• Tidak ada hasil yang ditemukan

View/Open

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View/Open"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaan- perusahaan yang tumbuh dan berkembang seiring semakin pesatnya perkembangan ekonomi di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian.

Persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimiliki seoptimal mungkin. Persediaan barang dagang merupakan salah satu sumber daya yang penting. Baik itu perusahaan dagang maupun manufaktur selalu mengadakan persediaan, tanpa adanya persediaan yang optimal pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang memerlukan atau meminta produk yang dihasilkan.

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari satu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan, karena biasanya mempunyai nilai yang cukup besar

(2)

perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan satu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan (Eddy Herjanto 1997:167)

Mengatur persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar maka dapat mengakibatkan timbulnya biaya persediaan yang besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit dapat mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stok-out) yang dapat menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan atau bahkan dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan.

Sebagaimana keputusan manajemen operasi yang lain, kebijaksanaan yang paling efektif adalah mencapai keseimbangan di antara berbagai kepentingan dalam perusahaan. Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan bahan/barang dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.

Persediaan merupakan asset yang sangat penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu bagian terbesar dari aktiva lancar dan merupakan pusat kegiatan serta sumber utama perusahaan. Persediaan juga merupakan aktiva yang sensitif terhadap kerusakan, pencurian dan penurunan nilai pasar, sehingga pengawasan terhadap persediaan sangat diperlukan karena kelalaian dalam mengelola persediaan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Karena persediaan sangat rentan terhadap pencurian maupun kerusakan maka perusahaan membutuhkan pengendalian internal yang baik yang bertujuan untuk

(3)

melindungi harta perusahaan dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya. Pengendalian internal persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah dari tindakan-tindakan yang meyimpang.

Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan ,barang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pesanaan, dan semua kemungkinan lainnya dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang sebenarnya ada di gudang. Karena cukup banyak jenis produk dan mobilitas keluar masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan atau pencurian stock barang, akibatnya diperlukan pengendalian internal persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya. Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali. Namun ada juga yang melakukannya sebulan sekali dan sekali sehari.

Untuk meningkatkan eksistensi perusahaan manajemen dituntut untuk selalu mengambil tindakan yang harus diperhitungkan secara teliti dan matang.

Disamping itu manajemen harus dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada dengan cara yang efektif dan efisien untuk dapat menghasilkan output yang maksimal. Untuk membantu manajemen memperoleh output yang maksimal maka perlu pengawasan.

(4)

Persediaan dalam hal ini mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produksi bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya maka perlu adanya suatu persediaan yang memadai, karena adanya dorongan untuk memiliki persediaan itu, bukan berarti perusahaan menyediakan sebesar-besarnya. Memang dengan mempunyai persediaan yang tinggi, misalnya untuk barang jadi, akan meminumkan kemungkinan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan para langganan. Tetapi disamping itu akan menyebabkan investasi yang terlalu besar pada persediaan, dan juga kemungkinan adanya bahan yang rusak menjadi semakin besar, karena itulah perlunya penyeimbangan antara kerugian karena memiliki persediaan, dan manfaat yang akan diperolehnya.

Pengertian persediaan untuk perusahaan industri adalah barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini tergantung dari jenis dan proses usaha utama perusahaan.

Persediaan bahan baku adalah barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.

Menurut John E.Bigel (1992 : 90) bahwa Persediaan dapat berbentuk bahan baku untuk procesing, barang setengah jadi dan barang jadi yang siap untuk dijual

(5)

sehingga persediaan sesungguhnya mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan industri.

Seiring dengan berkurangnya sumber daya listrik, disamping itu pengguna sumber daya listrik yang semakin meningkat, maka perlu diciptakan tenaga alternatif pengganti listrik, karena lambat laun sumber daya alam yang ada semakin menipis. Perusahaan milik pemerintah mengatasi masalah tersebut dengan menciptakan teknologi alternatif pengganti listrik berupa solar cell.

Solar cell adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik.

Panel surya berfungsi untuk melewati efek fotolistrik dimana bahan-bahan tertentu menciptakan aliran listrik saat matahari bersinar di atasnya. Panel surya sendiri terdiri dari kristal silikon di mana setiap setengah didopin menjadi dopan yang berbeda untuk menghasilkan sebuah semikonduktor.

Ketika matahari muncul di permukaan, panel surya menyediakan energi yang dibutuhkan untuk semikonduktor untuk menghasilkan arus searah (DC).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persediaan, khususnya pengawasan persediaan bahan baku. Sehingga penulis mengambil judul :

(6)

ANALISIS PENGAWASAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOLAR MODULE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ABC UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PADA PT. LEN INDUSTRI (PERSERO) BANDUNG”

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengawasan persediaan bahan baku solar module pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung ?

2. Bagaimana pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode ABC untuk meminimumkan biaya pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung ?

3. Bagaimana pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode EOQ untuk meminimumkan biaya pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Pengawasan persediaan bahan baku solar module pada PT. Len Industri (Persero) Bandung.

2. Pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode ABC untuk meminimumkan biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung.

(7)

3. Pengawasan persediaan bahan baku solar module dengan menggunakan metode EOQ untuk meminimumkan biaya pada PT. LEN Industri (Persero) Bandung

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi perusahaan penelitian ini bermanfaat untuk mengevaluasi pengawasan persediaan bahan baku yang tepat.

2. Bagi penulis bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta bagaimana cara mengimplementasikan teori-teori yang dikemukakan dalam kejadian nyata di lapangan.

3. Bagi penulis lain bermanfaat untuk menambah wawasan di bidang manajemen operasi, khususnya dalam hal pengawasan persediaan bahan baku.

4. Sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan – keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional.

(8)

Pendekatan ABC merupakan satu pendekatan yang sering kali digunakan untuk mengelompokkan barang dalam persediaan sesuai dengan ukuran klasifikasinya, misalkan berdasarkan pada nilai dana yang digunakan, atau besarnya nilai satuan uang per unit dikali dengan tingkat penggunaannya per periode waktu, guna menentukan tingkat pengendalian persediaan untuk setiap kelompok barang (Stevenson, 1999:565).

Analisis ABC membagi persediaan di tangan ke dalam tiga kelompok berdasarkan pada volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto mengemukakan ada “beberapa hal sangat penting dan banyak hal sepele”.

Gagasannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian persediaan penting yang sedikit dan bukan pada bagian persediaan yang banyak, tetapi sepele. Tidak realistis untuk memantau barang-barang murah dengan intensitas yang sama dengan barang-barang yang sangat mahal (Jay Heizer & Barry Render, 2015:555).

Menurut Muhardi (2011:175) yang dikutip dari Schroeder, 1989:11) salah satu model dalam manajemen persediaan yang dikenal sebagai model klasik dan paling sederhana adalah model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity = EOQ). Rumus EOQ dikembangkan oleh FW. Harris tahun 1915.

Menurut Rangkuti (2000, p1) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang – barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam

(9)

pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunanya dalam suatu proses produksi.

Menurut Eddy Herjanto manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi – fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Pada dasarnya setiap perusahaan selalu mempunyai tujuan. Untuk mencapai tujuannya terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan salah satu alat untuk mencapai tujuan adalah pengawasan persediaan bahan baku.

Menuut Jay Heizer dan Barry Render manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Menurut M. Munandar (1991 : 56) bahwa yang dimaksud dengan inventory adalah persediaan barang-barang yang menjadi objek usaha pokok perusahaan, bagi perusahaan perdagangan barang-barang tersebut berupa persediaan barang dagangan, sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi (industri) berupah persediaan barang mentah, persediaan bahan pembantu, persediaan barang yang sedang diproses dan persediaan barang jadi.

Menurut Sondang P. Siagian, pengertian pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang

(10)

% dari total nilai dana 100

80 60 40

20 A B C

20 40 60 80 100

% dari total barang

Gambar 1.1 Kurva Analisis ABC

Sumber: Muhardi. 2011. Manajemen Operasi Suatu Pendekatan Kuantitatif Untuk Pengambilan Keputusan (173). Bandung: Refika Aditama

Dari gambar kurva di atas dapat dilihat pengelompokkan barang kelompok A mewakili sejumlah kecil barang-barang yang mahal dan karenanya memerlukan pengawasan persediaan yang ketat. Berikutnya adalah barang- barang kelompok B dimana pengawasan persediaan yang cukup ketat dapat diberikan. Sedangkan barang-barang kelompok C dapat diberikan prioritas terendah dalam pengawasan persediaan.

(11)

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Grand Theory

Operation Management

Middle Theory Persediaan

Application Theory ABC dan EOQ

Output

Meminimumkan Biaya Persediaan

(12)

Tabel 1.1 Penggunaan Biaya Tahun 2014

No Jenis Barang Penggunaan Biaya (Rp)

1 Monocrystalline Cell 504.000.000

2 EVA Film 1.945.320

3 TPT/TPE Backsheets 3.875.160

4 Bus Ribbon 94.057.548

5 String Ribbon 52.260.000

6 Low Iron Tempered Glass 343.085.600

7 Junction Box 147.264.000

8 Alumunium Frame 50.000.000

9 Silicon Sealant 101.250.000

10 Dus SHS 75.000.000

TOTAL 1.372.668.000

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ristono (2009), persediaan adalah aset yang meliputi barang milik perusahaan yang memiliki tujuan untuk dijual dalam periode tertentu atau persediaan bahan baku yang

469 LPPM Universitas Duta bangsa Surakarta, Indonesia- September, 2022 CORRELATION OF NUTRITIONAL STATUS AND DIETARY HABIT WITH THE INCIDENCE OF ANEMIA IN ADOLESCENT GIRLS Anik