Budidaya tanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas produksi komoditas pertanian. Kebijakan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 yang mengatur tentang Sistem Pertanaman Tanaman (selanjutnya disebut Undang-Undang Sistem Pertanaman). Perkembangan teknologi, kebudayaan dan lahirnya berbagai undang-undang baru mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat efektifitas dan penerapan Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan pemuliaan tanaman yang timbul di lapangan adalah dengan menetapkan kebijakan melalui amandemen peraturan perundang-undangan. Selain perubahan, efektivitas dan kesesuaian undang-undang juga ditentukan oleh fakta yang terjadi di lapangan terkait dengan urusan budidaya tanaman. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan pangan dan produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tanaman.
Ketiga aspek tersebut membentuk kelompok ilmu tanaman yang berperan langsung dalam budidaya tanaman.
Sertifikasi Pangan Organik
Pembahasan
Permasalahan yang terkait Budidaya Tanaman Saat ini 1. Perubahan Iklim
Krisis Pangan
Meningkatnya harga pangan dan kekurangan pangan akibat anomali iklim merupakan permasalahan yang mengancam eksistensi setiap negara. Hal utama yang mempengaruhi terjadinya krisis pangan adalah kebijakan pertanian yang tidak konsisten dan tidak memperhatikan keberlangsungan dan keberlanjutan pangan dalam jangka panjang. Kebijakan yang tergesa-gesa ini juga menyebabkan terbengkalainya infrastruktur pertanian dan penunjang lain bagi pembangunan pertanian baik karena usia, kurangnya pemeliharaan, minimnya kualitas konstruksi, maupun akibat bencana alam khususnya banjir.16.
Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dilakukan dengan cara: 17. Mendorong organisasi BUMN yang bergerak di bidang pertanian dan pangan untuk fokus pada pemenuhan pangan nasional sebagai public service obligat atau kewajiban nasional. Memberikan subsidi pupuk, pestisida dan benih premium kepada petani untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri c.
Dalam rangka mengatasi permasalahan krisis pangan dan mengantisipasi menurunnya tingkat kemandirian serta menjamin keberlanjutan ketahanan pangan nasional, maka usulan kebijakan peningkatan produksi tanaman pangan perlu mempertimbangkan: 18. Peningkatan pasokan input dan kelancaran distribusi. di tingkat petani, penanganan sistem pasca panen, pengembangan sistem ilmu pengetahuan dan teknologi serta subsidi benih; Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman adalah dengan memperbaiki sistem budidaya tanaman melalui perubahan undang-undang karena UU No.
Pembentukan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Kecenderungan Konsumen terhadap Produk Organik
Di beberapa daerah, termasuk Manado, masyarakat lebih memilih membeli dan mengonsumsi produk pertanian yang berasal dari luar negeri (impor) karena mengetahui produk lokal memiliki kandungan pestisida yang tinggi.19 Selain itu, kandungan pestisida dan bahan kimia yang berlebihan juga menurunkan daya saing bahan baku. , produk lokal dari negara lain di pasar bebas. Produk dengan kandungan pestisida tinggi tidak akan diterima oleh negara yang mengimpor produk pertanian Indonesia. Banyaknya pestisida dan pupuk anorganik yang digunakan berbanding lurus dengan kandungan zat-zat tersebut pada produk pertanian yang dihasilkan.
Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman belum secara tegas mengatur kadar penggunaan pestisida dan pupuk kimia, sehingga masih banyak ditemukan petani yang menggunakan pestisida terlarang karena tidak mengetahui tata cara penggunaan dan pemilihan pestisida yang aman dan petani memerlukan pembinaan lebih lanjut. pestisida yang diterima dari perusahaan pestisida.dibandingkan dengan Departemen Pertanian setempat.20. Selain itu, di beberapa daerah, termasuk Sumut, terjadi kekurangan pupuk dan beredarnya pupuk oplosan di kalangan petani. Peran pemerintah daerah dan akademisi seperti perguruan tinggi sangat besar, terutama untuk ikut serta dalam pengawasan sarana produksi yang beredar di daerahnya.21 Peraturan mengenai pemasaran daerah pupuk kimia belum dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya kendala dalam distribusi, distributor yang melanggar batas wilayah. aturan. , dan pelaksanaan Subsidi Pupuk yang tidak tepat sasaran bahkan tidak dirasakan oleh petani.
19 Tim Asistensi Perubahan UU Sistem Budidaya Tanaman Sulawesi Utara Laporan Penelitian Data Lapangan dalam rangka penyusunan kajian UU No. tentang Hasil Penelitian di Sumatera Utara dalam Pengumpulan Data Penyusunan Naskah Akademik dan RUU Perubahan UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, 2010. 22 Tim Bantuan Penelitian Data Sistem Budidaya Tanaman Tim Bantuan Perubahan Undang-Undang, Laporan Lapangan Minggu Bagian Timur Dalam Rangka Penyusunan Ilmu Hukum Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Pemuliaan Tanaman, 2010.
Kecenderungan konsumen beralih ke produk organik harus diimbangi dengan pengenalan pemuliaan tanaman organik. Budidaya tanaman organik harus didukung dengan ketersediaan pestisida dan pupuk organik dalam jumlah besar, dan peran pemerintah masih sangat diperlukan untuk memberikan subsidi terutama kepada petani dengan modal yang sangat terbatas, mengingat jumlah pupuk organik lebih besar. dibandingkan dengan pupuk untuk tanah, ukurannya sama. Penggunaan bahan organik pada tanah tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas tanah, namun juga secara langsung meningkatkan hasil tanaman padi.23.
Permasalahan Terkait dengan Budidaya Tanaman 1. Tenaga Penyuluh Pertanian
- Alih Fungsi Lahan
- Sertifikasi Benih
- Kebebasan Petani dalam melakukan Budidaya Tanaman
- Harga Panen
- Pasar Global
- Penyimpanan Pasca Panen
- Penelitian dan Pengembangan
Diharapkan ketika UU Sistem Pertanaman diamandemen, akan ada peraturan yang mewajibkan pemerintah daerah membatasi konversi lahan produktif dan menetapkan luas lahan yang khusus digunakan untuk bercocok tanam. Pemerintah (dengan bantuan perguruan tinggi dan masyarakat) seharusnya tidak hanya menetapkan kawasan pengembangan tanaman produksi saja, namun juga menetapkan kawasan pengembangan tanaman produksi yang sesuai dengan karakteristik lahan yang bersangkutan. Penting bagi pemerintah untuk menetapkan areal pengembangan tanaman produksi yang sesuai dengan karakteristik lahan yang bersangkutan, sehingga produksi tanaman tersebut akan mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
12 Tahun 1992 tentang Sistem Pemuliaan Tanaman tidak mendukung kepentingan petani, melemahkan kedaulatan petani dan membelenggu kreativitas petani yang bersifat turun temurun dalam budidaya benih tanaman. Saat ini di Manado terdapat beberapa benih yang masih dalam proses sertifikasi, namun benih tersebut sudah ditanam dan digunakan oleh sebagian besar petani. Pihak Balai sangat menyayangkan hal ini karena benih yang masuk tanpa sepengetahuan Balai belum tentu aman dan bebas dari organisme pengganggu tanaman yang dapat merugikan petani.
Perubahan UU Sistem Pemuliaan Tanaman diharapkan lebih berpihak pada kepentingan petani, khususnya dalam hal benih dan sertifikasi varietas unggul yang telah ditemukan. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman menyatakan bahwa petani mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan jenis tanaman dan budidayanya. Hal ini sangat merugikan petani karena petani menjadi sangat bergantung padahal dalam posisi selalu mengalami kerugian.26.
Petani di Manado bebas menentukan jenis tanaman apa yang ingin mereka tanam, meski benih yang digunakan belum bersertifikat dan dilindungi undang-undang. Peningkatan daya saing bahan baku dapat dilakukan dengan menerapkan budidaya tanaman organik dan mencantumkan label produk organik pada bahan baku hasil budidaya. Di Jawa Tengah, pengelolaan peternakan, selain jagung dan padi, belum berkembang dengan baik; Hal ini terlihat dari petani yang kesulitan menanam tanaman tertentu dengan benih yang berkualitas.
