara mengenai panti asuhan sebagai lembaga sosial, dimana di dalamnya terdapat anak asuh dan pengasuh, tentu tidak lepas dari interaksi atau proses komunikasi

Menurut Depsos RI 2004: 4, Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada