Penelitian ini mengkaji tentang “Kebutuhan Kecerdasan Emosional Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XII IPA SMA Muhammadiyah Enrekang.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Muhammadiyah Enrekang.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kenyataannya selama proses pembelajaran di sekolah sering kita jumpai siswa yang tidak dapat mencapai hasil belajar yang sepadan dengan kemampuan kecerdasannya. Maka disini diperlukan kecerdasan lain yang dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang baik dan mencapai tujuan belajar, yaitu kecerdasan emosional (EQ).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa di SMA Muhammadiyah Enrekang. Untuk mengetahui urgensi kecerdasan emosional untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa di SMA Muhammadiyah Enrekang.
Manfaat Penelitian
Tinjauan Kecerdasan Emosional
- Pengertian Urgensi Kecerdasan Emosional
 - Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
 - Urgensi Kecerdasan Emosional
 - Komponen Kecerdasan Emosional
 - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
 
Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mereka yang mampu mengendalikan diri (mengendalikan gejolak emosi), memelihara dan merangsang motivasi untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah atau menyerah, mampu mengendalikan dan mengatasi stres serta mampu menerima kenyataan. . Dalam pengembangan kecerdasan emosional siswa, sekolah berperan dalam memberikan motivasi, membentuk rasa percaya diri anak dan mengembangkan minat anak. Istilah kecerdasan emosional pertama kali diciptakan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli yaitu Peter Salofey dan John Mayer untuk menjelaskan jenis-jenis kualitas emosional yang dianggap penting untuk mencapai kesuksesan.
Kecerdasan emosional sebagai kumpulan kecerdasan sosial mencakup kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan emosinya sendiri, memahami perasaan orang lain, menjalin hubungan dengan orang lain, memecahkan masalah dan berpikir realistis sehingga mampu menyikapi secara positif setiap kondisi yang ada. merangsang munculnya emosi tersebut. Dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, nampaknya faktor yang satu dan faktor lainnya saling berkaitan, seperti mengetahui emosi diri sendiri, mampu mengelolanya, kemudian mampu memotivasi diri sendiri dan dengan demikian akan mudah bagi seseorang. Anda untuk mengenali emosi orang lain dan membangun hubungan sosial.
Kecerdasan emosional (EQ) sebenarnya memegang peranan penting dalam kesuksesan seseorang, bahkan lebih tinggi dari IQ. Jika kita tidak memiliki kecerdasan emosional maka seseorang tidak akan mencapai keseimbangan hidup dalam memenuhi perannya sebagai individu. Pentingnya kecerdasan emosional atau EQ untuk memahami perasaan yang ada pada diri sendiri maupun perasaan yang ada pada orang lain juga sejalan dengan apa yang dijelaskan pada ayat 13 Q.S. Al Hujurat.
Maka dalam rangka membangun hubungan sosial, kecerdasan emosional sangat diperlukan sebagai penunjang untuk menumbuhkan rasa toleransi, menghargai pendapat orang lain, berbicara lembut dan sejenisnya.
إ َك ۡسِّشىٱ
Urgensi Kecerdesan Emosonal Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa berusaha keras untuk mencapai hasil belajar terbaik, seperti mengikuti arahan. Zakia Dradjat Selain IQ dan EQ, masih ada satu faktor yang berperan penting dalam menentukan hasil belajar siswa, yaitu SQ (Kecerdasan Spiritual). Jika seseorang ingin sukses mencapai hasil belajar yang maksimal maka ia harus mempunyai IQ, EQ dan SQ yang baik.
Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik, seseorang akan mampu mengelola emosinya agar dapat mencapai hasil yang terbaik dan juga mampu memotivasi dirinya. Jadi, kecerdasan emosional sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar pada pendidikan agama Islam, karena kecerdasan emosional merupakan hasil dari proses pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, melalui kegiatan pembelajaran hendaknya guru menciptakan dan memberikan ruang dan ruang yang luas. iklim yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan emosional anak. Andrea Hartono (2009:75) kemampuan guru melatih dimensi emosional sebagai bagian penting dalam pembelajaran, yaitu perubahan yang terjadi pada diri anak melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan secara luas dalam berbagai dan kegiatan tertentu. kegiatan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktornya. Jika seseorang mempunyai kecerdasan emosional yang baik maka ia akan mencapai hasil belajar yang maksimal.
Jenis Penelitian
Lokasi dan Objek Penelitian
Variabel Penelitian
Populasi dan sampel 1. Pengertian populasi
Dari pemikiran-pemikiran tersebut di atas, penulis memahami dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti oleh peneliti. Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sumber data yang mempunyai ciri-ciri penelitian yang terdapat di lokasi penelitian. Sebaiknya populasi kurang dari 100 subjek dijadikan seluruhnya menjadi populasi penelitian, kemudian jika jumlah subjek lebih banyak 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Uraian di atas mengatakan bahwa apabila penelitian mempunyai populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil sampel sebesar 10-15% dan 20-25% yang dapat mewakili populasi itu sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa di kelas tersebut
Instrumen Penelitian
Pedoman observasi adalah mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, kondisi guru, dan kondisi siswa. Catatan dokumentasi mencatat seluruh data langsung dari referensi yang membahas objek penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisi Data
Kondisi Objektif dan Lokasi Penelitian
- Gambaran Umum SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
 - Visi, Misi dan Tujuan SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
 - Keadaan guru SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
 - Keadaan siswa SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
 - Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang
 
SMA Muhammadiyah Enrekang merupakan sekolah yang mengintegrasikan perpaduan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan mendasar untuk menjawab tantangan zaman serta bermartabat akidah dan akhlak sehingga lulusannya mampu berkompeten di masyarakat dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. . Menjadikan siswa SMA Muhammadiyah Enrekang menjadi siswa yang berdisiplin tinggi dan berakhlak mulia. unggul dalam prestasi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi bernuansa religi. Begitu pula dengan SMA Muhammadiyah Enrekang saat ini telah mempunyai guru atau pengajar yang kompetensinya dapat dipertanggungjawabkan karena berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti; Universitas Islam Negeri Makassar (UIN), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dan perguruan tinggi lainnya.
Untuk meninjau situasi guru siswa di SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang, berikut ini penulis akan menyajikan situasi guru menurut jabatannya masing-masing. Dari tabel kondisi siswa di atas terdapat perkembangan jumlah siswa yang menggembirakan karena sebagian besar siswa mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya kematangan emosi yang dapat mengubah sikap dan perilaku siswa di SMA Muhammadiyah Kecamatan Kalosi. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah Enrekang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Enrekang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang.
Sarana dan prasarana pendidikan menjadi faktor penting karena dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara efisien dan efektif. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa dalam mengajar dan kepiawaian guru dalam proses belajar mengajar, namun ada juga faktor lain yang tidak dapat diabaikan yaitu sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. lingkungan pendidikan. sekolah.
Bentuk Hasil Belajar di SMA Muhammadiyah Enrekang Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh SMA
Wujud hasil belajar siswa di SMA Muhammadiyah Enrekang adalah wujud hasil belajar yang berupa prestasi belajar atau prestasi akademik, yang dinyatakan dalam bentuk hasil atau nilai, yang pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar mencakup seluruh bidang psikologis. berupa hasil pengalaman dan proses belajar. Format hasil pembelajaran di SMA Muhammadiyah Enrekang berupa nilai atau nilai dengan menetapkan standar nilai yang harus dicapai siswa. Bentuk hasil belajar di SMA Muhammadiyah Enrekang dinyatakan dalam bentuk nilai atau hasil dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Dari kedua pernyataan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk hasil belajar di SMA Muhammadiyah Enrekang adalah bentuk hasil belajar yang berupa penilaian atau nilai dengan terlebih dahulu menentukan standar nilai yang harus dicapai siswa terlebih dahulu kemudian dilakukan penilaian. evaluasi untuk melihat, sejauh mana kemajuan hasil belajar yang dicapai siswa.
Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI siswa di SMA
Kami sebagai siswa mengakui bahwa tingkat perhatian orang tua saya belum sepenuhnya tertuju pada saya karena perhatian orang tua saya terbagi pada saudara saya yang lain.” Jadi data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani. seorang pelajar yang bekerja sebagai petani, saya hanya mendapat penghasilan sekitar Rp.
Dari data diatas terlihat 3 siswa atau 20% menjawab orang tuanya berangkat dan pulang kerja sekitar WITA, 0 siswa menjawab. Jadi, data di atas menunjukkan orang tua siswa yang berangkat dan pulang kerja di WITA. Dari data diatas terlihat 5 siswa atau 13,5% menjawab sering terjadi konflik, 14 siswa atau 37,8% menjawab sering.
Dari data di atas terlihat terdapat 12 siswa atau 32,4% yang menjawab sangat menyukai perilaku ustadz, terdapat 22 siswa atau 59,4% yang menjawab menyukainya. Dari data di atas terlihat terdapat 10 siswa atau 27% yang menjawab hubungan dengan temannya sangat baik, terdapat 15 siswa atau 40,5% yang menjawab baik.
Urgensi Kecerdasan Emosional Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI di SMA Muhammadiyah Enrekang
Zakia Dradjat karena kecerdasan emosional merupakan hasil dari proses pembelajaran, maka dalam kegiatan pembelajaran banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, melalui kegiatan pembelajaran guru harus menciptakan dan memberikan ruang yang luas dan iklim yang mendukung bagi tumbuh kembang emosi anak. intelijen. Kemampuan guru dalam melatih dimensi emosional merupakan bagian penting dalam pembelajaran, agar perubahan yang terjadi pada diri anak melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat mewujudkan kecerdasan emosional. Berikut hasil belajar pendidikan agama islam kelas XII IPA 1 dan kelas XII IPA 2 di SMA Muhammadiyah Enrekang.
Berdasarkan hasil sebaran hasil belajar PAI Kelas XII IPA 1 di atas terlihat ada 1 siswa atau 5,5%. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa sebagaimana tercantum pada rapor, sesuai dengan total kemampuan masing-masing siswa. Namun, beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah standar selalu mempunyai masalah dan oleh karena itu sering kali diambil alih oleh pembimbing belajar untuk memberikan nasihat moral.”
Berdasarkan hasil belajar siswa yang tertera pada rapor, masih terdapat sebagian yang memperoleh nilai di bawah standar. Mereka adalah siswa yang tidak disiplin, sering gagal dan jarang mengambil mata pelajaran PAI.”
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA