• Tidak ada hasil yang ditemukan

USUL PENELITIAN - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "USUL PENELITIAN - SIMAKIP"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ruang lingkup perkuliahan yang diadakan di program studi Farmasi Fakultas Farmasi dan Ilmu Pengetahuan Alam UHAMKA. Contoh mata kuliah yang telah diselesaikan dari semua mata kuliah untuk semua semester pada tahun akademik. Evaluasi dan analisis data didasarkan pada kesesuaian pembelajaran antara RPS dan BAP masing-masing mata pelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkuliahan yang dilaksanakan di FFS program studi Farmasi UHAMKA tahun ajaran 2017-2018 tidak sesuai dengan harapan, kehadiran dosen cukup baik, namun kesesuaian materi ajar di RPS dengan yang yang dilakukan berdasarkan BAP Perkuliahan masih rendah, dan kesesuaian materi perkuliahan dengan soal juga belum optimal. Fakultas Farmasi dan Ilmu Pengetahuan Alam UHAMKA merupakan salah satu program studi yang memiliki jumlah mahasiswa yang sangat banyak. Dalam kondisi ideal, prodi di Fakultas Farmasi sudah melewati batas, karena jumlah dosen tidak mengikuti rasio 1:30, sehingga perlu dikaji dan dicek apakah pelayanan dalam proses pembelajaran di prodi tersebut memberikan pengajaran yang baik dan benar atau tidak, termasuk memenuhi kebutuhan, yang memadai (memenuhi harapan) atau melebihi harapan (sangat baik).

Secara khusus, penelitian ini akan menunjukkan apakah perkuliahan di laboratorium mendukung pencapaian profil lulusan atau tidak. Hasil penelitian ini akan menggambarkan dengan jelas tingkat keberhasilan pembelajaran khususnya perkuliahan di laboratorium yang dilaksanakan oleh program studi Farmasi FFS UHAMKA.

Permasalahn Penelitian

Jika data menunjukkan tingkat keberhasilan masih rendah, maka perlu menjadi perhatian pimpinan program studi dan fakultas bagaimana meningkatkannya.

Tujuan Khusus Penelitian

Proses Pembelajaran

Kisah sejarah di atas memberikan gambaran kepada kita betapa lama proses yang dilakukan oleh masing-masing tokoh untuk dapat merumuskan suatu konsep, teori atau hukum yang kemudian diterima dan digunakan sepanjang zaman. Proses ini bukanlah proses yang linier, satu kali, melainkan proses siklis yang berkesinambungan, didukung oleh sikap mental yang kuat untuk menemukan dan menghasilkan suatu bentuk pengetahuan yang berguna bagi masyarakat. Perpaduan antara proses dan sikap ilmiah ini berarti penelitian terhadap fenomena alam menjadi terlihat dalam bentuk produk ilmiah yang dihasilkan.

Sikap ilmiah, seperti peka atau kritis terhadap lingkungan, rasa ingin tahu, objektivitas, dan skeptisisme, mendorong seseorang untuk menemukan masalah dari objek atau fenomena alam yang ditemuinya. Masalah ini menjadi dasar pengembangan proses ilmiah, yang terdiri dari proses pengamatan empiris dan penalaran logis. Pengamatan empiris adalah kegiatan indrawi atau penggunaan panca indera untuk menangkap informasi yang terkandung dalam objek atau fenomena alam.

Informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi empiris kemudian mendasari kegiatan penalaran logis, yaitu kegiatan yang menggunakan akal atau pikiran untuk mengolah dan menginterpretasikan informasi. Unsur proses yang terdiri dari kegiatan pengamatan empiris dan penalaran logis merupakan bagian penting yang menghubungkan sikap dengan penyelidikan fenomena alam untuk menghasilkan produk ilmiah ilmiah.

