• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI DAN PENGADAAN FACE RECOGNITION PADA LAPAS KELAS IIA SERANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of IMPLEMENTASI DAN PENGADAAN FACE RECOGNITION PADA LAPAS KELAS IIA SERANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276

Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

1220

IMPLEMENTASI DAN PENGADAAN FACE RECOGNITION PADA LAPAS KELAS IIA SERANG

Ibnu Hibatul Wafi, Mitro Subroto Politeknik Ilmu Pemasyarakatan E-mail: subrotomitro07@gmail.com

Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022

Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:

Prisons, detention centers, technology, face recognition

It is very important to assess the security and orderliness of prisons/detention centers using standards to produce safe and comfortable prison conditions and as a first step to anticipate the emergence of disturbances to security and order in the prison environment. Because the security system in prisons is still mechanical and insecure due to a shortage of officers, it is necessary to consider a new security technology that prevents disturbance of order and security. This study uses Research and Development (R&D) research methods used to manufacture certain products and evaluate their efficacy as the implementation of facial recognition door security system technology, also known as "SIMPEL AJAH", is developed. The results of the study show technological advancements supporting tasks and security functions in the Class IIA Serang Prison environment with door security system technology based on facial recognition in practice (Face Recognition)

Abstrak Kata kunci:

Lapas, rutan, teknologi, face recognition

Corresponding Author : Ibnu Hibatul Wafi, e-mail :

Penilaian keamanan dan ketertiban Lapas/Rutan sangat penting dilakukan dengan menggunakan standar guna menghasilkan kondisi Lapas yang aman dan nyaman serta sebagai langkah awal untuk mengantisipasi munculnya gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas. Karena sistem keamanan di lapas masih bersifat mekanis dan kurang aman karena kekurangan petugas, maka perlu dipertimbangkan suatu teknologi keamanan baru yang mencegah gangguan ketertiban dan keamanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) yang digunakan untuk membuat produk tertentu dan mengevaluasi kemanjurannya seperti implementasi teknologi sistem keamanan pintu pengenalan wajah,

(2)

1221 juga dikenal sebagai "SIMPEL AJAH", dikembangkan.

Hasil penelitian menunjukan kemajuan teknologi penunjang tugas dan fungsi pengamanan di lingkungan Lapas Kelas IIA Serang dengan teknologi sistem keamanan pintu berbasis pengenalan wajah dalam praktek (Face Recognition)

@Copyright 2023.

PENDAHULUAN

Implementasi Skala Prioritas Nasional ROAD MAP RPJMN III Bidang Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, khususnya Prioritas Bidang Hukum dan Aparatur (2015 – 2019). Sedangkan dalam RPJMN III, kebijakan dipusatkan pada kemajuan di bidang aparatur negara, yang diarahkan pada profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang pengamanan di Lapas dan Lapas selain itu yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 dan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Nomor: PAS-416.PK.01.04.01 Tahun 2015 membahas pedoman pemeliharaan keamanan dan ketertiban di Lapas dan Rutan.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan identifikasi awal keamanan dan ketertiban di Lapas dan Rutan (Bappenas, 2014).

Penilaian keamanan dan ketertiban Lapas/Rutan sangat penting dilakukan dengan menggunakan standar guna menghasilkan kondisi Lapas yang aman dan nyaman serta sebagai langkah awal untuk mengantisipasi munculnya gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas. Standar yang akan dibuat mengacu pada tiga jenis sistem keamanan yang sekarang ada di lapas: sistem keamanan prosedural, sistem keamanan dinamis, dan sistem keamanan statis (NOVADIANSYAH, 2021). Sarana, prasarana, dan peralatan lainnya digunakan dalam sistem keamanan statis untuk memastikan bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan dapat dikelola secara fisik (SEPTIANSYAH, 2021) . Menurut sistem pengamanan ini, tujuan fasilitas Lapas adalah untuk mengamankan narapidana, pegawai, pengunjung, serta struktur, isinya, dan lingkungan sekitarnya, yang terdiri dari: (Permenkumham RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengamanan di Lapas dan Rumah Tahanan)

a. Deter (penghalang), menyoroti peran pencegahan/penghalang terhadap potensi pelarian dan penyalahgunaan fungsi bangunan.

