• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Melalui Edukasi dengan Media Permainan Ular Tangga pada Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Melalui Edukasi dengan Media Permainan Ular Tangga pada Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Melalui Edukasi dengan Media Permainan Ular Tangga pada Siswa Sekolah Dasar

Irwan Budiono*1, Natalia Desy Putriningtyas1, Fitri Indrawati1, Kasman Kasman2, Fariz Kurniawan2

1Universitas Widya Husada Semarang, Indonesia

2SDIT Cahaya Bangsa Kota Semarang

*e-mail: suciamanati02@gmail.com Abstract

Background: The campaign for implementing balanced nutrition guidelines is an effective strategy for tackling the problem of over nutrition and obesity in elementary school children. The campaign is constrained because until now the guidelines for balanced nutrition have not been included in the curriculum of elementary schools, including at the Integrated Islamic Elementary School (SDIT) Cahaya Bangsa, Mijen District, Semarang City. The purpose of this community service is to increase knowledge about balanced nutrition in SDIT Cahaya Bangsa students, Mijen District, Semarang City.

Methods: The form of community service activities is counseling on balanced nutrition guidelines. Counseling was conducted at SDIT Cahaya Bangsa, Mijen District, Semarang City in August 2022. A total of 24 grade IV students were involved as the target group. Counseling was carried out using lecture methods, questions and answers and discussions, as well as the media of balanced nutrition snakes and ladders game. Evaluation of counseling results was carried out through pre-test and post-test using validated questionnaires.

Results: Evaluation of counseling results showed that the average total score of students' knowledge about balanced nutrition increased significantly. Analysis of the value of N Gain shows an average of 0.75. This value indicates that counseling increases students' knowledge about balanced nutrition which increases very well.

Conclusion:

Based on the evaluation results of this community service activity, it can be concluded that counseling using the lecture method and the media of a balanced nutrition snake and ladder game is effective in increasing students' knowledge about balanced nutrition.

Keywords: Balanced Nutrition, School Children, Game of Snakes and Ladders Abstrak

Latar belakang: Kampanye penerapan pedoman gizi seimbang merupakan strategi efektif untuk penanggulangan masalah gizi lebih dan obesitas pada anak sekolah dasar. Kampanye tersebut terkendala karena sampai saat ini pedoman gizi seimbang belum masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar, termasuk di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada siswa SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang.

Metode: Bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan tentang pedoman gizi seimbang.

Penyuluhan dilakukan di SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang pada bulan Agustus 2022.

Sebanyak 24 siswa kelas IV dilibatkan sebagai kelompok sasaran. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi, serta media permainan ular tangga gizi seimbang. Evaluasi hasil penyuluhan dilakukan melalui pre test dan post tes menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi.

Hasil: Evaluasi hasil penyuluhan menunjukkan rata-rata skor total pengetahuan siswa tentang gizi seimbang meningkat signifikan. Analisis nilai N Gain menunjukkan rata-rata sebesar 0,75. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan meningkatkan pengetahuan siswa tentang gizi seimbang meningkat dengan sangat baik.

Simpulan: Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dan media permainan ular tangga gizi seimbang efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang gizi seimbang.

Kata Kunci: Gizi Seimbang, Anak Sekolah, Permainan Ular Tangga

1. PENDAHULUAN

Gizi lebih dan obesitas merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Masalah gizi lebih tersebut disebabkan adanya pergeseran pola konsumsi makanan dan pola aktivitas fisik masyarakat. Pola

(2)

Kittisakmontri, 2016). Kecenderungan masalah gizi lebih dan obesitas terjadi pada beberapa kelompok usia, termasuk pada kelompok anak usia sekolah. Studi menunjukkan bahwa kejadian gizi lebih pada anak usia sekolah memberikan risiko kejadian gizi lebih pada tahap usia selanjutnya(Ohtsubo et al., 2011).

Data riset kesehatan dasar yang dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah Indonesia menunjukkan situasi gizi anak usia sekolah yang masih memprihatinkan. Riset Kesehatan Dasar terakhir yang dilaksanakan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi gizi lebih dan obesitas pada kelompok tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan. Proporsi gizi lebih berturut-turut dari tahun 2007 sebesar 8,6% meningkat pada tahun 2013 menjadi 11,5%, dan kembali meningkat menjadi 13,6% pada tahun 2018. Adapun proporsi obesitas berturut-turut dari tahun 2007 sebesar 10,5 % meningkat pada tahun 2013 menjadi 14,8 %, dan meningkat menjadi 21,8 % pada tahun 2018(Kemenkes, 2019;

Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 juga menunjukkan kecenderungan peningkatan proporsi obesitas sentral pada penduduk kelompok umur ≥ 15 tahun. Proporsi peningkatan obesitas sentral berturut-turut dari tahun 2007 sebesar 18,8% meningkat pada tahun 2013 menjadi 26,6%, dan meningkat menjadi 31,0% pada tahun 2018. Tren peningkatan masalah gizi lebih dan obesitas tersebut di atas tampaknya terkait dengan rendahnya aktivitas fisik masyarakat. Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan proporsi aktivitas fisik kurang (sedentary) pada penduduk kelompok usia ≥10 tahun cukup tinggi, yaitu sebesar 26,1% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 33,5% pada tahun 2018(Kemenkes, 2019).

Penyebab terjadinya masalah gizi lebih secara umum adalah ketidakseimbangan asupan dan penggunaan energi oleh tubuh. Asupan makanan tinggi kalori disatu sisi dan rendahnya aktivitas fisik disisi lain merupakan penyebab meningkatnya prevalensi obesitas. Masalah ini terjadi mulai anak usia sekolah dasar, remaja dewasa sampai kelompok usia lanjut. Studi menunjukkan bahwa masalah gizi lebih sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pola makan. Gaya hidup sedentary dan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak serta rendah serat menjadi factor risiko kejadian gizi lebih.

Upaya penanggulangan masalah gizi lebih sebenarnya dapat dilakukan apabila pedoman gizi seimbang diterapkan dengan baik oleh seluruh masyarakat. Pedoman gizi seimbang yang saat ini digunakan sebagi petunjuk gizi sebenarnya telah memuat pesan untuk mencegah terjadinya masalah gizi lebih (Permatasari and Setiawati, 2017).

Gaya hidup sedentary dan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak serta rendah serat merupakan sebuah permasalahan yang dilatarbelakngi kurangnya pengetahuan dan sikap tentang gizi seimbang.

Sampai saat ini masih banyak siswa sekolah dasar yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang pedoman gizi seimbang. Hal ini dikarenakan kurikulum Pendidikan sekolah dasar belum memasukkan materi pedoman gizi seimbang. Keterbatasan jam pelajaran menyebabkan tidak semua materi tentang gizi dan kesehatan dapat diajarkan di sekolah dasar. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memasukkan pendidikan gizi melalui berbagai kegiatan sekolah.

Studi pendahuluan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang juga menunjukkan bahwa kajian tentang pedoman gizi seimbang belum masuk dalam kurikulum. Satu-satunya mata pelajaran yang beririsan dengan materi gizi dan Kesehatan adalah mata pelajaran Pendidikan jasmani olahraga Kesehatan (PJOK). Pesan gizi yang disampaikan kepada siswa adalah 4 sehat 5 sempurna, dimana pesan tersebut sudah sejak tahun 2014 direvisi menjadi pedoman gizi seimbang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan sosialisasi pedoman gizi seimbang di SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang. Kampanye gizi seimbang dilakukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan siswa tentang gizi seimbang. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang pada siswa SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang.

(3)

2. METODE

Bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan tentang pedoman gizi seimbang. Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2022. Populasi target kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh siswa SDIT Cahaya Bangsa Kecamatan Mijen Kota Semarang. Adapun subyek yang menjadi peserta pengabdian kepada masyarakat ini adalah siswa 1 rombel atau kelas. Mitra pengabdian menyediakan 1 rombel yaitu kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang sebagai kelompok sasaran pengabdian.

Materi penyuluhan dalam kegiatan ini adalah pedoman gizi seimbang. Terdapat 4 pilar dan 10 pesan gizi yang seluruhnya sangat relevan untuk pencegahan masalah gizi lebih. Empat pilar tersebut adalah: 1)mengkonsumsi aneka ragam makanan, 2) membiasakan hidup bersih, 3) aktivitas fisik, 4)memantau dan mempertahankan berat badan normal. Empat pilar tersebut dijabarkan dalam 10 pesan yaitu : 1) Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan; 2) Banyak makan sayuran & buah-buahan;

3)Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi; 4) Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok; 5) Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak; 6)Biasakan Sarapan; 7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman; 8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan; 9) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir; 10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.

Metode yang digunakan dalam kegiatan peningkatan pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang ini adalah penyuluhan, diskusi dan tanya jawab dengan peserta. Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah LCD proyektor dan media permainan ular tangga gizi seimbang. Evaluasi hasil pengababdian kepada masyarakat dilakukan dengan pemberian pretest dan postest kepada kelompok sasaran. Sesuai tujuan dilaksanakannya pengabdian, evaluasi dilakukan dengan melihat peningkatan skor pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang. Pengetahuan diukur berdasarkan pengetahuan subyek tentang 10 pesan gizi seimbang. Pre test dan post tes dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan media permainan ular tangga gizi seimbang

Kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang diawali dengan persiapan materi dan media edukasi.

Media permainan ular tangga gizi seimbang dikembangkan sebagai suplemen agar pelaksanaan edukasi gizi menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Media permainan ular tangga telah divalidasi oleh pakar sebelum digunakan untuk penyuluhan gizi. Pakar yang dilibatkan untuk memberikan penilaian adalah 4 orang dengan kompetensi dibidang gizi dan media. Hasil penilaian pakar menunjukkan media ular tangga gizi seimbang relevan dan valid untuk digunakan sebagai media edukasi gizi bagi siswa sekolah dasar.

Media permainan ular tangga gizi seimbang pada penelitian ini adalah sebuah tikar bergambar tentang pedoman gizi seimbang. Media ini dicetak pada bahan plastik dengan teknologi digital printing Metromedia Technologies (MMT). Media ini dicetak dengan ukuran 1,5 x 1,5meter dengan memuat 25 gambar dengan ukuran masing-masing 30 x 30 cm. Penerapan permainan ular tangga ini memerlukan alat tambahan yaitu sebuah dadu dan sejumlah bidak sesuai jumlah kelompok yang ikut dalam permainan.

Permainan ular tangga gizi seimbang dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 – 4 siswa. Media permainan ular tangga gizi seimbang dilakukan dengan alokasi waktu 30 menit. Tata cara permainan adalah sebagai berikut : 1) Seluruh kelompok menempatkan bidak di kotak start; 2)Secara berurutan masing-masing kelompok melempar dadu dan memindahkan bidak sesuai angka dadu yang keluar; 3)Fasilitator membacakan pertanyaan

(4)

pertanyaan di ambil ketika sudah naik keatas; 6)Jika berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka turun ke bawah dan pertanyaan di ambil ketika sudah turun ke bawah; 7)Siswa yang pertama berdiri di kotak selesai merupakan kelompok siswa yang memenangkan permainan; 8)Kelompok yang mendapatkan point tertinggi (dari menjawab pertanyaan) merupakan kelompok siswa yang berhak mendapatkan hadiah sebagai pemenang point.

Media permainan ular tangga gizi seimbang dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Gambar 1. Media permainan ular tangga gizi seimbang Pelaksanaan Penyuluhan gizi seimbang

Penyuluhan kelompok sasaran tentang pedoman gizi seimbang dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2022. Sebelum penyuluhan dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan pre test. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan memberikan materi penyuluhan. Setelah penyuluhan selesai, kegiatan diakhiri dengan memberikan post test. Kegiatan pre test dan post test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang.

