• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Karya seni tari drama: Ruang kreatif calon guru sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Karya seni tari drama: Ruang kreatif calon guru sekolah dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA SENI TARI DRAMA: RUANG KREATIF CALON GURU SEKOLAH DASAR

Oleh: Okto Wijayanti

Universitas Muhammadiyah Purwokerto e-mail: [email protected]

Abstrak

Artikel ini merupakan kajian deskriptif tentang kehadiran seni digital pada karya seni drama tari musikal mahasiswa calon guru sekolah dasar yang menghadirkan dampak pada pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan model kajian ilmu seni drama dan tari berbasis digital. Penelitian ini menganalisis proyek karya seni tari drama melalui seni digital yang mengusung proses kolaborasi antar berbagai disiplin seni. Karya drama dna tari sebagai materi pembelajaran yang dipertunjukkan merupakan proses kreativitas yang diungkapkan melalui berbagai media, baik secara visual, audio dan audiovisual.Karya drama tari musikal hadir dengan kemasan video artistik berbantuan Teknologi Reality. Kondisi pandemic covid, menyebabkan takdir eksistensi seni bergantung lebih besar pada The Internet of Things (IOT) sehingga komunikasi digital akan diperluas ke berbagai hal untuk memasuki dunia maya. Bagian kedua dari artikel ini membawa kehadiran dunia seni dan Pendidikan seni berbasis pada Virtual Reality (VR) yang begitu memanjakan rasa pada tampilan karya video seni tari dan drama, dengan seni digital yang dapat diterima oleh semua orang, dan masa depan yang akan ditandai dengan kehadiran kreativitas seni berbasis teknologicara. Tuntutan ruang kreatifitas yang memaksa calon guru dilakukan dengan cara pemberian tugas digunakan sebagai stimulus kepada siswa untuk merangsang kemampuan kreativitasnya menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran pendidikan seni tari dan drama disampaikan secara sistematis dengan mengintregrasikan keterampilan mata kuliah lain melalui pendekatan disiplin ilmu. Proses berkarya seni digital dalam proyek video drama tari musik ini melibatkan pengalaman seni tari drama tiap individu dalam hubungannya dengan minat dan bakat serta kebutuhan siswa pada tngkat sekolah dasar. Hal-hal ideal dan tuntutan penguasaan pengetahuan dan keterampilan baik teknis maupun non teknis dalam kelompok mahasiswa calon guru sekolah dasar menjadi bahan pertimbangan penilaian dan evaluasi sehingga seni digital dalam drama musikal yang kreatif dapat diapresiasi dengan baik.

Kata Kunci : Seni Digital, Ruang Kreatif, Drama Musikal , dan Calon Guru Sekolah Dasar.

Abstract

This article is a descriptive study on the presence of digital art in the works of student musical dance drama, who are prospective elementary school teachers, and its impact on learning. This research employs a qualitative approach with a digital-based study model of drama and dance arts. The study analyzes the dance drama art projects through digital art that embrace collaboration among various artistic disciplines. The dramatic and dance works, performed as learning materials, are a process of creativity expressed through various media, both visually, audibly, and audiovisually. The musical dance drama works are presented in an artistic video format assisted by Reality Technology. The condition of the COVID-19 pandemic has resulted in the existence of art depending heavily on the Internet of Things (IoT), expanding digital communication to various aspects, entering the virtual world. The second part of this article brings the presence of the art world and art education based on Virtual Reality (VR), which indulges the senses through the display of dance and drama video art, with digital art that is accessible to everyone, and a future that will be marked by the presence of technology-based artistic creativity. The demand for creative space forces prospective teachers to give assignments as stimuli to students, stimulating their creative abilities to complete the given tasks. Dance and drama art education is systematically delivered by integrating skills from other courses through a disciplinary approach. The process of digital art creation in this video project involving dance and musical drama includes the individual experiences of each person in relation to the interests, talents, and needs of elementary school students. Ideal aspects and the demands of knowledge and skills, both technical and non-technical, among groups of prospective elementary school teachers, are taken into consideration for assessment and evaluation, allowing creative digital art in musical drama to be well appreciated.

Keywords: Digital Art, Creative Space, Musical Drama, Prospective Elementary School Teachers."

Pendahuluan

Artikel ini merupakan kajian deskriptif tentang kehadiran seni digital pada karya seni drama tari musikal mahasiswa calon guru sekolah dasar. Karya drama tari musikal hadir dengan kemasan video artistik berbantuan Teknologi Reality. Bramantyo (2021) mengulas seni digital yang ditandai dengan

(2)

tiga kejadian luar biasa, yakni hadirnya dunia seni rupa berbasis Virtual Reality (VR), prinsip seni digital untuk semua orang, dan masa depan yang diharapkan ditandai oleh kreativitas artistik berdasarkan ketersediaan teknologi. Terdapat kesamaan dalam pembahasan artikel Bramantyo (2021) yakni fenomena ini dibahas di sini demi mencapai pemahaman tentang ruang multidimensi generik, artikel tidak bermaksud untuk membawa kita pada makna khusus seni digital pada karya drama tari musikal dan implikasinya terhadap pengembangan ruang kreatif dan estetika. Selanjutnya, artikel ini tidak memiliki asumsi untuk memberikan teori apa pun dan kritik apapun.

