• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR TIAMFENIKOL DALAM SEDIAAN SUSPENSI KERING (DRY SYRUP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR TIAMFENIKOL DALAM SEDIAAN SUSPENSI KERING (DRY SYRUP) "

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Judul topik: Validasi metode penentuan konsentrasi thiamphenicol dalam suspensi kering (sirup kering) menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan, semua yang aku lalui adalah berkat doa dan air matamu di setiap sujud. Ucapan terima kasih yang tiada habisnya kami sampaikan kepada orang tua tercinta, ayah, ibu, Hairuddin dan Armiyetti, suami dan putri tercinta, Risqi Nofrianto dan Shazia Hurul Aini, serta adik-adiknya Muhammad Sepriansyah, S.E dan Muhammad Trihendio, S.Pd yang telah memberikan doa, semangat. , kebaikan, motivasi dan materi demi kesuksesan penulis.

Diana Agustin, S.Si, M.M, Apt selaku pembimbing II yang telah membimbing, memberikan motivasi, memberi nasihat dan membimbing serta dengan sabar membimbing penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis, serta para analis ketenagakerjaan STIFI yang memfasilitasi penulis dalam penyusunan skripsi. Suami/istri Struktural BBPOM Padang serta dosen pembimbing dan rekan-rekan laboratorium terapi yang telah bekerjasama, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Rekan-rekan angkatan 2016 dan kawan-kawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Metode standar penentuan kadar tiamfenikol dalam bentuk sediaan jadi belum terdapat dalam Farmakope Indonesia, melainkan dalam Farmakope Cina tahun 2010 dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan validasi penentuan kadar thiamphenicol dalam suspensi kering (sirup kering) yang dikembangkan dari metode penentuan kadar thiamphenicol dalam kapsul menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang disesuaikan dengan parameter validasi. melakukan yaitu spesifikasi, akurasi, presisi, linearitas serta pengukuran batas deteksi dan batas kuantisasi. Apakah metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) untuk penentuan kadar tiamfenikol dalam sediaan suspensi kering (sirup kering) memenuhi syarat uji validasi metode dengan parameter spesifikasi, presisi, akurasi, linieritas serta pengukuran batas deteksi dan batas kuantifikasi?

Kadar thiamphenicol dalam sirup kering dapat ditentukan dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Untuk mengetahui validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk penentuan kadar thiamphenicol pada sediaan suspensi kering (sirup kering) agar memenuhi persyaratan uji validasi dengan parameter spesifikasi, presisi, akurasi, linearitas serta pengukuran batas deteksi dan batas kuantitatif. Untuk mengetahui kadar thiamphenicol pada sediaan sirup kering menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC).

Penelitian ini melakukan penelitian yang berkaitan dengan validasi metode analisis penentuan kandungan thiamphenicol dalam sediaan suspensi kering (sirup kering) sebagai data otentik dari hasil pengukuran, sehingga dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif serta sebagai bahan rutin. analisis.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Sejarah Antibiotika
  • Penggolongan Antibiotika
  • Monografi Tiamfenikol
  • Monografi Tiamfenikol Kapsul dalam Farmakope China 2010
  • Suspensi
  • Validasi Metode
  • Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Siapkan larutan uji dengan melarutkan sejumlah isi campuran kapsul yang setara dengan 1 mg thiamphenicol dalam 1 mL fase gerak dan disaring. Penentuan konsentrasi dengan menimbang secara akurat dan melarutkan sejumlah zat sampel yang setara dengan 0,1 g tiamfenikol dalam 100 mL fase gerak dalam labu takar. Pipet 5,0 mL filtrat secara akurat ke dalam labu takar 50 mL, encerkan dengan fase gerak hingga tanda batas.

Siapkan larutan standar tiamfenikol dengan menimbang secara akurat kira-kira 0,1 g ke dalam labu takar 100 ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda batas. Pipetkan 5,0 ml larutan secara akurat ke dalam labu takar 50 ml, encerkan dengan fase gerak hingga tanda batas. Kondisi HPLC menggunakan kolom silika gel yang diikat pada oktadesilsilan dengan fase gerak campuran air:asetonitril (4:1).

Kromatografi penukar ion merupakan suatu metode pemurnian yang menggunakan fasa diam yang dapat menukarkan anion atau kation dengan fasa gerak. Instrumen HPLC terdiri dari enam bagian yaitu wadah fase gerak (reservoir), pompa (pump), tempat injeksi sampel (injector), kolom (column), detektor PDA (Photo Diode Array Detector) dan perekam (recorder). Fase gerak atau eluen biasanya terdiri dari campuran pelarut yang dapat dicampur bersama untuk berperan dalam elusi dan resolusi.

Tabel 1. Parameter yang dibutuhkan untuk validasi prosedur analisis  Karakteristik
Tabel 1. Parameter yang dibutuhkan untuk validasi prosedur analisis Karakteristik

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Sekitar 125 mg standar referensi tiamfenikol BPFI yang ditimbang secara hati-hati ditempatkan dalam labu ukur 100 ml dan kemudian dilarutkan dengan pelarut sampai tanda tera. Larutan standar 0,050 mg/mL dibuat dengan memipet 2,0 ml larutan standar stok, memasukkannya ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan pelarut hingga tanda batas dan menghomogenkan. Larutan standar 0,075 mg/mL dibuat dengan memipet 3,0 mL larutan standar stok, dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, ditambahkan pelarut hingga tanda batas dan dihomogenisasi.

Larutan standar 0,100 mg/ml dibuat dengan memipet 4,0 ml larutan standar stok, dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan pelarut hingga tanda batas dan menghomogenisasi. Larutan standar 0,125 mg/ml dibuat dengan memipet 5,0 ml larutan standar stok, dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan pelarut hingga tanda batas dan menghomogenisasi. Larutan standar 0,150 mg/ml dibuat dengan memipet 6,0 ml larutan standar stok, dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan pelarut hingga tanda batas dan menghomogenisasi.

Timbang ekuivalen 5 ml larutan sampel stok sebanyak kurang lebih 5,419 gram, masukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian encerkan dengan 50 ml pelarut dan sonikasi selama 15 menit hingga larut, kemudian encerkan dengan pelarut hingga titik. . Kemudian 4,0 mL larutan dipipet ke dalam labu takar 50 mL, dilarutkan, dan dihomogenisasi dengan pelarut sampai titik tertentu sehingga diperoleh larutan sampel dengan konsentrasi 0,1 mg/mL. Larutan sampel spike 80% dibuat dengan cara menimbang kurang lebih 0,304 gram larutan sampel stok ke dalam labu ukur 20 mL, kemudian dipipet 5,0 mL larutan standar stok ke dalam labu ukur 20 mL yang berisi larutan sampel induk, kemudian dilarutkan dengan 10 mL. pelarut dan disonikasi selama 15 menit sampai larut lalu diencerkan dengan pelarut sampai tanda tera.

Larutan sebanyak 4,0 ml dipipet ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan dihomogenisasi dengan pelarut sampai tanda tera. Larutan sampel berduri 100% dibuat dengan menimbang kira-kira. Larutan sampel induk sebanyak 0,759 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 20 ml, kemudian dipipet 6,0 ml larutan standar induk ke dalam labu ukur 20 ml yang berisi larutan sampel induk, kemudian dilarutkan dengan 10 ml pelarut dan sonikasi selama 15 menit hingga larut , lalu encerkan dengan pelarut sampai tanda . Larutan sampel yang ditambahkan 120% dibuat dengan menimbang kira-kira. Larutan sampel stok sebanyak 0,910 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 20 ml, kemudian dipipet 7,0 ml larutan standar stok ke dalam labu ukur 20 ml yang berisi larutan sampel stok, kemudian dilarutkan dengan pelarut 10 ml dan.

Metode penentuan: Larutan standar dari seri 0,100 mg/ml disuntikkan hingga 10 μl ke dalam HPLC dalam kondisi analitik yang telah ditentukan. Dalam uji linieritas, larutan standar serial digunakan dan 0,150 mg/ml hingga 10 μl disuntikkan ke dalam sistem HPLC, dan persamaan regresi serta koefisien korelasi dihitung.

Analisis Data

Simpangan baku relatif (SBR) yang dihasilkan untuk analit dalam matriks sampel > 1% memberikan simpangan baku relatif sebesar ≤ 2,7% (Latimer, 2016). Untuk menentukan keakuratan metode digunakan standar deviasi dan standar deviasi relatif yang dinyatakan dalam persentase (Latimer, 2016). Uji akurasi dilakukan pada tiga rentang konsentrasi, yaitu rentang konsentrasi rendah sedang dan tinggi, yang dinyatakan dalam persentase (%) perolehan kembali (R) (Latimer, 2016).

Batas kuantitatif merupakan batas terkecil konsentrasi analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria keakuratan dan ketelitian (Harmita. 2014). Data yang diperoleh dari luas kromatogram sampel suspensi tiamfenikol kemudian dihitung menggunakan persamaan regresi dari kurva kalibrasi larutan standar batch.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Hasil Uji Bobot Jenis
  • Hasil Uji Kesesuaian Sistem (UKS)
  • Hasil Uji Spesivisitas
  • Hasil Kurva Kalibrasi dan Linearitas
  • Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
  • Hasil Uji Penetapan Kadar
  • Hasil Uji Presisi

Uji spesifisitas dilakukan dengan membandingkan kromatogram standar thiamphenicol BPFI dengan sampel suspensi thiamphenicol menggunakan kondisi HPLC yang telah ditentukan. Interpretasi dari hasil uji spesifisitas adalah tidak ada kromatogram yang mempunyai waktu retensi yang sama dengan waktu retensi standar tunggal dan waktu retensi standar acuan tiamfenikol BPFI menunjukkan waktu retensi yang sama dengan sampel suspensi tiamfenikol. Kurva kalibrasi dan linearitas standar acuan ditentukan dengan mengukur 1 rangkaian larutan standar acuan dengan lima konsentrasi berbeda.

Nilai batas deteksi dan batas kuantifikasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi standar tiamphenicol, nilai pengukurannya akan sama dengan nilai b pada persamaan regresi tiamphenicol Y x sedangkan simpangan baku kosongnya adalah sama dengan simpangan baku sisa (Sy/ x). Presisi adalah ukuran pengulangan suatu metode analisis dan biasanya dinyatakan dalam deviasi standar relatif (SBR) atau deviasi standar relatif (RSD).

Pembahasan

Hasil uji berat jenis diperoleh dari hasil penimbangan sampel menggunakan piknometer, dibagi dengan menimbang air menggunakan piknometer yang sama, dikalikan berat jenis air. Perhitungan berat jenis dilakukan untuk mengubah larutan menjadi gram sehingga sampel tiamfenikol yang akan diuji dapat ditimbang dalam gram. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji kesesuaian sistem untuk parameter pelat teoritis (N) dengan mean sebesar 5761, faktor ekor dengan mean sebesar 1,323, luas menghasilkan simpangan baku relatif (SBR) sebesar 0,107% dan waktu retensi menghasilkan simpangan baku relatif ( SBR) 0,19.

Untuk nilai simpangan baku relatif (SBR), United State Pharmacopeia (USP) menetapkan SBR ≤ 1% untuk 5 kali pengulangan suntikan standar dengan jumlah komponen utama. Hasil uji spesifisitas menunjukkan bahwa metode yang digunakan memenuhi syarat yaitu dapat mengukur target analit secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain, sampel menunjukkan waktu retensi dan spektrum yang sama dengan larutan standar. Nilai-nilai yang diperoleh dari kurva kalibrasi juga dapat dijadikan data linieritas dengan melihat data persamaan regresi dan koefisien korelasi.

Sementara itu, batas kuantifikasinya adalah 0,0042 mg/ml, yang menunjukkan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima berdasarkan kondisi operasional metode yang digunakan. Pada uji konsentrasi suspensi tiamfenikol, sampel ditimbang setara dengan 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan dilarutkan dengan pelarut sampai tanda tera. Kadar tersebut kemudian dihitung menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi, sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 101,31.

Dalam pengujian presisi (pengulangan) dengan konsentrasi analit dalam matriks lebih besar dari 1% tetapi kurang dari 10%, standar deviasi relatif (SBR) yang diperlukan kurang dari atau sama dengan 2,7% (AOAC, 1998). Hasil pengujian presisi pada penelitian ini menghasilkan nilai deviasi standar relatif (SBR) sebesar 1,4% untuk kemampuan pengulangan pada 10 kali pengulangan. Semakin kecil nilai simpangan baku relatif (SBR) menunjukkan keakuratan yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara hasil pengujian independen yang diperoleh pada kondisi yang sama.

Hasil pemulihan ketika keakuratan suatu metode mendekati 100% merupakan ukuran seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Hasil uji validasi metode dan penentuan kadar thiamphenicol No. Harmita, 2014) Hasil 1 Kekhususan – Standar waktu retensi.

Tabel 5. Hasil Uji Validasi Metode dan Penetapan Kadar Tiamfenikol  No.  Parameter Validasi     Kriteria Penerimaan
Tabel 5. Hasil Uji Validasi Metode dan Penetapan Kadar Tiamfenikol No. Parameter Validasi Kriteria Penerimaan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Larutkan tiap botol dengan aquades sampai tanda batas, masukkan ke dalam gelas kimia, aduk selama ± 30 menit. Bj zat = (berat piknometer + zat) – berat piknometer kosong x ρ air (berat piknometer + air) – berat piknometer kosong.

Gambar 3. Skema Kerja Validasi Metode Tiamfenikol dalam Sediaan Suspensi Kering  (Dry Syrup) secara KCKT
Gambar 3. Skema Kerja Validasi Metode Tiamfenikol dalam Sediaan Suspensi Kering (Dry Syrup) secara KCKT

Kurva Regresi dan LinearitasTiamfenikol BPFI

Gambar

Tabel 2. Rentang perolehan kembali (recovery) yang diharapkan :  Analit pada matriks sampel (%)  Rata-rata recovery (%)
Tabel  3.  Simpangan  baku  relatif  (repeatability)  yang  diijinkan  pada  setiap  konsentrasi  analit dalam sampel :
Tabel 4. Simpangan baku relatif (reproducibility) yang diijinkan pada setiap konsentrasi  analit dalam sampel :
Tabel 5. Hasil Uji Validasi Metode dan Penetapan Kadar Tiamfenikol  No.  Parameter Validasi     Kriteria Penerimaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Metode dan Penetapan Kadar Validasi metode analisis meliputi uji linieritas dengan metode kurva baku, batas deteksi, batas kuantisasi, presisi dan akurasi