• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERAN MEDIASI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ASN PEMASYARAKATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERAN MEDIASI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ASN PEMASYARAKATAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276

Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

1010

PERAN MEDIASI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA ASN PEMASYARAKATAN

Dimas Yustitia Putra, Mitro Subroto Politeknik Ilmu Pemasyarakatan E-mail: subrotomitro07@gmail.com

Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022

Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:

Leadership Style, Performance, Leader, Organizational Citizenship Behavior, Influence

The leader is a controller, role model, influence, change and shape an employee in an organization. In carrying out a process, a leader has his own model of leadership style characteristics. Leaders can be said to be successful and competent in their fields if they can implement, condition in carrying out the achievement of organizational goals to the fullest. The theory used is Bass's (1985) leadership style theory which divides leadership styles into 2, namely transactional leadership and transformational leadership.

Meanwhile, to measure employee performance using Robbin's (2006) theory which consists of five indicators.

The approach used in this research is quantitative descriptive statistical type. The population in this study were all employees, while the sample was taken from employees other than the leadership or officials.

Respondents in this study amounted to 66 people, using SPSS 23 software in processing data analysis based on a significance value of 5%. From the results of the F test leadership style significantly affects the performance of officers. The regression equation obtained between leadership style (x) and officer performance (y) is Y = 2.517 + 0.589X. Based on descriptive analysis, he performance of prison officers obtained very good results because the leader applied transformational leadership. The author conducted research on the influence of leadership style on the performance of officers in the Class IIA Madiun Youth Prison.

(2)

1011

Abstrak Kata kunci:

Gaya Kepemimpinan, Kinerja, Pemimpin, Organizational Citizenship Behavior, Pengaruh

Corresponding Author:

Dimas Yustitia Putra, e-mail :

Pemimpin adalah pengontrol, panutan, mempengaruhi, mengubah dan membentuk seorang karyawan dalam suatu organisasi. Dalam menjalankan suatu proses, seorang pemimpin memiliki model karakteristik gaya kepemimpinannya sendiri. Pemimpin dapat dikatakan berhasil dan berkompeten dalam bidangnya apabila dapat mengimplementasikan, mengkondisikan dalam melaksanakan pencapaian tujuan organisasi secara maksimal. Teori yang digunakan adalah teori gaya kepemimpinan Bass (1985) yang membagi gaya kepemimpinan menjadi 2, yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional.

Sedangkan untuk mengukur kinerja karyawan menggunakan teori Robbin (2006) yang terdiri dari lima indikator. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis statistik deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai, sedangkan sampel diambil dari pegawai selain pimpinan atau pejabat. Responden dalam penelitian ini berjumlah 66 orang, dengan menggunakan software SPSS 23 dalam mengolah analisis data berdasarkan nilai signifikansi 5%. Dari hasil uji F gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Persamaan regresi yang diperoleh antara gaya kepemimpinan (x) dan kinerja pegawai (y) adalah Y = 2,517 + 0,589X.

Berdasarkan analisis deskriptif kinerja petugas Lapas memperoleh hasil yang sangat baik karena pemimpin menerapkan kepemimpinan transformasional. Penulis melakukan penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas di Lapas Remaja Kelas IIA Madiun.

@Copyright 2023.

PENDAHULUAN

Pemimpin merupakan seorang pengendali, panutan, mempengaruhi, merubah serta membentuk seorang karyawan dalam sebuah organisasi. Dalam menjalankan sebuah proses seorang pemimpin mempunyai model ciri karakteristik tersendiri. Gaya kepemimpinan merupakan aspek penting terciptanya keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi, merupakan sebuah pola pendekatan cara yang dipilih dalam mengarahkan, mempengaruhi, membentuk.

Grand theory yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah teori perilaku organisasi yang dicetuskan oleh Robbins dan Judge (2013). Adapun bagian tingkatan pengelompokkan dari individu, kelompok, dan organisasi kinerja diprediksi dipengaruhi oleh kepemimpinan dan variabel input maupun di dalam proses. Teori Bass mengembangkan Full-Range Leadership Theory yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional (Liao et al., 2017).