b. Deteksi (pemantauan), harus sederhana dan bebas hambatan; misalnya, menara dan pos keamanan tidak boleh berdinding atau dihias dengan apapun yang dapat dilihat

c. Penundaan (delay), menyoroti peran penundaan akses masuk dan keluar penduduk untuk menghentikan WBP massal dan serangan keluar, misalnya dengan mendirikan pintu dan mencegah akses antar ruangan.

d. Menghentikan (terminasi), menyoroti operasi pengendalian dan pemantauan di awal/kemungkinan penyimpangan dapat berupa ruang steril dan terpisah dari ruang yang berdekatan.

(3)

1222 e. Reduce (meminimalkan), dengan penekanan pada tujuan mengurangi upaya gangguan keamanan dan sejenisnya, seperti dalam penggunaan teknologi, material konstruksi, dan khususnya elemen bangunan yang direncanakan.

Contohnya termasuk sinar-X, kunci pintu pintar, dan CCTV.

Tinjauan Kepustakaan

Melalui program Lesson Learn Pemerintah Kota Surabaya, kami mendapatkan pemahaman tentang pentingnya kreativitas dalam bentuk penerapan teknologi informasi, yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Keuntungan menggunakan teknologi informasi antara lain sebagai berikut (Ompusunggu & Wibowo, 2021):

1) Lebih banyak pengabdian masyarakat

2) Diperkirakan bahwa komunikasi yang lebih besar akan dihasilkan dari peningkatan interaksi antara anggota masyarakat dan karyawan.

Transparansi ini menghilangkan ketidakpercayaan dan permusuhan semua pihak satu sama lain.

3) Eksekusi tindakan yang lebih cepat dan efektif.

Dengan jumlah deputi yang melebihi jumlah WBP, struktur konstruksi yang buruk, dan aparat keamanan yang tidak mengharuskan kita untuk melakukan perubahan atau kemajuan dalam mendukung tanggung jawab dan tugas di bidang keamanan, lembaga kustodian yang memiliki kewajiban dan ciri melakukan saran dan menjaga ketertiban dan keamanan bagi Narapidana Lapas harus membuat perubahan besar dalam membantu kinerja keamanan. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Lapas memiliki sistem keamanan yang bersifat prosedural, dinamis, dan statis. Mengamankan dan menegakkan ketertiban dan keamanan menghadirkan berbagai tantangan, terutama untuk sistem keamanan statis.

Terdapat kepentingan strategis dengan indikator pencapaian hasil pengawasan yang berkualitas dan terjaminnya pencapaian tujuan dan strategi Kementerian Hukum dan HAM dalam menjalankan tugas dan kegiatan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan. Ada sejumlah perhatian strategis yang dapat disebutkan dan yang menuntut pertimbangan. Hal ini disebabkan:

1) Jumlah personel pengamanan Lapas Kelas II Serang masih belum maksimal.

2) Konstruksi bangunan yang rusak dan tembok pembatas penjara setinggi 4 meter yang terletak rendah membuat kemungkinan untuk melarikan diri lebih besar.

3) Sistem pengamanan pintu di empat seksi steril masih manual dan tanpa pengaman.

4) Pelatihan yang tidak memadai diberikan untuk mendukung kualitas petugas keamanan. di Lapas Kelas II A Serang.

berkaitan dengan teknologi yang dimanfaatkan oleh Pemkot Surabaya untuk menggunakan CCTV berbasis pengenalan wajah untuk menjaga dan memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat selama 24 jam. Karena sistem keamanan di lapas masih bersifat mekanis dan kurang aman karena kekurangan petugas, maka perlu dipertimbangkan suatu teknologi keamanan baru yang mencegah gangguan ketertiban dan keamanan.

(4)

1223 METODE PENELITIAN

Metode penelitian Research and Development (R&D) adalah teknik penelitian yang digunakan untuk membuat produk tertentu dan mengevaluasi kemanjurannya. Agar barang-barang tertentu dapat bekerja di masyarakat yang lebih luas dan diproduksi, diperlukan penelitian yang digunakan untuk analisis dan untuk menilai keefektifan produk. Sugiyono (2011: 297). (2011: 297).

Karena kesimpulan akhir penelitian, penelitian ini akan mengembangkan produk dengan menggunakan teknik R&D. Hasilnya, implementasi teknologi sistem keamanan pintu pengenalan wajah, juga dikenal sebagai "SIMPEL AJAH", dikembangkan.

A. Analisis Masalah

Di Lapas Kelas IIA Serang, aparat keamanan harus mempertimbangkan beberapa faktor strategis dalam menjalankan tugas dan perannya. Hal ini disebabkan sejumlah kesulitan strategis yang dapat dikenali dan memerlukan tindakan karena:

a. Penjara Kelas II A di Serang saat ini memiliki personel keamanan yang lebih sedikit dari idealnya.

b. Tembok penjara yang tingginya hanya 4 meter dan memiliki bangunan yang dibangun dengan tidak benar, membuat narapidana sangat mudah untuk melarikan diri.

c. Sistem keamanan manual untuk empat pintu area steril, yang jika dibiarkan tidak terkunci, dapat menyebabkan serangan meluas dan kabur.

d. Petugas keamanan Lapas Kelas II A Serang belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang terbaik.

Harus dipertimbangkan suatu sistem baru yang berfungsi untuk tindakan pencegahan, penghalang (deter), penundaan (delay), dan pemutusan (Halt) akses baik dari dan ke penghuni untuk menghindari pelarian massal WBP, berdasarkan studi kasus yang ada kasus seperti penyerangan dan pelarian massal yang terjadi di Rutan Batam. Hal ini selain memaksimalkan CCTV sebagai fungsi pengawasan, observasi, dan tracking (mendeteksi) gerak petugas narapidana dan lingkungan

Tabel 1. Tabel Analisa Isu Strategis

No Masalah Kriteria Total

U S G 1 Sistem Keamanan pintu 4 area steril

masih manual dan tidak terkunci

4 5 5 14

2 Struktur bangunan yang tidak layak 4 5 4 13

3 Belum optimalnya jumlah petugas pengamanan

4 4 4 12

4 Belum optimalnya Diklat Pengamanan bagi Petugas

Pengamanan

3 4 4 11

(5)

1224 lapas. serangan yang disebabkan oleh mekanisme keamanan statis yang tidak memadai. Hasilnya, "Sistem Pintu Keamanan Berbasis Pengenalan Wajah" (SIMPEL AJAH) dikembangkan sebagai ide baru untuk penggunaan teknologi. Sistem ini tentunya memiliki keunggulan sistem keamanan statis sebagai fitur pemantauan dan kontrol akses bagi narapidana yang masuk dan keluar dari area steril.

B. Identifikasi Masalah Utama

Untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah digunakan beberapa kriteria, antara lain:

1) Aktual, yang mengacu pada kesulitan atau masalah yang benar-benar ada, dapat dipertanggungjawabkan, dan menjadi bahan pembicaraan luas. 15 2) Bermasalah, seperti dalam situasi yang bertentangan dengan butir norma

dan memerlukan penyelidikan terhadap akar penyebab dan solusi potensial.

3) audiens, atau hal-hal yang berdampak langsung pada kualitas hidup banyak orang.

4) Topik yang cocok adalah topik yang wajar, relevan, dan dapat didiskusikan sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Tabel berikut memberikan analisis masalah strategis.

