• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS SWOT, IFE, EFE DAN MATRIKS QSPM DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RS XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of ANALISIS SWOT, IFE, EFE DAN MATRIKS QSPM DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RS XYZ"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT, IFE, EFE DAN MATRIKS QSPM DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RS XYZ

Stevani Novita

Program Pascasarjana Magister Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan

e-mail: [email protected] Abstract

XYZ Hospital is a private general hospital, class C, with 100 beds which will serve the community in Bandung and its surroundings. Global challenges and the emergence of a large number of new hospitals have resulted in high competitive intensity for the health services industry. Hospitals must make strategic plans to achieve competitive advantage, maintain survival and anticipate dynamic changes in achieving organizational goals. Strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) analysis and IFE, EFE, TOWS and QSPM matrix analysis techniques can be used in creating appropriate hospital management strategies. This research used descriptive qualitative methods and data was collected from discussions with hospital management, literature review of published documents and internal hospital management data.

The objectives of this research are (1) to identify external and internal factors, (2) to formulate alternative business development strategies, (3) to determine business development strategy priorities. The results show that XYZ hospital must implement an aggressive strategy. The alternative strategy used is SO (using strength to create opportunities), with a priority strategy to increase hospital promotion to companies and agencies that have not yet collaborated.

Keywords: SWOT analysis, IFE, EFE, QSPM matrix, hospital, business development strategy 1. PENDAHULUAN

Industri jasa kesehatan terutama rumah sakit mengalami intensitas persaingan yang tinggi sebagai akibat dari kemunculan rumah sakit baru dalam jumlah yang banyak serta tantangan global [1].

Rumah sakit sebagai sebuah entitas bisnis sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Berbagai aspek dan sektor kehidupan mempengaruhi bisnis rumah sakit, seperti revolusi industri dan teknologi, pandemi, resesi ekonomi global dan lainnya yang membuat bisnis ini tidak terlepas dari dampak persaingan akibat globalisasi [2].

Tekanan persaingan ini menuntut para pelaku industri jasa kesehatan untuk lebih proaktif dan melakukan continuous improvement dalam meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan dengan cara selalu beradaptasi dalam mengatasi lingkungan yang selalu berubah.

Rumah sakit harus bersahabat dan berespon cepat terhadap perubahan ini agar dapat menjadi rumah

sakit pilihan bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan [3].

Rumah Sakit XYZ berada di Kota Bandung dikategorikan awal sebagai Rumah Sakit Umum Swasta Kelas C dengan jumlah tempat tidur sebanyak 100 buah, yang akan melayani masyarakat umum, asuransi kesehatan swasta dan Jaminan Kesehatan Nasional, serta karyawan perusahaan area Kota Bandung dan sekitarnya[4].

Masalah utama dalam penelitian ini adalah keberadaan rumah sakit baru ditengah persaingan bisnis yang sangat ketat. Sebagai pendatang baru di Kota Bandung, RS XYZ akan mengalami persaingan ketat dengan rumah sakit lain yang telah lama ada sebelumnya dan rumah sakit yang baru berdiri, yang akan menjadi latar belakang perumusan strategi pengembangan bisnis yang sesuai. Rumah sakit harus membuat rencana strategis untuk mencapai keunggulan bersaing dan mengantisipasi kondisi yang selalu berubah dalam mencapai tujuan organisasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk

(2)

mengidentifikasi faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi bisnis RS XYZ; (2) untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis RS XYZ; (3) untuk menentukan prioritas strategi pengembangan bisnis RS XYZ.

Ghorbani et, al., menyatakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) dan teknik analisis matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM) dapat digunakan dalam pembuatan strategi manajemen yang tepat [5]. Perencanaan strategik vital bagi organisasi dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya [3].

Analisis SWOT

Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dan berfokus pada faktor internal dan eksternal untuk merumuskan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dalam memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun sekaligus meminimalkan kelemahan dan ancaman[1]–[4] [5,6].

Kekuatan eksternal mempengaruhi jenis produk dan layanan yang ditawarkan, karakteristik segmentasi pasar dan strategi positioning, serta pilihan bisnis yang ingin diperoleh. Analisis internal adalah upaya untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam menjalankan operasional dan mencapai kinerja perusahaan. Faktor strategis internal dapat ditentukan dengan cara membandingkan dan mengevaluasi kinerja masa lalu, industri dan pesaing utama perusahaan [5].

Ada empat jenis strategi yang dapat dikembangkan dengan diagram analisis SWOT, yakni:

1. Strategi SO (mendukung strategi pertumbuhan), strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk mendapatkan peluang yang ada di luar bisnis.

2. Strategi WO (mendukung strategi turn- around), strategi ini bertujuan untuk meminimalkan kelemahan bisnis internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST (mendukung strategi diversifikasi), strategi ini berusaha menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

4. Strategi WT (mendukung strategi defensif), merupakan strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman [6,7].

Matriks IFE

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) adalah alat formulasi strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan area fungsional bisnis, juga menjadi platform untuk mengidentifikasi hubungan antara keduanya [6].

Matriks EFE

Matriks External Factor Evaluation (EFE) adalah alat formulasi strategi yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman, juga digunakan sebagai strategi untuk mengevaluasi informasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan persaingan [6].

Matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM)

QSPM adalah teknik yang menunjukkan strategi alternatif terbaik secara objektif, dengan mengevaluasi strategi alternatif berdasarkan faktor strategis eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Fungsi analisis QSPM adalah untuk menentukan kepentingan penerapan metode yang berbeda secara komparatif. Hasil analisis QSPM adalah signifikansi pemilihan alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Komponen penting dari QSPM adalah pembobotan dari masing-masing faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya serta attractiveness score (AS) dari nilai yang menunjukkan daya tarik relatif untuk setiap strategi yang dipilih. Nilai skor AS tertinggi merupakan solusi alternatif yang menjadi pilihan [5].

Perusahaan membutuhkan matriks yang

(3)

sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang paling tepat. Manajemen strategis sangat diperlukan guna meningkatkan kekuatan, keunggulan bersaing dan pendapatan perusahaan [5].

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menganalisa data primer dan sekunder serta melibatkan beberapa orang pengambil keputusan di RS XYZ untuk mengidentifikasi rencana strategi ke depan. Data primer diperoleh dari diskusi dengan direktur, wakil direktur dan kepala bagian pemasaran serta pengambilan data saat rapat finalisasi rencana strategi RS yang dilakukan mulai tanggal 01 Agustus 2023. Data sekunder diperoleh dari data dari manajemen internal rumah sakit berupa dokumen rencana strategis rumah sakit dan gambaran umum rumah sakit, serta website, media sosial dan dokumen lain yang sudah diterbitkan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan dengan penginputan dan pembobotan menggunakan matriks IFE dan matriks EFE, matriks TOWS, pemilihan strategi dengan menggunakan diagram analisis SWOT, kemudian penentuan prioritas strategi menggunakan matriks QSPM.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah. Untuk pengambilan data primer, dilakukan diskusi dalam rapat finalisasi rencana strategi RS kepada dua orang top management dan satu orang management level 2 sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Sedangkan untuk data eksternal dilakukan diskusi dengan tiga orang anggota konsultan rumah sakit sesuai dengan bidang dan kompetensi yang dimilikinya yang membantu untuk asesmen kelayakan dan penetapan strategi rumah sakit ke depannya. Data sekunder diambil dari website dan media sosial rumah sakit serta dari dokumen lain yang sudah diterbitkan. Teknik analisis yang digunakan adalah: (1) analisis SWOT; (2) Matriks IFE; (3) Matriks EFE; (4) Matriks TOWS; (5) Matriks QSPM.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penilaian dari diskusi, observasi dan analisis data dengan menggunakan beberapa metode analisis yang dirangkum dalam tabel- tabel berikut ini.

Pembobotan faktor internal dan eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja perusahaan, yang diukur dari kontribusi yang dihasilkan dan besarnya usaha. Pembobotan dan rating dilakukan dengan cara yakni masing- masing bobot diberi nilai serta ditentukan peringkatnya (dengan skala 1-4) sesuai dengan besarnya peranan terhadap kinerja rumah sakit.

Pengukuran nilai rating masing-masing faktor dalam bidang-bidang tersebut diatas dilakukan dengan skala sebagai berikut:

 4 = Outstanding untuk variabel positif yaitu pada kekuatan (S) dan peluang (O), poor untuk variabel negatif yaitu pada kelemahan (W) dan ancaman (T).

 3 = Sedang untuk variabel positif, lemah untuk variabel negatif

 2 = Lemah untuk variabel positif, lemah untuk variabel negatif

 1 = Sangat lemah (poor) untuk variabel positif, outstanding untuk variabel negatif.

