• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU PEMILU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UU PEMILU"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

UU NO.10 TAHUN 2008 tentang

PEMILU

Implikasinya terhadap Otda

IPDN-KEMDAGRI

(2)

Biodata Narasumber

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

Email/HP : [email protected] - 08122445916

(3)

UU NO.10 TAHUN 2008 tentang

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH

UNTUK MENGGANTI:

UU NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH

(4)

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

PENDAFTARAN PESERTA PEMILU PENETAPAN PESERTA PEMILU

PENETAPAN JUMLAH KURSI DAN PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN

PENCALONAN ANGGOTA DPR, DPD, DPRD MASA KAMPANYE

MASA TENANG

PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PENETAPAN HASIL PEMILU

TAHAPAN

PENYELENGGARAAN PEMILU

(5)

BEBERAPA ISU STRATEGIS

Sistem pemilu;

Jumlah kursi di daerah pemilihan;

Metode pemberian suara;

Penentuan calon terpilih;

Masalah sisa kursi;

ET dan PT;

Syarat Calon Anggota DPR;

Gugatan DPD;

Gugatan parpol-parpol yang tidak memiliki kursi atau parpol baru;

Penetapan suara;

Dana kampanye;

Afifrmative Policy 30% perempuan;

Dll.

(6)

TAHAPAN PEMILU 2009

Media Indonesia 11/3/2008

1. Penetapan Jumlah Pemilih 15 – 20 Oktober 2008

2. Penetapan Peserta Pemilu Berakhir 5 Juli 2008

3. Pengumuman Daerah Pemilihan 5 – 10 Agustus 2008

4. Pengumuman Daftar Calon Tetap 11 – 12 November 2008

5. Kampanye 11 Maret – 1 April 2009

6. Pemungutan Suara 5 April 2009

7. Penetapan Hasil 21 – 30 April 2009

8. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD dan DPRD juli – Oktober 2009

(7)

PERKEMBANGAN TERKINI

Kompas Rabu, 5 Maret 2008

1. Jumlah dan Alokasi Kursi DPR:

1. Jumlah kursi DPR 560 kursi

2. Alokasi per daerah pemilihan 3 – 10 kursi 2. Pemilih:

Kemudahan bagi WNI yg punya hak pilih dan

terdaftar di daftar pemilih, tidak memerlukan kartu pemilih, cukup menunjukkan KTP atau Paspor bagi WNI di luar negeri

3. Pemungutan Suara:

Jumlah pemilih mak 500/TPS

(8)

PERKEMBANGAN TERKINI

4. Cara memberikan suara:

Memberi tanda satu kali pada surat suara

5. Keterwakilan Perempuan:

30% keterwakilan perempuan dalam daftar calon anggota

DPR/DPRD. Setiap 3 nama calon terdapant 1 nama perempuan

6. Ambang Batas:

Parliamentary Treshold 2,5%; parpol yg perolehan suaranya tidak mencapai 2,5% total suara nasional tidak disertakan dalam

perhitungan perolehan kursi DPR. Parpol yg tidak mencapai Electoral Treshold 3% Pemilu 2004, boleh ikut lagi.

(9)

PERKEMBANGAN TERKINI

7. Perhitungan dan Rekapitulasi Suara:

Tidak ada rekapitulasi di PPS (Panitia Pemungutan Suara) di tingkat Desa/Kel. Dari TPS langsung ke PPK melalui PPS (panitia pemilihan Kecamatan)

8. Penentuan Calon Terpilih:

Calon terpilih minimal memperoleh 30% BPP. Dalam hal ada calon peraih 30% BPP lebih banyak dari jumlah

kursi yg diperoleh Parpol, penentuan didasarkan pada nomor urut dalam daftar calon

(10)

PERKEMBANGAN TERKINI

9. Partisipasi Masyarakat:

Hasil survey yg berkaitan dgn peserta pemilu tidak bisa diumumkan dalam masa tenang 3 hari. Hasil hitung

cepat (quick count) dapat diumumkan pada hari

berikutnya setelah hari pemungutan suara, mulai jam 00 wib

10. Pelanggaran dan Perselisihan Hasil:

Putusan pengadilan atas kasus pelanggaran pidana

pemilih harus sudah selesai paling lama 5 hari sebelum penetapan hasil pemilu nasional oleh KPU

11. Sisa Perhitungan Suara:

Sisa Perhitungan suara dikumpulkan di Provinsi

(11)

A. ISU-ISU CRUCIALS PEMILU

1. Jumlah kursi yg diperebutkan di setiap daerah pemilihan

2. Pembagian sisa suara

3. Electoral Treshold untuk ikut Pemilu yad

4. Parliamentary Treshold

5. Penetapan calon terpilih

6. Cara memilih

(12)

A. ISU-ISU CRUCIALS PEMILU

Daerah Pemilihan DPR

1. Daerah pemilihan anggota DPR adalah Prov atau bagian Prov

2. Setiap Dapel mempunyai alokasi antara 3 s/d 10 kursi

3. Alokasi kursi DPR dan daerah pemilihan ditentukan KPU

(13)

TAHAPAN DAERAH PEMILIHAN DPRD PROVINSI

1. Penetapan angka kesetaraan kursi dengan membagi jmlah pdd dgn jumlah kursi DPRD Prov

2. Penetapan alokasi 1 kursi langsung untuk setiap Kab/Kota

3. Penetapan sisa jumlah pdd setiap Kab/Kota dgn cara melakukan pengurangan jumlah pdd kab/kota dgn angka kesetaraan per kursi

4. Penetapan sisa jumlah pdd Prov dilakukan dengan jalan menjmlahkan sisa pdd setiap Kab/Kota yg telah

ditetapkan sbg mana point 3

5. Penetapan sisa alokasikursi untuk setiap daerah

pemilihan dilakukan dgn cara membagi sisa jumlha pdd Kab/Kota dgn sisa jumlah pdd Prov dikalikan dgn sisa jumlah kursi anggota DPRD Prov.

(14)

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

Sumber; Media Indonesia Kamis 28/2/2008

Sejarah Indonesia telah diadakan 9 Pemilu:

I. Pemilu 1955 (29/9/1955);

Peserta 172 Parpol,

Perolehan jumlah kursi:

1. PNI 57 kursi

2. Masyumi 57 kursi

3. NU 45 kursi

4. PKI 39 kursi

(15)

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

II. PEMILU 1971 Peserta 10 Parpol Perolehan Kursi:

1. Golkar; 236

2. NU; 58

3. Parmusi (Partai Muslimin Indonesia); 24

4. PNI; 20

5. PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia); 10

(16)

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

III. PEMILU 1977 – 1997 ( 1982, 1987, 1992, 1997 Masa Orba)

Peserta 3 Parpol (Golkar, PDI, PPP) Perolehan Kursi:

Parpol 1977 1982 1987 1992 1997

PPP 99 94 61 62 89

GOKAR 232 242 299 282 325

PDI 29 24 40 56 11

(17)

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

IV. PEMILU 1999 (Awal Reformasi) Peserta 48 Parpol

Perolehan Kursi (5 Parpol Besar):

1. PDIP ; 153

2. GOLKAR ; 120

3. PPP; 58

4. PKB; 51

5. PAN; 34

(18)

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA

V. PEMILU 2004 Peserta 24 Parpol

Parpol lewat Electoral Treshold 3%:

1. GOLKAR; 128

2. PDIP; 109

3. PPP; 58

4. PARTAI DEMOKRAT: 57

5. PAN; 52

6. PKB; 52

7. PKS; 45

(19)

HASIL PEMILU 2004

PARPOL % SUARA JLH KURSI % KURSI DPR

1. PNI MARHAENISME 0,81 1 0,18

2. PBSD 0,56 - -

3. PBB 2,62 11 2

4. PARTAI MERDEKA 0,74 - -

5. PPP 8,15 58 10,55

6. PPDK 1,16 4 0,73

7. PARTAI PIB 0,59 - -

8. PNBK 1,08 - -

9. PARTAI DEMOKRAT 7,45 56 10,18

10. PKPI 1,26 1 0,18

11. PPDI 0,75 1 0,18

12. PPNUI 0,79 - -

13. PAN 6,44 53 9,64

(20)

HASIL PEMILU 2004

PARPOL % SUARA JLH KURSI % KURSI DPR

14. PKPB 2,11 2 0,36

15. PKB 10,57 52 9,45

16. PKS 7,34 45 8,18

17. PBR 2,44 14 2,55

18. PDIP 18,53 109 19,82

19. PDS 2,13 13 2,36

20. PARTAI GOLKAR 21,58 127 23,09

21. PARTAI PATRIOT PS 0,95 - -

22. PSI 0,6 - -

23. PPD 0,58 - -

24. PARTAI PELOPOR 0,77 3 0,55

(21)

PERKEMBANGAN PARPOL BARU

S/D 27/2/2008 (BATAS AKHIR PENDAFTARAN) Media Indonesia 28/2/2008

Dari 114 Parpol yang mendaftar; 32 Parpol melakukan verifikasi yaitu:

1. Partai Hanura 16. Partai Kongres

2. Partai Buruh 17. PNI Pancasila

3. PNI Massa Marhaen 18. Partai Pengusaha dan Pekerja Ind

4. Partai Garuda 19. Partai Gerakan Indonesia Raya

5. Partai Demokrasi Indonesia 20. Partai Demokrasi Kebangsaan

6. Parati Parade Nusantar 21. Partai Barisan Kebangsaan Indo

7. Partai Bersatu 22. Partai Karya Perjuangan

8. Partai Republiku 23. Partai Peduli Daerah

9. Partai Demokrasi Pembaruan 24. Partai Pembaharuan Bangsa

10. Partai Demokrasi Indonesia 1973 25. Partai Bela Negara

11. Partai Pedul Rakyat Nasional 26. Partai Bintang Bulan

12. Parati Keadilan Persatuan 27. Partai Patriot

13. Partai Matahari Bangsa 28. Partai Kebangsaan

14. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 29. Parati Persatuan Bintang Reforma

15. Partai Karya Pemb Bangsa 30. Partai Solidaritas Nasional 31. Partai Pelopor Indonesia 32. Partai Kedaulatan

(22)

PERKEMBANGAN RUU PEMILU S/D 27/2/2008

1. JUMLAH KURSI DI DPR; 560 KURSI

2. ALOKASI KURSI TIAP DAERAH 3 S/D 10 KURSI

3. PERHITUNGAN SISA SUARA; ANTARA PROVINSI ATAU DAERAH PEMILIHAN

4. ELECTORAL TRESHOLD; 3%

5. PARLIEMENTARY TRESHOLD; 2% S/D 2,5%

6. PENENTUAN CALON TERPILIH; NOMOR URUT PLUS 30% SUARA MINIMAL

7. CARA PEMBERIAN SUARA; ANTARA COBLOS DAN MEMBERI TANDA

Sumber: Kompas 28/2/2008

(23)

PEMBAGIAN 560 KURSI

1. NAD I; 6 KURSI 13. LAMPUNG I; 8 KURSI

2. NAD II; 7 KURSI 14. LAMPUNG II; 9 KURSI

3. SUMUT I; 10 KURSI 15. BABEL; 3 KURSI

4. SUMUT II; 10 KURSI 16. DKI JAKARTA I; 12 KURSI

5. SUMUT III; 10 KURSI 17. DKI JAKARTA II; 9 KURSI

6. SUMBAR I; 8 KURSI 18. JABAR I; 6 KURSI

7. SUMBAR II; 6 KURSI 19. JABAR II; 10 KURSI

8. RIAU; 11 KURSI 20. JABAR III; 11 KURSI

9. SUMSEL I; 8 KURSI 21. JABAR IV; 11 KURSI

10. SUMSEL II; 8 KURSI 22. JABAR V; 12 KURSI

11. JAMBI; 7 KURSI 23. JABAR VI; 6 KURSI BENGKULU; 4 KURSI 24. JABAR VII; 9 KURSI

(24)

PEMBAGIAN 560 KURSI

25. JABAR VIII; 8 KURSI 37. JATENG IX; 8 KURSI 26. JABAR IX; 7 KURSI 38. JATENG X; 7 KURSI 27. JABAR X; 10 KURSI 39. BANTEN I; 11 KURSI 28. YOGYAKARTA; 8 KURSI 40. BANTEN II; 11 KURSI 29. JATENG I; 8 KURSI 41. JATIM I; 10 KURSI 30 JATENG II; 7 KURSI 42. JATIM II; 7 KURSI 31. JATENG III; 9 KURSI 43. JATIM III; 7 KURSI 32. JATENG IV; 6 KURSI 44. JATIM IV; 8 KURSI 33. JATENG V; 8 KURSI 45. JATIM V; 8 KURSI 34. JATENG VI; 8 KURSI 46. JATIM VI; 9 KURSI 35. JATENG VII; 7 KURSI 47. JATIM VII; 8 KURSI 36. JATENG VIII; 8 KURSI 48. JATIM VIII; 10 KURSI

(25)

PEMBAGIAN 560 KURSI

49. JATIM IX; 11 KURSI 61. SULSEL I; 12 KURSI 50. JATIM X; 8 KURSI 62. SULSEL II; 12 KURSI 51. BALI; 9 KURSI 63. SULTRA; 5 KURSI

52. NTB; 10 KURSI 64. GORONTALO; 3 KURSI 53. NTT I; 6 KURSI 65. MALUKU; 4 KURSI

54. NTT II; 7 KURSI 66. MALUT; 3 KURSI

55. KALBAR; 10 KURSI 67. PAPUA BARAT; 3 KURSI 56. KALTENG; 6 KURSI 68. PAPUA; 10 KURSI

57. KALTIM ; 7 KURSI 69. KEPRI; 3 KURSI 58. KALSEL; 11 KURSI

59. SULUT; 6 KURSI 60. SULTENG; 6 KURSI

(26)

TAMBAHAN 10 KURSI AKIBAT PERTAMBAHAN PDD ATAU PEMEKARAN

1. SULBAR; 3 KURSI

2. JABAR; 1 KURSI

3. JATENG; 1 KURSI

4. JATIM; 1 KURSI

5. SUMUT ; 1 KURSI

6. LAMPUNG ; 1 KURSI

7. SUMSEL; 1 KURSI

8. KALTIM; 1 KURSI

SUMBER; MEDIA INDONESIA SENIN 3 MARET 2008

(27)

ISU-ISU STRATEGIS

Syarat domisili calon DPD cukup di NKRI;

Syarat bukan pengurus parpol dalam empat tahun terakhir ditiadakan

Jumlah kursi DPRD Provinsi 35-100, usulan RUU 30-90

Syarat domisili calon anggota DPR/D termasuk mereka yang di luar negeri.

Ada usul utk DPD dan DPR, yang pernah

memperoleh minimal 10% suara bisa menjadi calon tanpa harus mencari syarat dukungan.

(28)

TAHAPAN PEMILU

Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih (Untuk proses pemutakhiran data pemilih ada kewajiban bagi Pemerintah dan

penyelenggara Pemilu untuk secara aktif menyelenggarakan proses pemutakhiran data pemilih tersebut);

Pendaftaran peserta pemilu;

Penetapan peserta pemilu;

Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;

Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota;

Masa kampanye (tenggang waktu berlakunya kampanye yang ditetapkan dalam undang-undang ini);

Masa tenang;

Pemungutan dan penghitungan suara;

Penetapan hasil pemilu; dan

Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

(29)

SISTEM PEMILU

DPR: proporsional dengan daftar calon terbuka;

DPD: sistem distrik berwakil banyak.

(30)

SYARAT PARPOL IKUT PEMILU

Persyaratan umum:

Berstatus badan hukum;

Kepengurusan di 2/3 provinsi;

Kepengurusan di 2/3 kabupaten/kota di provinsi ybs;

30% perempuan dalam kepengurusan tingkat pusat;

Anggota 1/1.000 atau 1.000 orang pada setiap kepengurusan;

Kantor tetap kepengurusan;

Mengajukan nama dan tanda gambar ke KPU.

(31)

SYARAT CALON ANGGOTA DPD

WNI minimal 21 tahun;

Bertakwa

Bertempat tinggal di wilayah NKRI;

Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia;

SMA atau sederajat.

Setia kepada Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita Proklamasi;

Tidak pernah dihukum berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan berat.

Sehat jasmani dan rohani;

Terdaftar sebagai pemilihan;

(32)

SYARAT CALON ANGGOTA DPD

Bersedia bekerja penuh waktu;

Bersedia tidak rangkap jabatan yang bersumber dari APBN/APBD;

Bersedia untuk tidak menduduki jabatan struktural pada

lembaga pendidikan swasta, tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, PPAT, dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat

menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPD sesuai peraturan perundang- undangan;

Dicalonkan hanya untuk satu lembaga perwakilan dan satu daerah pemilihan;

Memenuhi dukungan minimal.

(33)

DUKUNGAN MINIMAL DPD

Sampai dengan satu juta orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit seribu pemilih;

Lebih dari satu juta sampai dengan lima juta orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit dua ribu pemilih;

Lebih dari 5 juta sampai dengan 10 juta orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 3.000 pemilih;

Lebih dari 10 juta sampai dengan 15 juta orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit 4.000 pemilih;

Lebih dari 15 juta orang harus mendapat dukungan dari paling sedikit lima ribu pemilih.

Dukungan tersebar di 50% dari jumlah kabupaten/kota di provinsi ybs.

(34)

DOKUMEN PARPOL UNTUK MENDAFTAR KE KPU

Berita negara yang memuat tanda terdaftar sebagai badan hukum;

Keputusan pengurus pusat tentang pengurus tingkat provinsi dan kabupten/kota;

Surat keterangan pengurus pusat tentang alamat dan kantor tetap pengurus provinsi dan kabupaten/kota;

Surat keterangan dari pengurus pusat mengenai 30%

kepengurusan perempuan;

Surat keterangan dari Depkum HAM tentang pendaftaran nama, lambang, dan tanda gambar;

Surat keterangan dari KPU mengenai perolehan kursi.

(35)

PEMILIH

Kewajiban penyelenggara pemilu untuk

mendaftar WNI yang punya hak memilih.

(36)

SISTEM PEMILIHAN DPR DAN DPRD

UU 12/2003: Sistem Proporsional dengan Daftar Terbuka (tidak Murni). Calon terpilih bila memenuhi BPP. Bila tidak, kembali ke nomor urut.

RUU: Sistem Proporsional Terbuka

Terbatas – Calon terpilih bila memperoleh

minimal 25% dari BPP. Bila tidak, kembali

ke nomor urut.

(37)

CALEG YG MENCAPAI BPP PADA PEMILU ANGGOTA DPR 2004

No.