Selain untuk menemukan varietas unggul, penelitian juga dilakukan agar dapat diterapkan teknologi baru di bidang budidaya tanaman sebelum diterapkan pada lahan petani sehingga jika terjadi kerugian tidak meluas ke seluruh wilayah karena budidaya tanaman bersifat merugikan. sangat terpengaruh. dari kondisi alam di kawasan tersebut. Dengan adanya penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat menemukan cara menanam tanaman organik dengan biaya yang terjangkau sehingga harga jualnya tidak terlalu tinggi.
Permasalahan Budidaya Tanaman di Negara Lain
Bapepti28 sebenarnya memiliki sistem resi gudang yang dapat mensuplai kelebihan produksi pada saat panen. Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menggali dan menemukan varietas tanaman unggul di daerah tersebut. Sebuah penelitian skala besar yang dilakukan di India menemukan bukti bahwa anak-anak yang tinggal di daerah dengan penggunaan pestisida yang intensif lebih mungkin mengalami gangguan perkembangan mental.
Penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace India pada bulan April 2004 menguji 899 anak-anak di negara bagian India yang menggunakan pestisida secara intensif dalam budidaya kapas dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di daerah pertanian dengan penggunaan pestisida terbatas. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan antara anak-anak yang tinggal di daerah pertanian dengan penggunaan pestisida yang intensif dan anak-anak yang tinggal di daerah dengan penggunaan pestisida yang terbatas. Temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan di Lembah Yaqui, wilayah penghasil tembakau di Meksiko, yang menemukan penurunan fungsi otak pada anak-anak yang tinggal di wilayah polusi pestisida.
GreenpeaceIndia menawarkan kepada pemerintah kesempatan untuk menerapkan pertanian organik, melarang penggunaan pestisida dan mewajibkan industri pestisida untuk memberikan kompensasi kepada anak-anak yang terkena dampak pestisida.30. Penerapan pertanian organik bukan berarti tanpa hambatan dan permasalahan, karena jumlah bahan organik yang digunakan lebih banyak dibandingkan jika menggunakan bahan anorganik. Sistem Intensifikasi Padi (SRI) diperkenalkan pada tahun 1990 dan berhasil meningkatkan hasil padi di lahan pertanian dari 2 ton per hektar menjadi 5, 10 atau bahkan 15 ton per hektar, tanpa menggunakan pestisida dan pupuk.
Sistem ini telah diuji di beberapa negara di Asia dan ternyata juga meningkatkan hasil panen padi. Penggunaan sistem pertanian kuno yang reuse mampu meningkatkan produksi kentang hingga 8 hingga 14 ton per hektar tanpa menggunakan pupuk kimia. Sejak tahun 1987, Rodale Regenerative Institute, Pusat Penelitian Pertanian, telah melakukan penelitian tentang penanaman kenari dengan menggunakan pupuk hijau dan kompos, dan hasil gabah serta kacang tanah telah meningkat berkali-kali lipat.
Masukan terhadap Perubahan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Permasalahan budidaya tanaman yang terjadi di beberapa daerah
Penutup A. Kesimpulan
Banyak permasalahan yang belum terselesaikan dalam undang-undang ini antara lain perubahan iklim, krisis pangan, dan kecenderungan konsumen mengonsumsi produk organik. Permasalahan terkait budidaya yang menghambat pelaksanaan produksi tanaman adalah penasehat pertanian, meningkatnya konversi lahan yang mengakibatkan semakin terbatasnya areal produksi tanaman, permasalahan sertifikasi benih, kebebasan petani dalam berproduksi. Krisis pangan memerlukan perbaikan budidaya tanaman, khususnya tanaman pangan, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan dan peningkatan kebutuhan pangan dapat diimbangi dengan pertumbuhan produksi.
Keamanan pangan sangat ditentukan oleh proses dalam budidaya tanaman, terutama yang berkaitan dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan merevisi Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman.
Rekomendasi
Daftar Pustaka Buku
Anonim, Proses Pelepasan Varietas Unggul, (http://fp.uns.ac.id/ .~hamasains/bab10 pemuliaan.htm, diakses 23 Februari 2011). Anonim, Potensi dan Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Tanaman Buah-buahan, (http://www.docstoc.com/docs POTENSI-AND-SUITABILITY-LAND-UNTUK-MENDEMBKAN-TANAMAN-BUAH, diakses 2 November 2010).