Untuk kekuatan (S) dan peluang (O), tabel bernilai positif sedangkan kelemahan (W) dan ancaman (T) bernilai negatif. Untuk bobot mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai 0,00 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. Setelah dilakukan evaluasi faktor internal dan eksternal dengan metode pembobotan dan rating diperoleh nilai seperti pada tabel-tabel di bawah ini.

(4)

Tabel 1. Kekuatan (S) RS XYZ [4]

No. Faktor Internal – Kekuatan (S) Bobot (A)

Rating (B)

Nilai

C = AxB Keterangan 1. Pelayanan

 Pelayanan spesialistik 0,09 4 0,36 Pelayanan komprehensif dan paripurna

 Jenis pelayanan unggulan yang belum banyak dimiliki rumah sakit lain

0,08 4 0,32 Pelayanan unggulan

 Mampu memberikan pelayanan yang lengkap dan bermutu dengan biaya yang kompetitif

0,06 3 0,18 Efektivitas dan efisiensi

2. SDM

 Produktivitas SDM baik dan ada mekanisme pemberian reward yang jelas.

0,09 4 0,36 Human resources kunci pokok pelayanan bermutu

3. Keuangan

 Pendanaan yang kuat dan cost recovery semakin meningkat.

0,08 4 0,32 Investasi dan operasional tidak terganggu

 Pengendalian yang baik didukung oleh fasilitas perbaikan

0,03 3 0,09 Sistem akuntansi cukup mendukung

4. Sarana dan Prasarana

 Adanya alat medis yang cukup lengkap dan ada beberapa yang tidak dimiliki rumah sakit lain.

0,04 4 0,16 Menunjang pelayanan

unggulan

 Gedung yang cukup luas dan kokoh, fasilitas penunjang yang lengkap

0,03 3 0,09 Keamanan dan

kenyamanan pelanggan 5. Pemasaran

 Efektivitas pemasaran yang cukup baik dengan tim yang berpengalaman.

0,06 4 0,24 Kemampuan penetrasi

pasar yang sudah mapan 6. Organisasi dan Manajemen Umum

 Struktur organisasi memadai, mekanisme pengendalian organisasi cukup efektif dan delegasi wewenang baik

0,04 2 0,08 Sistem manajemen yang baik sangat penting untuk berjalannya roda organisasi

Jumlah 0,6 2,20

Tabel 2. Kelemahan (W) RS XYZ [4]

No. Faktor Internal – Kelemahan (W) Bobot (A)

Rating (B)

Nilai

C = AxB Keterangan 1. Pelayanan

 Sistem pelayanan belum terbukti

prima 0,06 1 0,06 Perlu peningkatan mutu

pelayanan

 Koordinasi antar bagian belum terbukti

terpadu 0,03 2 0,06 Perlu komunikasi yang baik

 Pelayanan penunjang medik belum

optimal berjalan. 0,04 1 0,04 Peningkatan kualitas

manajemen di bagian terkait

(5)

2. SDM dan Organisasi

 Sikap, loyalitas dan motivasi karyawan

belum terbukti sesuai harapan 0,04 1 0,04 Perlu pembinaan dan sistem evaluasi yang baik

 Struktur pengembangan karir belum

terbukti jelas. 0,05 2 0,10 Perlu sistem karir yang baik

3. Keuangan

 Masih perlu dukungan modal dari

pemilik 0,03 2 0,06 Evaluasi beban kerja dan

kinerja

 Tarif perlu dukungan penuh dari

dokter. 0,04 2 0,08 Perlu sosialisasi yang baik

4. Sarana dan Prasarana

 Sarana dan prasarana masih tahap

perencanaan 0,03 2 0,06 Sarana ditingkatkan

5 Pemasaran

 Sistem informasi pemasaran belum berjalan, seperti brosur, leaflet belum lengkap.

0,02 2 0,04 Profesionalisme ditingkatkan 6. Organisasi dan Manajemen Umum

 Sistem manajemen dan organisasi

masih mencari bentuk 0,06 1 0,06 Akan disempurnakan

Jumlah 0,4 0,64

Tabel 3. Peluang (O) RS XYZ [4]

No. Faktor Eksternal – Peluang (O) Bobot (A)

Rating (B)