Urut Partai Nama Caleg Suara % Daerah

Pemilihan BPP 1 PKS DR. M. HIDAYAT NUR WAHID, MA 262.019 112.8 DKI JAKARTA II 232.355 1 GOLKAR H. SALEH DJASIT, SH 195.348 104.0 RIAU 187.883

Sumber : Research CETRO

(38)

TINGKAT PEROLEHAN SUARA CALON

Sumber : Research CETRO 070513

NO. PARTAI MENCALONKAN DI DP

DP YANG CALONNYA

MENCAPAI 25% DP YANG CALONNYA

TIDAK MENCAPAI 25% DP YANG MEMPEROLEH KURSI

DP % DP % DP %

1 GOLKAR 69 42 60.9% 27 39.1% 69 100%

2 PDIP 69 15 21.7% 54 78.3% 63 91%

3 PKB 69 14 20.3% 55 79.7% 30 43%

4 DEMOKRAT 69 5 7.2% 64 92.8% 52 75%

5 PPP 69 3 4.3% 66 95.7% 52 75%

6 PKS 69 11 15.9% 58 84.1% 38 55%

7 PAN 69 7 10.1% 62 89.9% 52 75%

8 PBR 68 0 0 68 100% 14 21%

(39)

ALOKASI KURSI UNTUK DAERAH PEMILIHAN

UU 12/2003: Alokasi kursi untuk setiap daerah pemilihan 3-12 kursi;

RUU: Mempertahankan alokasi 3-12 kursi.

Golkar mengusulkan 3-6, PDIP 3-7, PKB 3-

10 kursi.

(40)

SYARAT PARPOL IKUT PEMILU

UU 12/2003: pengurus lengkap di 2/3 jumlah provinsi, 2/3 dari jumlah kabupten/kota dari provinsi ybs,

anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah penduduk dari setiap

kepengurusan.

RUU: pengurus lengkap di 2/3 jumlah provinsi, 2/3 dari jumlah kabupaten/kota, 30% keterwakilan

perempuan, memiliki 1.000 anggota atau 1/1.000 jumlah penduduk pada setiap kepengurusan di kabupten/kota.

(41)

SYARAT PESERTA PEMILU

Pemilu 2004

Pengurus lengkap di 2/3 Provinsi

Punya pengurus di 2/3 Kab/ Kota setiap

provinsi.

Punya anggota minimal 1.000 atau 1/1.000

jumlah penduduk pada setiap kab/kota (KTA)

Pemilu 2009

Pengurus lengkap di 2/3 provinsi

Punya pengurus lengkap di 2/3 Kab/ Kota

Punya anggota minimal 1.000 atau 1/1.000

jumlah penduduk pada setiap kab/kota (KTA)

(42)

JUMLAH KURSI DPR DAN DPRD

RUU menggagas peningkatan jumlah kursi DPR dari 550 menjadi 560.

Masih ada tiga alternatif: 550, 553, 560.

Jumlah kursi DPRD provinsi sama: 35-100.

Untuk kabupaten/kota juga sama: 20 – 45.

(43)

JUMLAH KURSI DPR

Jumlah kursi anggota DPR pada setiap provinsi merupakan perwujudan DPR sebagai perwakilan penduduk (Pasal 22 RUU).

Penetapan alokasi kursi anggota DPR untuk setiap provinsi dilakukan berdasarkan hasil pembagian antara jumlah

penduduk dengan angka kesetaraan nasional.

Angka kesetaraan nasional: jumlah penduduk Indonesia dibagi jumlah kursi DPR.

Bagi Provinsi Papua, Papua Barat, dan NAD, jumlah kursi DPR sama dengan jumlah kursi pada Pemilu 2004 (Pasal 24 RUU).

(44)

DAERAH PEMILIHAN

DP anggota DPR: provinsi atau bagian

provinsi (Pasal 27)

(45)

SYARAT CALEG

WNI 21 tahun;

Bertakwa kepada Tuhan YME;

Bertempat tinggal di wilayah NKRI (termasuk di luar negeri);

Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia;

SMA atau sederajat;

(46)

JUMLAH KURSI DPRD PROVINSI

Jumlah penduduk sampai dengan 1 juta: 35 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 1 juta s/d 3 juta: 45 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 3 juta s/d 5 juta: 55 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 5 juta s/d 7 juta: 65 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 7 juta s/d 9 juta: 75 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 9 juta s/d 11 juta: 85 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 11 juta: 100 kursi.

(47)

JUMLAH KURSI DPRD KABUPATEN/KOTA

Jumlah penduduk s/d 100.000: 20 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 100.000 s/d 200.000: 25 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 200.000 s/d 300.000: 30 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 300.000 s/d 400.000: 35 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 400.000 s/d 500.000: 40 kursi;

Jumlah penduduk lebih dari 500.000 s/d 1 juta: 45 kursi.

Jumlah penduduk lebih dari 1 juta: 50 kursi (tentatif)

(48)

NILAI KURSI

Nilai kursi anggota DPR: jumlah penduduk

nasional dibagi 560 (angka kesetaraan nasional);

Nilai kursi anggota DPRD provinsi: jumlah

penduduk provinsi yang bersangkutan dibagi jumlah kursi (angka kesetaraan kursi);

Nilai kursi anggota DPRD kabupten/kota: jumlah penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan dibagi jumlah kursi (angka kesetaraan kursi).

(49)

TATA CARA PENGAJUAN CALON

Parpol peserta pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Seleksi bakal calon dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik.

Bakal calon disusun dalam daftar calon oleh masing-masing partai politik.

Daftar bakal calon anggota DPR ditetapkan oleh pengurus pusat partai politik peserta pemilu.

Daftar bakal calon anggota DPRD provinsi ditetapkan oleh pengurus partai politik peserta pemilu tingkat provinsi.

Daftar bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh pengurus partai politik peserta pemilu tingkat kabupaten/kota.

Daftar bakal calon memuat paling sedikit 30 % keterwakilan perempuan.

Daftar bakal calon memuat sebanyaknya 120% dari jumlah kursi dari setiap DP.

Nama-nama calon disusun berdasarkan nomor urut (menunggu hasil lobi sistem pemilu dan 30% keterwakilan perempuan).

(50)

ELECTORAL THRESHOLD

Electoral threshold: ambang batas untuk mengikuti pemilu berikutnya.

UU 12/2003: 3% jumlah kursi DPR, 4% jumlah kursi DPRD yang tersebar di ½ dari jumlah provinsi seluruh Indonesia, atau 4%

jumlah kursi DPRD yang tersebar di ½ jumlah kabupten/kota seluruh Indonesia (untuk Pemilu 2009).

RUU: 5% jumlah kursi DPR, 5% jumlah kursi DPRD yang tersebar di ½ dari jumlah provinsi seluruh Indonesia, atau 5% jumlah kursi DPRD yang tersebar di ½ jumlah kabupten/kota seluruh Indonesia (untuk Pemilu 2014).

Untuk Pemilu 2009 7 parpol dipastikan lolos ikut pemilu, yaitu Golkar, PDIP, PPP, PKB, PD, PAN, dan PKS, karena memperoleh 3% kursi di DPR.

Kelemahan ET: Didasarkan pada perhitungan hasil pemilu lima tahun sebelumnya, menyebabkan parpol bubar, kurang adil bagi parpol baru.

(51)

ELECTORAL THRESHOLD

LOLOS THRESHOLD 1999 LOLOS THRESHOLD 2004

URUTNO. PARTAI SUARA % KURS

I % NO.

URUT PARTAI SUARA % KURS

I %

11 PDI

PERJUANGAN 35,706,618 33.7% 153 33.12

% 20 GOLKAR

24,480

,757 21.6% 127 23.1%

33 GOLKAR 23,742,112 22.4% 120 25.97

% 18 PDI

PERJUANGAN

21,026

,629 18.5% 109 19.8%

9 PPP 11,330,387 10.7% 58 12.55

% 5 PPP 9,248,764 8.2% 58 10.5%

35 PKB 13,336,963 12.6% 51 11.04

% 9 P. DEMOKRAT 8,455,225 7.5% 56 10.2%

15 PAN 7,528,936 7.1% 34 7.36% 13 PAN 7,303,324 6.4% 53 9.6%

22 PBB 2,050,039 1.9% 13 2.81% 15 PKB

11,989

,564 10.6% 52 9.5%

            16 PKS 8,325,020 7.3% 45 8.2%

(52)

PARLIAMENTARY THRESHOLD

Ada usulan untuk menetapkan parliamentary threshold, yaitu ambang batas untuk mengirimkan wakil rakyat di parlemen.

Dipandang lebih baik dari konsep electoral threshold.

Keunggulan PT: yang penting jumlah parpol di parlemen, tidak sekadar jumlah parpol yang ikut pemilu; tidak

menyebabkan parpol bubar; lebih adil karena parpol tidak dalam garis start yang sama; mencegah petualang parpol.

Kelemahan: parpol kehilangan kursi bila tidak mencapai persentase tertentu.

Golkar dan PDIP mendukung gagasan parliamentary threshold.

(53)

PENETAPAN PEROLEHAN SUARA

UU 12/2003: Penetapan hasil pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD dilakukan secara nasional oleh KPU.

RUU: Perolehan suara parpol untuk calon anggota DPR dan DPD ditetapkan oleh KPU.

Perolehan suara parpol untuk calon anggota DPRD provinsi ditetapkan oleh KPU provinsi.

Perolehan suara parpol untuk calon anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota.

Konsekuensi perubahan: objek sengketa hasil pemilu berubah, tidak lagi hanya keputusan KPU, tetapi juga keputusan KPU provinsi dan KPU kabupten/kota.

(54)

SUARA SAH

UU 12/2003: suara sah bila mencoblos (1) tanda gambar parpol atau (2) tanda

gambar parpol dan calon sekaligus;

RUU: tanda coblos dalam kolom nama calon di atas tanda gambar parpol.

Prinsip ini sesuai dengan penentuan calon terpilih, yaitu mendapatkan suara

terbanyak.

(55)

PENGHITUNGAN SUARA

UU 12/2003: Penghitungan suara dilakukan di TPS, PPS, PPK, KPU kabupaten/kota, KPU provinsi, dan KPU;

RUU: penghitungan suara berhenti pada tingkat pemilihan. Untuk pemilihan DPRD provinsi di KPU provinsi, untuk DPRD kabupaten/kota di KPU

kabupaten/kota.

RUU: penghitungan suara ditiadakan di PPS.

PPS hanya mengumumkan hasil penghitungan suara di tiap TPS.

(56)

PENETAPAN KURSI DPR

Perolehan kursi untuk anggota DPR

ditetapkan dengan cara membagi jumlah perolehan suara yang telah ditetapkan oleh KPU dengan angka BPP.

BPP ditetapkan dengan cara membagi jumlah perolehan suara parpol peserta

pemilu secara nasional untuk anggota DPR

dengan jumlah kursi anggota DPR.

(57)

PENETAPAN KURSI DPRD PROVINSI

Perolehan kursi parpol untuk anggota DPRD provinsi ditetapkan dengan cara membagi jumlah perolehan suara yang

telah ditetapkan oleh KPU provinsi dengan angka BPP.

BPP ditetapkan dengan cara membagi jumlah perolehan suara parpol untuk

pemilihan anggota DPRD provinsi dengan

jumlah kursi anggota DPRD provinsi.

(58)

PENETAPAN KURSI DPRD KABUPATEN/KOTA

Perolehan kursi parpol untuk anggota DPRD

kabupaten/kota ditetapkan dengan cara membagi jumlah perolehan suara yang telah ditetapkan

oleh KPU kabupaten/kota dengan angka BPP.

BPP ditetapkan dengan cara membagi Jumlah perolehan suara parpol untuk pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota dengan jumlah kursi

anggota DPRD kabupaten/kota.

(59)

MONEY POLITICS DALAM KAMPANYE

Dalam hal ditemukan dugaan yang cukup bahwa pelaksana kampanye menjanjikan atau memberi uang atau materi lainnya kepada peserta

kampanye supaya tidak menggunakan hak

pilihnya, atau memilih peserta pemilu tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah, dikenakan sanksi hukum sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

(60)

MONEY POLITICS DALAM KAMPANYE

Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap perkara politik uang sebagai dasar KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota untuk:

membatalkan nama calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dari daftar calon tetap;

membatalkan penetapan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota sebagai calon terpilih.

(61)

PERKEMBANGAN TERAKHIR

Materi yang alot diperdebatkan:

Jumlah kursi di DPR;

Jumlah kursi di setiap DP;

ET atau PT;

Penentuan calon terpilih;

Tata cara (mekanisme) pemberian suara.

(62)

A. ISU-ISU CRUCIALS PEMILU

1. Jumlah kursi yg diperebutkan di setiap daerah pemilihan

2. Pembagian sisa suara

3. Electoral Treshold untuk ikut Pemilu yad

4. Parliamentary Treshold

5. Penetapan calon terpilih

6. Cara memilih

(63)

E. Implikasi putusan MK 05/PUU/thn 2007

1. Keberadaan calon KDH & Wkl. KDH dari perseorangan (Independent),

2. Persaingan calon perseorangan dgn calon Parpol,

3. Penerapan/implementasi syarat

dukungan bagi calon perseorangan,

4. Hub. Calon perseorangan dgn Parpol jika terpilih sbg KDH & kaitannya dlm penyelenggaraan pemerintahan.

(64)

F. Permasalahan Pilkada

a. Penduduk yg berhak memilih tdk terdaftar,

b. Penduduk yg belum berhak memilih terdaftar sebagai pemilih,

c. Penduduk yg sudah terdaftar tdk menerima kartu pemilih,

d. Penduduk yg bukan warga negara Indonesia di daftar sebagai pemilih,

e. KTP ganda atau daftar pemilih ganda.

1. Permasalahan dlm pendaftaran pemilih 1. Permasalahan dlm pendaftaran pemilih

(65)

a.

Ijazah palsu;

b.

Pengajuan dari Parpol yg bermasalah (pengurus ganda);

c.

Dugaan terlibat kasus pidana;

d.

KPUD tidak netral;

e.

Prosedur penetapan calon tidak sesuai dgn peraturan perundang-undangan.

2. 2. Permasalahan dlm pendaftaran dan Permasalahan dlm pendaftaran dan

penetapan calon KDH dan Wakil KDH

penetapan calon KDH dan Wakil KDH

(66)

a.

Kampanye dini,

b.

Money politik,

c.

Black campaign,

d.

Kampanye anarkhis,

e.

Pengerahan birokrasi,

f.

Penggunaan fasilitas negara.

3. 3. Permasalahan dalam kampanye Permasalahan dalam kampanye

(67)

a. Penggelebungan surat suara;

b. Pemilih WNA;

c. Penduduk tdk terdaftar memaksa ikut memilih dgn hanya menggunakan KTP;

d. Pasangan calon tdk menugaskan saksi pada sebagian TPS;

e. Aksi kerusuhan;

f. Bencana Alam.

4. 4. Permasalahan dalam pemungutan dan Permasalahan dalam pemungutan dan penghitungan suara.

penghitungan suara.

(68)

a. Penetapan calon terpilih tdk memenuhi quorum,

b. Adanya tuntutan dari pasangan calon yg kalah.

c. DPRD tdk mengajukan pasangan calon yg ditetapkan KPUD kpd Presiden,

d. Gubernur tdk mengajukan pasangan calon yg ditetapkan KPUD kpd Mendagri (KDH dan Wakil KDH Kab/Kota).

5. 5. Permasalahan dlm penetapan pasangan Permasalahan dlm penetapan pasangan calon dan pengesahan calon terpilih.

calon dan pengesahan calon terpilih.

(69)

G.Upaya mengantisipasi permasalahan Pilkada

a. Sosialisasi;

b. Berkordinasi dgn Dinas Kependudukan & Capil dgn melibatkan unsur Camat, Kepala Desa/Lurah, dan RT/RW;

c. Penertiban KTP ganda penduduk.

1. Dalam Pendaftaran Pemilih

(70)

a. KPUD harus teliti dan tegas;

b. KPUD berkoordinasi dgn

instansi/lembaga terkait dlm klarifikasi pasangan calon,

c. KPUD harus netral dan tdk berpihak;

2. Upaya mengantisipasi permasalahan dlm 2. Upaya mengantisipasi permasalahan dlm pendaftaran dan penetapan calon KDH pendaftaran dan penetapan calon KDH

dan Wakil KDH

dan Wakil KDH

(71)

a. Sosialisasi;

b. Sangsi tegas;

c. Deklarasi Kampanye damai;

d. Koordinasi dgn aparat terkait mengenai keamanan & ketertiban pelaksanaan kampanye;

e. Pemda melarang semua aparatur untuk kampanye & menggunakan fasilitas negara dlm kampanye pasangan calon.

3. 3. Upaya mengantisipasi permasalahan dlm Upaya mengantisipasi permasalahan dlm kampanye

kampanye

(72)

a.

Pelatihan anggota KPPS;

b.

Koordinasi dgn instansi terkait,

c.

Panwas harus tegas dlm menegakkan per-UU-an;

4. 4. Upaya mengantisipasi permasalahan Upaya mengantisipasi permasalahan dlm pemungutan dan penghitungan dlm pemungutan dan penghitungan

suara.

suara.

(73)

a. KPUD harus netral & tdk berpihak kepada salah satu pasangan tertentu;

b. KPUD harus transparan terhadap pasangan calon mengenai pelaksanaan & hasil pemungutan & penghitungan suara,

c. KPUD melakukan koordinasi & konsultasi dgn DPRD & Gubernur secara intensif ttg pelaksanaan & hasil pemilihan.

5. 5. Upaya mengantisipasi permasalahan dlm Upaya mengantisipasi permasalahan dlm penetapan pasangan calon dan

penetapan pasangan calon dan pengesahan calon terpilih.

pengesahan calon terpilih.

(74)

H. Mekanisme Penyelesaian Permasalahan Pilkada

1.

Konsistensi terhadap per-UU-an,

2.

Tdk memihak & tdk diskriminatif,

3.

Penyelesaian melalui mekanisme surat menyurat secara tertulis,

4.

Penjelasan melalui media massa,

5.

Persuasi kpd masyarakat,

6.

Penyelesaian hukum.

(75)

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

(76)

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Amiin.

Hatur Nuhun Hatur Nuhun

(77)

TERIMAKASIH TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau Mohon Maaf Kalau

Kurang Kurang

Memuaskan!!!!

Memuaskan!!!!

Gambar

gambar parpol dan calon sekaligus;

Referensi