Kondisi pandemic covid, menyebabkan takdir eksistnesi seni bergantung lebih besar pada The Internet of Things (IOT) sehingga komunikasi digital akan diperluas ke berbagai hal. untuk memasuki dunia maya. Pertanyaan kedua adalah: apa yang akan terjadi?jika pengalaman memasuki virtual itudunia terjadi saat kita berhadapandengan karya seni? dukungan teknologi baru kamidunia, seniman cenderung mempertajam kekuatan realitas virtual, untuk menempatkan kita tepat di tengah dari pengalaman artistik, untuk membangun hubungan dengan karya seni mereka, dan diwaktu yang sama untuk memperkaya hubungan antara seniman dan penontonnya, yang melampaui daya imajinatif dengan manefetasi tak terbatas. Bagian kedua dari artikel ini membawa kehadiran dunia seni dan Pendidikan seni berbasis pada Virtual Reality (VR) yang begitu memanjakan rasa pada tampilan karya video seni tari dan drama, dengan seni digital yang dapat diterima oleh semua orang,dan masa depan yang akan ditandai dengan kehadiran kreativitas seni berbasis teknologi cara.

Fenomena ini dibahas dalam rangka untuk mencapai pemahaman yang lebih umum ruang multidimensi, karena artikel ini tidak bermaksud membawa kita ke spesifik pengertian seni digital. Seni digital tidak diragukan lagi terhubung pada Kecerdasan Buatan (AI), ataurekayasa intelijen. John McCrathy memperkenalkan gagasan bahwa mesin dapat dibuat untuk mensimulasikan kecerdasan pada sekitar tahun 1955 (Santoso), 2021). Secara singkat, dapat disebut gangguan teknologi didunia seni, termasuk seni dan pendidikan seni, sudah terjadi, dan terus berubah sejak kemunculan dan perkembangan Teknologi informasi komunikasi (TIK). Scrivener dan Clement menegaskan ICT berubah dengan kecepatan yang begitu cepat bahwa itu terus-menerus ketinggalan zaman oleh inovasi.Ada juga fakta keragaman yang besardari apa yang merupakan 'media baru' di salah satu waktu.

Apa yang dimaksud dengan seni media baru?karena itu dunia sangat beragam dan terus berubah.”Pertanyaan terakhir mungkin yang paling kontroversial. Dalam hiruk pikuk seperti itu IoT dan Seni Digital, memastikan kehadirannya terekam secara system youtube, sehingga pasti akan diapresiasi oleh banyak orang, dari masa ke masa. Bahkan hingga seniman itu tidak ada lagi.

Seni digital Ilmu dapat dikatakan seni dengan sebuah proses menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Itu membuat kita mengajukan pertanyaan baru tentang diri kita sendiri dan orang lain, tentang etika dan masa depan. Regina Dugan, Eksekutif Senior di Google (2013). Menyatakan Era baru Tehnologi Informasi dan Komunikasi menawarkan alternatif sebagai kunci harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan masyarakat yang lebih sejahtera. Era baru Tehnologi Informasi dan Komunikasi dalam wacana budaya postmodern berfokus pada fleksibilitas orang untuk dapat untuk maju dengan identitas individu. Hal ini juga mendukung keberadaan yang menyatakan rasionalitas dan otonomi serta kebebasan berekspresi di atas segalanya sesuatu. Wacana sistem baru komunikasi digital ini menyediakan lebih banyak teknis perbaikan dalam pertukaran informasi yang tidak hanya bermanfaat bagi manusia sebagai makhluk sebagai individu, tetapi juga untuk semua institusi. Khusus dalam pokok bahasan ini adalah mahasiswa calon guru yang mencoba untuk menyatakan orisinalitas dan otonomi dalam berfikir meraka. Seperti yang mungkin disarankan. Deskripsi di atas mendahului wacana di mana fenomena postmodern dalam seni yang dikemukakan oleh Andy Warhol, telah menunjukkan begitu banyak materialisasi, di mana itu mungkin belum sepenuhnya dipahami sebagai postmodern budaya dan objek dekonstruksi seni budaya. Urgensi dari penelitian ini yaitu kehadiran seni digital pada pembelajaran drama dan tari pada mahasiswa calon guru sekolah dasar memberikan kontribusi pembelajaran yang fleksibel dengan tuntutan kolaborasi antar berbagai disiplin ilmu. Tidak dapat dipungkiri, Sungkar (2023) dalam penelitiannta menyatakan bahwa seni digital memiliki kelemahan dengan keleluasaan dapat mencetaks sebanyak-banyaknya maka karya seni prinsip adiluhung dapat tidak berlaku dalam hal ini.

Hasil dari artikel ini untuk menunjukkan bagaimana disrupsi teknologi didunia seni, termasuk

(3)

pendidikan seni drama tari dan musik melalui seni digital sebagai sarana apreasiasi kritis, telah menjadi kajian pembelajaran seni di kalangan sivitas akademika dan calon guru sekolah dasar pada khsususnya

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan model kajian ilmu seni drama dan tari berbasis digital. Penelitian ini menganalisis proyek karya seni tari drama melalui seni digital yang mengusung proses kolaborasi antar berbagai disiplin seni. Karya drama dna tari sebagai materi pembelajaran yang dipertunjukkan merupakan proses kreativitas yang diungkapkan melalui berbagai media, baik secara visual, audio dan audiovisual. Fokus karya drama dan tari mahasiswa calon guru yakni kearifan lokal. Tahapan mengenal, memahami, mnjelaskan dan menganalisis karya seni drama dan tari berdasarkan alur piker. Fokus penelitian pada: 1).Ruang kreatif Drama musikal. 2)Tuntutan Ruang kreativitas yang memaksa. 3) Pembelajaran drama tari musikal berkearifan lokal.4) Pembelajaran drama tari musikal digital dalam kreativitas ruang. 5) Profil Seorang Calon Guru Sekolah Dasar dalam Membelajarkan Pendidikan Seni Tari. 6) Metode Kegiatan Belajar Mengajar Seni Tari Drama pada Mahasiswa Calon Guru Dasar. 7) Integrasi Mata Kuliah Berbasis Pendekatan Disiplin Ilmu

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Ruang Kreatif Drama Musikal

Ruang kreatif dan mendorong empat jenis tubuh manusia dengan beberapa fungsi: 1) Tubuh sebagai sesuatu yang ajaib, salah satunya dikenal dengan tubuh sebagai media gerak , 2) Tubuh sebagai karya mekanik berdasarkan waktu, 3) Tubuh sebagai mesin yang dipanaskan yang tidak hanya membakar glikogen dalam tubuh manusiaotot, tetapi juga mengkonsumsi bahan bakar alamidimaksudkan untuk memindahkan mesin nyata, 4). Terakhir, tubuh sebagai sistem mekanisme elektronik yang memiliki kemampuan untuk bertukar dan mereproduksi sinyal dalam bentuk pesan dan berbagai lainnya sebagai bahan masukan akurat. Meskipun ini, kemungkinan besar, hanya karya imajinasi. Colin terlibat dalam studi yang signifikan dari subjek dan mengembangkan pandangan tertentu tentang subjek, beberapa di antaranya bisa sangat memprovokasi. Ketika fenomena seperti itu terjadi, itu tidak bisa jika tidak, seluruh budaya kita akan menjadi berubah. Divisi Internasional Artikel ini akan berikan kami bukti bagaimana komputer dapat memiliki keterampilan membuat lukisan,membuat musik, dan melibatkan jenis lainnya engaging dari kegiatan seni. Berbagai ilmiah tersebut di atas teori juga telah mengubah posisi kami dari yang anthropo-sentris , dengan manusia dilihat sebagai pusat alam semesta, melalui yang anthropo-eksentrik, yang menurut manusia tidak lagi dipandang sebagai pusat alam semesta, menuju apa yang disebutcyber-centric , di mana manusia terlihat sebagai pusat dunia Ciber. Sekarang,perasaan kita telah berfluktuasi antaraskeptis dan optimis. Namun, Plato telah mengingatkan kita sejak abad ke-4 SM bahwa kemungkinan besar kita hidup di terali besi. Kita semua menjadi sangat sulit untuk dipisahkan dari komputer. Teknologi menjadi lebih terlihat dan lebih dekat dengan kita. Antara gairah opmitis tidak terjadi pada pertunjukkan drama musikal secara langsung.

Kedekatan emosi antara pemain, komunikasi antara pemain drama musikal terbangun dengan menampilkan pertunjukkan secara langsung du depan penonton. Berbeda halnya dengan menampilkan video drama tari musikal yang diunggah dalam youtube, lalu bagaimana kesan, ekpresi, emosi kegembiraan dan ketegangan atau kesedihan lupana emosi sebagi penonton ketika melihat pertunjukkan drama tari music secara langsung. Tentu saja beda, yang ditimpulkan dan itu mungkin bahkan terjadi di masa depan yang akan segera terjadi. Dialog ini mendukung wacana antara seni digital dan ruang kreatifitas tanpa teknis yang rumit dengan penjelasan. Namun, ketika teknis deskripsi sangat diperlukan, penulis hanya mampu memberikan kepada para pembaca dengan situs web dengan persyaratan teknis tertentu yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.

Richard Shusterman dalam bukunya berjudul Performing Live: Estetika Alternatif untuk Ends of Art menguraikan gagasan yang dimiliki teori terkait seni sudah menyatakan, karena Hegel menyatakan seni telah mencapai tahap akhir. Menurut Hegel, seperti yang dikutip oleh Shusterman, menegaskan bahwa seni tidak lagi memberikan kepuasan sebagai keinginan rohani . Demikian pula, Gianni Vattimo mengatakan bahwa zaman modern telah ditandai oleh " Kematian Seni ." Susanto (2019) berpendapat bahwa proses kreatif meliputi 5 tahap yang melibatkan proses stimulus, eksplorasi, perencanaan,

(4)

aktivitas, dan review. Proses stimulus terlihat ketika guru memberikan tugas kepada siswa yaitu membuat cerita drama kreatif yang memiliki pesan moral baik. Selanjutnya diminta untuk membuat gerakan tari sederhana yang disini lebih pada gerak dan lagu yang sesuai dengan perkembangan anak siswa sekolah dasar Berdasarkan tema dipelajari. Dosen memberikan kisi kisinya, kemuadian memberikan lembar kinerja mandiri pada masing- masing kelompok.

Tuntutan Ruang Kreatifitas yang Memaksa

Tuntutan ruang kreatifitas yang memaksa calon guru dilakukan dengan cara pemberian tugas digunakan sebagai stimulus kepada siswa untuk merangsang kemampuan kreativitasnya menyelesaikan tugas yang diberikan. Dapat dikatakan kreatifitas yang memaksa karena dosen dalm pembelajaran dalam jaringan, telah menetapkan standar standar kreatifitas yang harus dicapai oleh mahasiswa calon guru Sekolah Dasar. Untuk mencapai standar tersebut, mahasiswa calon guru sekolah dasar , harus melalui tahap tahap pembelajaran, yakni 1) Mengapresiasi karya drama tari; 2) Memberikan penilaian dan kritik saran pada materi drama tari yang diapresiasi; 3) Proses pencarian penemuan atau eksplorasi ide.

Konsep dan gagasan yang ditungkan dalam naskah drama (dialog, penokohan, alur cerita, pesan moral), naskah music dan anskah tari; 4) Pemaparan kreatifitas drama musikal dan kreatifitas garap seni digital.

Strategi dosen dalam menfasilitasi ruang kreatif dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan memilih gerakan sesuai tema dan kreativitas berdasarkan pengalaman siswa, objek pengamatan, video, dan media gambar. Proses perencanaan adalah proses dimana siswa membuat desain aransemen naskah drama tari musikal, music, rupa dan tari yang kemudian dapat ditampilkan secara kelompok melalui kreatifitas (AR). Proses ini dilakukan dengan cara berdiskusi satu sama lain tidak terkecuali pada anggota kelompok lain. Calon guru mencoba dengan anggota kelompok untuk mendemonstrasikan pekerjaan mereka di video. Lalu dengan teknis dan kecanggihan tehnologi, walaupun tidak sempat berjumpa utnuk berlatih, mengandalkan pembelajaran dalam jaringan tatap maya, sehingga praktek drama tari musik rupa selanjutnya untuk ditinjau oleh guru. Proses review terlihat ketika guru mengajak siswa untuk bersama-sama memberiapresiasi dan saran kepada kelompok yang telah menampilkan karya tarinya yang mengamat. Mahasiswa calon guru dapat memberikan masukan saran agar apresiasi kritis dan menggiring mahasiswa caloh guru agar memeiliki sikap kritis, evaliatif. Sehebat- hebatnya ruang kreatif tetap tidak dapat menggantikan seni secara langsung, gairah dan sensasi melihat objek seni secara langsung dan nyata di depan mata.

Pembelajaran Seni Drama Musikal Berkearifal Lokal

Peran seni dalam menumbuhkan kebanggaan bangsa dan belajar tentang warisan budaya seseorang adalah dikutip dalam standar hampir semua wilayah negara di dunia yang disurvei, termasuk Australia, British Columbia, Cina, Finlandia, Jepang, Selandia Baru, dan Swedia, antara lain. Beberapa contoh berikut: pembelajaran seni budaya Australia menunjukkan bahwa “siswa dapat mengembangkan kesadaran tentang Australia dan seniman tari internasional, perusahaan, dan praktik tari.” Standar British Columbia mengacu pada eksplorasi “fungsi tari”dalam masyarakat Kanada.” "Seni dan budaya" adalah kategori tujuan seni visual dalam standar China, dan termasuk rekomendasi bahwa siswa akan "mengeksplorasi gaya seni dan budaya nasional kita dan latar belakang sejarah. Standar Finlandia mencatat bahwa siswa akan “membiasakan diri dengan bahasa Finlandia dan, sebagaiberlaku, teknologi, desain, dan budaya kerajinan orang lain.” Salah satu tujuan pendidikan di Jepang adalah

“membina sikap menghormati tradisi dan budaya dan+ mencintai negara yang memeliharanya. Standar hampir semua negara yang diprofilkan juga mempromosikan paparan seni budaya lain dan menekankan pentingnya konteks budaya dalam menanggapi seni contoh. Konsep ini cukup penting untuk menjadi prinsip pengorganisasian dalam beberapa rangkaian standar: standar seni visual Inggris memasukkan pemahaman budaya sebagai kategori kuncibagian konsep dari kurikulum, dan semua standar seni British Columbia mengandung kategori yang disebut "konteks." Di Cina, tujuan musik di bawah kategori sikap dan nilai adalah untuk mengembangkan rasa hormat terhadap seni bangsa dan negara serta budaya lain

Pembelajaran seni Budaya dalam artikel ini juga bebasis budaya. Produk drama musikal yang dihasilkan harus melibatkan nilai-nilai budaya, budi pekerti yang luhur, nilai sopan santun, agamis, dan penuh dengan pesan moral. Karena sejatinya, sasaran dari penyusunan drama musikal ini diperuntukkan untuk penonton siswa Sekolah Dasar, sehingga pesan moral baik terkait Pendidikan karakter masih menjadi tujan dan misi dalam karya digital drama musikal.

(5)

Pembelajaran Seni Drama Tari Musikal Digital dalam Kreatifitas Ruang

Sebelum masuk kepada seni drama tari musik gigital dalam ruang kreatifitas. Calon mahasiswa belajar memahami kreativitas ruang kreatiftitas yang tidak terbatas hanya dikelas. Pembelajaran mandiri, dengan Teknik gitital berbantuan internet dapat belajar di mana saja, dan kapan saja. Pembelajaran seni tari dan drama tidak terbatas pada keterampilan Seni digital music tari drama merujuk pada pengertian pendidikan bermakna memberdayakan manusia, manusia dapat berpikir kreatif dan mandiri untuk meningkatkan dirinya dan masyarakat (Tilaar, 2002: 2004). Beberapa pendapat tersebut telah diterapkan dalam kurikulum 2013 yang berisi:pendidikan karakter tentang peningkatan dan keseimbangan antara soft skill dan hard skill yang meliputi thataspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Hidayat, 2013: 127). Hal ini telah diterapkan berupa pembelajaran tematik karena pembelajaran tematik dapat menampung berbagai keterampilan, baik hardskill dan softskill. Meninjau Di Australia, misalnya, baik sedang dibahas dalam tujuan lintas-kurikuler musik. Selain itu, standar kurikulum pembelajaran seni di China merekomendasikan seni untuk mengembangkan kemampuan untuk memperkaya pengalaman hidup seseorang melalui seni. Standar Finlandia perhatikan bahwa “hubungan pribadi dengan musik akan memperkuat pengetahuan diri siswa dan kesejahteraan holistik dan akan mendukung harga diri mereka. Di Irlandia, tari bertujuan untuk mengalami kegembiraan dan kepuasan kreativitas dan pencapaian potensi melalui kegiatan seni. Akhirnya, dokumen pembelajaran seni di Singapura, seni sebagian besar bagian digunakan untuk "menghargai" keberadaan standar seni visual yang berkaitan dengan pengembangan kesenangan pribadi siswa, kebanggaan, dan kesejahteraan.

Pembelajaran drama tari dan music di tingkat Program Studi Sekolah Dasar, dikembangkan untuk mendukung pembelajaran seni tari, musik, rupa, prakarya dan kerajinan sehingga dapat memperkuat pembelajaran Pendidikan seni tari di sekolah dasar tertuang dalam intrakurikuler dan ekstrakurikuler kegiatan. Di sisi lain, aktivitas siswa adalah mendengarkan, melihat, meniru, dan melakukan. Aktivitas belajar pada calon guru sekolah dasar meliputi Niteni Niruakke Nambahi dengan teori Ki Hadjar Dewantara menyatakan konsep ini dapat dipandang sebagai teori belajar (Rahayu, 2017).

Konsep 3N terkait dengan pengembangan kreativitas pernah diteliti oleh Ardhyantama (2020) bahwa tehnologi mampu bersaing dalam jumlah dan kualitas produksi namun tidak dapat digunakan untuk menjawab tantangan kejuan jaman. Konsep Niteni Nirukke Nambahi selanjutnya dimplementasikan dan lebih ditekankan pada apresiasi karya seni digital yang dapat dilakukan dengan cara menjelajah atau berselancar pada dunia maya.

Pembelajaran Seni dalam kurikulum PGSD yang dilaksanakan dalam perkuliahan pendidikan seni tari dan drama merupakan pembelajaran menggunakan media ekspresi bebas terarah yang dapat diwujudkan melalui seni gerak, suara, garis, warna, bidang dan tekstur. Pembelajaran seni yang diwakili oleh Pembelajaran pendidikan seni tari dan drama memiliki sifat multilingual, multidimensional, multikultural. Khususnya seni tari drama yakni gerak dan peran dalam tata susunan artistik dan estetik.

Pendidikan kesenian berperan menumbuhkan dan mengembangkan daya apresiasi seni, kreativitas, kognisi, kepekaan indrawi, emosi, memelihara sikap dan mental siswa. Maka konteks Pendidikan kesenian berperan mengembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk manusia seutuhnya, seimbang lahir batin, jasmani, berbudi luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia. Sementara itu, Hartono (2018) menjelaskan peran dari pendikan seni dalam mewujudkan kepribadian secara utuh berdasar pada tiga hal yakni sebagai berikut: (1) Pendidikan seni mempunyai sifat multilingual, berarti seni bertujun mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara melalui rupa, bunyi, gerak dan paduannya; (2) Multidimendional berarti seni mengembangkan kompetensi kemampun dasar anak yang mencakup persepsi, apresiasi, dan produktifitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika.; (3) Multikultural berarti seni bertujuan menumbuh kembangkan kesadaran, kemampuan berapresiasi terhadap budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab, hidup rukun dalam masyarakat budaya yang majemuk.

Kehadiran seni dalam dunia pendidikan (sekolah) mengisyaratkan bahwa seni memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang penting. Maka Pendidikam melalui seni merupakan konsep yang sangat cocok

(6)

diterapkan di SD. Salah satu pendidikan seni yang diterapkan di sekolah dasar yakni pembelajaran Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD sehingga memiliki fungsi sebagai berikut: (1). Membantu pertumbuhan dan perkembangan anak; (2). Meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik; (3.) Memberikan sumbangan ke arah sadar diri ; (4). Membina imajinasi kreatif ; (5). Memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah (6). Memurnikan cara berfikir, berbuat dan menilai ; (7). Memberikan sumbangan kepada perkembangan kepribadian

Profil Seorang Calon Guru Sekolah Dasar dalam Membelajarkan Pendidikan Seni Tari

Calon guru sekolah dasar harus berupaya semaksimal mungkin untuk memotivasi dan mengajak siswa SD untuk serta dalam kegiatan seni tari dan drama. Hal tersebut dimaksudkan agar seni tari dan drama tidak menjadi suatu hal yang menakutkan, membosankan atau dibenci oleh siswa. Sebaliknya, seni tari dan drama justru harus menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan, aktif dan sekaligus menjadi ajang inovasi, kreasi dan rekreasi bagi siswa. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran seni tari dan drama merupakan sebuah stimulus bagi siswa untuk mengenal dan mencintai kasanah seni budaya Indonesia yang terkenal adiluhung.

Membelajarkan pendidikan seni tari dan drama yakni calon guru sekolah dasar dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai tari, unsur tari, garap drama, fungsi seni tari dan drama untuk siswa sekolah dasar, mampu menyusun strategi, metode pembelajaran tari dan drama sekolah dasar, mampu mempraktekkan koreografi tari dan drama untuk siswa sekolah dasar, mampu menyusun naskah, memilih musik tari drama, merancang naskah drama, memilih kostum dan rias, mementaskan tari dan drama kreatif hingga mengevaluasi garapan tari serta drama kreatif yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Calon guru sekolah dasar dapat dikatakan menjadi seorang teman bagi siswanya.

Kemampuan guru dalam menyusun, membimbing, mengatur tahap belajar, mendorong, memberi nasihat, menilai, mendorong antusias, keaktifan, kreatifitas, memberi insiprasi,

memunculkan minat bakat, memunculkan ide, menikmati, menghayati, merangsang visual melalui benda, obyek bentuk, warna, dan tekstur. Fungsi, peran dan kedudukan pendidikan seni tak lepas dari bagaimana calon guru sekolah dalam mengelola pembelajaran tersebut. Calon guru sekolah dasar dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola pembelajaran pendidikan seni tari dan drama untuk siswa sekolah dasar. Berdasar pada fungsi kedudukan dan peran pendidikan seni khususnya pendidikan seni tari dan drama di sekolah dasar maka timbul pertanyaan seperti apa pembelajaran pendidikan seni tari dan drama yang harus diajarkan oleh calon guru sekolah dasar nanti di sekolah? Hal ini menarik untuk diketahui terkait pelasanaan pembelajaran pendidikan seni tari dan drama oleh calon guru sekolah dasar

Metode Kegiatan Belajar Mengajar Seni Tari Drama pada Mahasiswa Calon Guru Dasar

Pembelajaran seni tari dan drama untuk sekolah dasar yang lebih cocok diterapkan yakni melalui belajar sambil bermain. Kaitannya dengan bermain dalam gerak, perlu diketahui konsep seni tari dan drama yakni mengamati gerak, menirukan gerak, mengklasifikasikan gerak dan menyusun gerak.