Nilai

C = AxB Keterangan

1. Pelayanan dan Persaingan

 Letak rumah sakit yang dekat kawasan

pemukiman padat 0,08 4 0,32 Pangsa pasar yang besar

 Pengembangan jenis pelayanan baru untuk merebut pasar yang belum tergarap

0,10 4 0,40 Produk baru untuk

memperluas segmen pasar 2 Ekonomi

 Pertumbuhan ekonomi yang mulai stabil

dan cenderung meningkat 0,06 3 0,18 Iklim usaha yang baik

 Pasar yang cukup luas dan tingkat

pertumbuhan cukup tinggi 0,09 4 0,36 Kesempatan yang besar 3. Sosial Budaya

 Meningkatnya kesadaran masyarakat

akan pelayanan kesehatan yang bermutu. 0,07 2 0,14

Dibarengi dengan pelayanan bermutu akan menarik pelanggan

 Adanya rekanan baru berupa yayasan- yayasan sosial/LSM yang bergerak di bidang kesehatan

0,05 3 0,15 Segmen pasar baru dan mendukung misi RS

4. Hukum

 Adanya regulasi baru yang memperbolehkan RS swasta untuk beriklan

0,07 3 0,21 Mendukung promosi RS 5. Teknologi & IPTEK

 Pemakaian teknologi baru yang lebih akurat, minimal-invasive dan angka keberhasilan tinggi

0,09 4 0,36 Menyediakan pelayanan yang masih langka

(6)

6. Politik & Globalisasi

 Stabilitas politik jangka panjang relatif stabil dengan demokratisasi yang lebih dewasa

0,05 3 0,15 Mendukung iklim usaha

 Globalisasi dan China ASEAN Free Trade Agreement memberi peluang tersedianya tenaga kerja yang lebih berkualitas dan produk alat kesehatan yang bersaing

0,04 3 0,12

Meningkatkan kualitas SDM serta produk lebih kompetitif

Jumlah 0,7 2,39

Tabel 4. Ancaman (T) RS XYZ [4]

No. Faktor Eksternal – Ancaman (T) Bobot (A)

Rating (B)

Nilai

C = AxB Keterangan

1. Pelayanan dan Persaingan

 Persaingan dengan rumah sakit di Kota

Bandung dan sekitarnya 0,06 2 0,12 Tantangan berat

2 Ekonomi

 Kondisi krisis ekonomi global yang masih belum terlalu mendukung pertumbuhan ekonomi yang cepat.

0,02 3 0,06 Mempengaruhi investasi dan harga produk obat dan alkes

 Efisiensi biaya untuk pengeluaran kesehatan pada perusahaan-perusahaan rekanan

0,02 2 0,04 Penciutan anggaran kesehatan

 Kenaikan harga obat-obatan dan alat-alat

kesehatan. 0,04 3 0,12 Tidak kompetitif terutama

dengan RS luar negeri 3. Hukum

 Adanya produk hukum berupa Peraturan Daerah yang tidak mendukung iklim usaha.

0,03 4 0,12 Menambah biaya operasional

 Masih ada kerancuan dalam penerapan

Undang-undang Ketenagakerjaan 0,02 4 0,08 Perselisihan dengan tenaga kerja

 Semakin meningkatnya pengawasan

terhadap lingkungan 0,02 4 0,08 Menambah biaya operasional

4. Sosial Budaya

 Meningkatnya bargaining power dari

pelanggan 0,03 3 0,09 Sering disalahgunakan oleh

pelanggan 5. Epidemiologi & Demografi

 Transisi epidemiologis dengan pola

penyakit yang lebih bervariasi 0,03 3 0,09 Beban pelayanan kesehatan 6. Politik

 Suhu politik yang agak labil menjelang

Pilkada dan Pemilu 0,03 4 0,12 Mempengaruhi iklim usaha

Jumlah 0,3 0,92

(7)

Tabel 5. Rekapitulasi perhitungan evaluasi faktor internal (IFE) [4]

No. Faktor Internal

Internal Kekuatan

(S)

Kelemahan (W)

1. Pelayanan 0,86 0,26

2. SDM 0,36 0,14

3. Keuangan 0,41 0,14

4. Sarana dan Prasarana

0,25 0,06

5. Pemasaran 0,24 0,04

6. Organisasi dan Manajemen

0,08 0,06

Jumlah 2,20 0,64

Selisih 1,56

Total IFE 2,84

Tabel 6. Rekapitulasi perhitungan evaluasi faktor eksternal (EFE) [4]

No. Faktor Eksternal

Eksternal Peluang

(O)

Ancaman (T) 1. Pelayanan dan

Persaingan 0,62 0,12

2. Ekonomi 0,54 0,22

3. Sosial Budaya 0,29 0,09

4. Hukum 0,21 0,29

5. Teknologi dan

IPTEK 0,36 -

6. Epidemiologi dan

Demografi - 0,09

7. Politik 0,27 0,12

Jumlah 2,39 0,92

Selisih 1,47

Total EFE 3,31

Dari tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa kekuatan yang dimiliki RS lebih dominan daripada kelemahannya, di sisi lain peluang untuk tumbuh yang dimiliki RS sangat bagus dibandingkan dengan ancamannya, dan secara keseluruhan RS lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan faktor internal.

Tabel 7. Matriks TOWS RS XYZ [4]

RUMAH SAKIT XYZ

KEKUATAN (STRENGTHS ) 1. Pelayanan spesialis

2. Pelayanan unggulan yang tidak dimiliki RS lain

3. Memberikan pelayanan lengkap, bermutu dan biaya kompetitif 4. Produktivitas SDM diharapkan

baik

5. Pendanaan baik dan cost recovery diharapkan tinggi 6. Pengendalian yang baik dan

fasilitas perbaikan 7. Peralatan lengkap 8. Fasilitas gedung baik 9. Efektivitas pemasaran baik 10. Struktur organisasi memadai

dengan delegasi yang baik

KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1. Sistem pelayanan belum terbukti

prima

2. Koordinasi antar bagian belum terbukti terpadu

3. Pelayanan penunjang belum terbukti optimal

4. Sikap, loyalitas dan motivasi SDM masih belum jelas

5. Struktur pengembangan karir belum lengkap

6. Investasi masih dari pemilik 7. Tarif belum disosialisasi penuh ke

dokter

8. Sarana perlu dilengkapi

9. Sistem informasi pemasaran belum lengkap

10. Sistem manajemen dan organisasi belum optimal

(8)

PELUANG (OPPORTUNITIES) 1. Letak RS dekat kawasan pemukiman

padat

2. Pengembangan jenis pelayanan baru 3. Pertumbuhan ekonomi relatif stabil 4. Pasar yang luas dan bertumbuh 5. Meningkatnya kesadaran masyarakat 6. Regulasi baru boleh beriklan 7. Penggunaan teknologi baru 8. Stabilitas politik relatif baik 9. Globalisasi untuk tenaga SDM

berkualitas dan produk murah 10. Adanya rekanan baru yayasan

sosial/LSM.

ASUMSI STRATEGIK: SO 1. Meningkatkan promosi RS ke

perusahaan-perusahaan dan instansi yang belum kerjasama 2. Meningkatkan mutu pelayanan di

segala lini

3. Meningkatkan jenis pelayanan baru yang belum dimiliki RS lain/pelayanan unggulan 4. Membuka klinik-klinik spesialis 5. Meningkatkan profesionalisme

SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.

ASUMSI STRATEGIK: WO 1. Meningkatkan kordinasi antar bagian 2. Meningkatkan pelayanan penunjang

medik

3. Membuat sistem pengembangan karir dan peningkatan motivasi kerja SDM 4. Membuat sistem tarif berdasarkan

unit cost serta sosialisasi ke dokter 5. Membuat billing system serta

administrasi lainnya 6. Membuat sistem informasi

pemasaran agar lebih professional 7. Melengkapi fasilitas sarana/prasarana

RS

8. Membuat sistem manajemen dan organisasi yang efisien efektif ANCAMAN (THREATS)

1. Persaingan dengan RS lokal dan luar negeri.

2. Kondisi ekonomi belum pulih betul 3. Produk-produk Peraturan Daerah

yang tidak mendukung usaha.

4. Kerancuan penerapan UU Ketenagakerjaan

5. Meningkatnya pengawasan isu lingkungan

6. Meningkatnya bargaining power pelanggan

7. Efisiensi biaya kesehatan pada perusahaan-perusahaan

8. Kenaikan harga obat-obat dan alkes 9. Transisi epidemiologis.

10. Suhu politik memanas menjelang Pilkada/Pemilu.

ASUMSI STRATEGIK: ST 1. Membuat promosi RS khususnya

ke daerah-daerah untuk pelayanan unggulan.

2. Membuat efisiensi biaya 3. Membuat sistem pengelolaan dan

pengawasan limbah RS 4. Menawarkan paket-paket

pelayanan yang lebih efisien pada perusahaan-perusahaan

5. Penggunaan obat dan alkes yang efisien dan rasional berdasarkan standar yang berlaku

6. Menambah pengetahuan dan keterampilan SDM dalam menghadapi berbagai macam pola penyakit.

ASUMSI STRATEGIK: WT 1. Melengkapi fasilitas penunjang

medis maupun non-medik.

2. Membuat hubungan kerja yang harmonis dan suasana kerja yang baik untuk menurunkan turn-over karyawan dan meningkatkan kinerja.

3. Mendapatkan alkes yang lebih murah dan standar dari sumber-sumber yang lain

4. Memberikan pelayanan berkualitas, khususnya pelayanan yang lebih berorientasi pada customer relationship.

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT [7]

Jika melihat dari sisi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Sakit dimana Kekuatan lebih besar daripada kelemahan (Selisih 1,56 poin) dan peluang lebih besar daripada ancaman (Selisih 1,47 poin), maka Rumah Sakit XYZ dapat menggunakan strategi

kuadran 1 yang berupa strategi agresif untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Dalam menjalankan strategi agresif perlu memupuk dana yang lebih besar untuk investasi dan pengembangan dalam mengejar pertumbuhan pasar, maka strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan kelebihan dari rumah sakit untuk tetap dapat memanfaatkan peluang yang ada agar dapat berkompetisi dalam market yang berkembang pesat.

Dari data di atas maka dapat diambil beberapa poin utama yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi rumah sakit. Dari matriks TOWS juga akan diambil strategi dari sisi SO (Strengths-Opportunities) yaitu:

a.

Meningkatkan promosi RS ke perusahaan- perusahaan dan instansi yang belum

(9)

b.

Meningkatkan mutu pelayanan di segala lini

c.

Meningkatkan jenis pelayanan baru yang

belum dimiliki RS lain atau pelayanan unggulan

d.

Membuka klinik-klinik spesialis

e. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.

Dari strategi yang sudah disarankan dalam matriks TOWS tersebut akan dilanjutkan dengan menentukan strategi prioritas menggunakan matriks QSPM dimana berhubungan dengan bobot faktor eksternal dan internal utama yang dihubungkan dengan skor daya tarik (AS). Skor daya tarik (AS) dideskripsikan sebagai berikut:

1 = tidak memiliki daya tarik 2 = daya tariknya rendah 3 = daya tariknya sedang 4 = daya tariknya tinggi

Kelima alternatif strategi yang ditetapkan ditentukan skor daya tarik (AS), lalu skor masing- masing faktor akan dikalikan dengan skor daya tarik untuk mendapatkan total nilai daya tarik (TAS).

Dari tabel 8 di bawah ini, didapatkan bahwa strategi terbaik yang dapat diprioritaskan adalah Strategi A (Meningkatkan promosi RS ke perusahaan-perusahaan dan instansi yang belum bekerjasama), kemudian Strategi D (Membuka klinik-klinik spesialis), lalu Strategi E (Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, selanjutnya Strategi B (Meningkatkan mutu pelayanan di segala lini) dan terakhir Strategi C (Meningkatkan jenis pelayanan baru yang belum dimiliki RS lain atau pelayanan unggulan).

Tabel 8. Matriks QSPM RS XYZ Faktor

Nilai

Strategi

Internal A B C D E

Strengths AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Pelayanan spesialistik 0,36 2 0,72 2 0,72 3 0,36 4 1,44 2 0,72

Jenis pelayanan unggulan yang belum banyak

dimiliki rumah sakit lain 0,32 4 1,28 2 0,64 4 0,32 3 0,96 2 0,64

Produktivitas SDM baik dan ada mekanisme

pemberian reward yang jelas. 0,36 3 1,08 4 1,44 2 0,36 2 0,72 4 1,44

Pendanaan yang kuat dan cost recovery

semakin meningkat. 0,32 1 0,32 4 1,28 4 0,32 4 1,28 4 1,28

Efektivitas pemasaran yang cukup baik dengan

tim yang berpengalaman. 0,24 4 0,96 1 0,24 1 0,24 1 0,24 2 0,48

Weakness

Struktur pengembangan karir belum terbukti

jelas. 0,1 1 0,1 4 0,4 1 0,1 4 0,4 4 0,4

Tarif perlu dukungan penuh dari dokter. 0,08 1 0,08 1 0,08 2 0,08 4 0,32 2 0,16 Sistem pelayanan belum terbukti prima 0,06 3 0,18 4 0,24 2 0,06 2 0,12 4 0,24 Koordinasi antar bagian belum terbukti padu 0,06 1 0,06 3 0,18 1 0,06 2 0,12 4 0,24 Sarana dan prasarana masih tahap perencanaan 0,06 4 0,24 1 0,06 4 0,06 4 0,24 4 0,24

Eksternal

Opportunity

Pengembangan jenis pelayanan baru untuk

merebut pasar yang belum tergarap 0,4 4 1,6 2 0,8 4 0,4 4 1,6 4 1,6

Letak rumah sakit yang dekat kawasan

pemukiman padat 0,32 4 1,28 1 0,32 1 0,32 2 0,64 1 0,32

Pasar yang cukup luas dan tingkat pertumbuhan

cukup tinggi 0,36 4 1,44 2 0,72 4 0,36 3 1,08 2 0,72

Pemakaian teknologi baru yang lebih akurat,

minimal-invasive dan angka keberhasilan tingg 0,36 2 0,72 4 1,44 4 0,36 2 0,72 4 1,44

(10)

Adanya regulasi baru yang memperbolehkan

RS swasta untuk beriklan 0,21 4 0,84 1 0,21 2 0,21 2 0,42 1 0,21

Threats

Meningkatnya bargaining power dari

pelanggan 0,09 3 0,27 4 0,36 1 0,09 4 0,36 4 0,36

Persaingan dengan rumah sakit di Bandung dan

sekitarnya 0,12 4 0,48 2 0,24 2 0,12 4 0,48 4 0,48

Kenaikan harga obat-obatan dan alat-alat

kesehatan. 0,12 2 0,24 2 0,24 2 0,12 1 0,12 1 0,12

Adanya produk hukum berupa Perda-Perda

yang tidak mendukung iklim usaha. 0,12 2 0,24 1 0,12 2 0,12 2 0,24 1 0,12

Suhu politik yang agak labil menjelang Pilkada

dan Pemilu 0,12 3 0,36 1 0,12 1 0,12 2 0,24 1 0,12

5,02

5,28

1,96

5,84

5,84

7,47 4,57 2,22 5,9 5,49

Total 12,49 9,85 4,18 11,74 11,33

Priority 1 4 5 2 3

4. KESIMPULAN

Analisis SWOT dan berbagai matriks yang digunakan seperti IFE, EFE dan TOWS menghasilkan beberapa alternatif strategi.

Dengan menggunakan matriks QSPM didapatkan prioritas strategi yang terstruktur secara berturut- turut sebagai berikut: peningkatan promosi RS ke perusahaan-perusahaan dan instansi yang belum bekerja sama, pembukaan klinik-klinik spesialis, peningkatan profesionalisme SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, peningkatan mutu pelayanan di segala lini, dan peningkatan jenis pelayanan baru yang belum dimiliki RS lain atau pelayanan unggulan.

Strategi ini masing-masing memiliki action plan untuk mencapai keunggulan bersaing dan tujuan rumah sakit yang dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 9. Daftar Action Plan

No. Strategi Action Plan

1.

Peningkatan promosi RS ke perusahaan- perusahaan dan instansi yang belum bekerja sama

Menawarkan program medical

check up kepada

perusahaan/instansi, baik medical check up calon karyawan maupun medical check up karyawan rutin

Mengadakan seminar dan workshop kesehatan kepada

Memberikan diskon, fasilitas upgrade kelas rawatan dan penawaran kerjasama operasional dengan perusahaan/instansi

Membuat business plan Catering sehat dengan kecukupan kalori per kali makan terpantau sesuai pedoman gizi seimbang kepada perusahaan/instansi

2.

Pembukaan klinik - klinik spesialis

Menambah jumlah spesialis yang bergabung ke RS

Menambah jenis spesialis dan subspesialis untuk melengkapi semua aspek kesehatan

Membuat area klinik khusus Lifestyle and Wellness Clinic, yang mencakup pelayanan skrining kesehatan, gizi klinik, estetika, dental dan mental health secara terpadu

Memperluas area klinik dan menambah fasilitas umum

3.

Peningkatan profesionalisme SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan

Membuat program pelatihan dan pendidikan untuk melengkapi fasilitas kesehatan di RS, baik untuk tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan

Bekerja sama dengan universitas jejaring dalam meningkatkan jenjang pendidikan tenaga kesehatan

Memberikan subsidi atau membiayai pelatihan SDM dengan

(11)

Membuat pelatihan internal rutin untuk menciptakan SDM yang profesional dan handal

4.

