• Tidak ada hasil yang ditemukan

View/Open

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View/Open"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi dan manajemen operasi adalah proses pencapaian dan penggunaan sumber daya untuk menghasilkan atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Penggunaan sumber daya secara efektif merupakan cara penting di mana manajer produksi dan operasi berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan menjadi keluaran.

Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Sistem proses produksi dan pengoperasian di mana produk diproduksi secara terus menerus dalam pola atau desain tertentu, seperti kilang minyak atau produksi pupuk. Menurut Sofian Assauri (2008:45) ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian sistem produksi dan operasi. Kegiatan manufaktur dan operasional harus mampu menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa, secara efektif dan efisien serta berkualitas baik.

Oleh karena itu, setiap kegiatan produksi dan operasional harus diawali dengan pemilihan dan perancangan produk yang akan dihasilkan. Kelancaran produksi dan operasional suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran perolehan sumber bahan masukan (input), dan juga ditentukan oleh kelancaran dan biaya penyerahan atau penyediaan produk yang dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar. . Kelancaran proses produksi dan operasi juga ditentukan oleh salah satu faktor terpenting dalam perusahaan atau unit produksi, yaitu desain tata letak dan alur kerja atau proses.

Padahal, rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun berdasarkan strategi produksi dan operasi yang telah disusun terlebih dahulu. Dalam strategi produksi dan operasi harus ada pernyataan mengenai tujuan dan sasaran produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. Berdasarkan strategi produksi dan operasi, ditentukan pilihan kapasitas yang akan diterapkan pada sektor produksi dan operasi.

Fungsi Manajemen Operasi

Peran Manajer Operasi

Pengertian Pengawasan

  • Tujuan Pengawasan
  • Fungsi pengawasan
  • Langkah-langkah Pengawasan
  • Ruang Lingkup Pengawasan

Pengawasan adalah proses pengamatan, penetapan standar yang ingin dicapai, penilaian pelaksanaan dan bila diperlukan tindakan perbaikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, sehingga berbagai ahli manajemen dalam memberikan pendapatnya mengenai fungsi manajemen selalu menempatkan unsur pengawasan sebagai fungsi yang penting. Bahkan dalam praktik manajemen modern, pengawasan tidak lagi dapat dipisahkan dari fungsi manajemen lainnya.

Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasional terlaksana sesuai dengan yang direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan maka penyimpangan tersebut dapat diperbaiki, sehingga tercapai apa yang diharapkan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi dan operasi adalah (Sofian Assauri. Kegiatan pengendalian ini dilakukan untuk menjamin bahwa apa yang telah ditetapkan dalam rencana produksi dan operasi dapat terlaksana, dan apabila terjadi penyimpangan maka dapat dilaksanakan. dapat segera diperbaiki agar tidak mengganggu pencapaian tujuan produksi dan operasi.

Kegiatan pengendalian dan pemantauan ini bertujuan untuk memastikan persediaan atau stok yang ada tidak mengalami kekurangan dan dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal sehingga biaya persediaan dapat diminimalkan. Kegiatan ini untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan sehingga hal tersebut dapat dihindari. Berdasarkan hasil pengendalian dan pengawasan tersebut diperoleh hasil peningkatan efisiensi pada bidang produksi dan operasi.

Pengertian Persediaan

Tujuan Pengendalian Persediaan

Jika jumlah permintaan dapat diketahui dengan pasti, maka perusahaan mempunyai kemampuan untuk menentukan jumlah produksi yang sama persis dengan jumlah permintaan. Di sisi lain, jumlah permintaan juga mungkin lebih rendah dari perkiraan karena kuatnya tekanan persaingan, rendahnya daya beli masyarakat atau pengaruh faktor musiman. Selain itu juga mempengaruhi jumlah bahan baku dan bahan penolong yang harus disuplai perusahaan.

Dalam kegiatan usaha seperti yang terdapat pada sistem manufaktur, persediaan selalu ada dalam berbagai bentuk, antara lain bahan baku sebagai masukan dalam proses produksi, bahan penolong (supply) untuk membantu terlaksananya proses produksi, suku cadang (spare part) sebagai pengganti barang yang rusak. komponen, kerusakan, produk setengah jadi (work in process), dan barang jadi (finished good) yang siap dipasarkan ke konsumen. Salah satu alasan utamanya adalah item tersebut tidak bisa didapatkan dengan segera, melainkan membutuhkan jangka waktu tertentu untuk mendapatkannya. Dalam keadaan tertentu, nilai persediaan dapat berjumlah lebih dari separuh nilai total aset perusahaan, seperti misalnya ditemukan di perusahaan distribusi dan supermarket.

Sebagai sumber daya yang menganggur, menurut Monden (1983), keberadaan persediaan dapat dipandang sebagai pemborosan dan berarti menjadi beban bagi suatu unit usaha dalam bentuk biaya yang semakin tinggi. Akibatnya kebutuhan pengguna tidak dapat terpenuhi sehingga akan semakin besar ketidakpuasan pengguna. Oleh karena itu, keberadaan stok khususnya pada suatu unit usaha harus diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pengguna dapat terjamin, namun biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin.

Sistem Pengendalian Persediaan

Namun sebaliknya jika persediaan tidak tersedia atau tersedia dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak mencukupi, maka kemungkinan tidak memiliki persediaan pada saat dibutuhkan akan semakin besar. Artinya, hal ini akan mengakibatkan kerugian baik bagi pengelola maupun pengguna karena pengguna yang tidak puas dapat berpindah ke sistem lain.

Unsur-unsur sub sistem pengendalian

Sistem pengendalian harus mempunyai saluran pelaporan kepada manajemen puncak. Laporan ini mencakup kinerja inventaris secara keseluruhan, termasuk:

Jenis Sarana Pengendalian Inventori

Jika bahan pada wadah depan habis, maka tutup wadah belakang dibuka agar bahan pada wadah ini dapat digunakan sekaligus dilakukan pemesanan. Dalam sistem pembuatan job order, keberadaan stok produk setengah jadi biasanya tidak dapat dihindari karena proses transformasi produksi memerlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan pada sistem manufaktur produksi massal, adanya stok barang setengah jadi dapat terjadi karena karakteristik prosesnya (misalnya industri semen dan industri pupuk) atau karena lintasan produksi yang tidak seimbang.

Pada sistem manufaktur produksi massal, barang jadi biasanya disimpan beberapa waktu hingga pembeli tiba, sedangkan pada sistem manufaktur job order, setelah barang diproduksi maka akan langsung diambil oleh pengguna yang memesannya. Jadi, pada sistem manufaktur yang berbasis pesanan, sangat jarang ditemukan persediaan barang jadi di gudang. Menurut Buffa dan Miller (1979) dan Tersine (1988), persediaan di luar sistem manufaktur secara umum dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

Persediaan dalam sistem produksi tidak hanya terdapat pada ketiga bentuk di atas, namun juga berupa bahan penolong (persediaan) dan persediaan suku cadang. Bahan pembantu digunakan untuk menunjang kegiatan dalam proses produksi, sedangkan suku cadang diperlukan untuk menunjang dan menjamin keandalan mesin dan peralatan dalam sistem. Selain dalam bentuk barang, persediaan pada sistem bisnis non-produktif juga dapat ditemukan dalam bentuk uang seperti di bank, obat-obatan seperti di apotek, darah dan paramedis seperti di rumah sakit, pemadam kebakaran di kota, dan gas yang dipasok oleh Pertamina, serta suku cadangnya khususnya pada sistem bisnis.

Fungsi Persediaan

Untuk menjalankan fungsi persediaan, suatu perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dagangan. Persediaan barang dalam proses (WIP inventory) merupakan komponen atau bahan baku yang telah melalui beberapa proses perubahan namun belum selesai. MRO (pemeliharaan/perbaikan/pengoperasian) adalah inventaris yang disediakan untuk pemeliharaan/perbaikan/pengoperasian peralatan yang diperlukan untuk menjaga mesin dan proses tetap produktif.

Persediaan barang jadi adalah produk yang sudah jadi dan tinggal menunggu pengiriman. Beberapa pengecer dan fasilitas dengan inventaris yang dikelola dealer (dealer memeriksa jumlah inventaris yang ada dan mengisinya kembali sesuai kebutuhan) menggunakan sistem periodik. Namun, kelemahan sistem periodik adalah kurangnya kontrol antara peninjauan dan kebutuhan untuk melakukan inventaris tambahan untuk melindungi dari kekurangan inventaris.

Dalam prakteknya, manajer toko akan menyiapkan dua kontainer (masing-masing kontainer dengan persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan sepanjang waktu yang diperlukan untuk menerima pesanan berikutnya) dan melakukan pemesanan ketika kontainer pertama kosong. Terlepas dari sistem inventarisnya, data penjualan yang akurat memerlukan pencatatan inventaris masuk dan keluar yang baik, termasuk keamanan yang baik. Ruang penyimpanan yang tertata dengan baik akan memiliki akses terbatas, tata graha yang baik, dan tempat penyimpanan yang dapat menampung persediaan dalam jumlah tetap.

Biaya-biaya dalam Persediaan

Biaya pemesanan (biaya pemesanan, biaya pengadaan) adalah biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, mulai dari pemesanan sampai barang tersedia di gudang. Biaya pemesanan ini mencakup seluruh biaya yang timbul dalam melakukan pemesanan barang, yang dapat mencakup biaya administrasi dan penempatan pesanan, biaya penerimaan, dan biaya pemeriksaan barang. Biaya pemesanan tidak tergantung pada jumlah yang dipesan, tetapi tergantung pada berapa kali pemesanan dilakukan.

Dalam kegiatan manufaktur, biaya-biaya tersebut sering disebut dengan biaya set-up, yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan mesin-mesin atau proses pembuatan berdasarkan suatu rencana produksi. Biaya penyimpanan (biaya penyimpanan, biaya persediaan) merupakan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan penyimpanan barang. Biaya modal biasanya merupakan komponen terbesar dari biaya kepemilikan, baik berupa biaya bunga jika modal berasal dari pinjaman, maupun biaya peluang jika modal milik sendiri.

Biaya penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu persentase terhadap harga barang, atau dalam rupiah per unit. satuan barang. Biaya kehabisan stok (biaya kekurangan, biaya persediaan), yaitu biaya yang timbul akibat tidak tersedianya barang pada saat dibutuhkan. Termasuk dalam biaya-biaya tersebut adalah seluruh biaya peluang yang timbul akibat terhentinya proses produksi karena tidak adanya bahan olahan.

Pengertian Metode ABC

Langkah-langkah Klasifikasi ABC

Kalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai moneter setiap jenis barang. Susunlah urutan jenis barang berdasarkan total nilai moneternya, dengan urutan pertama adalah jenis barang yang memiliki total nilai moneter terbesar.

Rumus Metode ABC

Gambar

Diagram Pareto disusun berdasarkan presentase kumulatif penyerapan dana  dan  presentase  jenis  item  dari  barang  yang  dikelola

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari latar belakang peneliti adalah mengkaji bagaimana implementasi akad jual beli salam apakah sudah sesuai dengan perspektif hukum ekonomi syariah yang peneliti teliti di