Alokasi waktu yang disediakan sekolah untuk kegiatan penyuluhan gizi seimbang ini adalah 100 menit. Alokasi waktu penyuluhan tersebut dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut : 1)perkenalan tim dan penjelasan tujuan kegiatan 5 menit; 2)pelaksanaan pre test 5 menit; 3)Ceramah dengan media LCD proyektor 25 menit; 4)tanya jawab dengan peserta 10 menit; 5)permainan ular tangga 30 menit;

6)diskusi, tanya jawab dan penyampaian kesimpulan 15 menit; 7) pelaksanaan post test 5 menit, 8)penutup 5 menit.

Pengamatan terhadap jalannya kegiatan penyuluhan menunjukkan adanya partisipasi aktif dari siswa. Pada setiap sesi diskusi dan tanya jawab siswa menunjukkan antusiasme untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari fasilitator. Permainan ular tangga gizi seimbang dilakukan siswa dengan antusias dalam suasana yang gembira. Media permainan ular tangga dalam penyuluhan ini dibuat sebanyak 2 set alat permainan, sehingga seluruh siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam permainan.

Evaluasi hasil penyuluhan gizi seimbang

Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan dapat memperbaiki pengetahuan kelompok sasaran tentang pedoman gizi seimbang. Gambar 2 di bawah ini menyajikan rata-rata skor pengetahuan setiap pesan gizi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan:

(5)

Gambar 2. Rata-rata skor pengetahuan setiap pesan gizi sebelum dan sesudah penyuluhan

Skor pengetahuan gizi seimbang diukur melalui 20 pertanyaan. Setiap pesan memiliki skor minimal 2 dan skor maksimal 4. Adapun skor pengetahuan gizi seimbang secara keseluruhan memiliki skor minimal 20 dan skor maksimal 40. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan terdapat beberapa pesan gizi yang hampir seluruh siswa tidak memiliki pengetahuan yang baik.

Sebelum penyuluhan terdapat 3 pesan dengan skor pengetahuan subyek paling rendah. Ketiga pesan tersebut adalah: 1) pesan ke-2 tentang konsumsi sayuran & buah-buahan; 2)pesan ke - 4 tentang pembiasaan konsumsi aneka ragam makanan Gambar 2 menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan skor pengetahuan subyek pada setiap pesan gizi pokok; 3)pesan ke-5 tentang pembatasan konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak.

Profil pengetahuan gizi sebelum penyuluhan tersebut memberikan gambaran bahwa siswa telah mendapatkan edukasi tentang gizi, namun edukasi tersebut belum komprehensif mencakup seluruh pesan dalam pedoman gizi seimbang. Hal ini disebabkan karena banyak sekolah yang belum memahami bahwa pedoman gizi di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Penelitian menunjukkan masih terdapat sekolah yang mengajarkan pedoman 4 sehat 5 sempurna sebagai pesan gizi pada siswa (Jannah and Kusumaningrum, 2019; Sari, Rafiony and Rapina, 2020; Puspita et al., 2022). Pedoman gizi 4 sehat 5 sempurna adalah pedoman gizi yang pertama kali dirancang oleh departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1950(Tamrin, Lestari and Yusdevitasari, 2019). Setelah pedoman gizi yang pertama tersebut, pedoman gizi telah direvisi sebanyak 2 kali, sehingga pada tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mulai mengkampanyekan pedoman gizi terbaru yaitu pedoman gizi seimbang (Silalahi et al., 2020; Setyowati, Yuniar and Kartika, 2022; Utari, Rohmani and Prabasiwi, 2022).

Data rata-rata pengetahuan gizi setelah penyuluhan seperti tampak pada gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan. Evaluasi hasil penyuluhan ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi dapat diperbaiki melalui kegiatan edukasi dengan berbagai inovasi media dan metode pembelajaran. Analisis peningkatan pengetahuan subyek tentang pedoman gizi seimbang secara rinci pada setiap subyek dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

2,71

2,13

2,92

2,17 2,17

2,54 2,63 2,88

2,33 2,5

3,46

3,88

3,17 3,17

3,58

3,88

3,58 3,79 3,79

3,21

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

PGS ke- 1 PGS ke- 2 PGS ke-3 PGS ke-4 PGS ke-5 PGS ke-6 PGS ke-7 PGS ke-8 PGS ke-9 PGS ke -10 Pre test Post test

(6)

Tabel 1. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan serta nilai N-Gain

Subyek ke- Skor Pengetahuan Sebelum Skor pengetahuan Sesudah N Gain

1 25 38 0.87

2 27 37 0.77

3 26 38 0.86

4 27 35 0.62

5 25 35 0.67

6 24 31 0.44

7 22 31 0.5

8 23 39 0.94

9 23 39 0.94

10 24 39 0.94

11 28 38 0.83

12 25 34 0.6

13 25 34 0.6

14 25 34 0.6

15 26 34 0.57

16 25 34 0.6

17 24 33 0.56

18 24 38 0.88

19 26 36 0.71

20 26 36 0.71

21 29 37 0.73

22 20 33 0.65

23 25 33 0.53

24 25 36 0.73

Rata-rata 24.95 35.5 0.702

Tabel 1 menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi seimbang seluruh siswa mengalami peningkatan. Hasil analisis peningkatan pengetahuan gizi seimbang menunjukkan rata-rata nilai N-Gain sebesar 0,7. Nilai N-Gain ini masuk dalam kategori tinggi. Artinya edukasi gizi yang diberikan kepada siswa dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang gizi seimbang dengan sangat baik. Analisis statistik dengan uji beda berpasangan juga menunjukkan perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan gizi (p=0,0001).

Evaluasi hasil penyuluhan ini menunjukkan bahwa edukasi gizi dengan model permainan serta disampaikan dalam suasana gembira dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa dengan baik. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran untuk edukasi gizi perlu disesuaikan dengan karakteristik khalayak sasaran. Siswa sekolah dasar merupakan kelompok usia remaja yang memiliki antusias terhadap hal-hal baru. Penggunaan model permainan yang disisipi pesan gizi sangat sesuai dengan karakteristik usia remaja (Kurniasari and Rahmatunisa, 2019; Rochmayani, Cahyaningsih and Budiono, 2021; Siregar and Koerniawati, 2021).

Upaya komunikasi informasi dan edukasi (KIE) gizi perlu dilakukan secara kontinyu untuk meningkatkan retensi pengetahuan gizi siswa. Pengetahuan tentang gizi seimbang yang adekuat pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan sikap dan praktik gizi ke arah yang positif. Hal ini berarti bahwa edukasi gizi seimbang secara kontinyu tidak hanya meningkatkan aspek pengetahuan, namun juga aspek sikap dan praktik. Perubahan positif domain perilaku sebagai hasil edukasi gizi pada gilirannya dapat digunakan sebagai strategi penanggulangan masalah gizi lebih pada siswa sekolah dasar

(7)

(Koesbardiati et al., 2014; Pratami, Widjajanti and Aruben, 2016; Permatasari and Setiawati, 2017;

Basir, Malonda and Kawatu, 2021).

Upaya edukasi gizi seimbang pada siswa menghadapi berbagai kendala. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain adalah: 1)materi pedoman gizi seimbang terbaru belum masuk dalam kurikulum sekolah; 2)kepadatan jam pembelajaran intrkurikuler serta belum adanya kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang dapat dimanfaatkan untuk edukasi gizi; 3)masih kurangnya kegiatan kemitraan sekolah yang nyata untuk mendukung praktik gizi seimbang bagi siswa.

Kendala upaya edukasi gizi tersebut di atas perlu mendapat solusi. Beberapa hal berikut dapat dilakukan, antara lain: 1)Menyisipkan edukasi gizi dalam kegiatan UKS; 2)Sekolah mengalokasikan waktu untuk kegiatan edukasi gizi; 3)Pelibatan mitra untuk upaya edukasi gizi. Ketiga upaya tersebut diharapkan dapat mendorong perubahan aspek pengetahuan dan sikap siswa tentang gizi seimbang.

Adapun perubahan aspek praktik gizi seimbang pada siswa sangat memerlukan partisipasi aktif dari orang tua siswa. Hal ini dikarenakan akses makanan gizi seimbang siswa menjadi tanggung jawab orang tua (Fitri and Salam, 2017; Ginting, Mustafa and Jaladri, 2020).

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini, dapat disimpulkan bahwa upaya penyuluhan dengan media permainan ular tangga gizi seimbang terbukti dapat meningkatkan pengetahuan gizi seimbang siswa secara signifikan.

Berdasarkan pengalaman tim dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini disarankan kepada pihak sekolah agar secara kontinyu mengalokasikan waktu untuk edukasi gizi seimbang bagi seluruh siswa. Upaya edukasi gizi seimbang pada masa yang akan datang disarankan menambah khalayak sasaran yaitu orang tua siswa. Hal ini dikarenakan perbaikan aspek sikap dan praktik tentang gizi seimbang pada siswa sangat membutuhkan peran orang tua sebagai pihak yang paling bertanggung jawab pada penyediaan makanan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Basir, F. H., Malonda, N. S. H. and Kawatu, P. A. T. (2021) ‘Gambaran penerapan pedoman umum gizi seimbang mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi selama masa pandemi covid 19’, Jurnal KESMAS, 10(2), pp. 71–77.

Charoenarparasmee, A., Louthrenoo, O. and Kittisakmontri, K. (2016) ‘Overweight/Obesity, eating behaviors and behavioral problems among school-age children’, Asian Journal of Clinical Nutrition, 9(1), pp. 30–36. doi: 10.3923/AJCN.2017.30.36.

Fitri, Z. and Salam, A. (2017) ‘Penerapan pedoman gizi seimbang pada ibu balita di Kelurahan Babakan’, Jurnal Gizi Prima, 2(2), pp. 148–153.

Ginting, M., Mustafa, A. and Jaladri, I. (2020) ‘Pedoman gizi seimbang berbasis pangan lokal terhadap pengetahuan, asupan dan status gizi ibu hamil’, Jurnal Vokasi Kesehatan, 6(2), pp. 104–108.

Haug, E. et al. (2009) ‘Overweight in school-aged children and its relationship with demographic and lifestyle factors: Results from the WHO-Collaborative Health Behaviour in School-aged Children (HBSC) Study’, International Journal of Public Health, 54(SUPPL. 2). doi:

10.1007/s00038-009-5408-6.

Jannah, M. and Kusumaningrum, I. (2019) ‘Edukasi dan demonstrasi pedoman gizi seimbang untuk anak sehat dan berprestasi’, GEMASSIKA, 3(2), pp. 169–180.

Kemenkes (2019) Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI (2019) Riset Kesehatan Dasar 2018, Balitbang Kemenkes RI.

Koesbardiati, T. et al. (2014) ‘Membangun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Anak Gizi Buruk di Perkotaan melalui Pendekatan Bio-sosio-kultural’, BioKultur, 3(1), pp. 212–229.

(8)

Ohtsubo, K. et al. (2011) ‘Pathway to diabetes through attenuation of pancreatic beta cell glycosylation and glucose transport’, Nature Medicine, 17(9), pp. 1067–1075. doi: 10.1038/nm.2414.

Permatasari, P. and Setiawati, S. (2017) ‘Hubungan Penerapan Pedoman Gizi Seimbang Dan Citra Tubuh Dengan Status Gizi Di Smk Nusatara 02 Kesehatan Tahun 2016’, Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), pp. 70–78. doi: 10.33757/jik.v1i1.31.

Pratami, T. J., Widjajanti, L. and Aruben, R. (2016) ‘Hubungan penerapan prinsip pedoman gizi seimbang dengan status gizi mahasiswa S1 departemen ilmu gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), pp. 561–570.

Puspita, A. F. et al. (2022) ‘Sosialisasi Tentang Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 12 Sungai Pinang Kecamatan Sambas’, HIPPOCAMPUS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), pp. 16–20.