Keterangan : U : Urgent

Mendesak permasalahannya S : Serious

Akibat jika tidak segera diatasi G : Growth

Berkembangnya masalah jika penyebabnya dibiarkan Skala : 1) Sangat Kecil

2) Kecil 3) Sedang 4) Besar

5) Sangat Besar

Berdasarkan temuan studi ultrasound yang dibahas di atas, isu utama—

bahwa pengamanan pintu untuk 4 area steril masih manual dan 16 tidak terkunci—

dapat diprioritaskan. Nilai terbesar berfungsi sebagai petunjuk. Manajer proyek memiliki strategi untuk mengimplementasikan perubahan dengan penggunaan teknologi “Sistem Keamanan Pintu Berbasis Pengenalan Wajah” (SIMPEL AJAH) C. Analisis Kelayakan Informasi

Upaya untuk mengambil topik yang penting secara strategis atau topik yang sangat dibutuhkan adalah solusi alternatif. Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, proses berpikir kreatif dan adaptif, solusi alternatif dapat dikembangkan. Akibatnya, itu mungkin memenuhi syarat sebagai penemuan yang meningkatkan keamanan. Teknologi yang akan diciptakan harus mampu mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh keprihatinan atau masalah prioritas organisasi. Aplikasi Teknologi Sistem Pengamanan Pintu Berbasis Pengenalan Wajah (SIMPEL AJAH) dalam hal ini dibuat sebagai penemuan dalam upaya meningkatkan sistem keamanan statis dalam rangka mencegah gangguan keamanan dan ketertiban. Isu-isu berikut harus dipertimbangkan oleh inovasi :

(6)

1225 a. Sesuai dengan tanggung jawab dan fungsi Satuan Pengamanan Lapas yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lapas, sarana kelayakan administratif bahwa inovasi dilakukan untuk menjawab isu-isu atau permasalahan di unit kerja.

b. Resource viability, atau kemampuan untuk menciptakan dan mengimplementasikan inovasi dengan bantuan peralatan, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi Lapas Kelas II A Serang.

c. Kelangsungan teknologi: Dengan bantuan teknologi komunikasi dan informasi, kemajuan teknis dapat dengan cepat dikembangkan dan dipraktikkan.

d. Kelangsungan regulasi, yang berarti bahwa invensi tidak bertentangan dengan aturan atau regulasi apa pun yang tertuang pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara, dengan menimbang Undang

Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan;

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 17 Nomor 166);

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat - syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3858)

Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84); Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1473);

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Terobosan Inovatif

Mengidentifikasi solusi yang harus digunakan untuk mengatasi tantangan strategis atau isu prioritas organisasi yang telah teridentifikasi merupakan fase selanjutnya. Untuk menyelesaikan tantangan dengan sukses dan efisien, penting untuk fokus pada akar penyebab masalah atau masalah tersebut sambil menentukan solusinya. Representasi grafis dari kesulitan strategis, masalah, dan penyebabnya. Setelah mengidentifikasi isu strategis, lebih banyak kriteria dapat ditambahkan dengan memperhitungkan waktu pelatihan peserta dan, jika dilakukan, pengukuran tingkat keberhasilan awal. Penerapan kriteria masalah strategis tambahan tergantung pada masa pelatihan peserta. Analisis keprihatinan strategis diikuti oleh diagnostik organisasi yang ditetapkan sebelumnya.

(7)

1226 Tabel 2. Identifikasi Area Perubahan

Kondisi saat ini Kondisi Evaluasi Kondisi yang diharapkan 1. Petugas jaga di Lembaga

Pemasyarakatan kelas IIA Serang sangat kurang

1 . Dengan menggunakan

“SIMPEL AJAH” dapat menutupi kekurangan petugas jaga pintu

1. kekurangan jumlah petugas terwakili dengan “SIMPEL AJAH” dalam Kontrol dan kendali keluar masuk WBP di area steril.

2. Sitem Keamanan statis kurang memadai

dikarenakan penguncian pintu area steril masih manual, memudahkan terjadinya pelarian massal dan penyerangan.

2. Dengan menggunakan

“SIMPEL AJAH” dapat memperkuat Sistem.

2. Pergerakan WBP menuju area steril dapat dibatasi dan hanya bisa dibuka oleh petugas yang memiliki akses

3. Penggunaan teknologi saat ini hanya ada CCTV namun CCTV hanya berfungsi mengandalkan kamera untuk mengamati dan mengawasi tapi tidak bisa mencegah ataupun menghambat secara langsung jika ada upayah pelarian Passal dan Penyerangan.

3. Dengan Menggunakan

“SIMPEL AJAH”, pintu terkunci secara otomatis dapat menunda dan menghambat secara langsung upaya pelarian Massal dan Penyerangan sehingga petugas dapat melakukan Langkah – Langkah pengamanan lainnya.

3. Sarpras pengamanan bertambah dan

memperkuat sistem keamanan statis guna deteksi dini dan mencegah gangguan keamanan dan ketertiban.

4. WBP, petugas dan tamu dinas sangat mudah memasuki area steril dan blok hunian tanpa terkontrol dan terkendali dikarenakan tidak terkunci dan tidak terjaga.

4. Dengan menggunakan SIMPEL AJAH akses keluar masuk WBP, petugas dan tamu dinas pada area steril dan blok hunian dapat terkontrol dan terkendali secara langsung.

4. “SIMPEL AJAH”

dapat menjadi fungsi kontrol sehingga dapat mencegah gangguan kamtib yang

diakibatkan keluar masuknnya orang tanpa prosedur 5. keputusan Lambat

dikarenakan WBP yang melakukan upaya pelarian Massal dan penyerangan bisa sangat cepat sudah berada di area steril dan dengan mudah melakukan penyerangan.

5. Dengan menggunakan SIMPEL AJAH dapat memperkuat Sistem Keamanan dan menghambat upaya pelarian sehingga petugas dapat mengambil

langkahlangkah pengamanan yang lain dalam pencegahan gangguan kamtib

5. Pengambilan keputusan dalam menentukan langkah- langkah pengamanan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat

Note. http://smslap.ditjenpas.go.id/Baseline Intervensi Narapidana

(8)

1227 B. Hasil Inovatif

1. Jangka Pendek

Pemasangan Teknologi Sistem Keamanan Pintu Berbasis Face Recognition

“SIMPEL AJAH” pada pintu 4 area steril merupakan tujuan dari aksi perubahan dalam jangka pendek. Setelah merekam wajah petugas yang memiliki akses untuk membuka pintu melalui SK Kalapas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba dan menggunakan SIMPEL AJAH.

2. Jangka Menengah

Tujuan jangka menengah Change Action adalah agar petugas dapat melakukan tugas pengamanan di lingkungan yang steril dengan bantuan Door Security memanfaatkan “SIMPEL AJAH”.

3. Jangka Panjang

Tujuan milestone jangka panjang adalah mendapatkan keamanan yang lebih ramah dan terjamin sehingga SIMPEL AJAH dapat digunakan di UPT lainnya.

C. Manfaat Inovasi

Berikut adalah beberapa keuntungan inovasi jangka panjang yang terkait dengan dampaknya:

a. Keunggulan teknologi bagi Team Leader adalah dapat mewujudkan kewenangan PNS dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan dengan mengembangkan inovasi teknologi berupa aplikasi monitoring pekerjaan untuk mendukung pelayanan publik yang lebih berkualitas.

b. Keuntungan inovasi bagi Anggota Tim adalah mereka dapat membantu menyelesaikan tugas sesuai dengan Prosedur Standar dan kerangka waktu yang ditetapkan untuk meningkatkan nilai kinerja mereka.

c. Pemantauan penyelesaian tugas dapat dilakukan lebih efektif dengan inovasi yang diprediksi dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban instansi.

D. Pengendalian Pekerjaan

a. Tahapan dalam Waktu Dekat

Milestone jangka pendek tahap laboratorium kepemimpinan berlangsung selama kurang lebih 60 (enam puluh) hari kalender, terhitung mulai tanggal 5 Mei hingga 5 Juli 2021. Pemasangan “SIMPEL AJAH” pada area steril Door 4 merupakan produk yang dimaksud dari pentahapan jangka pendek.

b. Tahap Menengah

Penyesuaian tindakan lanjutan jangka menengah dilakukan secara bertahap hingga membuahkan hasil (manfaat), salah satunya SIMPEL AJAH dapat membantu petugas dalam melakukan tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan pengamanan. Milestone enam bulan untuk implementasi jangka menengah

c. Tahap Jangka Panjang

Tonggak sejarah jangka panjang dimaksudkan untuk mengurangi tunggakan pekerjaan dan meningkatkan kinerja keamanan melalui pemantauan penyelesaian pekerjaan yang efisien.Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas keamanan yang ditandai dengan rendahnya tunggakan pekerjaan dan tercapainya keamanan dan ketertiban.

(9)

1228 E. Capaian Tahapan Inovasi

Pencapaian Tahapan Inovasi Pembangunan Lapas Kelas II A Serang dilaksanakan secara bertahap, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Sebelum memulai kegiatan inti sebagaimana diuraikan pada sub-bab sebelumnya, tahap persiapan mencakup penyelesaian tugas-tugas yang diperlukan, termasuk mendapatkan persetujuan, melaporkan kepada atasan langsung sebagai mentor mengenai tindakan perubahan, membentuk Tim Aksi Perubahan, dan mengadakan pertemuan tim dalam rangka koordinasi dan penyusunan rencana keterampilan kerja sama tim.

2. Inti dari aksi perubahan—menyiapkan bantuan pintu otomatis untuk mengurangi gangguan keamanan dan ketertiban dan pelarian massal di Lapas Kelas II A Serang—dilakukan pada tahap berikutnya.

3. Tahap selanjutnya yang meliputi penilaian dan pembuatan laporan kegiatan dilanjutkan dengan tahap implementasi. Rapat internal digunakan untuk evaluasi guna membahas temuan sistem SIMPEL AJAH. Jika ditemukan lagi kesulitan atau kekurangan dalam implementasi sistem SIMPEL AJAH, maka harus dilaporkan kepada project manager, tim produktif, dan vendor agar dapat diperbaiki dan diperbaiki.

Dengan demikian, sistem SIMPEL AJAH dapat dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan tugas di Rutan Kelas II A Serang. Laporan akhir kemudian disusun dengan menggunakan informasi, bukti, dan bahan yang dikumpulkan selama tahap persiapan dan evaluasi dibantu oleh tim efektif

F. Capaian dalam Perbaikan Sistem

Dalam rangka penerapan pengamanan yang lebih efektif di Lapas Kelas II A Serang, tujuan utama dari aksi perubahan ini adalah mengumpulkan dan mengembangkan alat-alat berupa cara kerawanan reguler yang mencegah, menghalangi, menunda, menghentikan, dan membatasi upaya gangguan. keamanan dan ketertiban. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan sehubungan dengan penyediaan layanan antara lain:

1. Meski tidak diawaki polisi karena kekurangan petugas jaga, pekerjaan memasang kontrol di pintu empat zona steril yang sebelumnya dilakukan secara manual, kini dapat dilakukan secara otomatis dan dikunci terus- menerus menggunakan SIMPEL AJAH.

2. SIMPEL AJAH dapat meningkatkan sistem pengaman statis untuk membantu pelaksanaan tanggung jawab keamanan yang lebih ideal terkait pengendalian dan pengelolaan akses keluar masuk WBP guna mendukung penyelenggaraan rutan.

Agar petugas dapat melakukan tindakan pengamanan lebih lanjut untuk mencegah gangguan keamanan, dengan menggunakan SIMPEL AJAH dapat meningkatkan sistem keamanan dan menghambat upaya massa untuk melarikan diri dan penyerangan pada area steril. Untuk mencapai standar keamanan yang lebih tinggi di Lapas Kelas II A Serang, hal ini akan berdampak pada peningkatan kinerja aparat keamanan.

(10)

1229 G. Manfaat Aksi Perubahan

Seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya, tujuan jangka pendek dari modifikasi tindakan adalah untuk memberikan output, yaitu dengan memasang sistem "SIMPEL AJAH" di gerbang 4 area steril, mengujinya, dan kemudian mengoptimalkan kekuatan dan kepekaannya terhadap dukungan. petugas yang sedang bertugas. Semua tingkat keamanan dan instansi diantisipasi untuk mendapatkan manfaat positif dari sistem kunci pintu pintar SIMPEL AJAH.

1) Keuntungan untuk Organisasi, nomor satu:

a. Solusi baru dapat bermanfaat bagi Petugas Pengawas dalam menjalankan tanggung jawabnya, khususnya dalam mengamati aktivitas para pelaksana.

b. Teknologi baru dapat mempermudah pekerjaan aparat keamanan, terutama bagi Karupam dan petugas tim keamanan.

c. Produk inovasi dapat membantu jajaran pengamanan untuk peningkatan kualitas keamanan statis.

2) Manfaat bagi Instansi

Produk inovasi mengutamakan perbaikan dan peningkatan kualitas keamanan statis.

a. Produk inovasi dapat meningkatkan kinerja pengamanan dalam rangka memberikan keamanan statis yang lebih baik kepada warga binaan pemasyarakatan dalam upaya pencegahan dan penghambat terjadinya upaya gangguan keamanan dan ketertiban.

b. Produk inovasi dapat memacu peningkatan kinerja yang dapat meningkatkan citra instansi.

H. Keberlanjutan Aksi Perubahan

Untuk meningkatkan jajaran keamanan di Lapas Kelas II A Serang, penerapan kontribusi pengembangan sementara ini bertujuan untuk mengembangkan dan memasang alat sistem pintu keamanan berbasis pengenalan wajah untuk memudahkan pelaksanaan pemantauan, pengendalian, dan mengawasi WBP masuk dan keluar dari area steril. Selain itu, manfaat diantisipasi dalam jangka menengah; SIMPEL AJAH membantu efektivitas pemantauan kerja bagi petugas keamanan. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa di masa mendatang tingkat keamanan di Lapas Kelas II A Serang dapat ditingkatkan secara signifikan.

Dengan bantuan sumber daya, termasuk sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya teknologi, tujuan tersebut di atas dapat dicapai. Untuk memanfaatkan inovasi ini, pejabat dan praktisi keamanan harus memiliki komitmen terhadap keamanan. Dengan mengajarkan petugas keamanan bagaimana menggunakan SIMPEL AJAH, pembangunan komitmen tercapai. Kepala Lapas Kelas II A Serang telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang pemanfaatan kreativitas di jajaran Satpam. Aplikasi Teknologi Sistem Keamanan Pintu Berbasis Face Recognition, W12.PAS.PAS - 350.KP.04.01, tanggal 26 Mei 2021 (SIMPEL WAJAH).

Landasan legislatifnya memastikan bahwa inovasi akan terus digunakan dalam pekerjaan di Lapas Kelas II A di Serang, di mana semua tingkat keamanan dapat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya.

(11)

1230 Membangun kembali pagar dan pintu 4 kawasan steril merupakan inovasi yang telah diselesaikan selama ini. Rencana pengembangan selanjutnya adalah memasang terminal perangkat lunak pengenalan wajah di pintu 4 area steril yang akan dikonfigurasi untuk selalu aktif. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem keamanan statis Lapas Kelas II A secara signifikan. Jadwal anggaran pembuatan sistem SIMPEL AJAH tahun anggaran 2022 adalah sebagai berikut.