Selanjutnya metode yang digunakan claon guru sekolah dasar dalam proses pembelajaran pendidikan seni tari dan drama kreatif dengan menggunkan metode observasi, imitasi, bercerita dan demonstrasi unjuk kerja. Metode imitasi diawali dengan mengobservasi dengan cara mengamati, dan melihat dengan seksama keadaan lingkungan sekitar, kejadian, keadaan dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

Salah satu contoh yakni dengan mengobservasi lingkungan sekolah yakni hiruk pikuk jam istirahat sekolah dengan keadaan siswa ada yang bermain, bersenda gurau, berlari, mengobrol, berkelahi, membeli makan dan sebagainya. Selanjutnya yaitu menirukan gerak, sambil bercerita (drama) dan mendemonstrasikan drama dalam sebuah unjuk kerja.

Integrasi Mata Kuliah Berbasis Pendekatan Disiplin Ilmu

Pembelajaran pendidikan seni tari dan drama disampaikan secara sistematis dengan mengintregrasikan keterampilan mata kuliah lain melalui pendekatan disiplin ilmu. Pendekatan disiplin ilmu yang terintregrasi dengan mata kuliah yang lain yakni seni musik, seni sastra anak, seni suara, seni kriya, dan seni rupa terakomodir dalam keseluruhan pembelajaran pendidikan seni tari dan drama.

Disiplin ilmu dalam seni musik menuntut calon guru sekolah dasar untuk belajar mandiri dalam memilih, menentukan dan mempelajari musik tari dan drama. Disiplin ilmu dalam seni sastra anak, calon

(7)

guru sekolah

dasar menuntut untuk belajar mandiri di luar jam pembelajaran atau perkuliahan baik itu seni musik, gerak, sastra, suara, kriya maupun rupa. Kemandirian calon guru sekolah dasar dalam mengintregrasikan keterampilan-keterampilan dalam mata kuliah lain terkait dengan kegiatan apresiasi, ekspresi, kreasi, dan inovasi dapat menjadikan manusia pembelajar yang kritis. Kusumastuti (2010) dalam penelitian yang berjudul Pendidikan Seni Tari melalui pendekatan ekspresi bebas, disiplin Ilmu, dan Multikultural Sebagai upaya peningkatan kreatifitas mahasiswa menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan hasil penelitian ini yakni proses pembelajaran seni tari berbasis disiplin ilmu ini, kemampuan anak atau calon guru sekolah dasar dikembangkan untuk mampu menghasilkan karya seni tari dengan memproduksi seni tari drama; menganalisis, menafsirkan dan menilai kualitas karya seni tari dan drama (kritik seni); mengetahui dan memahami peran seni tari dalam masyarakat, memahami keunikan karya seni dan menguraikan alasan penilaian terkait estetika.

Simpulan dan Saran

Terkait dengan proses dan pendekatan dalam pembelajaran seni tari dan drama kreatif, calon guru sekolah dasar Prodi sekolah dasar diberikan dosen untuk mengekspresikan kretifitas dalam drama music tari dengan berbagai cara selain mendemontrasikan keterampilan seni tari, musik, drama. Teknis, dan media pembelajaran berbasis poyek video dalam ruang kreatif dan artistik diterapkan dengan semboyan merdeka belajar pada mahasiswa calon guru sekolah daasar. Dalam merdeka belajar, tuntutan kinerja yang meminta perhatian pada setiap mahasiswa mencalon guru untuk memanajeman waktu dalam berdiskusi, saling memberikan kritik masukan, bertukar ide, kerjasama tim, dan berbagai strategi dalam memecahkan masalah proyek seni digital pada drama tari music yang kreatif, inovatif. Proses berkarya seni digital dalam proyek video drama tari music ini melibatkan pengalaman seni tari drama tiap individu dalam hubungannya dengan minat dan bakat serta kebutuhan siswa pada tngkat sekolah dasar. Hal-hal ideal dan tuntutan penguasaan pengetahuan dan keterampilan baik teknis maupun non teknis dalam kelompok mahasiswa calon guru sekolah dasar menjadi bahan pertimbangan penilaian dan evaluasi sehingga seni digital dalam drama musikal yang kreatif dapat diapresiasi dengan baik.

Rekomendasi

Beberapa pengalaman yang beragam akan menimbulkan keunikan yang dikemukaan oleh Slamet Winarni dan Markamah dalam buku pengkajian Pendidikan Tari Drama dijelaskan sebagai berikut : 1) Sikap menjelajah pada anak-anak, 2) Masa anak-anak adalah umur berkhayal, 3) Proses penemuan Fakta pada anak-anak, 4) Belajar melalui berekpresi dalam seni. Kesemua hal di atas tentu saja harus diperoleh pengertian bahwa calon guru sekolah dasar sebaiknya mengerti cara membimbing anak dalam belajar tari dan drama. Calon guru seyogyanya mengerti kebutuhan fisik, emosional, mental dan estetik anak sehingga dengan cara demikian guru memahami kebutuhan siswa untuk menjelajah, berekpresi secara bebas terarah, bermain daan membangun kepercayaan dirinya, minat, dan bakatnya dalam sebuah penyaluran kegiatan seni tari dan drama yang kreatif dalam ruang seni kreatif serta perubahan perilaku yang baik. Penyaluran kegiatan seni tari dan drama kreatif yang menyenangkan bisa ditempuh dengan jalan bemain dan belajar. Penyaluran kegiatan seni tari dan drama kreatif yang menyenangkan bisa ditempuh dengan jalan bermain dan belajar berbasis pendekatan ekspresi bebas terarah. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Kusumawati (2010) bahwa siswa yang belajar menggunakan pendekatan ekspresi bebas memberikan hasil yang lebih optimal dalam pencapaian hasil belajar seni tari.

Daftar Pustaka

Ardhyantama, Vit. (2020). Pengembangan Kreativitas Berdasarkan Gagasan Ki Hajar Dewantara. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol.5, Nomor 1.

Bramantyo, Triyono. (2021). Digital Arts and Future of Traditional Arts. Journal Music Scholarship. P 96-110.

Hartono. (2018). Model Pembelajaran Tari pada Anak Usia Dini. Yogyakarta. Lontar Mediatama

(8)

Hidayat, Robby. (2012). Wawasan Seni trai. Pemgetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari. Universitas Negeri Malang.

Kusumastuti, Eny. (2009) Perubahan Perilaku Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Seni Tari. Jurnal Penelitian Seni dan Pendidikan. Harmonia. 2009. (9)2.

Kusumastuti, Eny. ( 20 10 ) . Pendidikan Seni Tari Melalui Pendekatan Ekspresi Bebas, Disiplin Ilmu dan Multikultural sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa. (10).

Rahayu; Jazuli; Sumaryanti; Sayuti. (2017). Niteni, Niroake, Nambahi (3N) Concept in the Learning of Dance in Elementary School. Jurnal MediteraniaIlmu Sosial, September 2017, Vol 8 No 5 S1.

Santoso, Teguh. (2021). Kecerdasan Buatan dan Jaringan Syaraf Buatan. Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik

Shusterman, Richard. (2000). Performing Live: Aesthetic Alternatives for the End of Art. London:

Cornell University Press, 2000. 259 p

Slamet, Winarni dan Markamah. (2016). Pengkajian Pendidikan Tari-Drama SD. Surakarta. UNS Press.

Sungkar, Anna. (2023). Digital Art. Jurnal Dekonstruksi. Vol.9, Nomor 2.

Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Tilaar, H.A.R. (2002). Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif Untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Tilaar.(2004). Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional.Jakarta. Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Subyek penelitian adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bidang seni tari SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini menekankan

Ks-3 : “Ya itu ada, untuk pendidikan karakter bangsa, seni tari berarti kan memberikan pelajaran atau pendidikan dengan halus, kalau anak-anak sekarang mungkin kan banyak

semester 5 yang menempuh mata kuliah Pendidikan Seni dan Drama yang berjumlah 18 orang. Data tentang implementasi media pembelajaran seni tari card dance adalah aktivitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelatihan apresiasi seni tari Nusantara daerah setempat sangat tinggi dan sangat dibutuhkan oleh guru sekolah dasar di

No Indikator Pertanyaan Jenis Jawaban 1 Tingkat kenyamanan mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari melalui Daring selama masa pandemi Covid 19 Skala 4 tingkatan skala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Pelaksanaan pelatihan seni tari untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dilaksanakan pada pelajaran tematik muatan SBdP; 2 Faktor pendukung

Kesimpulan Berdasarkan pengembangan e-modul terhadap kemampuan olah tubuh dalam pembelajaran seni tari di sekolah dasar disusun berdasarkan lima tahapan, yakni tahap analisis

Guru menyediakan media audio-visual sebagai pelengkap dalam berlatih gerak tari, peneliti membuka pelajaran diawali dengan doa dan absensi siswa, peneliti bertindak sebagai guru bidang