188 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
IMPLEMENTASI DUKUNGAN SISTEM PADA PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Agus Wibowo1, Andika Yudi Pratama2, Achmad Irfan Muzni3
1,2,3
Jurusan Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dukungan sistem pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana pelaksanaan penelitian ini untuk mengetahui implementasi dukungan sistem pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro tahun pelajaran 2019/2020. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dengan guru Bimbingan dan Konseling. Analisis data melalui empat tahap yaitu: Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data dan Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan Implementasi Dukungan Sistem Pada Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 2 Metro. Pada pelaksanaannya implementasi dukungan sistem bimbingan dan konseling pada aspek (1) Pengembangan jejaring (Networking) menjadi sebuah kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. (2) Dukungan sistem pada aspek manajemen program guru bimbingan dan konseling melaksanakan pengembangan profesionalitas yang berkaitan dengan program bimbingan dan konselling, melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam program bimbingan dan konseling serta melakukan pengembangan program bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik dan selaras dengan program pendidikan.
Kata Kunci: Implementasi, Dukungan Sistem, Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
Abstract
The purpose of this research was to determine the implementation of system support for the guidance and counselling performance at Public Vocational High School 2 Metro in the academic year 2019/2020. The research type is qualitative research, where the application of this research is to find out the implementation of system support in the performance guidance and counselling at public Vocational High School 2 Metro in the academic year 2019/2020. Data collection uses interview and documentation techniques with the Guidance and Counseling teacher. Data analysis through four stages, namely: data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this research indicate that the Implementation of System Support in the Performance of Guidance and Counseling at public Vocational High School 2 Metro. In the implementation of the guidance and counselling system support in aspects (1) Network development becomes a capability of guidance and counselling teachers in collaborating with parties who can assist in the implementation of guidance and counselling services in schools. (2) Support systems in the management aspects of teacher guidance and counselling programs carrying out professional development related to guidance and counselling program, conducting consultations and collaboration with the parties concerned in the guidanceand counselling program and developing guidance and counselling programs by giving attention to the students' need and in harmony with educational programs.
Keywords: Implementation, System Support, Implementation of Guidance and Counseling.
PENDAHULUAN
189 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
Dukungan sistem bimbingan dan konseling ialahkegiatan manajemen yang bertujuan untuk dapat memelihara, meningkatkan serta memantapkan program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan. Komponen yang ada di dalam dukungan sistem yaitu membantu staf dan personil bimbingan dan konseling dan juga personel sekolah dalam penyelenggaraan serta pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang meliputi (layanan dasar, responsif dan perencaaan individual). Dukungan sistem menurut panduan operasional penyelenggaraan bimbingan dan konseling (2016;34), dukungan sistem adalah:
Komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru bimbingan dan konseling atau seorang konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan pertolongan atau bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran-kelancaran perkembangan peserta didik.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, dan mekanisme kegiatan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi, sehingga menjalin kerjasama dengan personel sekolah dalam menciptakan tujuan pendidikan yang berorientasi pada perkembangan peserta didik di sekolah, hal tersebut menjadi sebuah tantangan pada konselor/guru bimbingan dan konseling itu sendiri untuk bisa menjawab tantangan tersebut dengan kinerja yang maksimal. Akan tetapi, berbagai macam permasalahan muncul terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Munculnya masalah-masalah yang terjadi saat ini karena berbagai macam faktor, baik faktor yang berasal dari guru bimbingan dan konseling itu sendiri (internal), maupun dari luar guru bimbingan dan konseling (eksternal).
Prasurvei yang peneliti lakukan di SMK Negeri 2 Metro. Pada hari Selasa Tanggal 01 sampai 07 Oktober 2019, dengan wawancara guru bimbingan dan konseling, diperoleh informasi bahwa dalam penerapan dukungan sistem di SMK Negeri 2 Metro ada beberapa masalah yang mempengaruhi penerapan dukungan sistem pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu: Pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan banyak unsur yang mampu membantu perkembangan peserta didik secara utuh dalam kerja kolaboratif. Pihak-pihak yang terlibat dalam bimbingan dan konseling misalnya konselor, guru, tenaga medis, prikolog, psikiater, orang tua, secara pribadi, dan praktisi.
190 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
Kolaborasi dengan berbagai pihak dapat memperlancar serta mendukung layanan bimbingan dan konseling, mengingat guru bimbingan dan konseling tidak bisa bekerja sendiri yang artinya membutuhkan bantuan atau dorangan dari berbagai pihak yang dapat mendukung penuh kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun hal lain yang dapat membantu dalam melaksanakan kolaborasi ialah pada manajemen bimbingan dan konseling, di SMK Negeri 2 Metro mengelola pelaksanaakn bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah yang melalui pengaturan dan fungsi manajemen bimbingan dan konseling. Manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan dapat mendukung sistem bimbingan dan konseling di sekolah berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling di sekolah.
Berdasarkan kondisi tersebut dukungan sistem pada pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat membantu dan memperlancar penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. dengan demikian perlu suatu sistem manajemen, kolaborasi, sarana dan pembiayaan serta dukungan dari penjabat sekolah terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan penemuan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Implementasi Dukungan Sistem Pada Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2019/2020”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk penerapan dukungan sistem pada pelaksanaan bimbingan dan konseling. Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis pendekatam deskriptif. Penelitian ini digunakan untuk melihat kejadian-kejadian (fenomena) dan menganalisis apa yang terjadi dilokasi penelitian atau dilapangan. berupa kata-kata tertulis, lisan. peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Menurut Azwar (2004: 56) data yang dikumpulkan pada penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian, dengan menggunakan alat pengukuran atau sebagai alat pengambilan datang secara langsung kepada subyek sebagai ladang informasi yang hendak dicari.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui dokumen dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pelaksanaan konseling.
191 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
Sumber data dalam penelitian ini bisa berasal dari primer ialah: guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro. Data sekunder didapatkan dari: catatan maupun foto yang dijadikan data pelengkap dalam penelitian ini. Prosedur penelitian menurut Sugiyono, (2007: 204) yaitu: “pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan”. Adapun Prosedur dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan observasi dan wawancara, triangulasi sumber, analisis data dengan cara menggumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir penarikan kesimpulan.Beberapa teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pedoman Wawancara
Variabel Indikator
Implementasi Dukungan Sistem Pada Bimbingan dan Konseling
1. Pengembangan jejaring (networking) yang meliputi:
a. Konsultasi dengan guru-guru
b. Menyelenggarakan program kerja sama dengan orang tua siswa/masyarakat
c. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan sekolah d. Bekerjasama dengan personel sekolah lainnya
e. dalam rangka menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa.
f. Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Kegiatan manajemen yang meliputi:
a. Pengembangan profesionalitas
b. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi c. Manajemen program
Keterangan Pemberian tanda atau inisial dalam penelitian ini yaitu pada cara pengumpulan data adalah dengan memberi tanda menggunakan simbol atau kode huruf.
Wawancara diberi kode “W, Kode 01 adalah tanda atau inisial untuk informan 01, dan 02 adalah tanda atau inisial untuk informan 02. F1 adalah tanda/inisial untuk fokus pertama dalam penelitian, tanda/inisial “a” adalah aspek poin a, dan 1 adalah nomor urut petikan wawancara. Hasil wawancara dalam penelitian ini dibahas pada hasil dan pembahasan.
Tabel 2. Kisi-kisi Observasi
Variabel Aspek yang Diamati Indikator
192 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l ) Implementasi
dukungan sistem Pada Bimibingan dan Konseing
1. Pengembangan jejaring (networking) yang meliputi:
a. Konsultasi dengan guru-guru
b. Menyelenggarakan program kerja sama dengan orang tua siswa/masyarakat
c. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan sekolah d. Bekerjasama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa.
e. Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Kegiatan manajemen yang meliputi:
a. Pengembangan profesionalitas
b. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi c. Manajemen program
Keterangan Pemberian tanda atau inisial dalam penelitian ini yaitu pada cara pengumpulan data adalah dengan memberi tanda menggunakan simbol atau kode huruf.