Peningkatan mutu pelayanan di segala lini

Merancang dan

mengimplementasikan indikator mutu nasional dan indikator mutu di tiap unit/divisi/departemen

Menegakkan kepatuhan

implementasi standar prosedur

operasional di tiap

unit/divisi/departemen

Memberikan briefing tentang peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien kepada seluruh karyawan rumah sakit beserta tenaga kerja dari outsourcing

Melakukan edukasi rutin dan kampanye mengenai visi misi, dan nilai rumah sakit

Mempersiapkan diri untuk mengikuti akreditasi Rumah Sakit dengan goals terakreditasi paripurna

5.

Peningkatan jenis pelayanan baru yang belum dimiliki RS lain atau pelayanan unggulan

Membuat pelayanan one-stop- service untuk bidang oncology dan cardiovascular sebagai centre of excellence, baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Merancang program dan mengimplementasikan painless hospital campaign

Membuat pelayanan homecare dan homevisit yang berfokus pada geriatric care dan palliative care, dengan harga bersaing dan pelayanan cepat dan nyaman bagi pasien

Membuat pelayanan geriatric day care

Membuat pelayanan dengan konsep retirement villa in hospital

5. REFERENSI

[1] S. Sirait and K. Sinaga, “Effective BUMDes Management Strategies to Improve Village Economy in Naga Dolok

Village, Simalungun Regency,” J. Mantik, vol. 4, no. 3, pp. 2218–2224, 2020.

[2] B. Nathania, S. Sirait, and A. T. Purba,

“Village Economic Revitalization Through Technology-Based OVOP Approach,”

Econ. Dev. Anal. J., vol. 11, no. 4, pp. 405–

414, 2022.

[3] S. Sirait and C. Calen, “PENGARUH

KUALITAS PELAYANAN

(DISTRIBUTIVE JUSTICE,

PROCEDURAL JUSTICE,

INTERNATIONAL JUSTICE)

TERHADAP KEPUASAN NASABAH,”

J. Ekon. dan Bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 449–

459, 2021.

[4] S. Sirait et al., “Selection of the Best Administrative Staff Using Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) Method,” in Journal of Physics:

Conference Series, 2021, vol. 1933, no. 1, p. 12068.

[5] Vikandi, B., Laksono, S.S.M., Baihakki, I.

2019. “Strategi Pemasaran Rumah Sakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Study RSM Siti Khodijh Kediri,”

Revitalisasi: Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.

8. No. 2. Desember 2019.

[6] Kraus, S., Jones, P., et al. 2021. “Digital Transformation: An Overview of the Current State of the Art of Research”,

SAGE Open, 11(3). doi:

10.1177/21582440211047576.

[7] Karmawan, B. 2016. “Penyusunan Rencana Strategi Rumah Sakit Pertamina Jaya Tahun 2017-2022”. Jurnal ARSI, Februari 2016.

[8] XYZ Hospitals. 2023. Rencana Strategi 2023-2027 RS XYZ.

[9] A Zulkarnain, et. al. 2018. “Analysis of IFE, EFE and QSPM matrix in business development strategy”, IOP Conf. Ser.:

Earth Environ. Sci. 126 012062.

[10] Zahra, A.F.A., et. al. 2021. “The Implementation of the Strategy of Marketing

(12)

Mangement through a SWOT Analysis with the Matrix of IFE, EFE and IE.” Serambi Engineering, Vol. VI. No. 2, April 2021.

[11] Bakri, R., et. al. 2021. “PT Chalodo Sibali Resoe’s Chocolate marketing strategy.” IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 681 012108.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, konsepsi persaingan adalah adanya kondisi persaingan yang memerlukan suatu sikap dan tindakan yang dirancang secara sistematik berisikan analisis lingkungan, strategi

Tujuan yang paling tepat bagi suatu SBU tidak dapat ditentukan hanya dari posisinya di matriks pertumbuhan-pangsa-pasar. Jika beberapa faktor tambahan dipertimbangkan,

industri yang tidak dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan lain yang.. memiliki cakupan pasar

926 Secara konseptual strategi pengembangan dalam konteks industri adalah upaya untuk melakukan analisis terhadap kondisi pasar kawasan baik internal yang meliputi kelemahan dan

Namun, terdapat beberapa hambatan yang menghalangi peningkatan daya saing Klinik Kesehatan di Indonesia, seperti citra komersial yang masih lemah, mutu pelayanan yang masih dikeluhkan

Selain itu, Kalisani Coffee Shop UNAND juga dapat menjalin kemitraan dengan pemasok lokal untuk memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga yang lebih stabil.Metode yang dapat