(3)

1012 Kepemimpinan transaksional, paling cocok diterapkan dalam sistem sosial yang bekerja dengan perintah yang jelas. Pemimpin yang menerapkan gaya ini hanya berinteraksi dengan bawahannya ketika harapan dan standar tidak terpenuhi serta prosedur tidak diikuti. MBE aktif artinya pemimpin secara aktif mengawasi kinerja bawahan, sebelum pekerjaan memburuk dan melakukan intervensi jika ada ketidaksesuaian antara kinerja yang dilakukan dengan kinerja yang diharapkan atau ditargetkan dengan tujuan untuk mengambil tindakan korektif. Bass (2000) kepemimpinan transformasional menghindari bawahan merasa terasingkan di tempat kerja dengan cara melibatkan anggota organisasi untuk mengambil keputusan dan menggunakan ide mereka agar merasa penting sebagai upaya agar mereka termotivasi untuk bekerja dengan baik. Gaya ini memiliki fokus dalam inspirasi, pembelajaran, keadilan, pembangunan tim, motivasi, inovasi, dan kolaborasi untuk mencapai perubahan lebih baik.

Byco et al (1985) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional dan transaksional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Demi tercapainya sebuah sistem tujuan sesuai visi misi pimpinan dan bawahan/karyawan diperlukan sebuah komitmen serta motivasi yang surportif. Tugas seorang pemimpin harus dapat membaca, serta membentuk karakter motivasi karyawannya yang motivatif untuk mencapai titik kepuasan kerja. Diperlukan SDM yang adaptif, berkolaboratif terfokus pada era perkembangan zaman agar dapat mempengaruhi efesiensi dan efektifitas untuk menjalakan kegiatan pokok organisasi. Kepemimpinan yang efektif adalah pemimpin yang dapat menyesuaikan gaya kepemimpinanya sesuai dengan tingkat kematangan karyawan. Pasolong (2010 :38) apabila seorang pemimpin tidak dapat mengelola dengan baik pegawai yang memiliki latar belakang beragam tersebut, akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Ham memiliki unit pelaksana teknis yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan tentunya memiliki keberagaman budaya yang akan berpengaruh terhadap karakter pegawai pemasyarakatan. Data Ditjenpas per bulan April 2022 jumlah petugas pemasyarakatan di seluruh Indonesia sebanyak 112.56 orang yang tersebar di seluruh 34 kantor wilayah dan UPT sejumlah 714 unit. Apabila pemimpin tidak dapat mengelola dengan baik pegawai yang memiliki latar belakang beragam tersebut, akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan akibat masih buruknya kinerja pegawai adalah terfokus pada munculnya gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas/Rutan karena buruknya kinerja akan berpengaruh terhadap tidak optimalnya pemenuhan hak narapidana (Fatimah, 2013).

Pemimpin/kepemimpinan memiliki peran yang penting agar dapat mencapai tujuan tersebut dan mendorong para pegawai untuk meningkatkan kinerja dengan cara memuaskan mereka dengan pekerjaannya (Torlak &

Kuzey, 2019). Sehingga gaya kepemimpinan diperlukan dalam suatu organisasi untuk dapat mengelola anggotanya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan optimal. Seorang pemimpin sebagai individu yang akan berhadapan

(4)

1013 dengan berbagai macam sifat dan karakter anggotanya, harus mampu memahami segala kondisi yang sedang terjadi. Pemimpin dapat dikatakan berhasil dan berkompeten di dalam bidangnya jika bisa mengimplementasikan, mengondisikan dalam menjalankan capaian tujuan organisasi secara maksimal.

Pemimpin yang tidak bisa memimpin dengan tepat akan menimbulkan banyak dampak diantaranya ketidak nyamanan para pegawai untuk bekerja, tidak konsitennya menyelasaikan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan secara amanah. Jika hasil implementasinya sseperti ini, maka seorang pemimpin dapat dikatakan tidak mampu menjadi panutan/sosok panutan bahkan idola bagi anggotanya dalam menjalankan fungsi manajemen organisasi kinerja dengan baik (Jamaludin, 2017). Gaya kepemimpinan menjadi pokok yang sangat penting untuk dikaji kaitannya dengan capaian kepuasan kinerja pegawai yaitu di Lapas Kelas IIA Kediri.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif. Mulyadi (2013) menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antarvariabel. Tipe penelitian ini dipilih karena dirasa tepat untuk diterapkan pada penelitian yang akan dilakukan tentang model/gaya kepemimpinan yang diterapkan berpengaruh terhadap pola-pola strategis kinerja petugas di Lapas Kelas IIA Kediri. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka serta bersifat sistematis terhadap bagian dan fenomena serta hubungannya.

Data tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah dalam bentuk angka.

Pendekatan kuantitatif melakukan pencarian data dari permasalahan yang ada dan mengacu pada pembuktian teori yang akan digunakan. Metode yang digunakan berupa metode survei yaitu penelitian survei kuesioner sebagai sumber data utamanya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dimana penelitian ini dirancang untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja pegawai.

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah Petugas Lapas Pemuda Kelas IIA Kediri menjadi. Jumlah seluruh petugas adalah 80 orang terdiri dari 14 orang pejabat struktural yaitu 2 orang JFT ditambah 64 orang JFU. Objek yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah petugas Lapas Kelas IIA Kediri yang bukan menjadi pimpinan atau jajaran pejabat lapas, sehingga yang menjadi responden adalah pegawai yang ada di dalam regu jaga maupun staff dengan jumlah 66 orang pegawai.

Kuesioner diberikan kepada responden secara langsung disela-sela jam kerja berlangsung, dengan hipotesis penelitian yaitu:

Ho: Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Ha: Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai

(5)

1014 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan di Lapas Kelas IIA Kediri dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji regresi dan uji deskriptif variabel. Objek yang digunakan adalah pegawai baik di dalam regu jaga maupun dalam bagian staff dengan jumlah 66 responden dengan pertanyaan variabel gaya kepemimpinan sebanyak 16 butir dan variabel kinerja sebanyak 10 butir melalui media kuisioner.

Karakteristik Responden

1. Data responden berdasarkan jenis

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Berdasarkan data diatas menunjukan responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 89,4% (59 responden) sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 10,6% (7responden). Sehingga mayoritas dari responden dalam penelitian ini ialah berjenis kelamin laki- laki yaitu sebesar 89,4% (59 responden).

2.Responden berdasarkan umur

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Berdasarkan data diatas menunjukan responden yang berumur 20- 30 tahun sebesar 36,4% (24 responden), responden yang berusia 31-40 tahun sebesar 56,1% (37 responden), responden

yang berusia 41-50 tahun sebesar 7,6% (5 responden). Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja ke Lapas Kelas IIA Kediri mayoritas berusia 31-40 tahun sebesar 56,1% (37 responden). Dari hasil tersebut diketahui bahwa pegawai di Lapas Kelas IIA Madiun didominasi dengan pegawai yang ada pada rentang usia produktif. Sehingga dalam

(6)

1015 pelaksanaan tugas beban kerja yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia demi keoptimalan kinerja.

3. Responden berdasarkan golongan kepangkatan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23 Berdasarkan data diatas menunjukan responden yang

bergolongan pangkat II sebesar 86,4% (57 responden), responden yang bergolongan pangkat III sebesar 13,6% (9 responden), Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja ke Lapas Kelas IIA Kediri mayoritas bergolongan pangkat II sebesar 86,4% (57 responden).

4. Responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Berdasarkan data diatas menunjukan responden yang Pendidikan Terakhir SMA sebesar 34,8% (23 responden), responden yang Pendidikan Terakhir D3 sebesar 3% (2 responden), responden yang Pendidikan Terakhir S1 sebesar 62,1% (41 responden), Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja ke Lapas Kelas IIA Kediri mayoritas Pendidikan Terakhir S1 sebesar 62,1% (41 responden).

5. Responden berdasarkan jabatan unit kerja

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jabatan Unit Kerja

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Berdasarkan data diatas menunjukan responden yang jabatannya JFT (PK/medis) sebesar 3% (2 responden), responden yang jabatannya JFU sebesar 97% (64 responden), Sehingga dapat disimpulkan bahwa

(7)

1016 responden yang bekerja ke Lapas Kelas IIA Kediri mayoritas jabatannya JFU sebesar 97% (64 responden).

Uji validitas

Uji validitas merupakan suatu alat ukur dikatakan valid, jika alat ukur tersebut mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu (Nasution, 2009). Tujuan dilakukannya uji validitas adalah untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pada penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner diperlukan. Uji Validitas yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian kuesioner. Uji Validitas pada penelitian ini dengan Uji Validitas Product Moment Pearson Correlation dimana item kuesioner dikorelasikan atau dihubungkan dengan skor total jawaban respon yang telah diperoleh (SPSS Indonesia, 2021).

Hasil perhitungan tabel korelasi (r) untuk jumlah 66 responden adalah 0,2423. Apabila dilihat dari hasil korelasi Routput> dari tabel korelasi R tabel maka dinyatakan valid. Uji Validitas dan reliabilitas, data diuji dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 23. Uji validitas menggunakan prinsip korelasi untuk membandingkan skor yang diperoleh dari jumlah skor pertanyaan. Jika korelasi antara dua variabel lebih besar dari nilai korelasi pada tabel koefisien korelasi Pearson, maka item pertanyaan pada kuesioner dapat dianggap signifikan. Ini berarti bahwa kuesioner kemungkinan akan valid.

Tabel 6 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X) No Rtabel Rhitung Keterang

an X1 0,2423 ,610** VALID X2 0,2423 ,655** VALID X3 0,2423 ,442** VALID X4 0,2423 ,673** VALID X5 0,2423 ,529** VALID X6 0,2423 ,621** VALID X7 0,2423 ,736** VALID X8 0,2423 ,752** VALID X9 0,2423 ,571** VALID X10 0,2423 ,681** VALID X11 0,2423 ,506** VALID X12 0,2423 ,637** VALID X13 0,2423 ,752** VALID X14 0,2423 ,722** VALID X15 0,2423 ,671** VALID X16 0,2423 ,621** VALID

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

(8)

1017 Berdasarkan tabel uji validitas diatas menyatakan bahwa R Hitung dari jumlah sampel 66 responden pada setiap butir pertanyaan Gaya Kepemimpinan (X) menunjukkan nilai yang lebih besar daripada R Tabelnya sebesar 0,2423. Sehingga setiap pertanyaan pada Gaya Kepemimpinan (X) dapat dinyatakan VALID.

Tabel 7 Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)

maka disimpulkan 16 butir pernyataan variabel gaya kepemimpinan adalah reliabel atau konsisten.

Tabel 9 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Berdasarkan tabel uji validitas diatas menyatakan bahwa R Hitung dari jumlah sampel 66 responden pada setiap butir pertanyaan Kinerja (Y) menunjukkan nilai yang lebih besar daripada R Tabelnya yang sebesar 0,2423.

Sehingga setiap pertanyaan pada Kinerja (Y) dinyatakan VALID.

Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjukkan seberapa akurat dan tepat suatu pengukuran (Hartono, 2011). Peneliti menggunakan Cronbach's alpha test untuk menilai tingkat reliabilitas suatu pernyataan yang akan diuji. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki peringkat Alpha 0,6 atau lebih.

No Rtabel Rhitung Keterangan

Y1 0,2423 ,801** VALID Y2 0,2423 ,764** VALID Y3 0,2423 ,900** VALID Y4 0,2423 ,737** VALID Y5 0,2423 ,819** VALID Y6 0,2423 ,870** VALID Y7 0,2423 ,841** VALID Y8 0,2423 ,887** VALID Y9 0,2423 ,676** VALID Y10 0,2423 ,815** VALID

(9)

1018 Tabel 8 Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X)

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Hasil Reliability Statistics diatas, menunjukkan nilai N of Items butir pernyataan kuesioner sebanyak 16 butir dengan jumlah sampel 66 responden bernilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,901. Karena nilai Cronbach’s Alpha 0,901>0,60,

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Hasil Reliability Statistics menunjukkan bahwa N of Items merupakan banyaknya butir pernyataan kuesioner sebanyak 10 butir sejumlah sampel 66 responden bernilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,901.

Nilai Cronbach’s Alpha 0,941>0,60, maka dapat disimpulkan 10 butir pernyataan variabel gaya kinerja adalah reliabel atau konsisten.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas, homogenitas, dan reliabilitas. Hasil uji yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 10 Uji Normalitas Kolmogorov-

Smirnov Z Asymp. Sig. (2- tailed)

Keterangan

0,25 4

Data Berdistribusi Norma

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa data variabel x dan variabel y berdistribusi normal dikarenakan hasil menunnjukkan bernilai sebesar (0,254>0,05), sehingga dapat dilanjutkan untuk melakukan analisis selanjutnya. Uji selanjutnya adalah uji homogentitas.

Tabel 11 Uji Homogenitas

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. dari Levene Statistic adalah 0,778 yang lebih besar dari 0,05 oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bahwa H0 diterima, yang artinya data sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.

Sig. Levene

Ststictic Toleran

ce

0,778 0,5

(10)

1019 Tabel 12 Uji Linieritas

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Untuk mengeahui linearitas data dapat dilihat dari tabel ANOVA pada linearity dan deviation from linearity. Nilai signifikansi pada linearity apabila sig<0,05 maka menunjukkan hubungan antara variabel x dan y adalah tidak linier, namun apabila sig>0,05 maka menunjukkan hubungan antara variabel x dan y adalah linier. Deviation from Linearity pana penelitian ini mendapatkan hasil 124,128 sehingga dua variabel x dan y tersebut mempunyai hubungan yang linier.

Uji Hipotesis

Dalam menguji hipotesis, alat perhitungan yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis regresi sederhana. Regresi Linier Dasar adalah teknik yang mampu menguji hubungan sebab akibat antara penyebab dan faktor dampak. Variabel utama disebut juga

variabel terikat dan variabel berikutnya disebut faktor bebas.

Tabel 13 Uji Regresi Koefisien Korelasi

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Diketahui R pada tabel diatas ialah 0.727. Jadi kekuatan korelasi antara Variabel Peran Mediasi Organizational Citizenship Behavior (X) dengan Variabel kinerja (y) bersifat sangat kuat. Diketahui nilai R Square 0.522/52.2%. Berdasarkan nilai tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh dari Variabel Peran Mediasi Organizational Citizenship Behavior dan Kepemimpinan Transformasional (X) dengan Variabel kinerja (y) di Lapas Kelas IIA Kediri sebesar 52,2% sedangkan sisanya sebesar 47,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Maka dapat dikatakan bahwa Variabel Peran Mediasi Organizational Citizenship Behavior dan Kepemimpinan Transformasional (X) berpengaruh terhadap Variabel kinerja (y) di Lapas Kelas IIA Kediri.

Sig Liniea

rity 432,2

85 Deviation from

liniearity 124,1

28

(11)

1020 Tabel 14 Uji Statistik F

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

H0: Persamaan regresi tidak dapat dibuat Ha: Persamaan regresi dapat dibuat

Jika sig < 0.05, maka H0nya ditolak

Maka persamaan regresi dapat dibuat karena sig. lebih kecil dari 0.05, sehingga Variabel Gaya Kepemimpinan (x) berpengaruh secara signifikan terhadap

Variabel Kinerja (y) di Lapas Kelas IIA Kediri.

Tabel 15 Uji Regresi Linier Sederhana (T)

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Dalam tabel diatas diketahui tingkat Sig.nya adalah 0.000 < 0.05, berarti H0nya ditolak. Maka dapat dinyatakan bahwa Variabel Gaya Kepemimpinan (x) berpengaruh secara signifikan terhadap Variabel Kinerja (y) di Lapas Kelas IIA Kediri.

Persamaan Regresi Linier

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Konstanta (a) sebesar 2.517, sedangkan nilai dari Gaya Kepemimpinan Efek (b) sebesar 0.589. Jadi kondisi relaps pada tabel Koefisien diatas adalah Y = 2.517 + 0.589X. Keterangan persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Koefisien konstansa sebesar 2,517 (positif), menyatakan Y (kinerja) akan bernilai 2,517 apabila gaya kepemimpinan bernilai 0.

Koefisien regresi X sebesar 0,585 menyatakan bahwa untuk setiap pertambahan 1% terhadap nilai Pengaruh Gaya Kepemimpinan, maka

Y = a + BX

(12)

1021 nilai partisipasi meningkat sebesar 0,585. Koefisien regresi linear

sederhana menunjukkan bahwa pengaruh variabel X terhadap Y adalah bernilai positif.

Berikut hasil akhir dalam uji regresi linear sederhana:

▪ Nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap variabel Kinerja (Y).

▪ Nilai tHitung sebesar 8,480 > Ttabel 0,471, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap variabel Kinerja (Y).

Analisis Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan

• Untuk mengetahui jawaban yang telah diberikan mengenai bagaimana gaya kepemimpinan dan juga kinerja pegawai atas apa yang telah diterapkan oleh pimpinan di Lapas Kelas IIA Kediri, maka dilakukan analisis data secara deskriptif. Dalam perhitungan ini hasil yang diperoleh adalah nilai maksimal dan nilai minimal yang diberikan pada setiap pernyataan dan juga nilai rata-rata pada masing- masing pernyataan sehingga dapat dibandingkan nilai antar dimensi yang ada.

Hasil diketahui melalui data deskriptif yang diolah dari 66 responden melalui 16 butir pernyataan adalah:

Tabel 16 Uji Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

berupa peringatan dan sanksi apabila terjadi kesalahan dalam proses kerja yang dilakukan. Dari angka tersebut diketahui bahwa pimpinan di Lapas Kelas IIA Kediri belum optimal dalam memberikan punishment berupa peringatan dan sanksi apabila terjadi kesalahan para petugas lapas yang selama ini diberikan adalah lebih bersifat kekeluargaan secara humanis

Pernyataa n

N Minimu m

Maximu m

Mean

1 66 4 5 4,89

2 66 4 5 4,85

3 66 3 5 4,83

4 66 3 5 4,77

5 66 4 5 4,85

6 66 3 5 4,80

7 66 3 5 4,76

8 66 3 5 4,74

9 66 3 5 4,73

10 66 4 5 4,77

11 66 4 5 4,82

12 66 4 5 4,79

13 66 3 5 4,74

14 66 3 5 4,80

15 66 4 5 4,79

16 66 4 5 4,89

(13)

1022 dengan memberikan himbauan-himbauan saja untuk penyelesaian baik

kesalahan maupun kendala dengan solusi yang lebih baik.

Dari hasil analisis deskriptif menggunakan program SPSS 23, telah diketahui nilai tertinggi, nilai terendah, serta rata-rata dari masing-masing butir jawaban. Pernyataan pertama sampai dengan pernyataan ke delapan menggambarkan dimensi kepempimpinan trasformasional, sedangkan pernyataan ke sembilan sampai dengan pernyataan ke enam belas menggambarkan dimensi kepemimpinan transaksional. Dari hasil olahan data rata-rata yang ada, gaya kepemimpinan yang diterapkan di Pemuda Kelas IIA Madiun sama-sama cenderung ke dalam kepemimpinan transformasional dengan rata-rata 4,81. Sedangkan untuk rata-rata dimensi kepemimpinan transaksional adalah 4,79.

Dari beberapa butir pernyataan, diketahui hasil terendah terdapat dalam butir ke 9 yang masuk dalam model kepemimpinan transaksional. Pernyataan nomor 9 mengenai pemberian punishment Sedangkan untuk nilai paling tinggi adalah pada butir nomor 1 dan nomor 16, yang menyatakan bahwa pimpinan memberikan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih produktif dan pimpinan menjalin komunikasi dengan baik untuk menimbulkan suatu kepercayaan antara bawahan. Dari nilai paling tinggi dan paling rendah dapat dikatakan bahwa pimpinan di Lapas Kelas IIA Kediri bertindak surportif kepada pegawai dalam memberikan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih produktif dan menciptakan jalinan komunikasi dengan baik untuk menimbulkan suatu kepercayaan antara atasan dengan bawahan.

Analisis Deskriptif Variabel Kinerja

Kinerja pegawai dalam organisasi dapat dipengaruhi salah satunya melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan.

Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan memiliki kontribusi sebesar 38% terhadap kinerja petugas. Untuk menentukan kategori hasil penilaian oleh responden, dilakukan perhitungan dengan mengurangi nilai tertinggi dengan nilai terendah, kemudian dibagi jumlah kriteria (Helmi et al., 2017).

Dari perhitungan, diperoleh kriteria interpretasi responden sibagai berikut:

a. 1,00 - 1,80 = Tidak Baik b. 1,81 - 2,60 = Kurang Baik c. 2,61 - 3,40 = Cukup baik d. 3,41 - 4,20 = Baik

e. 4,21 - 5,00 = Sangat Baik

(14)

1023 Untuk mengetahui seberapa besar kinerja petugas di Lapas Kelas IIA Kediri berdasarkan lima indikator, dapat diketahui melalui data berikut:

Tabel 17 Uji Deskriptif Variabel Kinerja

Sumber: olah data penulis melalui SPSS 23

Dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai kinerja pegawai di Lapas Kelas IIA Kediri masuk dalam kategori sangat baik dari seluruh indikator yang digunakan dalam penelitian ini.

Pengaruh Peran Mediasi Organizational Citizenship Behavior dan Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja ASN Pemasyarakatan

Kepemimpinan yang diimplementasikan oleh seorang pemimpin dapat berpengaruh pada kinerja petugas lapas. Pengaruh yang terjadi dapat berupa peningkatan maupun penurunan kinerja pegawai.

Seperti yang dipaparkan dalam artikel yang ditulis oleh Mahmudi (2020) bahwa kepemimpinan termasuk ke dalam faktor yang bisa mempengaruhi kinerja dari anggota. Untuk meningkatkan kinerja diperlukan hubungan timbal balik antara pemimpin dengan bawahan. Seperti yang dikemukakan oleh Liden dan Maslyn (1998:50) bahwa untuk memberikan kontribusi dalam mengembangkan organisasi, diperlukan beberapa hal seperti tingkah laku terhadap pekerjaan, menghargai terhadap pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki pimpinan, loyalitas ataupun kesetiaan antar anggota, serta rasa suka dan nyaman antar anggota dalam melakukan pekerjaan. Dari hasil diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan di Lapas Kelas IIA Kediri adalah gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan ini selalu melibatkan pegawai agar tidak merasa terasingkan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan menggunakan ide mereka agar merasa penting sebagai upaya agar mereka termotivasi untuk bekerja dengan baik. Dengan gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan ini, mempengaruhi kinerja petugas menjadi sangat baik jika diterakan di Lapas Kelas IIA Kediri. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan yang diperoleh. Gaya kepemimpinan mempengaruhi sebesar 52,2%. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan organisasi pimpinan sudah baik dalam menerapkan

Pernyataan N Minimum Maximum Mean

1 66 4 5 4,79

2 66 4 5 4,82

3 66 4 5 4,76

4 66 3 5 4,79

5 66 3 5 4,74

6 66 4 5 4,74

7 66 4 5 4,74

8 66 3 5 4,74

9 66 3 5 4,82

10 66 4 5 4,85

(15)

1024 gaya kepemimpinan tersebut. Hal ini terbukti pada hasil kinerja petugas lapas yang mendapatkan nilai sangat baik.

Seperti halnya tampak pada kinerja petugas Lapas Kelas IIA Kediri saat ini, setelah berganti masa kepemimpinan terdapat banyak perubahan yang terjadi dari kepemimpinan sebelumnya. Banyak kegiatan maupun renovasi dan inovasi baru dengan tujuan untuk memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat yang dalam hal ini adalah narapidana maupun masyarakat yang berkunjung kepada narapidana. Dengan adanya sosok pimpinan yang baru ini membuat para petugas lapas menjadi lebih giat bekerja karena memiliki target dan tujuan yang telah disepakati bersama untuk diwujudkan. Seluruh petugas menjalankan tugas dan fungsi masing- masing yang telah dibagi sesuai dengan porsinya sehingga pekerjaan akan selesai sesuai dengan target yang diharapkan. Sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa kepemimpinan yang diterapkan di Lapas Kelas IIA Kediri yaitu kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja petugas yang membuahkan hasil kinerja yang baik.

PENUTUP Kesimpulan

1. Hasil uji instrumen pada Variabel Gaya Kepemimpinan melalui 16 butir pernyataan dan instrumen Variabel Kinerja melalui 10 butir pernyataan diuji melalui kuisioner dengan jumlah sampel 66 responden menghasilkan pernyataan yang valid.

2. Bahwa Reliability Statistics N of Items atau banyaknya butir pernyataan kuesioner sebanyak 16 butir sejumlah sampel 66 responden bernilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,901>0,60 untuk variabel gaya kepemimpinan adalah reliabel atau konsisten.

3. Bahwa Reliability Statistics N of Items atau banyaknya butir pernyataan kuesioner sebanyak 10 butir sejumlah sampel 66 responden bernilai Cronbach’s Alpha 0,941>0,60 untuk variabel gaya kinerja adalah reliabel atau konsisten.

4. Diperoleh hasil uji normalitas bernilai sebesar (0,254>0,05), yang berarti lebih besar dari uji taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa uji tes normalitas terdistribusi normal.

5. Berdasarkan analisis, bahwa pengaruh dari Variabel Gaya Kepemimpinan (X) dengan Variabel kinerja (y) sebesar 52,2% sedangkan sisanya sebesar 47,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Maka dapat dikatakan bahwa Variabel Variabel Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap Variabel kinerja (y) pegawai di Lapas Kelas IIA Kediri.

6. Diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000<0,05, sehingga variabel Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap variabel Kinerja (Y).

7. Persamaan regresi untuk menggambarkan variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja di Lapas Pemuda Madiun adalah Y = 2,517 + 0,589X dengan koefisien konstansa sebesar 2,517 (positif), menyatakan Y (kinerja) akan bernilai 2,517 dan koefisien regresi X sebesar 0,585.

(16)

1025 Koefisien regresi linear sederhana tersebut bernilai positif, maka arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah bernilai positif.

8. Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai tHitung lebih sebesar 8,480 >

Ttabel 0,471, sehingga dapat disimpulkan variabel Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap variabel Kinerja (Y).

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dikemukakan implikasi secara teori dan praktis sebagai berikut:

Implikasi Teori

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin di Lapas Kelas IIA Kediri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja para pegawai.

Pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas lapas diterima artinya bahwa semakin baik cara seorang pimpinan dalam menempatkan diri dalam memimpin anggotanya maka semakin baik pula kinerja para petugas dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara amanah.

Dengan karakteristik yang diambil model pemimpin gaya transformasional dan gaya trasaksional menurut teori gaya kepemimpinan Bass (1985) mendominasi atau mempengaruhi pola kinerja yang sangat baik para pegawai di Lapas Kelas IIA Kediri.

Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini yang nantinya digunakan sebagai masukan, evaluasi, inovasi kepada seorang calon pemimpin bahkan kader penerus estafet kepemimpinan selanjutnya untuk menjadi role model demi terciptanya hubungan yang baik antara anggotanya. Pemimpin juga bisa menerapkan baik gaya transformasional ataupun transaksional bahkan bisa juga menerapkan 2 gaya kepemimpinan tersebut secara bersamaan dan seimbang untuk mencapai sebuah visi dan misi tujuan bersama. Selain itu juga dalam hal ini seorang pimpinan di Lapas ataupun Rutan dapat mengevaluasi untuk memperbaiki diri kedepannya untuk memiliih ciri/karakteristik Gaya Kepemimpinan yang tepat untuk meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. (2006). Competition In Two-Sided Markets. The RAND Journal of Economics, 37(3), 668–691.

Asyarifah, E. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Petugas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Klaten. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 9(3), 51 - 60.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(17)

1026 Rahma, Fatimah, Kusmiyanti. (2021). Pengaruh Transformational

Leadership Terhadap Disiplin Petugas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Klaten. Jurnal Ilmiah Poli Bisnis, 13(2), 118-129.

Jamaludin, Agus. (2017).

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Kaho Indahcitra Garment Jakarta. Journal of Applied Business and Economics, 3(3), 161-169.

Fadhilah, Muhammad L., Suryadi, Abubakar. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Etos Kerja Guru dan Staf. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(2),

206-224.

Tamara, Margaretha. (2016).

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Pusat PDAM Kota Samarinda.

Agora, 4(1), 44-50.

Fajriani, Yuyun, Santoso, Sigit, Ngadiman. (2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru (Studi pada Al-Azhar Syifa Budi Solo). Jupe UNS, 1(1), 1-11.

SDP Publik DirjenPas (2022) Jumlah Informasi Bulanan (2022). Jakarta:

Penulis. Diakses dari http://sdppublik.ditjenpas.go.id/anal isis/public/sdm/bulanan

Referensi

Dokumen terkait

Reformasi birokrasi mutlak harus dilakukan oleh setiap institusi pemerintah namun sebelumnya para pelaksana reformasi birokrasi harus memahami terlebih dahulu apa itu hakikat

Penilaian prestasi kerja menurut Wahyudi (2002:101) yaitu Secara umum penilaian prestasi kerja dapat diartikan sebagai suatu evaluasi yang dilakukan.. secara periodik dan

Lampirkan Surat Keputusan Badan Penyelenggara atau SK Menteri tentang pengangkatan calon dosen sebagai dosen tetap pada perguruan tinggi pengusul (PTS/PTN), dilengkapi dengan

Nilai rata-rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat

Namun demikian diperlukannya kerja sama antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan staf tenaga administrasi demi tercapainya kinerja tenaga administrasi secara efekti

[r]

Banyak alumni yang berasal dari Madrasah Muallimin Muhammadiyah Limbung setelah melalui proses pendidikan di madrasah kemudian menjadi tokoh agama dalam organisasi

Run of mine adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil dari penambangan yang berada dekat dengan lokasi hopper, jika pada saat ini unit pengolahan sedang