• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Nabila Mega Oktapiani1, Yudi Budianti2, Rima Rikmasari³ Universitas Islam 451,2,3

nabilaoktapiani23@gmail.com1 , yudibudianti@unismabekasi.ac.id2 rima_rikmasari@unismabekasi.com3

Abstract

Garbage is material that is disposed of by humans and is not used. Garbage is a very big problem, besides having a sale value, trash or used goods can be used to make learning media that are very useful for the learning process. Learning media is one of the tools used by teachers and functions to stimulate the mind, attention, and motivation to learn in students. The implementation method using community education and training methods aims to increase teacher creativity and can reduce waste pollution in Lennggajaya Village.

The results of the service prove that learning media can help students' thinking processes become faster and easier to understand, arouse student motivation and teaching methods will be more varied. Based on the results of this evaluation, it can have an impact on reducing the accumulation of waste in Leggahjaya Village. By utilizing used goods in the surrounding environment, it can help in terms of waste management and using used goods as learning media in elementary schools, so it will directly save costs in making media in schools.

Keywords: Instructional Media, Training, Used Goods

1. Pendahuluan

Barang bekas atau barang yang sudah tidak di pakai sering hanya dibuang ataupun dibakar. Namun disisi lain, barang bekas atau biasa disebut dengan rongsokan itu sebenarnya masih bernilai jual yang cukup relatif tinggi dan semua barang bekas juga masih bisa untuk dimanfaatkan. Barang bekas tersebut nantinya akan didaur ulang untuk dibuat benda-benda lain yang lebih bermanfaaat (Alkadri & Asmara, 2020; Tama et al., 2023). Pemanfaatan barang bekas untuk didaur ulang sangat baik untuk lingkungan, karena dengan memanfaatkan barang- barang tersebut dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Barang bekas dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

Media merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan informasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran berfungsi untuk mempermudah proses belajar mengajar (Qondias et al., 2016). Pambudi et al., (2019) menyatakan bahwa media pembelajaran dari barang bekas adalah pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media pembelajaran.

Hal seperti itu sangat membantu guru dalam mengajar di sekolah dan merupakan

(2)

76

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa (Mahardika et al., 2021).

Pemanfaatan barang bekas sebagai solusi untuk mengurangi sampah di Desa Lenggahjaya. Barang bekas dapat di manfaatkan untuk pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran sangatlah penting dalam proses belajar mengajar (Putra et al., 2022; Wahyujati, 2021). Pemanfaatan barang bekas untuk media pembelajaran dibutuhkan kreativitas seorang guru. Menurut Oktaviani (2014) pentingnya kreativitas guru dalam pembelajaran antara lain: (1) kreatifitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh, (2) kreatifitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar, (3) produk kreatifitas guru akan merangsang kreatifitas siswa.

Wahyuningtyas & Sulasmono (2020) menyataan bahwa guru menggunakan media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh peserta didiknya dengan baik. Pemilihan media hendaknya harus didasari oleh (1) kebutuhan siswa, (2) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (3) kesesuaian dengan materi pembelajaran, dan (4) kesesuaian dengan metode pembelajaran (Ardhianti, 2022). Sudjana dan Rivai dalam (Nurseto, 2012) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;

(2) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (4) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan (Harahap et al., 2020).

Desa Lenggahjaya merupakan salah satu desa yang termasuk ke dalam Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten bekasi. Masalah yang dihadapi masyarakat di Desa Lengahjaya yaitu penumpukan sampah serta berdasarkan hasil observasi ke sekolah proses belajar mengajar belum menggunakan media pembelajaran di sebabkan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Adapun solusi dari permasalahan tersebut dengan diadakan kegiatan pelatihan untuk para guru–

guru mengenai pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran. Tujuan kegiatan pelatihan pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran kepada guru kelas di sekolah dasar diharapkan dapat mambangkitkan kreativitas guru dan dapat mengurangi penumpukan sampah di Desa Lenggahjaya.

2. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat tentang

“Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran”

menggunakan metode pendidikan masyarakat dan pelatihan (Basri et al., 2022).

Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode kualitatif dengan

(3)

menggunakan pendekatan deskriptif. Kegiatan ini melibatkan 26 guru dari Desa Lenggahjaya dan Desa Lindangsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi.

Metode pendekatan kualitatif didasarkan oleh proses, peristiwa dan aktivitas kegiatan.

