• Tidak ada hasil yang ditemukan

urgensi undang-undang tindak pidana kekerasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "urgensi undang-undang tindak pidana kekerasan"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa urgensi keberadaan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dalam perlindungan keluarga dalam perspektif syariah Mekasid. 16 Sopyan Mei Utama, “Eksistensi Hukum Islam dalam Perundang-undangan di Indonesia”, Jurnal Wawasan Yuridis, Vol.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian Terdahulu

-Undang-undang tentang tindak pidana kekerasan seksual terkait kawin paksa dari sudut pandang teori hukum feminis”. 18 Penelitian ini mengkaji latar belakang rumusan tindak pidana kawin paksa dalam undang-undang TPKS dari sudut pandang teori hukum feminis ( FLT) dan unsur kawin paksa dalam UU TPKS ditinjau dari perspektif FLT. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dalam kasus kekerasan seksual incest dan perspektif maqasid syariah tentang perlunya undang-undang tentang tindak pidana kekerasan seksual.Kedua, Eko Nurisman, majalah yang bertajuk “Pembahasan Tantangan Penegakan Hukum Kejahatan Seksual Kekerasan Pasca Berlakunya UU Nomor 12 Tahun 2022”.19 Penelitian ini mengkaji permasalahan tantangan penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan seksual. kejahatan kekerasan seksual setelah diundangkannya UU TPKS.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah urgensi undang-undang kekerasan seksual untuk melindungi keluarga dalam perspektif maqasid syariah. 18 Mu'ammar Wafiuddin, Disertasi “Hukum Tindak Pidana Kekerasan Seksual Mengenai Kawin Paksa Dalam Perspektif Teori Hukum Feminis”. 19 Eko Nurisman, Jurnal, “Disertasi Tantangan Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Kekerasan Seksual Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022”.

Analisis Polemik Pengesahan Undang-Undang tentang Kekerasan Seksual (TPKS).20 Penelitian ini membahas permasalahan pembentukan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dari perspektif politik hukum dan rangkaian perjuangan kelas yang memperjuangkan pengesahan undang-undang PKS.

Metode Penelitian

Penelitian ini disebut penelitian kepustakaan karena data dan bahan yang digunakan berasal dari buku, ensiklopedia, kamus, jurnal, dokumen, majalah, artikel dan lain sebagainya. Marzuki menjelaskan, “pendekatan konseptual dilakukan apabila peneliti tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang ada. Penulis menggunakan pendekatan konseptual karena penulis fokus pada suatu permasalahan hukum yang aturannya hanya mengacu pada satu ketentuan hukum yaitu undang-undang tentang kekerasan seksual.

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai kewenangan. Bahan hukum tersebut berupa peraturan hukum, catatan resmi atau berita acara pada saat pembuatan suatu dokumen. 22 Bachtiar, Metode Penelitian…hal.84. . peraturan hukum, putusan hakim, dll. 23 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai referensi sebagai sumber pustaka utama, antara lain RUU Kekerasan Seksual, artikel dan berita berbagai bentuk kekerasan seksual, khususnya kekerasan seksual incest, dan maqasid syariah teori oleh al-Syatibi. Bahan hukum sekunder adalah segala publikasi tentang hukum yang merupakan dokumen tidak resmi. Publikasi tersebut terdiri atas a) buku teks yang membahas tentang satu dan/atau beberapa permasalahan hukum, termasuk tesis, tesis, dan disertasi hukum, b) kamus hukum, c) jurnal hukum, dan d) komentar terhadap putusan hakim.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang mana dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelum menarik kesimpulan.

Sistematika Penulisan

KERANGKA TEORI

Keluarga

Keluarga adalah suatu unsur dalam struktur sosial yang terdiri dari orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan hukum perkawinan, hubungan darah atau pengangkatan anak, atau suatu kesatuan interaksi dengan orang-orang yang terikat oleh suatu sistem sosial dalam masyarakat. Jadi keluarga adalah suatu kesatuan orang-orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam melaksanakan peran dan fungsinya.61. Menurut Duval, keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan melalui perkawinan, kelahiran dan pengangkatan anak yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara kebudayaan dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota keluarga.

Apalagi menurut Kementerian Kesehatan RI, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu tempat dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut para antropolog, keluarga merupakan unit sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa keluarga merupakan suatu kesatuan kekerabatan yang hidup dan bertumpu pada kerjasama ekonomi, mempunyai fungsi membesarkan, mensosialisasikan atau mendidik anak, membantu dan melindungi yang lemah, terutama merawat orang tua yang sudah lanjut usia.

Hasan berbagi tentang ciri-ciri keluarga, yaitu keluarga yang terdiri atas sekelompok orang yang mempunyai hubungan kekerabatan melalui perkawinan, keturunan atau darah atau pengangkatan anak, kemudian para anggota keluarga tinggal bersama dalam satu rumah dan para anggota keluarga saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam peran sosial. . 63 Anung Al Hamat, “Representasi Keluarga dalam Konteks Hukum Islam”, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 65 Supriyono, Sucahyono dan Harris Iskandar, Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Masa Kini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Masyarakat, 2015, hal.13.

Lembaga keluarga merupakan lembaga keagamaan karena dibentuk berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan oleh ajaran agama. Yang diharapkan bukan hanya seseorang yang mengetahui segala macam aturan dan tata tertib kehidupan beragama, namun menerapkannya dengan penuh keikhlasan. 68. Perkawinan tidak dicatatkan dan perkawinan kontrak merupakan salah satu bentuk perkawinan stereotip yang tidak disahkan oleh hukum positif di Indonesia.70 Akibatnya, jika terjadi perselisihan dalam perkawinan dan perceraian, para pihak yang terlibat di dalamnya tidak dapat menuntut hak atas perkawinan tersebut. hukum . hak-hak yang terkait dengan statusnya sebagai mantan anggota keluarga.

Secara implisit, fungsi hukum kelembagaan perkawinan atau keluarga memuat pengakuan akan adanya fungsi perlindungan atau fungsi perlindungan bagi seluruh anggota keluarga.71. Keluarga merupakan tempat yang aman dari berbagai gangguan internal maupun eksternal serta menjadi penawar segala pengaruh negatif yang masuk ke dalamnya.

Maqasid Syariah

79 Asafri Jaya Bakri dan Nasaruddin Umar, Konsep Maqashid Syariah...hlm.64. Kami mengutus mereka) sebagai Rasul-rasul yang membawa berita gembira dan peringatan, supaya tidak ada alasan bagi manusia untuk menentang Allah setelah Rasul-rasul itu diutus..." Menurut al-Styatibi, Sunnah ialah segala yang diperoleh daripada Nabi, iaitu perkara-perkara yang tidak diterangkan dalam al-Quran.Maka apa yang dikatakan oleh al-Syatibi ialah ruang lingkup al-Quran adalah dalam ertikata asas atau prinsip-prinsip ajaran yang berkaitan dengan semua aspek kehidupan.

Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk.” Prinsip-prinsip syara' mewajibkan pelaksanaan hak asasi manusia dan memastikan bahawa kerajaan bertanggungjawab kepada rakyat, dan juga mewajibkan kerajaan untuk memberi perhatian kepada hal ehwal semua orang yang berada di bawah kekuasaannya, melindungi hak mereka, mengamankan dan berlaku adil kepadanya. , baik orang Islam mahupun bukan Islam.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan orang-orang mukmin tanpa melakukan kezaliman sedikitpun, maka sungguh. mereka memikul kebohongan dan dosa yang nyata." Subhan et al, Kajian Tafsir Maqashidi ... hlm. pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang yang beriman”.

Dan barangsiapa yang menuduh wanita baik-baik (berzina) dan mereka tidak menghadirkan empat orang saksi, maka mereka (yang menuduhnya) akan dipukul delapan puluh kali dan tidak akan menerima kesaksian mereka selama-lamanya. Al-Qur'an mengutuk orang-orang yang menyia-nyiakan akal, tidak berpikir, memperhatikan dan merenung, orang-orang yang tidak memanfaatkan kemampuan (akal) yang telah Allah anugerahkan (yang dengannya Allah memuliakan mereka) untuk menyikapi kekuasaan Sang Pencipta. , keagungan-Nya dan kekuasaan Sang Pemberi rezeki. Dan jika kamu menaati kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah…”.

Dan berikanlah kepada kaum kerabat yang terdekat akan haknya, kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara berlebihan.” Dan orang-orang yang dalam membelanjakan (harta) tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan (berbelanja) berada di tengah-tengahnya". pembalasan terhadap apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah… dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Dalam QS. al-Baqarah:220 Allah juga berfirman: .. dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Adalah baiknya mengurus urusan mereka dengan baik, dan jika kamu berurusan dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudara kamu; dan Allah mengetahui siapa yang mendatangkan mudarat daripadanya. sesiapa yang memudaratkan kebaikan.. dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menyusahkan kamu.

RUANG LINGKUP KEKERASAN SEKSUAL

UU TPKS juga mengatur hak-hak yang diperoleh korban kekerasan seksual. Dalam undang-undang ini terdapat 3 hak yang diperoleh korban kekerasan seksual, yaitu hak atas perawatan, perlindungan dan pemulihan dari terjadinya tindak pidana kekerasan seksual sebagaimana diatur dalam pasal 66 dan 67. Perlindungan terhadap korban dan/atau pelapor tindak pidana tuntutan atau tuntutan perdata atas kejahatan kekerasan seksual yang telah dilaporkan.

Berdasarkan berkas kasus yang dipublikasikan, kasus kekerasan seksual di Bengkulu masih tinggi dan meluas. Permasalahannya, tidak semua pengelola panti asuhan memahami cara merawat dan menangani anak korban kekerasan seksual.133. Selain itu, pekerja sosial di Bengkulu juga kesulitan mencari rumah aman atau rumah untuk menampung anak-anak korban kekerasan seksual dan tidak mendapat dukungan dari keluarganya.

Saat itu, Indonesia berada dalam fase darurat akibat kekerasan seksual, sedangkan undang-undang yang ada belum bisa menangani kasus kekerasan seksual secara sistematis. Berdasarkan kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia saat ini, memenuhi unsur 'Maqasid al-Dharuriyyat'. Keharusan hukum kekerasan seksual dalam melindungi keluarga dari sudut pandang maqasid syariah berada pada tataran dharuriyat, yaitu kebutuhan primer masyarakat yang harus dipenuhi untuk mendatangkan kemaslahatan dalam kehidupan.

Instansi hukum pemerintah dan masyarakat harus bersatu dalam menangani kasus korban kekerasan seksual yang diatur dalam undang-undang. Pemerintah dan lembaga perlindungan hukum perempuan dan anak memberikan pendidikan seks kepada seluruh lapisan masyarakat dan instansi untuk mencegah kasus kekerasan seksual. Pemerkosaan mendominasi kasus kekerasan seksual terhadap perempuan pada tahun 2021.

Resmi disahkan UU TPKS, perlindungan hukum terhadap korban kekerasan seksual. . https://puasmahasiswa.com/uu-tpks-resmi-disahkan. Tindak pidana kekerasan seksual. https://news.detik.com/berita/d-6030119/menteri-pppa-besar-terobosan-uu-tindak-pidana-kekerasan-seksual.

Referensi

Dokumen terkait

23 tahun 2004 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

“Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

3 Tahun 2004 menyatakan bahwa : kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,