Tabel 1. Proses Sains dan Definisinya
Tabel 1. Proses Sains dan Definisinya

Kuliah sebagai Sarana Pembelajaran Keterampilan

Penilaian prestasi belajar pada setiap jenjang dapat dilakukan secara langsung, sehingga di perguruan tinggi dapat diadakan ujian, ulangan, kuis atau bentuk penilaian lain yang sesuai yang berlangsung sewaktu-waktu. Dalam metode pembelajaran yang demikian, capaian utama dalam pembelajaran melalui ceramah adalah keterampilan siswa. Evaluasi program sangat diperlukan dalam rangka evaluasi perkuliahan, karena evaluasi program merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengukur kelayakan desain mata kuliah dan cara implementasi desain tersebut.

Kegiatan evaluasi digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik tujuan khusus maupun umum. Evaluasi program dapat digunakan untuk mengukur dampak program, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya manfaat program, serta distribusi manfaat program yang dihasilkan (Susilaningsih 2012). Manfaat evaluasi program adalah: (1) Perbaikan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu program agar selalu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, (2) kepastian tingkat keberhasilan yang dapat diperoleh dari program tersebut, dan membantu menemukan strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (3) Menentukan apakah pelaksanaan program dapat menjangkau masyarakat sasaran (penerima) program, (4) Mengukur apakah pelaksanaan program mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai, dan (5) Mengukur dampak program terhadap pembangunan (pendidikan, ekonomi dan pertahanan) dalam skala luas.

Komprehensif: Objek evaluasi meliputi komponen-komponen program perkuliahan secara keseluruhan, berdasarkan konteks lingkungan, masukan, proses dan hasil; Bermanfaat: penggunaan model-model yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja praktisi, meningkatkan kualitas perkuliahan dan meningkatkan kompetensi mahasiswa sebagai sasaran program; Ekonomis: penggunaan model ini membutuhkan harga yang terjangkau, tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak melibatkan banyak tenaga diluar dokter umum; dan 5.

Berdasarkan hasil kajian terhadap model evaluasi program yang tersedia, tampak bahwa program tersebut dirancang untuk mengevaluasi program pelatihan, program terkait kebijakan, dan program pembelajaran sosial. Memperoleh model evaluasi yang cocok untuk evaluasi perkuliahan yang akurat, valid dan reliabel tidak mudah dilakukan, perlu dilakukan modifikasi model dan mengadaptasi metode dari beberapa model evaluasi program yang ada yang mendekati program perkuliahan. dan melakukan uji kelayakan model (Susilaningsih 2012). Evaluasi yang dapat dilakukan antara lain evaluasi relevansi antara rencana, proses dan hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dilaksanakan perkuliahan.

Kerangka Berfikir (State of The Art)

  • Tenaga Teknis Farmasi
  • Manager bidang Farmasi
  • Peneliti Pemula
  • Enterpreneur

Lulusan Sarjana Farmasi UHAMKA adalah individu yang mampu melakukan pekerjaan teknis kefarmasian berdasarkan ilmu kefarmasian yang mendukung nilai-nilai keislaman yang berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Lulusan Sarjana Farmasi UHAMKA mampu menerapkan sistem manajemen, mengelola kegiatan dan mengevaluasi pencapaian hasil kerja, membuat keputusan strategis dan bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja individu dan tim. Lulusan Sarjana Farmasi UHAMKA mampu melakukan riset dan mengembangkan konsep farmasi dengan pembelajar sepanjang hayat di bidang farmasi.

Lulusan Apoteker UHAMKA dapat berkembang menjadi wirausaha di berbagai bidang yang berkaitan dengan kefarmasian.

Proses Pengumpulan Data

Cara Analisis Data

Bagan Alir Penelitian

Pemilihan Mata Kuliah

45 SMT VI Islam untuk Disiplin 46 SMT VI Keamanan dan Efektivitas OBA 47 SMT VI Kimia Pangan dan Gizi.

Analisis Data 1. RPS Kuliah

  • Kehadiran dalam Kuliah
  • Analisis Penilaian
  • Analisis Pembelajaran Kuliah
  • Korelasional Kuliah dengan Profil Lulusan

Ketidaksesuaian materi ajar di RPS dengan realita yang terekam di BAP disebabkan oleh banyak faktor, antara lain dosen yang kehadirannya tidak sesuai jadwal, sehingga perkuliahan dilakukan rangkap serentak untuk lebih dari satu mata kuliah. Itu semua mengakibatkan jadwal kuliah tidak sesuai lagi dengan yang seharusnya, mengakibatkan hampir semua materi kuliah dimampatkan. Dalam penelitian ini, semua mata pelajaran yang dijadikan sampel dinilai oleh ketua program studi, pimpinan dan peserta mahasiswa untuk 5 aspek tersebut.

Profil lulusan Program Studi Farmasi FFS UHAMKA ada 4, yang pertama adalah Tenaga Teknis Farmasi dengan 2 kompetensi yang terdiri dari kemampuan melakukan pekerjaan teknis kefarmasian dan menjaga nilai-nilai keislaman. Kedua, pengelola farmasi yang berkompeten mampu menerapkan manajemen, mengelola kegiatan, mengevaluasi hasil kerja, membuat keputusan strategis dan bertanggung jawab. Ketiga, peneliti pemula dengan kompetensi mampu melakukan penelitian, mampu mengembangkan konsep farmasi dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Berdasarkan isi RPS, semua mata kuliah sampel memberikan materi untuk menjadi Tenaga Teknis Apoteker.Keterampilan Bidang Teknik Farmasi terdapat pada Mata Kuliah Dasar Farmasi, Mata Kuliah Sediaan Farmasi Cair dan Semipadat, Mata Kuliah Sediaan Padat dan Steril, dan Teknologi Formulasi Kursus. Dengan demikian, korelasi antara mata kuliah teknologi farmasi dengan profil lulusan S1 Farmasi UHAMKA yang pertama belum 100%, masih kurang mendukung AIK. Hal ini terlihat pada semua mata kuliah yang diberikan pelatihan dalam bidang pengelolaan, pengelolaan kegiatan, evaluasi pencapaian hasil kerja, pengambilan keputusan strategis dan tanggung jawab.

Untuk koneksi ke profil kelulusan ketiga, yaitu Peneliti Pemula, semua kuliah menawarkan dukungan 100%. Hal ini dibuktikan dengan materi kuliah yang lengkap yang berfokus pada metode penelitian laboratorium standar. Untuk profil keempat yaitu sebagai wirausahawan, mampu mengembangkan diri dan mampu menjadi wirausahawan di bidang farmasi, sebagian besar mata kuliah juga mendukung tercapainya kemandirian setiap mahasiswa dalam perancangan produk farmasi.

Hal ini terjadi karena 2 mata kuliah yang ditawarkan tidak sepenuhnya terkait dengan kemandirian berwirausaha yaitu mata kuliah Fisika Farmasi dan Biofarmasi. Kedua mata kuliah ini lebih cenderung mengarah pada landasan ilmiah, bukan mengarah pada produksi sediaan farmasi. Dengan diperolehnya data tersebut, dapat digambarkan secara keseluruhan bahwa pembelajaran perkuliahan di program studi Farmasi FFS UHAMKA memberikan dukungan terhadap 4 profil lulusan dengan skor 60% untuk Staf Teknis Farmasi, 100% untuk Manajer, 100% untuk Peneliti Pemula, dan untuk Pengusaha sebesar 71%.

Tabel 3. Rerata Kehadiran dan Kesesuaian Materi
Tabel 3. Rerata Kehadiran dan Kesesuaian Materi

Kesimpulan

Saran

Tempat Penelitian

Gambar

Tabel 1. Proses Sains dan Definisinya
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Tabel 2. Daftar Mata Kuliah yang dijadikan Sampel
Tabel 3. Rerata Kehadiran dan Kesesuaian Materi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan surveilans DBD di kota Tasikmalaya selama ini sudah berjalan dengan cukup baik namun belum optimal dalam

Penggunaan kata sapaan kakaq dan ariq pada dialog nomor (10) di atas sudah lumrah terjadi di kalangan masyarakat Sasak untuk menyapa kakak atau adik di dalam