Wawancara diberi kode “OB”. Hasil observasi dalam penelitian ini dibahas pada hasil dan pembahasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro sebagai berikut:
Pengembangan jejaring (Networking) merupakan proses aktif membangun dan mengelola hubungan-hubungan yang produktif baik personal maupun organisasi.(1) Aspek pengembangan jejaring (Networking) di SMK Negeri 2 Metro: (a) Guru bimbingan dan konseling melakukan konsultasi dengan guru-guru di SMK Negeri
Gambar 1. Wawancara dengan guru BK
193 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
2 Metro, guru mata pelajaran mendukung guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan konsultasi dengan guru di SMK Negeri 2 Metro. Hal ini di jelaskan oleh informan 01 guru bimbingan dan konseling (W.01/F1/a/1/90) menyatakan bahwa :
“Bentuk dukungan yang diberikan mata pelajaran kepada guru bimbingan dan konseling terkait layanan konsultasi bimbingan dan konseling ialah memberikan informasi perkembangan peserta didik dikelas atau saat proses pembelajaran serta menginformasikan peserta didik yang membolos mata pelajaran”
Hal yang serupa dijelaskan oleh informan 2 pada petikan wawancara (W.02/F1/a/2/97):
“Bentuk yang diberikan guru mata pelajaran lebih mengarah pada informasi- informasi perkembangan peserta didik”
(b) Bimbingan dan konseling tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga diperlukan keterlibatan guru mata pelajara, orang tua dan juga masyarakat. Orang tua, guru mata pelajaran dan masyarakat memiliki kesempatan untuk mendiskusikan sejauhmana kemajuan peserta didik sebagai tenaga pendidik maupun orang tua berkerjasama dalam membangun hubungan yang baik dalam rangka kemajuan perkembangan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah Hal ini dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara (W.01/F1/b/3/90):
“Dalam menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua, orang tua sangat mendukung guru bimbingan dan konseling dalam perkembangan peserta didik”
Hal yang sama juga dijelaskan oleh informan 02 pada petikan wawancara (W.02/F1/b/3/97):
“Program kerjasama dengan orang tua,dan masyarakat sangat mendukung guru bimbingan dan konseling dalam perkembangan peserta didik dan kemajuan peserta didik”
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karirnya. (c) Berpartisipasi aktif dalam berbagai
194 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
kegiatan sekolah akan menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, peran dan konstribusi guru bimbingan dan konseling tetap sangat diharapkan guna menunjang mutu pendidikan di sekolah. Hal ini dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara. (W.01/F1/c/5/91):
“Guru Bimbingan dan Konseling sangat berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan sekolah salah satu partisipasi kami dalam kegiatan sekolah sebagai panitia pada saat PPDB, sebelum itu juga kami ikut dalam sosialisasi ke sekolah”
Hal yang sama juga dijelaskan oleh informan 02 pada petikan wawancara (W.02/F1/c/5/97):
“Bentuk kegiatan guru bimbingan dan konseling dalam berpartisipasi merencanakan kegiatan sekolah dengan ikut serta membantu kegiatan sekolah misalnya, sosialisasi dan PPDB”
(2) Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling merupakan suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. (a) Keprofesionalan seorang guru bimbingan dan konseling harus tetap terjaga, artinya kahlian yang telah dimiliki itu tidak boleh berkurang apalagi hilang. Jika ini terjadi maka akan sangat berisiko merugikan peserta didik atau konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling harus berusaha dengan berbagai macam cara agar keahlian yang telah dikuasai tetap standar bahkan kalau bisa lebih meningkat. Hal ini dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara (W.01/F2/a/11/93) menyatakan bahwa:
“Kegiatan yang diikuti guru bimbingan dan konseling SMK Negeri 2 Metro dalam pengembangan profesionalitas ialah, mengikuti seminar, workshop, kegiatan organisasi MGBK dan pelatihan-pelatihan bimbingan dan konseling..”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/a/11/99):
“Kegiatan guru bimbingan dan konseling yang diikuti dalam pengembangan profesionalitas antara lain: mengikuti seminar, workshop, kegiatan organisasi MGBK dan pelatihan-pelatihan bimbingan dan konseling.”
195 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
Meningkatkan kemampuan penyusunan program bimbingan dan konseling dibutuhkan pelatihan, mengikuti seminar dan kegiatan lainnya guna meningkatkan kemampuan program bimbingan dan konseling disekolah dan menambah wawasan guru bimbingan dan konselit terkait penyusunan program bimbingan dan konseling yang baik.
Hal itu seperti yang sudah dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara sebagai berikut (W.01/F2/a/12/93):
“Dalam peningkatan kemampuan menyusun program Guru bimbingan dan konseling mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan bimbingan dan konseling, kegiatan MGBK, ABKIN”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/a/12/99):
“Kalau soal kegiatan yang diikuti oleh guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemampuan menyusun program bimbingan dan konseling kami mengikuti kegiatan MGBK dan mengikuti pelatihan juga.”
Kegiatan-kegiatan dalam mengevaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah harus dilakukan guna melihat apa yang masih kurang dalam program bimbingan dan konseling.