Inovasi ini akan didukung secara finansial oleh DIPA anggaran tahun 2022 dan berkelanjutan. Pimpinan Proyek akan meminta dukungan dari Direktorat Jenderal Lapas untuk pemasangan terminal pengenalan wajah di area steril Pintu 3, 5, dan 6 yang menggunakan sistem SIMPEL setelah proses anggaran dengan dukungan instansi selesai.

PENUTUP Kesimpulan

Berikut ini dapat disimpulkan berdasarkan apa yang telah dikatakan di atas:

1) Dalam rangka mengembangkan dan mendorong proses kerja yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi, pejabat dan seluruh unit kerja yang terkait harus menggunakan penerapan teknologi dan komitmen kepemimpinan yang kuat sebagai pedoman dalam menjalankan tanggung jawabnya.

2) Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas Pengamanan di dalam Lapas Kelas IIA Serang berdasarkan pemanfaatan dan penggunaan teknologi di Lapas Kelas IIA Serang, antara lain:

a) Terbentuknya komitmen yang kuat terhadap pemanfaatan teknologi dari pimpinan dan seluruh personel di Lapas.

b) Kemajuan teknologi penunjang tugas dan fungsi pengamanan di lingkungan Lapas Kelas IIA Serang.

c) Penerapan teknologi sistem keamanan pintu berbasis pengenalan wajah dalam praktek (Face Recognition).

Implikasi

Dalam Pelaksanaannya aksi perubahan yang direncanakan menghasilkan output a) Pemasangan dan penyetelan SIMPEL AJAH pada pintu area steril 4 a)

Petunjuk penggunaan SIMPEL AJAH

b) Surat Keputusan Kapolres yang menyatakan bahwa SIMPEL AJAH akan dilaksanakan di Lapas Kelas IIA Serang.

Penerapan Teknologi Sistem Keamanan Di Lapas Kelas II A Serang, pintu berbasis pengenalan wajah atau “SIMPEL AJAH” dapat membantu pelaksanaan tugas sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan untuk meningkatkan keamanan dan menghindari gangguan keamanan dan ketertiban. Untuk itu, SIMPEL AJAH dapat digunakan jika terdapat permasalahan serupa di UPT lain.

SARAN

1. Pemantauan dan evaluasi dapat digunakan untuk meningkatkan implementasi perbaikan sistem keamanan pintu pengenalan wajah AJAH SEDERHANA

(12)

1231 sehingga siapa pun yang bertindak sebagai mentor atau pemimpin dapat memahami bagaimana teknologi ini digunakan.

2. Pelaksanaan pengendalian, pemantauan, dan pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban melalui pemanfaatan teknologi yang telah dirancang dan diputuskan dapat diubah untuk perbaikan dan keberlanjutan di Rutan Kelas IIA Serang.

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. (2014). Pengelolaan Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional sebagai Prioritas Nasional. Agenda Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019 (hal. 38). Jakarta: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

NOVADIANSYAH, R. M. (2021). PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH ( SIMPEL AJAH). Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan CXCIV (hal. 70). Serang: BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM.

Ompusunggu, L. S., & Wibowo, P. (2021). KESIAPAN RUTAN KELAS IIB HUMBANG HASUNDUTAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN. Jurnal Justitia, 8(6).

SEPTIANSYAH, R. (2021, April 20). PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 18 TAHUN 2019 PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A JAMBI.

SKRIPSI. Jambi, Sumatera Utara, Indonesia: UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa kepemimpinan yang diterapkan di Lapas Kelas IIA Kediri yaitu kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja petugas

Dalam pelaksanaanya, pembinaan keagamaan yang di lakukan di Lapas Kelas IIA Pamekasan sebagai bentuk pemenuhan hak bagi narapidana perempuan terkait pengetahuan dan pengamalan dalam