2.1 Pendidikan Masyarakat

Mengadakan seminar kepada guru kelas mengenai pemanfaatan barang bekas untuk pembuatan media pembelajaran. Metode ini digunakan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya para guru mengenai pentingnya pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini penulis akan berkolaborasi bersama dengan rekan satu kelompok dan kelompok lain yang berasal dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan untuk mengadakan seminar dengan mengangkat tema “Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar”. Pada kegiatan ini penulis dan rekan mengundang pembicara untuk menarik perhatian para guru Sekolah Dasar di Desa Lenggahjaya dan Sindangsari. Dalam seminar materi yang dibahas terdiri dari merdeka belajar, karakteristik kurikulum merdeka belajar, media pembelajaran berbasis ICT dan pemanfaatan barang bekas. hal ini diberikan bertujuan untuk menambah wawasan guru terkait merdeka belajar dan media pembelajaran.

2.2 Pelatihan:

Tahapan pelatihan dilakukan agar para guru yang akan melakukan kegiatan belajar mengajar bisa melakukannya secara langsung bagaimana cara dan tahapan membuat media pembelajaran dari barang bekas. Dimulai dari tahapan pemilihan kompetensi inti, kompetensi dasar dan konsep media pembelajaran yang akan di buat. Kegiatan ini akan dilakukan secara bertahap di mulai dari seminar, lalu dilakukannya kegiatan pendampingan mengenai hasil seminar yang telah diberikan.

2.3 Monitoring dan evaluasi

Metode pelaksanaan ini digunakan untuk mendampingi dan mengawasi para guru yang akan melakukan penyusunan pemilihan materi, KI dan KD serta konsep yang akan digunakan pada media pembelajaran. Hal ini dilakukan agar penulis mengetahui apakah para partisipan memahami materi yang di sampaikan.

Kegiatan mentoring pada kegiatan ini memantau proses perkembangan pembuatan media pembelajaran sampai menghasilkan sebuah media pembelajaran.

3. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat

Pelaksanaan pada program pengabdian kepada masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) memiliki rancangan seperti sosialisasi dengan para guru sekolah dasar di Desa Lenggahjaya, dilanjutkan dengan seminar pelatihan oleh

(4)

78

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran para guru. Tahap selanjutnya memberikan pelatihan mengenai penyusunan tahapan pembuatan media pembelajaran.

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan yang bertema “Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran” dilaksanakan dalam beberapa tahap utama yang bisa dilihat dalam tabel 1 berikut :

Tabel 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

NO Kegiatan Pelaksanaan Lokasi

1. Observasi 21-25 Februari 2023 SDN Lenggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02

2. Perencanaan Program 4-5 Maret 2023 SDN Lenggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02

3. Sosialisasi kepada guru 6-7 Maret 2023 SDN Lenggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02

4. Pelatihan pembuatan media 8 Maret 2023 SDN Sindangsari 02 5. Evaluasi dan Controlling

Kepada para guru yang mengikuti kegiatan

12-15 Maret 2023 SDN Lenggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02

3.2 Hasil Pelaksanaan Program

Program individu pada kegiatan pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sasaran para guru sekolah dasar desa lenggahjaya dan sindangsari dengan jumlah yaitu sebanyak 26 orang. Manfaat yang didapatkan para partisipan memberikan pemahaman wawasan dan keterampilan para guru terkait media pembelajaran.

Program kerja individu ini dilaksanakan melalui tiga tahapan, berikut penjelasan mengenai pelaksanaan pengabdian program individu yang telah dilaksanakan:

Tahap pertama sebelum dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lenggahjaya, Kabupaten Bekasi penulis dan tim melakukan kegiatan observasi terlebih dahulu disekitar lingkungan setempat. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai kondisi dan keadaan yang ada di Desa Lenggahjaya. Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 21-25 Februari 2023, pada kesempatan kali ini penulis melakukan observasi dengan cara mengunjungi sekolah dasar di Desa Lenggahjaya ialah SDN lenggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02.

(5)

Gambar 1.Observasi di SDN Leggahjaya 01 dan SDN Lenggahjaya 02

Persiapan pelatihan yang dilakukan oleh tim untuk mempersiapkan pelatihan kepada guru-guru SD yaitu yang pertama menentukan narasumber untuk mengisi pelatihan Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar, di sini tim mengundang narasumber yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dari Universitas Islam 45 Bekasi. Selanjutnya penulis dan tim menentukan tepat pelaksanaan dan jumlah peserta yang diundang untuk mengikuti kegiatan pelatihan Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar. Tempat yang dipilih untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan bertempat di SDN Sindangsari 02 Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Kegiatan pelatihan dilakukan pada tanggal 8 Maret 2023 kegiatan dilakukan setelah sosialisasi.

Gambar 2. Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran

Peserta kegiatan pelatihan Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara. pada tahap awal pelaksanaan kegitan terdiri dari beberapa sesi. Sisi yang pertama merupakan pemaparan materi disampaikan oleh dosen Fakultas Keguruan Ilmu Penddikan Universitas Islam 45 Bekasi yang sudah perpengalaman dan mahair mengenai media pembelajaran. Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi. Peserta dibagi menjadi empat kelompok. Diskusi ini bertujuan untuk memfasilitasi para peserta

(6)

80

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran pembelajaran yang sudah dibuat mulai dari pemilihan materi, kompetensi inti, kompetensi dasar, alat, bahan dan cara penggunaan media pembelajaran.

kemudian setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi membuat sebuah rancangan untuk pembuatan media pembelajaran mulai dari materi sampai pada konsep dan pengguanan media pembelajaran, Peserta kegiatan pelatihan integrasi media pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara. para peserta dengan semangat mengerjakan tugas yang telah diberikan, bahkan beberapa peserta dihari yang sama sudah memiliki konsep untuk membuat sebuah media pembelajaran mulai dari materi pelajaran yang akan diguanakan, Kompetensi inti, kompetensi dasar, alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media pembelajaran. Masing- masing kelompok diberikan waktu dua hari untuk mempersiapkan rancangan pembuatan media pembelajaran. Tim pengabdian akan datang langsung ke sekolah untuk memonitoring perkembangan dari pembuatan media pembelajaran.

Diakhir acara tim melakukan sesi foto bersama dengan pemateri serta seluruh peserta acara kegiatan pelatihan Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar yang digunakan sebagai dokumentasi sekaligus sebagai bukti pelaporan. Selanjutnya peserta dipersilahkan untuk meninggalkan tempat pelatihan dan kembali ke rumah masing-masing, tim bersiap untuk memberikan komsumsi kepada peserta kegiatan dan pemateri yang telah berpartisipasi mengikuti acara kegiatan pelatihan Integrasi Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar, dilanjutkan dengan tim dengan membersihkan ruangan yang telah digunakan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya.

3.3 Evaluasi

Tahap monitoring atau pengawasan adalah tahapan yang sangat berperan dalam lancar tidaknya sebuah kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahapan ini penulis dan tim pengabdian mengawasi peserta khususnya guru SD di desa lenggahjaya yang mengikuti acara pelatihan integrasi media pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar. Jika di temukan peserta yang kurang memahami materi yang disampaikan oleh pemateri, maka penulis dan tim wajib menyampaikan ulang dan mengajari peserta tersebut. Bukan hanya mendampingi akan tetapi juga mengawasi jalannya kegiatan apakah pada saat pelaksanaan kegiatan terdapat suatu hambatan. Contohnya seperti peserta kurang memahami cara pemilihan kompetensi yang akan di gunakan sebagai acuan dalam pembuatan media pembelajaran. Sehingga penulis dan tim harus menjelaskan kembali cara memilih kompetensi yang akan digunakan kepada peserta tersebut. Tahapan evaluasi adalah bagian refleksi jalannya kegiatan yang telah dilaksanakan.

Tahapan evaluasi bertujuan untuk mengukur serta meninjau ulang apakah kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan berjalan sukses dan lancar.

Tim pengabdian melakukan mentoring dan evaluasi secara langsung ke sekolah. Tim pengawasi perkembangan pembuatan media pembelajaran.

Kemudian para guru langsung melakukan kegiatan pembuatan media pembelajaran dengan alat dan bahan yang telah disediakan. Setelah media

(7)

pembelajaran sudah selesai dibuat tim langsung melakukan evaluasi dan mempraktikkan cara penggunaan media pembelajaran yang sudah dibuat.

Gambar 3. Evaluasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dibuat oleh SDN Lenggahjaya 01 yaitu media pembelajaran mengenai FPB dan KPK dengan judul Dakota FPB dan KPK.

Alat dan bahan yang digunakan yaitu kardus bekas, cup gelas bekas, karton, origami, dabel tip, pensil, penggaris, dan gunting. Sedangkan media pembelajaran yang telah dibuat oleh SDN Lenggahjaya 02 yaitu media pembelajaran mengenai lambang dan bunyi Pancasila dengan judul media roda Pancasila. Alat dan bahan kardus bekas, origami, lem dabel tip, kertas hvs, karton dan gunting. Dengan dibuatnya media pembelajaran ini dapat membantu proses berfikir siswa menjadi lebih cepat dan mudah di mengerti, membangkitkan motivasi peserta didik dan metode mengajar akan lebih bervariasi. Dari hasil evalusi ini dapat berdampak pada pengurangan penumpukan sampah di Desa Leggahjaya. Memanfaatkan barang bekas di lingkungan sekitar dapat membantu dalam hal penanggulangan sampah, selain itu juga dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik. Dengan memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran di sekolah dasar, maka secara langsung akan membuat penghematan biaya dalam pembuatan media di sekolah.

4. Kesimpulan dan Saran

Pelatihan pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran yang di selenggarakan oleh tim pengabdian merupakan sebuah kegiatan yang bergerak di dalam bidang pendidikan. Pelatihan ini untuk memberikan wawasan pengetahuan baru kepada para guru-guru dan memberikan inovasi baru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan barang bekas sebagai bahan baku utama pembutan media pembelajaran dapat meminimalisir pengeluaran biaya.

Pemanfaatan media pembelajaran ini dapat berdampak pada proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan menambah motovasi siswa dalam belajar. Pemanfaatan barang bekas juga dapat mengurangi penumpukan sampah di Desa Lenggahjaya Kecamatan.

(8)

82

Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran sebagai media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga harus mendapatkan perhatian dari segala pihak yang terkait terutama kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengontrol dan mengawasi guru.

Daftar Pustaka

Alkadri, S. P. A., & Asmara, K. D. (2020). Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai Hand sanitizer dan Desinfektan Pada Masyarakat Dusun Margo Sari Desa Rasau Jaya Tiga Dalam Upaya Mewujudkan Desa Mandiri Tangguh Covid-19 Berbasis Eco-Community. Jurnal Buletin Al-Ribaath, 17(2), 98.

https://doi.org/10.29406/br.v17i2.2387

Ardhianti, F. (2022). Efektifitas penggunaan video sebagai media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar. Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(1), 5–8. https://doi.org/10.55904/nautical.v1i1.95

Basri, H., Putra, P., Supratno, S., Irham, I., Rofieq, A., Rusham, R., Maysaroh Chairunnisa, N., & Amin Ash Shabah, M. (2022). Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Era Covid-19 Periode Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022.

Harahap, A., Sucipto, A., & Jupriyadi, J. (2020). Pemanfaatan Augmented Reality (Ar) Pada Media Pembelajaran Pengenalan Komponen Elektronika Berbasis Android. Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi, 1(1), 20–25.

Mahardika, A., Wiranda, N., & Pramita, M. (2021). Pembuatan media pembelajaran menarik menggunakan canva untuk optimalisasi pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 4. 3.

Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 8(1), 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706

Oktaviani, Y. (2014). Usaha Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan , 2(1), 808–831.

Pambudi, B., Efendi, R. B., Novianti, L. A., Novitasari, D., & Ngazizah, N. (2019).

Pengembangan Alat Peraga IPA dari Barang Bekas untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Indonesian Journal of Primary Education, 2(2), 28. https://doi.org/10.17509/ijpe.v2i2.15097 Putra, P., Sucipto, P. W. A., Kusuma, A. W., & Hamidah, I. (2022). CERKAS System

Development: Smart Web-Based Sharia Accounting as a Learning Media.

JRAK: Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi Akuntansi, 13(1), 84–98.

Qondias, D., Anu, E. L., & Niftalia, I. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Berbasis Mind Maping. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 5(2), 176–

182.

Tama, C. R., Khatimah, H., & Putra, P. (2023). Pelatihan dan Penyuluhan Tentang Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Berbasis Zero Waste.

PROGRESIF: Jurnal Pengabdian Komunitas Pendidikan, 3(1), 31–40.

Wahyujati, B. B. (2021). Peningkatan kemampuan guru sekolah dasar melalui pelatihan pembuatan media video pembelajaran interaktif menggunakan ms power point. Abdimas Altruis: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 94–99.

(9)

Wahyuningtyas, R., & Sulasmono, B. S. (2020). Pentingnya Media dalam

Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Edukatif :

Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 23–27.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.77

Referensi

Dokumen terkait

barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman. konsep geometri

pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan

Melalui media tersebut, siswa akan mudah mengingat dan memahami konsep bangun ruang, karena media yang mereka gunakan adalah barang bekas yang ada

Penelitian ini bertujuan meningkatkan penggunaan Active Knowledge Sharing dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep luas

Program PKM ini bertujuan untuk meningkatkanketerampilan guru dalam merancang dan mengembangkan media pembelajaran dengan bahan bekas.Metode yang digunakan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan geometri dan pengukuran dalam pembelajaran matematika dan

Program kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) yang te- lah dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan para guru, berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang te- lah

Pemanfaatan Microsoft 365 sebagai media pembelajaran sangat memungkinkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mengimplementasikan media pembelajaran yang dilakukan guru di