• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PHAIR SHARE) SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PHAIR SHARE) SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PHAIR SHARE)

SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

NENENG MUSTIKA

NPM 11080231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PHAIR SHARE)

SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh:

Neneng Mustika1, Dra. Indriani Nisja2, Yulia Pebriani3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lima hal sebagai berikut:siswa kurang minat terhadap pembelajaran menulis,siswa kurang tepat dalam pemakaian tanda baca saat menulis pantun, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide, gagasan, dan pemikirannya dalam menulis pantun, kurangnya interaksi antara siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar, tidak adanya media pembelajaran yang dipilih guru dalam pembelajaran menulis, hanya dituliskan dalam bentuk tulisan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model TPS (Think Pair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 110 orang. Sampel penelitian berjumlah 28 orang. Teknik Pengambilan Sampel yaitu teknik (propotional random sampling).

Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh hasil kemampuan menulis pantun siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan ketiga indikator yang diteliti yaitu. Pertama, kemampuan menulis pantun untuk indikator 1 (baris) tegolong sempurna (S), dengan rata-rata 96,42 yang terdapat pada rentangan 96-100%. Kedua, kemampuan menulis pantun untuk indikator 2 (rima (persajakan)) tergolong baik (B) dengan rata-rata 82,14 yang terdapat dalam rentangan 76-85%. Ketiga, kemampuan menulis pantun untuk indikator 3 (sampiran dan isi) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 72,62 yang terdapat dalam rentangan 66-75%. Keempat, kemampuan menulis pantun untuk gabungan ketiga indikator tergolong baik (B) dengan rata-rata 83,73 yang terdapat pada rentangan 76-85% pada skala 10.

(5)

THE ABILITY TO WRITE YOUR

USING THE LEARNING MODEL TPS (THINK PHAIR SHARE)

GRADE X SMA N 1 the SHADOW NORTH SOUTH PESISIR REGENCY

By:

Neneng Mustika1, Dra. Indriani Nisja2, Yulia Pebriani3

1) Student STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) Lecturer education courses language and literature (STKIP) Indonesia

PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This research is distributed by the following five things: students interest in learning to write, students are less precise in punctuation when writing pantun, students have difficulty in pouring ideas, ideas, and thoughts in writing pantun, a lack of interaction between students with teachers in the process of teaching and learning, the absence of learning media selected teachers in learning to write, just written in a form of writing. The purpose of this study is to describe your writing skills by using the model TPS (Think Pair Share) grade X SMA N 1 the shadow North South Pesisir Regency.

This research type is quantitative descriptive method. The population in this research is the whole grade X SMA N 1 the shadow North South Pesisir Regency listed by 2015/2016. The population in this research is the grade X SMA N 1 the shadow North South Pesisir Regency amounted to 110 people. Sample research amounted to 28 people. Sampling techniques namely (propotional random sampling)

Based on the data analysis and discussion of the obtained results the ability to write your grade X SMA N 1 the shadow North South Pesisir Regency. Based on these three indicators are examined, i.e.. First, the ability to write your for indicator 1 (line) tegolong perfect (S), with an average of 96.42 in the range of 95-100%. Second, the ability to write your for indicator 2 (rima (persajakan)) are categorized as either (B) with an average 82.14 contained in the range of 75-85%. Third, the writing ability of pantun to indicator 3 (sampiran and isi) belongs more than enough (LDC) with an average of 72.62 contained in the range of 65-75%. Fourth, the ability to write to the third indicator combined pantun belongs either (B) with an average of 83.73 in the range of 75-85% on a scale of 10.

(6)

A. Pendahuluan

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada hakikatnya mengacu kepada dua keseimbangan, yaitu keterampilan memberi dan keterampilan menerima pesan. Keterampilan memberi pesan di dalam berbahasa disampaikan melalui keterampilan menulis dan berbicara, sedangkan keterampilan menerima informasi diperoleh melalui menyimak dan membaca. Pada satuan pendidikan, secara garis besar cakupan keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Diantara empat aspek tersebut maka kemampuan menulis yang lebih mengacu pada penelitian ini. Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alami seperti kemampuan menyimak dan kemampuan berbicara, melainkan harus diperoleh dengan cara mempelajari dan berlatih bersungguh-sungguh.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang menyampaikan gagasan, ide, dan pikiran seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk membantu orang lain paham dan mengerti dengan apa yang disampaikan. Menurut Tarigan (2008:23) menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan, yang terpenting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Sealanjutnya, Semi (2007:40) mengemukakan bahwa menulis menrupakan keterampilan yang dilkukan melalui tahapan dan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Sebagai sebuah proses kreatif, menulis mesti melakukan dengan sistem kerja yang terprogram, sama halnya dengan seseorang yang hendak membangun rumah, sebelum dimulai sudah ada gambaran umum tentang sosok atau bentuk rumah yang akan dibangun.

pantun merupakan puisi lama yang terdiri atas empat baris dalam satu baitnya. Setiap barisnya terdiri atas 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi. Bunyi terakhir pada kalimat-kalimatnya berpola a-b-a-b. Teguh Indriawan (2013:85) pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang dikenal luas dalam bahasa-bahasa nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “Petuntun”. Dalam bahasa jawa misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian sampiran dan isi. Sampiran merupakan dua baris pertama dari keseluruhan pantun. Seringkali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun. Sealanjutnya, Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa jawa, misalnya dikenal sebagai parikan dan bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (tidak empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-a-b. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun (Mihardja, 2012:11). Teguh Indriawan (2013:87) struktur tiap pantun dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian sampiran dan bagian isi. Bagian sampiran terdiri dari dua baris pertama yang tidak mengandung maksud. Dalam sampiran, yang diperlukan adalah persamaan bunyi dengan isi pantun, yang terdapat dalam baris ketiga dan keempat. Sampiran umumnya lukisan alam atau apa saja yang bisa diambil sebagai kiasan atau cermin mengenai apa yang tersimpul di dalam isi pantun. Bagian isi, terdapat dalam dua baris penghabisan, yang mengandung maksud pantun. Ramadansyah (2012:170) ciri-ciri pantun yaitu, (1) terdiri empat larik (baris), bersajak ab-ab, (2) larik pertama dan kedua sebagai sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, dan (3) jumlah suku katanya berkisar antara delapan sampai dua belas suku kata. Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.

(7)

Berdasarkan hasil wawancara secara informal dengan salah seorang guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Ibu Ismawerni, X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 13April 2016, ditemukan adanya beberapa masalah yang dialami dalam menulis pantun,di antaranya pertama, siswa beranggapan di dalam pembelajaran menulis cukup menarik tetapi siswa membutuhkan waktu yang lama dalam merangkai kata sehingga kalimatnya kurang padu (koheren). Anggapan tersebut mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pembelajaran menulis. Kedua, siswa kurang tepat dalam pemakaian tanda baca saat menulis pantun. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide, gagasan, dan pemikirannya dalam menulis pantun. Hal itu disebabkan karena keterbatasan kosakata yang dimiliki oleh siswa. Keempat, kurangnya interaksi antara siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis pantun, sehingga siswa banyak yang meribut. Kelima, tidak adanya media pembelajaran yang dipilih guru dalam pembelajaran menulis, hanya dituliskan dalam bentuk tulisan.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif. penelitian kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya menekankan pada data-data angka yang diolah melalui metode stilistikakemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Mahmud (2011:81)“Penelitian kuantitatif data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran tesebut 110 yang tersebar dalam 5 kelas. Penelitian ini menggunakan tes unjuk kerja, yaitu tes menulis pantun. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui bagaimana menulis pantun siswa kelas X. Indikator penilaian yang digunakan yaitu baris, rima (persajakan), sampiran dan isi.

langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan materi tentang pantun. Kedua, guru menentukan indikator tentang pemilihan pantun (remaja) pantun yang akan ditulis siswa. Ketiga,guru menugaskan siswa menulis pantun perindividu berdasarkan indikator penilaian yang telah ditetapkan. Keempat, guru guru meminta siswa mengemukakan kesulitan-kesulitan apa yang mereka rasakan saat menulis pantun. Kelima, guru mengumpulkan pantun yang telah di tulis siswa berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Keenam, guru memberi kesimpulan.

C. Hasil Penelitian

1. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan indikator Baris

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. untuk indikator 1 yang menjelaskan tentang tema tergolong sempurna (S). Indikator baris dikatakan mendapat skor 3 apabila pantun yang ditulis siwa terdiri dari 4 baris ditemukan. Indikator baris dikatakan mendapat skor 2 apabila pantun yang ditulis siswa lebih dari 4 baris ditemukan. Indikator tema dikatakan mendapat skor 1 apabila pantun yang ditulis siswa kurang dari 4 baris ditemukan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 26 orang (92,85%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 1 orang (3,57%). Nilai rata-rata kemampuan menulispantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari indikator tema adalah 96,42 berada pada kualifikasi sempurna.

(8)

Diagram 1. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS

(Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Untuk

Indikator Baris

2. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan indikator Rima (Persajakan)

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulispantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatanuntuk indikator 2 yang menjelaskan tentang rima (perajakan) tergolong baik (B). Indikator rima (persajakan) dikatakan mendapat skor 3 diberikan apabila pantun yang ditulis siswa ditemukan a-b-a-b pada rima (persajakan). Indikator rima (persajakan)dikatakan mendapat skor 2 diberikan apabila pantun yang ditulis siswa ditemukan a-a-a-a pada rima (persajakan). Indikator rima (persajakan) dikatakan mendapat skor 1 diberikan apabila pantun yang ditulis siswa ditemukan a-b-c pada rima (persajakan). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna(S) berjumlah 15 orang (53,57%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berjumlah 11 orang (39,28%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali (KS) berjumlah 2 orang (7,14%). Nilai rata-rata kemampuan pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari indikator rima (persajakan) adalah 82,14 berada pada kualifikasi baik (B).

0 4 8 12 16 20 24 28 32

freku

ensi

kualifikasi

(9)

Diagram 2. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS

(Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Untuk

Indikator Rima ( Persajakan)

3. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan indikator Sampiran dan Isi

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 3 yang menjelaskan tentang sampiran dan isi tergolong lebih dari cukup (LDC). Indikator sampiran dan isi dikatakan mendapat skor 3 apabila pantun yang ditulis siswa terdapat persamaan bunyi (sampiran dan isi saling berkaitan) Indikator sampiran dan isi dikatakan mendapat skor 2 apabila pantun yang ditulis siswa terdapat satu persamaan bunyi (1 sampiran dan 1 isi). Indikator sampiran dan isi dikatakan mendapat skor 1 apabila pantun yang ditulis siswa tidak memiliki persamaan bunyi (sampiran dan isi). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 10 orang (35,71%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 13 orang (46,42%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali berjumlah 5 orang (17,85%). Nilai rata-rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari indikator sampiran dan isi adalah 72,62 berada pada kualifikasi lebih dari cukup

0 4 8 12 16 20 24 28 32

freku

ensi

kualifikasi

(10)

Diagram 3. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan

Untuk Indikator Sampiran dan Isi

4. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan untuk Ketiga Indikator (Baris, Rima (Persajakan), Sampiran dan Isi)

Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulispantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 4 yang menjelaskan tentang ketiga indikator tergolong baik (B). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna 7 orang (25,00%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali 10 orang (35,71%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik 7 (25,00%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup 2 (7,14%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang (3,57%), dan siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali 1 orang (3,57%). -rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari ketiga indikator adalah 83,73 berada pada kualifikasi baik.

0 4 8 12 16 20 24 28 32

freku

ensi

kualifikasi

(11)

Diagram 4. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan

Untuk Ketiga Indikator (Baris, Rima (Persajakan), Sampiran dan Isi)

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kemampuan siswa dalam menulis baris sempurna (S) dengan rata-rata penguasaan 96,42 berada pada rentangan 96-100%. Kedua. Kemampuan siswa dalam menulis rima (sampiran dan isi) tergolong baik (B), dengan rata-rata penguasaan 82,14 berada pada rentangan 76-85%. Ketiga, kemampuan siswa dalam menulis sampiran dan isi lebih dari cukup (LDC) dengan rata-ratapenguasaan 72,62 berada pada rentangan 66-75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan untuk ketiga indikator tergolong baik ( B) dengan rata-rata 83,73berada pada rentangan76-85%.

Berdasarkan simpulan di atas, diajukan tiga saran berikut. . Pertama, bagi siswa SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan untuk selalu menulis agar hasil tulisannya bermanfaat dan semakin baik lagi terutama menulis pantun. Kedua, bagi guru bahasa Indonesia dapat menerapkan dalam pembelajaran menulis khususnya menulis pantun. Ketiga, bagi peneliti lain agar dapat menerapkan metode, teknik dan media yang bervariasi lainnya agar dapat memotivasi ssiwa dalam menulis, khusunya menulis pantun. Keempat, bagi peneliti sendiri, sebagai penambah wawasan peneliti serta pengetahuan tentang penggunan model dalam pembejaran.

0 4 8 12 16 20 24 28 32

freku

ensi

kualifikasi

(12)

E. KEPUSTAKAAN

Indriawan, Teguh. 2013. Peribahasa Puisi Pantun Sajak. Jakarta: Infra Pustaka

Mahyana, Maman.2005. Sembilan Jawaban Sastra Indonesia Sebuah Orientasi Kritik. Jakarta: Bening Publishing.

Miharja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.

Ramadhansyah. 2012. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia Edisi Revisi. Bandung: Dian Aksara Press.

Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Tarigan, Guntur Henry. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

(13)

Gambar

Diagram 1. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS  (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Untuk
Diagram 2. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS  (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Untuk
Diagram 3. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran  TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan
Diagram 4. Kemampuan Menulis Pantun dengan Menggunakan Model Pembelajaran  TPS (Think Phair Share) Siswa Kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Nurul Jadid dengan menggunakan metode yang telah dijelaskan dalam buku Metodologi penelitian Living Qur‟an dan Hadits.11 Selanjutnya, buku-buku yang berkaitan dengan Studi

Tujuan utama diselenggarakannya Survei Struktur Upah adalah untuk mendapatkan data statistik upah yang lebih rinci yaitu upah menurut jenis jabatan dan jenis kelamin untuk

Praktikum Analisis Senyawa Kimia/P.IPA C Annisa Fillaeli, M.Si.;. Erfan

Untuk halaman login admin dapat diakses melalui alamat http://localhost/rositanada/administrator/ pada browser maka akan tampil halaman login admin , kemudian admin

Secara garis besar, ilmu fisika dapat dipelajari lewat 3 jalan, yaitu pertama, dengan meng- gunakan konsep atau teori fisika yang akhirnya melahirkan fisika teori. Kedua, dengan

Pada grup Indonesia Tanpa Pacaran, dalam profil tersebut kita dapat menemukan tulisan “Gerakkan perjuangan umat menghapus pacaran dari Indonesia.” Pada grup

Dari kunjungan wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun tersebut muncul sebuah kebutuhan akan suatu tempat berupa bangunan penginapan yang memiliki berbagai

$GDQ\D SXWXVDQ 0DKNDPDK $JXQJ \DQJ PHQJKXNXP GU %DPEDQJ 6XSUDSWR 6S06XUJ PHQJXQDNDQ3DVDO8QGDQJ8QGDQJ1RPRU7DKXQWHQWDQJ3UDNWHN.HGRNWHUDQ\DQJ VHEHOXPQ\D WHODK GLEDWDONDQ ROHK