Rochmayani, D. S., Cahyaningsih, O. and Budiono, I. (2021) ‘Upaya Pencegahan Kelainan Refraksi Melalui Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua tentang Visual Higiene’, Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 1(2), pp. 1–6.

Sari, E. M., Rafiony, A. and Rapina (2020) ‘Pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang dan pola makan siswa SMAN 1 Pontianak’, PNJ, 3(1), pp. 1–5.

Setyowati, D. L., Yuniar, D. and Kartika, A. D. (2022) ‘Edukasi mengenai pedoman gizi seimbang pada ibu bekerja’, JMM Jurnal Masyarakat Mandiri, 6(5), pp. 5–8.

Silalahi, V. C. R. et al. (2020) ‘Pengetahuan pedoman gizi seimbang dan perilaku pilihan pangan pada remaja putri overweighty : studi kualitatif’, Journal of Nutrition College, 9(4), pp. 258–266.

Siregar, M. H. and Koerniawati, R. D. (2021) ‘Edukasi Gizi Seimbang Menggunakan Aplikasi Whatsapp Pada Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Bogor’, Community Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), pp. 16–19.

Tamrin, A., Lestari, R. S. and Yusdevitasari (2019) ‘Edukasi pedoman gizi seimbang (PGS) terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 1 Barru’, Media Gizi Pangan, 26(2012), pp. 185–

189.

Utari, D., Rohmani, N. and Prabasiwi, A. (2022) ‘Peningkatan pengetahuan gizi seimbang anak usia sekolah dengan metode isi piringku’, Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepda Masyarakat, 2(1), pp. 19–28.

Williams, E. P. et al. (2015) ‘Overweight and Obesity: Prevalence, Consequences, and Causes of a Growing Public Health Problem’, Current obesity reports, 4(3), pp. 363–370. doi:

10.1007/s13679-015-0169-4.

Basir, F. H., Malonda, N. S. H. and Kawatu, P. A. T. (2021) ‘Gambaran penerapan pedoman umum gizi seimbang mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi selama masa pandemi covid 19’, Jurnal KESMAS, 10(2), pp. 71–77.

Charoenarparasmee, A., Louthrenoo, O. and Kittisakmontri, K. (2016) ‘Overweight/Obesity, eating behaviors and behavioral problems among school-age children’, Asian Journal of Clinical Nutrition, 9(1), pp. 30–36. doi: 10.3923/AJCN.2017.30.36.

Fitri, Z. and Salam, A. (2017) ‘Penerapan pedoman gizi seimbang pada ibu balita di Kelurahan Babakan’, Jurnal Gizi Prima, 2(2), pp. 148–153.

Ginting, M., Mustafa, A. and Jaladri, I. (2020) ‘Pedoman gizi seimbang berbasis pangan lokal terhadap pengetahuan, asupan dan status gizi ibu hamil’, Jurnal Vokasi Kesehatan, 6(2), pp. 104–108.

Haug, E. et al. (2009) ‘Overweight in school-aged children and its relationship with demographic and lifestyle factors: Results from the WHO-Collaborative Health Behaviour in School-aged Children (HBSC) Study’, International Journal of Public Health, 54(SUPPL. 2). doi:

10.1007/s00038-009-5408-6.

Jannah, M. and Kusumaningrum, I. (2019) ‘Edukasi dan demonstrasi pedoman gizi seimbang untuk anak sehat dan berprestasi’, GEMASSIKA, 3(2), pp. 169–180.

Kemenkes (2019) Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI (2019) Riset Kesehatan Dasar 2018, Balitbang Kemenkes RI.

Koesbardiati, T. et al. (2014) ‘Membangun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Anak Gizi Buruk di Perkotaan melalui Pendekatan Bio-sosio-kultural’, BioKultur, 3(1), pp. 212–229.

Kurniasari, R. and Rahmatunisa, R. (2019) ‘Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang dengan Metode Nutriedutainment di SDN Karawang Wetan 1 dan SDN Palumbonsari’, Jurnal Abdimas

(9)

Kesehatan Tasikmalaya, 02(01), pp. 11–16.

Ohtsubo, K. et al. (2011) ‘Pathway to diabetes through attenuation of pancreatic beta cell glycosylation and glucose transport’, Nature Medicine, 17(9), pp. 1067–1075. doi: 10.1038/nm.2414.

Permatasari, P. and Setiawati, S. (2017) ‘Hubungan Penerapan Pedoman Gizi Seimbang Dan Citra Tubuh Dengan Status Gizi Di Smk Nusatara 02 Kesehatan Tahun 2016’, Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), pp. 70–78. doi: 10.33757/jik.v1i1.31.

Pratami, T. J., Widjajanti, L. and Aruben, R. (2016) ‘Hubungan penerapan prinsip pedoman gizi seimbang dengan status gizi mahasiswa S1 departemen ilmu gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), pp. 561–570.

Puspita, A. F. et al. (2022) ‘Sosialisasi Tentang Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 12 Sungai Pinang Kecamatan Sambas’, HIPPOCAMPUS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), pp. 16–20.

Rochmayani, D. S., Cahyaningsih, O. and Budiono, I. (2021) ‘Upaya Pencegahan Kelainan Refraksi Melalui Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua tentang Visual Higiene’, Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 1(2), pp. 1–6.

Sari, E. M., Rafiony, A. and Rapina (2020) ‘Pengetahuan tentang pedoman gizi seimbang dan pola makan siswa SMAN 1 Pontianak’, PNJ, 3(1), pp. 1–5.

Setyowati, D. L., Yuniar, D. and Kartika, A. D. (2022) ‘Edukasi mengenai pedoman gizi seimbang pada ibu bekerja’, JMM Jurnal Masyarakat Mandiri, 6(5), pp. 5–8.

Silalahi, V. C. R. et al. (2020) ‘Pengetahuan pedoman gizi seimbang dan perilaku pilihan pangan pada remaja putri overweighty : studi kualitatif’, Journal of Nutrition College, 9(4), pp. 258–266.

Siregar, M. H. and Koerniawati, R. D. (2021) ‘Edukasi Gizi Seimbang Menggunakan Aplikasi Whatsapp Pada Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Bogor’, Community Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), pp. 16–19.

Tamrin, A., Lestari, R. S. and Yusdevitasari (2019) ‘Edukasi pedoman gizi seimbang (PGS) terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 1 Barru’, Media Gizi Pangan, 26(2012), pp. 185–

189.

Utari, D., Rohmani, N. and Prabasiwi, A. (2022) ‘Peningkatan pengetahuan gizi seimbang anak usia sekolah dengan metode isi piringku’, Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepda Masyarakat, 2(1), pp. 19–28.

Williams, E. P. et al. (2015) ‘Overweight and Obesity: Prevalence, Consequences, and Causes of a Growing Public Health Problem’, Current obesity reports, 4(3), pp. 363–370. doi:

10.1007/s13679-015-0169-4.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi yang dilakukan dalam penyuluhan gizi ini dengan memberikan pre-testyang dilakukan pada pengambilan data awal berupa karakteristik contoh dan profil sekolah

Untuk menganalisis pengaruh pendidikan gizi melalui permainan model ular tangga untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan konsumsi protein hewani bagi anak taman kanak-kanak2.

Dalam penelitian ini, media pembe- lajaran permainan ular tangga dipilih karena relatif mudah, tidak membutuhkan ruang yang luas, dan sangat memung- kinkan untuk dimainkan oleh

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian dari setiap jurnal yang telah ditelusuri terkait penerapan media permainan ular tangga terhadap hasil belajar di

penelitian dengan media edukasi permainan menyatakan bahwa terdapat peningkatan perilaku konsumsi pada remaja, setelah diberikan edukasi dengan permainan ular

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan penyuluhan menggunakan media permainan ular tangga pada anak

kelas VB di SLB Negeri Padang berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan dan direncanakan. Proses pembelajaran meningkatkan kosakata melalui media permainan ular

Jurnal Pendidikan Tambusai 4135 Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Ular Tangga Pada Kelompok B Di TK Al Khairiyah Jatibening, Bekasi Marlinah1*,