Hal itu seperti yang sudah dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara (W.01/F2/a/13/93) sebagai berikut:
“Dalam mengevaluasi program bimbingan dan konseling dengan cara: Melakukan follow up (memperbaiki hal- hal yang kurang) dan menganalisis program”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/a/13/99):
“Dalam mengevaluasi program bimbingan dan konseling kami menganalisis program bimbingan dan konseling serta selalu memperbaiki apa saja yang kurang dalam program bimbingan dan konseling.”
Peran kepala sekolah sangat penting dalam bimbingan dan konseling, baik guru bimbingan dan konseling maupun fasilitas dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Peningkatan profesionalitas guru bimbingan dan konseling
Gambar 2. Wawancara dengan guru BK
196 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
sangat diperlukan dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling di sekolah, hal tersebut tidak lepas dari dukungan kepala sekolah sebagai stakeholder bimbingan dan konseling.Hal itu seperti yang sudah dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara sebagai berikut: (W.01/F2/a/14/93):
“Dukungan kepala sekolah sangat baik tentang peningkatan profesional guru bimbingan dan konseling, antara lain memfasilitasi kegiatan BK baik di dalam maupun di luar skolah”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/a/14/99)
“Kepala sekolah mendukung guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan profesionalitas guru bimbingan dan konseling, kalau dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling kepala sekolah mendukung seperti memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling.”
(b) Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf Sekolah/Madrasah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan refferal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur- unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. hal ini tidaklah lepas dari peran kepala sekolah yang mendukung penuh pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.Hal itu seperti yang sudah dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara sebagai berikut (W.01/F2/b/15/93):
“Dukungan kepala sekolah sangat baik dalam pemberian konsultasi dan kolaborasi dengan bimbingan dan konseling”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/b/15/100):
“Kepala sekolah sangat mendukung guru bimbingan dan konseling dalam pemberian konsultasi dan kolaborasi bimbingan dan konseling di sekolah.”
197 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
Dengan adanya pihak-pihak yang diajak berkonsultasi terkait dengan program bimbingan dan konseling akan lebih baik. Program bimbingan dan konseling membutuhkan masukan serta saran dari semua pihak yang terlibat dalam bimbingan dan konseling. hal ini akan memberikan masukan positif bagi guru bimbingan dan konseling dalam merencanakan dan menyusun program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik sekolah.
(c) Pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang, baik dari segi program pelayanan bimbingan dan konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan konseling, dapat merumuskan dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dalam bimbingan dan konseling di sekolah tak hanya itu saja berkerjasama dengan berbagai pihak dalam program bimbingan dan konseling juga sangat dibutuhkan. Hal itu seperti yang sudah dijelaskan oleh informan 01 pada petikan wawancara sebagai berikut (W.01/F2/c/20/94):
“Dalam pengembangan program bimbingan dan konseling bekerjasama dengan; Personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan selaras dengan program pendidikan & pengembangan siswa, kerjasama dengan personil sekolah yg lain, misal wali kelas, guru mata pelajaran dam kepala sekolah”
Hal ini sesuai pula dengan yang telah diungkapkan oleh informan 02 yaitu pada petikan wawancara (W.02/F2/c/20/101):
“Pengembangan program bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling bekerjasama dengan personil bimbingan dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan juga kepala sekolah.”
Guru bimbingan dan konseling di SMK Negri 2 Metro dalam pengembangan program bimbingan dan konseling pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan wali kelas.
198 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l ) B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengembangan jejaring (Networking) bimbingan dan konseling sangat membantu guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling disekolah.
Guru mata pelajaran merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan untuk bertatap muka lebih banyak dengan peserta didik di sekolah dibandingkan personel sekolah lainnya. Menurut Dira Yulmi, dkk (2017:3) menyatakan bahwa: “Guru bimbingan dan konseling berkonsultasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua dan kepala sekolah terkait program bimbingan dan konseling.”
Menurut Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Menjelaskan bahwa:
Kolaborasi dilaksanakan oleh konselor dengan stakeholder sekolah seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, komite sekolah, ataupun perusahaan dan lembaga yang menunjang materi layanan bimbingan dan konseling. Konselor merupakan pihak yang memiliki kemampuan dan keahlian tersebut dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
Adapun menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:6) dijelaskan bahwa:
Layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Terkait tentang layanan konsultasi dengan guru-guru. Peran dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diharapkan dalam pelaksanaan layanan konsultasi bimbingan dan konseling di sekolah. Konsultasi dengan guru mata pelajaran memberikan kontribusi bagi guru bimbingan dan konseling dalam memantau sejauhmana perkembangan peserta didik saat proses pembelajaran di kelas.
Menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua dan masyarakat Kerjasama merupakan usaha untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja, bukan pengkotakan kerja, akan tetapi sebagai suatu satu kesatuan yang semuanya terarah pada satu tujuan. Menurut Dalam menyelenggarakan program bimbingan dan konseling di
Gambar 3. Wawancara dengan guru BK
199 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
sekolah perlu adanya kerjasama dengan orang tua hal ini memungkinkan saling memberikan informasi dalam mengembangkan potensi peserta didik di sekolah. Menurut Samani dan Hariyanto (2012:118) menjelaskan bahwa kerjasama merupakan: “Tindakan atau sikap mau bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan keuntungan bersama”. Adapun manurut Menurut Soekanto dan Soerjono (2007: 66) Kerjasama adalah: “Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.”
Keluarga merupakan faktor penting dalam pengembangan kepercayaan diri, akademik dan perkembangan peserta didik. Kerjasama dalam bimbingan dan konseling merupakan kegiatan kerjasama antara guru bimbingan dan konseling dengan orang tua demi tercapainya tujuan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Maka, perlu adanya strategi kerjasama atau kolaborasi yang baik antara konselor dengan orang tua, tak hanya orang tua guru bimbingan dan konseling melakukan kerjasama dengan ahli lain yang dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan tujuan program bimbingan dan konseling serta mengembangkkan potensi dalam diri peserta didik.
Keprofesionalan seorang guru bimbingan dan konseling harus tetap terjaga, artinya kahlian yang telah dimiliki itu tidak boleh berkurang apalagi hilang. Jika ini terjadi maka akan sangat berisiko merugikan peserta didik atau konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Menurut Permenpan No. 16 Tahun 2009 Pasal 11 menegaskan bahwa:
“Guru sebagai suatu profesi diharuskan untuk melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang salah satu aspeknya terkait dengan pengembangan diri seperti mengikuti diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi atau keprofesian guru.
Peningkatan atau pengembangan merupakan upaya untuk menjadikan keahlian atau kemampuan guru bimbingan dan konseling menjadi lebih tinggi sehingga kualitas manajemen bimbingan dan konseling lebih baik. Guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro mengikuti pelatihan-pelatihan, kegiatan MGBK, ABKIN dalam meningkatkan kemampuan menyusun program bimbingan dan konseling. Menurut Mutia Nur, dkk (2018) dalam Kunandar, (2010). Menjelaskan bahwa:
“Seorang guru profesional juga dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal diantaranya, selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus
200 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
(continuous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya”
Terkait tentang pengembangan kemampuan guru bimbingan dan konseling akan meningkatkan kualitas guru bimbingan dan konseling dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling di sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil paparan data dan temuan penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 2 Metro, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pengembangan Jejaring (Networking) melakukan konsultasi dengan guru-guru, menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua, personl sekolah serta melaksanakan kerjasama atau berkolaborasi dengan ahli lain bimbingan dan konseling. (2) Kegiatan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 2 Metro melakukan pengembangan profesionalitas, ketika melakukan pengembangan profesionalitas guru bimbingan dan konseling mengikuti organisasi profesi, megikuti seminar dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan program bimbingan dan konseling. Melaksanakan pemberian konsultasi dan kolaborasi, guru bimbingan dan konseling berkonsultasi dengan stakeholder dan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling di sekolah. Melaksanakan kegiatan manajemen bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling melakukan kegiatan manajemen bimbingan dan konseling tersebut ditinjau mulai dari merencanakan program bimbingan dan konseling sampai evalusi bimbingan dan konseling di sekolah.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang implementasi dukungan sistem pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro, saran yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut: Teruntuk guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Metro agar konsultasi dan kolaborasi guru bimbingan dan konseling dengan pihak-pihak yang bersangkutan dapat memberikan dukungan atau dorongan bagi guru
201 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )
bimbingan dan konseling serta dapat menunjang kualitas program bimbingan dan konseling disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Dira Yulmi, dkk. (2017). Kerjasama Personil Sekolah Dalam Pelayanan BK di Sekolah.
Dipublikasikan oleh: Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET). Vol 2 No 2 ISSN 2505-1619.
Mendikbud. (2014). Permendikbud nomor 111 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
Nur Mutia, dkk (2018). Pengembangan Diri Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri di Kota Banda Aceh. Jurnal Bimbingan Konseling Universitas Syariah Kuala.
Volume 3 Nomor 2.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya POP BK SMA. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Samani, Muchlas, Hariyanto. (2012). Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta