• Tidak ada hasil yang ditemukan

View/Open

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View/Open"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Rifany Hermansyah (2011) melakukan penelitian skripsi di Fakultas Ilmu Komunikasi dengan judul “Makna Pesan Dalam Lirik Lagu ‘Siti Jenar Cypher Drive’”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat fungsi referensi pada lirik lagu “Siti Jenar Cypher Drive” karya grup musik Homicide. Fungsi emosional lirik lagu “Siti Jenar Cypher Drive” karya grup musik Homicide adalah untuk mengungkapkan keadaan emosi penutur yang mencerminkan kemarahan, kegelisahan, antipati, dll. Pembunuhan terhadap pentahbisan kaum Puritan yang menganggap kebenaran dan ahli waris. seenaknya menganggap orang lain sebagai hamba, orang yang harus tunduk pada keimanannya.

Fungsi metalinguistik dalam lirik lagu “Siti Jenar Cypher Drive” karya grup musik Homicide adalah untuk menjelaskan kode-kode yang berkaitan dengan unsur metafora khas Siti Jenar, yang mengajarkan untuk tidak membuat batasan terhadap orang lain, karena dengan menjaga sikap egaliter, pendengar secara tidak sengaja menentang bentuk Puritanisme. Fungsi naas dalam lirik lagu "Siti Jenar Cypher Drive" karya grup musik Vrasje adalah untuk membuka kontak dengan pembaca. Fungsi puitik dalam lirik lagu “Siti Jenar Cypher Drive” karya grup musik Homicide menggambarkan pesan berupa seruan kepada pendengar untuk mencermati Puritanisme sebagai sebuah pemikiran, bukan sekedar institusi.

Pengertian Komunikasi Non Verbal

Biasanya komunikasi melalui gambar atau simbol merupakan komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata-kata atau yang sering kita sebut dengan komunikasi nonverbal. Hardjana menyatakan bahwa: “Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata.” Komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal, karena komunikasi verbal lebih banyak menggunakan bahasa atau kata-kata, sedangkan komunikasi nonverbal tidak menggunakan bahasa atau kata-kata sama sekali.

Sedangkan Atep Adya Barata (dalam Hidayat, 2010) menyatakan bahwa: “Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan kategori benda lainnya (bahasa objek), komunikasi dengan gerakan (gestur) sebagai isyarat (bahasa isyarat), dan komunikasi dengan tindakan atau gerak tubuh (action bahasa), namun tuturan atau percakapan juga mengandung unsur-unsur komunikasi nonverbal yang dikenal dengan istilah paralinguistik, meliputi kualitas suara, emosi dan gaya berbicara, serta ciri-ciri prosodi yaitu: irama, intonasi dan tekanan. Komunikasi nonverbal secara umum dipahami sebagai proses komunikasi di mana pesan selain kata-kata dan pesan tertulis dikirim dan diterima (disebut pesan verbal).

Benda atau benda juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi nonverbal, seperti pakaian, gaya rambut bahkan arsitektur, simbol, dan infografis. Untuk penekanan, orang menggunakan komunikasi non-verbal untuk menekankan atau menekankan bagian-bagian tertentu dari pesan verbal, seperti tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau bertepuk tangan di atas meja untuk menekankan suatu hal tertentu. Selain itu, orang menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat keseluruhan warna atau sikap yang disampaikan melalui pesan verbal, seperti tersenyum saat menceritakan kisah lucu atau menggelengkan kepala saat memberi tahu seseorang bahwa mereka tidak jujur.

Dalam komunikasi nonverbal, tanda menggantikan kata, misalnya bendera, rambu lalu lintas darat, laut, udara; petunjuk dalam olahraga. Begitu pula dengan gambar atau komunikasi visual yang merupakan tanda dari sifat komunikasi nonverbal.

Komunikasi Suatu Proses Simbolik

Komunikasi visual adalah suatu bentuk penyampaian pesan artefak non-verbal yang menggunakan unsur-unsur visual (misalnya: bentuk, warna, komposisi, simbol dan sebagainya). Ernest Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atau makhluk lain merupakan keistimewaan mereka sebagai simbolikum hewan. Berusaha mengenal benda dan alam sekitar merupakan salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada manusia.

Melalui panca inderanya, manusia berusaha memberi makna pada setiap langkah, langkah bahkan nafasnya sendiri. Sepanjang hidupnya, manusia selalu berusaha mencari makna dari apa yang ada disekitarnya, menafsirkan fakta, menguraikan apa yang ada di balik perkataan atau peristiwa yang dialaminya. Keunikan manusia dibandingkan ciptaan Tuhan lainnya adalah kemampuannya dalam merangkai kata dan bahasa untuk menguraikan makna melalui simbol.

Simbol meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan benda-benda yang maknanya disepakati bersama. Mulyana Kemampuan manusia dalam menggunakan simbol-simbol verbal memungkinkan berkembangnya bahasa dan mengatur hubungan antara manusia dan benda (nyata dan abstrak) tanpa kehadiran orang atau benda. Hubungan antar partisipan dalam proses komunikasi sangat ditentukan oleh simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi. Hubungan antara tanda dan objek juga dapat direpresentasikan melalui ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan.

Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks ialah isyarat, yang juga dipanggil gejala dalam pertuturan seharian. Menurut Mulyana Lambang juga mempunyai beberapa sifat seperti berikut; 1. Simbol adalah sewenang-wenang, sewenang-wenang atau sewenang-wenang.

Tinjauan Komunikasi Visual

Pengertian Komunikasi Visual

Komunikasi visual merupakan serangkaian proses penyampaian keinginan atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan menggunakan media gambar yang hanya dapat dibaca dengan penglihatan. Dalam bidang ini, komunikasi visual merupakan payung bagi berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur-unsur visual dalam berbagai media: cetak, luar ruangan (papan grafis, baliho), televisi, film atau video, Internet dan lain-lain, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. , baik statis maupun bergerak (berbasis waktu). Komunikasi visual sendiri sebenarnya adalah suatu proses penyampaian pesan, dengan menggunakan daya tarik bentuk, komposisi, baik komposisi dari segi penggunaan warna maupun pemilihan jenis huruf, yang biasanya disesuaikan dengan momen, atau situasi atau konteks bagi siapa. pesan itu dimaksudkan.

Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia dalam bidang informasi visual melalui simbol-simbol kasat mata saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika dilihat dari sudut pandang semiotika, desain komunikasi visual merupakan suatu sistem semiotik tersendiri, dengan kosa kata tanda dan sintaksis tersendiri, yang berbeda misalnya dengan sistem semiotik seni. Dalam sistem semiotika komunikasi visual terdapat fungsi komunikasi yaitu fungsi tanda dalam menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima tanda berdasarkan aturan atau kode tertentu.

Simbol merupakan tanda komunikasi visual yang disampaikan dari pengirim pesan (perancang) kepada penerima tanda (pembaca) menurut atau berdasarkan kaidah. Sesuai dengan fungsi komunikasi visual, penelitian ini akan memediasi antara pengirim dan penerima pesan melalui simbol pada sampul buku Supernova: Akar.

Fungsi Komunikasi Visual

Sesuai dengan fungsi komunikasi visual, penelitian ini akan memediasi antara pengirim dan penerima pesan melalui simbol pada sampul buku Supernova: Akar. adalah komunikasi mampu ‘membujuk’ orang agar berperilaku sesuai dengan keinginan yang diinginkan komunikator. Pawit, 2010:3) Sebagaimana kita ketahui, untuk mencapai fungsi komunikasi di atas diperlukan beberapa bentuk media yang dapat berupa media visual, audio, dan audio visual. Oleh karena itu, fungsi utama komunikasi visual adalah untuk menunjang fungsi komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas kepada komunikator.

Sedangkan menurut Bangsa (2014), ada beberapa fungsi komunikasi visual, yaitu: 1. visual dapat berperan untuk menerjemahkan hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, teks, tulisan dan juga dapat mendukung teks, 2. visual sebagai presentasi, 3. visual menggambarkan kenyataan yang sesungguhnya (realitas), 4. visual dapat menggambarkan kesan-kesan tertentu dan menimbulkan imaji tertentu, 5. visual sebagai daya tarik, 6. visual sebagai guru, 7. visual sebagai daya tarik tertentu.

Elemen-Elemen Visual

Warna merupakan elemen visual yang penting, namun harus digunakan dengan hati-hati untuk mencapai dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun kesatuan. Ruang lebih berorientasi pada perwujudan tiga dimensi, sehingga ruang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang nyata dan ruang semu.

Tinjauan Tentang Simbol dan Makna

Simbol dapat diungkapkan dalam bahasa lisan atau tulisan (verbal) atau melalui tanda-tanda tertentu (non-verbal). Simbol membawa pernyataan dan diberi makna oleh penerimanya, oleh karena itu memberi makna pada simbol yang digunakan dalam komunikasi bukanlah suatu hal yang mudah, namun merupakan suatu perkara yang cukup rumit. Symballo artinya “melemparkan”, melemparkan atau menyatukan suatu gagasan atau konsep suatu benda yang terlihat sehingga benda tersebut mewakili gagasan tersebut.

Meskipun simbol itu sendiri bukanlah nilai, namun sangat diperlukan untuk memahami nilai yang diwakilinya. Ada juga yang menyebutkan “simbolos”, artinya tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu kepada seseorang. Biasanya simbol muncul berdasarkan metonimi, yaitu makna terhadap benda lain yang berkaitan atau yang menjadi cirinya, dan metafora, yaitu penggunaan kata atau ungkapan lain untuk benda atau konsep lain berdasarkan kiasan atau perumpamaan.

Simbol adalah suatu bentuk yang menandakan sesuatu selain perwujudan dari bentuk simbol itu sendiri. Sebaliknya, simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang memikirkan sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Simbol atau kumpulan simbol bekerja dengan menghubungkan suatu konsep dengan suatu gagasan umum, pola dan bentuk.

Makna yang disepakati merupakan makna denotatif, sedangkan makna atau gambaran pribadi merupakan makna konotatif. Selain faktor budaya, faktor psikologis juga mempengaruhi proses pemberian makna pada simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, terutama ketika pesan tersebut diterjemahkan oleh penerimanya.

Teori Konstruktivisme

Dalam pandangan konstruktivis, bahasa tidak lagi dipandang hanya sebagai alat untuk memahami realitas objektif dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu simbol, simbol ini terbentuk sebagai hasil konstruksi sosial atau budaya yang tercipta dalam diri sekelompok orang tertentu.

Semiotika

Tradisi semiotik terdiri atas seperangkat teori tentang bagaimana tanda merepresentasikan objek, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda itu sendiri. Studi tentang tanda tidak hanya memberikan cara dalam memandang komunikasi, namun memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang saat ini diterapkan pada teori komunikasi. Salah satu konsep dari tradisi semiotika adalah simbol, yang biasanya menunjukkan suatu tanda kompleks yang mempunyai banyak makna, termasuk makna yang sangat spesifik.

Namun bagi masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, seperti orang Eskimo, Garuda Pancasila dipandang hanya sebagai burung elang biasa. Dengan perhatiannya pada tanda dan simbol, semiotika menyatukan kumpulan teori yang sangat luas mengenai bahasa, wacana, dan tindakan nonverbal. Ferdinand De Saussure membagi semiotika menjadi dua bagian (dikotomi), yaitu penanda dan tanda.

Roland Barthes dalam teorinya mengembangkan semiotika Barthes menjadi 2 tingkatan tanda, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Merujuk pada teori Peirce, tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis-jenis tanda yang tergolong semiotika.

Referensi

Dokumen terkait

Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd NO... Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd