URAIAN SINGKAT PEKERJAAN
DED PEMBANGUNAN BOX CULVERT RESUN
I. PENDAHULUAN A. U M U M
1. Dengan disahkannya UU no.25 Tahun 2002 tanggal 24 September 2002, maka lahirlah propinsi ke -33 yakni Propinsi Kepulauan Riau, sejalan dengan perkembangannya wilayah Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi Kabupaten Kepulauan Riau, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimum, Kota Batam, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga yang merupakan daerah kepulauan perlu segera dipacu pembangunanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur jalan dan Box Culvert yang merupakan jalur transportasi untuk membuka isolasi ditiap-tiap kabupaten/kota, disamping itu juga untuk meningkatkan dan memperlancar transportasi antar desa, kecamatan dan daerah-daerah lainnya yang pada akhirnya akan meningkat pertumbuhan permukiman penduduk, sentral perekonomian, sektor pariwisata, industri, pertambangan dan lain sebagainya.
2. Pemekaran wilayah kabupaten/kota dengan terbentuknya Propinsi Kepulauan Riau menjadi sangat penting didalam upaya pembangunan infrastruktur jalan dan Box Culvert untuk membuka isolasi wilayah dalam rangka mempercepat pertumbuhan sektor perekonomian, industri, pariwisata, pertanian, pertambangan, permukiman penduduk, perdagangan sekaligus mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ibukota kabupaten /kota.
3. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Perkembangan kapasitas maupun kuantitas kendaraan yang menghubungkan tempat / wilayah dalam kota /kabupaten, kecamatan, desa dan terbatasnya sumber dana untuk pembangunan/peningkatan jalan raya serta belum optimalnya pengoperasian prasarana lalu-lintas yang ada merupakan persoalan utama di Indonesia.
4. Pemberian jasa perencanaan untuk Pembangunan Jalan Kabupaten Lingga perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
5. Uraian Singkat Pekerjaan untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek.
B. Maksud dan Tujuan
1. Uraian Singkat Pekerjaan ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat maksud, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai uraian singkat pekerjaan ini.
C. Latar Belakang.
1. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Lingga yang dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lingga.
D. Lingkup Kegiatan.
1. Program Penyelenggaraan Jalan, Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota Sub Kegiatan Pembangunan Jembatan dengan Nama Pekerjaan DED Pembangunan Box Culvert Air Panas Kab. Lingga.
E. Lingkup Tugas
Tugas yang akan diserahkan kepada Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Perencanaan meliputi : mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman persyaratan (Kerangka Acuan Kerja)
2. Penyusunan Pra Rancangan meliputi : pra rancangan dan perkiraan biaya
3. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan meliputi : membuat rencana struktur beserta uraian dan perhitungannya secara kasar
4. Penyusunan Rancangan Detail meliputi : membuat gambar detail, membuat rencana kerja dan syarat-syarat, membuat perincian volume pelaksanaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksidan menyusun dokumen perencanaan, serta membuat Rencana Anggaran Biaya TKDN (P3DN), Membuat Strip Map Penanganan Pekerjaan.
5. Persiapan Pelelangan meliputi : membantu Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan dalam menyusun dokumen pelelangan sebanyak 5 (lima) rangkap, membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan melaksanakan pelelangan
II. LINGKUP PERENCANAAN TEKNIS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah terdiri dari :
A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap uraian singkat pekerjaan.
B. Penyusunan pra rencana seperti pra rencana struktur bangunan termasuk program dan konsep, perkiraan biaya.
C. Menyelenggarakan kegiatan asistensi berkala
D. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
1. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
2. Perkiraan biaya.
E. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1. Gambar-gambar detail struktur yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.
2. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi dan Back Up Data Volume
3. Pembuatan Spesifikasi Teknis 4. Penyusunan RAB TKDN (P3DN) 5. Strip Map Penanganan
6. Dokumentasi Lapangan (Berkoordinat) 7. Laporan akhir perencanaan.
F. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pemimpin Proyek/Bagian Proyek di dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
G. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
Ada pun standard-standard teknis yang harus dipegang dalam perencanaan adalah :
a. Untuk perencanaan jalan masuk ke Box Culvert ( jalan pendekat ) maka standar Perencanaan Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Nomor : 13/1970 bersifat mengikat.
Ketentuan-ketentuan mengenai kelas jalan dan pemilihan tipe Box Culvert akan ditetapkan kemudian bersama-sama dengan Pengendali Kegiatan dan Pelaksana Kegiatan. Perencanaan tebal perkerasan jalan masuk ke Box Culvert supaya mengikuti “ Petunjuk Perencanaan Tabel Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen MDPJ (Manual Desain Perkerasan Jalan) nomor-02-m-bm-2013 “, menggunakan flexible pavement
atas dasar nilai CBR subgrade menurut perkiraan beban lalu lintas selama periode 10 tahun.
Material untuk lapisan-lapisan perkerasan hendaknya dipilih sesuai dengan quarry yang tersedia/ada di sekitar proyek.
b. Perencanaan bangunan atas dan bangunan bawah supaya diperhitungkan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan Box Culvert Jalan Raya SKBI Nomor. 1.3.28.1987, UDC : 624.042 : 624.21.
Kelas Box Culvert yang menyangkut persentasi muatan yang digunakan terhadap muatan lalu lintas Box Culvert yang ada, akan ditetapkan kemudian bersama-sama dengan Pengendali dan Pelaksana Kegiatan.
Pemilihan jenis kontruksi bangunan atas maupun bangunan bawah yang paling sesuai, diusulkan, untuk kemudian mendapat persetujuan dari Pengendali dan Pelaksana Kegiatan.
Pada keadaan-keadaan khusus Pengendali dan Pelaksana Kegiatan dapat menetapkan sendiri jenis kontruksi bangunan atas maupun bangunan bawah yang paling tepat.
c. Bridge Managament System (BMS) Binamarga 1992 d. CEB-FIP Manual Cable for Creep and Shrinkage e. AASTHO, 1 nd edition, 1992
f. PTI Recommendation for Cable Stayed Bridge, 1993 g. MDP 2017
h. Suplemen MDP 2017 (2020)
i. Dianjurkan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin material setempat yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan.
III. TANGGUNG JAWAB PERENCANA
A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasan-batasan yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui uraian singkat pekerjaan ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu struktur bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman teknis yang ada.
IV. B I A Y A
A. Biaya Perencanaan.
a. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Surat Keputusan Bupati Lingga
TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN KABUPATEN LINGGA.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf.
d. Besarnya biaya Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasif.
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Pemimpin Proyek/ Bagian Proyek/ Kuasa Pengguna Anggaran dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan Perencana dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang, b. materi dan penggandaan laporan,
c. pembelian dan atau sewa peralatan, d. sewa kendaraan,
e. biaya rapat-rapat, f. biaya komunikasi, g. perlengkapan khusus,
h. jasa dan overhead Perencanaan, i. pajak.
3. Pembayaran biaya konsultan perencana di dasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.
B. Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD TA 2023 Kabupaten Lingga.
V. DETAIL KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS
Uraian detail dari pekerjaan perencanaan teknis ini adalah sebagai berikut :
1. Reconnaissance Survey ( Survey Pendahuluan )
Paket : DED Pembangunan Box Culvert Resun Sub Kegiatan : Pembangunan Jembatan
Sumber Dana : APBD Kabupaten Lingga 2023 Pagu : Rp 99.958.000,00
HPS : Rp 99.918.000,00
Untuk pelaksanaan survey ini Konsultan diwajibkan untuk membuat satu team survey yang terdiri dari beberapa personil, dimana personil- personil tersebut mempunyai pengalaman yang cukup. Team tersebut diharuskan berkonsultasi dengan pejabat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lingga untuk mendiskusikan segala hal yang bersangkutan dengan Box Culvert yang ditangani.
Konsultan diwajibkan mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan unutuk penentuan langkah-langkah design.
Data-data yang diperlukan sebagai berikut : a. Data Primer
Inventarisasi Jalan dan Box Culvert ( Existing )
Bahan & Material yang ada ( Quary )
Penampang melintang Sungai
Jenis Tanah
Banjir tertinggi yang pernah terjadi
Situasi Box Culvert
Perkiraan Alinyemen Jalan
Pengamatan benda-benda hanyut
Data-data lain yang diperlukan dan dianggap penting
Usulan lainnya dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lingga
b. Data Sekunder
Harga Satuan Upah & Bahan untuk lokasi tersebut
Data Curah Hujan Maximum untuk minimal 5 tahun akhir
Peta Topographi skala 1 : 25.000, 1 : 50.000, tergantung kebutuhan (jika ada).
Selain survey pendahuluan, konsultan diwajibkan mengecek semua data-data diatas dilapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta mengambil keputusan apa yang harus dilakukan pada saat design.
Tugas dari team antara lain :
Menentukan tipe pondasi yang paling baik / cocok untuk lokasi tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
Mencatat banjir serta erosi yang terjadi
Membuat titik referensi dari beton.
Membuat sketsa situasi jalan baru profil sungai pada lokasi jalan baru.
Data lain yang diperlukan ( informasi banjir )
Semua hasil survey pendahuluan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Survey Pendahuluan lengkap dengan photo ( asli ).
2. PENGUKURAN TOPOGRAFI
Pengukuran topographi dilakukan sepanjang lokasi as jalan baru dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada tempat yang memerlukannya atau pemindahan lokasi jalan sehingga memungkinkan didapat re-alinyemen as jalan Box Culvert yang sesuai dengan standart yang dikehendaki. Jenis pengukuran ini meliputi pekerjaan – pekerjaan sebagai berikut :
a. Pengukuran Khusus Box Culvert.
1 Pengukuran titik control horizontal dan vertical.
2 Pengukuran Situasi Jalan.
3 Pengukuran Penampang memanjang dan melintang.
4 Pemasangan patok-patok tetap 5 Perhitungan dan penggambaran peta
6 Pengukuran ditempat re-alignyemen jalan (Bila Ada)
1. Pengukuran Titik Kontrol.
a). Titik Kontrol Horisontal
a. Pengukuran titik kontrol disini berupa jaring polygon yang diikatkan untuk untuk setiap jaraknya
b. Titik kontrol antaranya berupa BM, dipasang pada setiap jarak kilometernya
b). Titik Kontrol Vertikal a. Pengukuran beda tinggi.
b. Jarak titik Kontrol dari beton 50 m.
c. Titik ketinggian harus dekat ke titik referensi yang telah diketahui.
d. Ketelitian pengukuran tingkat II alat ukur Automatic Leveling : NAK2, BR, N12.
e. Kesalahan menengah 8 v d mm, dimana d = jarak (Km)
2. Pengukuran Situasi Box Culvert
a. Pengukuran situasi daerah sepanjang Box Culvert harus mencakup semua keterangan yang ada didaerah sepanjang jalan dan Box Culvert, Misalnya rumah, pinggir selokan, letak gorong – gorong serta dimensinya, tiang listrik, telepon, Box Culvert, dan sebagainya.
Untuk itu pengukuran dapat dilakukan dengan cara tachymetry.
b. Patok Km dari Bina Marga yang ada pada tepi jalan harus diambil dan dihitung koordinatnya. Ini dimaksudkan untuk memperbanyak titik referensi pada penemuan kembali sumbu jalan yang direncanakan.
3. Pengukuran penampang
a. Pengukuran Penampang memanjang
Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu jalan yang ada, kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan realinyemen harus diadakan tambahan. Untuk pengukuran penampang memanjang ini peralatan yang digunakan sama yang dipakai untuk kontrol tinggi
b. Pengukuran penampang melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 M pada bagian jalan lurus dan landai dan setiap jarak 25 M untuk daerahdaerah tikungan dan berbukit (bila memerlukan detail penampang), serta kurang dari jarak 25 M untuk daerah yang membutuhkan perhitungan khusus.
Lebar pengukuran harus mengikuti daerah sejauh 50 M sebelah kiri kanan sumbu jalan pada bagian yang lurus dan 25 M ke sisi luar dan 75 M ke sisi dalam pada bagian jalan yang menikung (bila dibutuhkan pengukuran detail)
3. Patok – Patok
Patok beton untuk Bench Mark (patok BM) dengan ukuran 20 x 20 x 75 cm harus ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada di atas tanah adalah kurang lebih 20 cm. Patok poligon dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5 x 7 x 60 cm. Patok beton dan kayu harus diberi tanda BM dan nomor urut. Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu ditempelkan titik tinggi referensi pada tempat lain yang permanen dan mudah ditemukan kembali. Baik patok poligon maupun patok profil diberi tanda cat kuning (atau warna lain yang jelas) dengan tulisan merah (atau warna lain yang jelas) yang diletakkan di sebelah kiri ke arah jalannya pengukuran.
Khusus untuk profil memanjang titik yang terletak di sumbu jalan diberi paku payung dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda.
4. Perhitungan dan Penggambaran Peta.
Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik ikat yang dipergunakan. Perhitungan harus berdasarkan pada metode kwadrat terkecil. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan pada hasil perhitungan koordinat. Penggambaran titik poligon tersebut tidak diperkenankan secara grafis.
4. PENYELIDIKAN DAYA DUKUNG TANAH.
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk memperoleh parameter- parameter tanah dan daya dukung tanah, dan sifat-sifat teknis lainnya.
Penyelidikan ini disesuaikan dengan biaya yang tersedia.
Interpretasi terhadap hasil penyelidikan tanah dan rekomendasi parameter-parameter tanah harus dilakukan dan dilaporkan oleh tenaga ahli yang kompeten dalam bidangnya. Ahli yang menganalisis data ini disyaratkan telah berpengalaman menganalisa dan memberikan interpretasi terhadap Box Culvert bentang panjang.
Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan peninjauan teknis ekonomis yang lengkap.
5. PENYELIDIKAN HIDROLOGIS.
Konsultan harus memberikan perhatian khusus dalam pengumpulan dan pengujian data-data yang di dapat untuk digunakan analisa persoalan drainase jalan (misalnya : gejala arah dan kecepatan aliran, jenis/sifat erosi maupun pengendapan, daerah pengaruh banjir, tinggi air banjir/air rendah/air normal dan lain-lain).
6. PERHITUNGAN PERENCANAAN.
Dalam phase perencanaan ini, konsultan wajib melaksanakan proses sebagai berikut :
a. Penyusunan konsep detail perencanaan untuk selanjutnya dimintakan persetujuan pemberi tugas.
b. Pembuatan perencanaan akhir, dilakukan setelah konsep tersebut dalam butir 1 mendapat persetujuan pemberi tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi dan saran yang diberikan oleh pemberi tugas.
c. Semua perencanaan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantumkan dalam Uraian Singkat Pekerjaan/TOR.
6.1.Konsep Detail Perencanaan.
a. Dalam proses ini konsultan menentukan semua kesimpulan hasil survey lapangan dari semua bagian proyek, antara lain menyangkut :
1. Penetapan lokasi Box Culvert baru/trase Box Culvert baru, analisis layout, dan penentuan alternative tipe struktur pendukung jalan berdasarkan peta topographi dan evaluasai hasil survey pendahuluan, survey awal kawasan dan rancangan dasar Box Culvert dengan memperhatikan standar perencanaan yang telah ditetapkan.
Data hasil survey dan investigasi diatas harus dievaluasi dan dianalisis oleh ahli-ahli yang kompeten dibidangnya dan telah memiliki pengalaman dalm melaksanakan pekerjaan sejenis yang meliputi pekerjaan investigasi, design dan pelaksanaan pembangunan Box Culvert panjang.
Untuk re-alinyemen harus di cantumkan titik-titik pada jarak tiap 50 meter sepanjang as jalan baru, tangent point, SC, CS dan beberapa titik lainnya yang perlu, rencana bangunan-bangunan drainase harus ditetapkan konsultan berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan setempat.
2. Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun keadaan beban bangunan.
harus sesuai dengan keadaan topographi setempat dengan memperhatikan standar bangunan atas yang akan ditentukan oleh pemberi tugas. Untuk konstruksi bangunan atas harus di gunakan standar Direktorat Jendral Prasarana Wilayah yang akan ditentukan oleh Pengendali dan Pelaksana Kegiatan kecuali ditentukan lain.
Untuk perencaan rinci juga mengacu kepada :
BMS (Bridge Managament System) Binamarga 1992
CEB-FIB Manual Code for Creep and Shrinkage, 1994
AASTHO, I th Edition, 1992
PTI Recommendation for Cable Stayed Bridge, 1993
MDP 2017
Suplemen MDP 2017 (2020)
Peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia pada umumnya untuk perencanaan Box Culvert panjang khususnya.
b. Laporan konsep detail perencanaan.
Konsultan wajib membuat dan menyampaikan kepada pemberi tugas laporan yang berisi kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan untuk setiap trase Jalan, terutama yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :
1. Plan diatas peta situasi dengan letak Box Culvert lama dan baru pada daerah cukup lebar sehingga jelas kedudukan Box Culvert tersebut.
Digambar pada skala disesuaikan dengan kebutuhan, yang bersisi antara lain :
Lokasi dan nomor titik kontrol horisontal dan vertikal.
Lokasi dan nomor potongan melintang.
Elemen-elemen lengkung horisontal.
Batas daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya
Semua data-data topographi yang penting (rumah, jalan lama, dan lain-laian)
Patok-patok pengukuran.
2. Potongan memanjang.
Digambar dibawah plan tersebut pada butir 1 diatas, dengan skala 1 : 1000 / 1 : 2000 dan vertical 1 : 100 atau 1 : 200 yang berisi hal-hal sebagai berikut :
Tinggi muka tanah asli, muka air banjir serta elevasi Box Culvert.
Nomor potongan melintang
Jarak partial progressive
Elemen-elemen/data-data lengkung vertical &
horizontal
Elemen-elemen data jalan pendekat.
3. Potongan melintang (Cross Section).
Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topographis sesuai dengan keadaan lokasi yang ditentukan diatas kertas dengan skala 1 : 100 atau 1 : 200, Stationing dilakukan pada jarak 0, 25, 50, 100, 150, 200 meter dan seterusnya dari kepala Box Culvert.
4. Bangunan Box Culvert.
Untuk tiap Box Culvert dibuat gambar-gambar :
Plans serta potongan-potongan seperti butir 1, 2, 3, diatas.
Denah, potongan memanjang dan melintang Box Culvert.
Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas.
Keterangan-keterangan mengenai kelas pembebanan, mutu bahan harus dicantumkan pada setiap gambar Box Culvert.
5. Kelengkapan-kelengkapan lainnya berupa :
Gambar lokasi jalan, lengkap dengan nama jalan dan lokasinya.
Simbol dan singkatan.
Tipikal potongan melintang.
Photo Dari Udara (Dron)
Dan lain-lain.
6. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan penahan erosi dan lain-lain).
7. Spesifikasi teknis.
c. Perhitungan Volume
Program penggantian, perbaikan/peningkatan jalan ini akan dibagi dalam satu atau beberapa paket pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan kemampuan pelaksanaan pembangunan.
Untuk tiap Box Culvert harus dihitung jumlah pekerjaan untuk tiap bagian dengan masing-masing kontrak pelaksanaannya dan diringkas dalam beberapa pekerjaan sebagai berikut :
Mobilisasi
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan bangunan atas
Dan lain-lain d. Perkiraan Biaya.
Supaya didapat perkiraan biaya yang tepat dan sesuai maka konsultan harus menyiapkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan factor-faktor : material, peralatan, social, pajak, overhead, keuntungan dan pengawasan yang didapat dari keterangan-keterangan daerah setempat. Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis di daerah itu, bila terjadi perbedaan maka harus dicari sebabnya dan diadakan penelitian kembali hingga didapatkan harga yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Dokumen-dokumen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :
Analisa harga satuan
Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan.
Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan.
6.2. Perencanaan akhir
a. Hasil Design Final harus disetujui oleh pihak pemberi tugas dan dimasukkan ke dalam Final Design melalui penelitian konsultan.
b. Cetakan perencanaan akhir pada kertas standar harus diserahkan oleh konsultan kepada pemberi tugas dalam waktu yang telah ditetapkan perihal laporan-laporan dan dengan perincian.
c. Semua laporan dan perhitungan pada survey lapangan dan perencanaan proyek ini harus diserahkan kepada pemberi tugas bersamaan dengan penyerahan perencanaan akhir.
VI. K R I T E R I A A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada uraian singkat pekerjaan harus memeperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. menjamin struktur bengunan didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di Daerah yang bersangkutan,
b. menjamin struktur bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,
c. menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
a. menjamin terwujudnya strukutur bangunan yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya)
b. Menjamin struktur bangunan dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. menjamin terwujudnya struktur bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia,
b. menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan,
c. menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur,
d. menjamin kepentingan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
VII. AZAS – AZAS
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas Pembangunan Box Culvert sebagai berikut :
a. Pembangunan Box Culvert hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
b. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi sosial bangunan, terutama senagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d. Desain Pembangunan Box Culvert hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e. Pembangunan Box Culvert hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
VIII. PROSES PERENCANAAN
A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Proyek.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam uraian singkat pekerjaan ini.
C. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan adalah 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender
IX. M A S U K A N A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemimpin Proyek/ Bagian Proyek termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memberikan kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemimpin Proyek/ Bagian Proyek, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/ kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.
B. T E N A G A
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjkaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari :
1. Team Leader (Ahli Teknik Jembatan)
Pemimpin Tim adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman Profesional dibidangnya selama 2 tahun, memiliki Sertifikat Ahli Teknik Jembatan - Muda (203) dan mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahan khusus dibidang Box Culvert.
Tugas dan tanggung jawab pemimpin tim meliputi:
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis secara keseluruhan kepada penanggung jawab perusahaan.
- Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan perencana yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Merumuskan dan membuat rencana garis besar sistem dan pentahapan dalam pelaksanaan pekerjaan perencana.
- Menyusun program kerja termasuk didalamnya penjadwalan rapat pembahasan materi perencanaan secara berkala
2. Surveyor
Lulusan SMK yang berpengalaman 2 tahun dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan untuk pekerjaan sipil terutama pekerjaan Box Culvert.
Tugas dan tanggung jawab teknisi lapangan adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dari lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
3. Drafter
Mempunyai pengalaman 2 tahun Untuk SMK/SLTA Bangunan dalam bidang pembuatan gambar-gambar teknik sipil, khususnya pekerjaan Box Culvert. Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan bertanggung jawab atas pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan.
4. Administrasi
Berpengalaman dalam bidang administrasi perkantoran, khususnya dalam administrasi kegiatan pekerjaan teknik sipil dengan latar belakang pendididkan minimal SLTA sederajat pengalaman 1 tahun. Mampu mengetik secara cepat dengan rapi dan benar serta menguasai aplikasi komputer office.
Sekretaris bertanggung jawab atas pengetikan dokumen- dokumen dan surat-surat yang dibutuhkan, juga bertanggung jawab atas administrasi perkantoran.
X. PROGRAM KERJA
A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya).
Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Pelaksana Kegiatan/Pengendali Kegiatan/Pengguna Aggaran.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Aggaran, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
XI. SYARAT KUALIFIKASI
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Perencanaan Rekayasa Sub Kualifikasi Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi dengan nomor kode RE 104 atau RK 003
XII. P E N U T U P
A. Setelah Uraian Singkat Pekerjaan ini diterima maka konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Pelaksana Kegiatan / Pengendali Kegiatan / Kuasa Pengguna Anggaran.
TTD
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG
KABUPATEN LINGGA SUB KEGIATAN PEMBANGUNAN JEMBATAN