• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan metode drill dalam pembelajaran tari sigeh pengunten di SD N 3 Poncowati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Penerapan metode drill dalam pembelajaran tari sigeh pengunten di SD N 3 Poncowati"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Available online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/trihayu

Penerapan metode drill dalam pembelajaran tari sigeh pengunten di SD N 3 Poncowati

Aline Rizky Oktaviari Satrianingsih1a*, Endang Karana Pertiwi2b

1Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, Pontianak, Indonesia

2SMK N 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Indonesia

aaline.rizky@fkip.untan.ac.id; blin.karana@gmail.com

*Corresponding Author

Received: 14-08-2023; Revised: 22-08-2023; Accepted: 28-08-2023 Abstract:

This study uses the drill method to discuss the learning process of the Sigeh Pengunten Dance at SD N 3 Poncowati. The type of research used is descriptive qualitative. The techniques used in collecting data are complete participatory observation, interviews, documentation, and non-tests. The learning theory used is Bloom's theory. The research process was carried out for 10 days with 2 days of observation and 8 days of drill method application. The class teacher applies the lesson by presenting material about the history and function of the Sigeh Pengunten Dance. The class teacher prepares speakers and videos so that students can observe the movements of the Sigeh Pengunten Dance more clearly. In the process of applying the drill method, students prepare by warming up first. Students carry out the Sigeh Pengunten Dance range of motion exercises by following the directions of the class teacher and examples of the range of motions given by the researcher. The range of movements of the Sigeh Pengunten Dance is divided into 3 parts: the range of movements of part 1, the range of movements of part 2, and the range of movements of part 3. All parts of the range of movements have been sequential according to the composition of the Sigeh Pengunten Dance. In the learning process teachers and researchers are open to actively involving students to move following the examples of the range of motion given, openly react, and respond to the student's training process. At the last meeting, students were shown to be able to perform the Sigeh Pengunten Dance memorized and skilled which was witnessed by their colleagues and the school.

Keywords: Drill Methods; Sigeh Pengunten Dance; Elementary School Abstrak:

Penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten di SD N 3 Poncowati dengan menerapkan metode drill. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi partisipasi lengkap, wawancara, dokumentasi dan non tes. Teori pembelajaran yang digunakan adalah teori Bloom. Proses penelitian ini dilakukan selama 10 hari dengan pengamatan selama 2 hari dan penerapan metode drill sebanyak 8 hari. Guru kelas menerapkan pembelajaran dengan menyampaikan materi tentang sejarah dan fungsi dari Tari Sigeh Pengunten. Guru kelas mempersiapkan speaker dan video agar peserta didik dapat memperhatikan gerak Tari Sigeh Pengunten dengan lebih jelas. Pada proses penerapan metode drill, peserta didik melakukan persiapan dengan pemanasan terlebih dahulu. Peserta didik melakukan latihan ragam gerak Tari Sigeh Pengunten dengan mengikuti arahan guru kelas dan contoh ragam gerak perbagian yang diberikan peneliti. Adapun ragam gerak Tari Sigeh Pengunten dibagi menjadi 3 bagian, yaitu ragam gerak bagian 1, ragam gerak bagian 2, dan ragam gerak bagian 3. Semua bagian ragam gerak telah berurutan sesuai dengan susunan Tari Sigeh Pengunten. Pada proses pembelajaran guru dan peneliti terbuka untuk melibatkan secara aktif peserta didik untuk bergerak mengikuti contoh ragam

(2)

gerak yang diberikan, secara terbuka memberikan reaksi dan respon pada proses latihan peserta didik.

Pada pertemuan terakhir, peserta didik terbukti dapat menampilkan Tari Sigeh Pengunten dengan hafal dan terampil yang disaksikan oleh rekan dan pihak sekolah.

Kata Kunci: metode drill, tari sigeh pengunten, sekolah dasar.

How to Cite: Satrianingsih, A. R. O., & Pertiwi, E. K. (2023). Penerapan metode drill dalam pembelajaran tari sigeh pengunten di SD N 3 Poncowati. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 10(1), 99–108. https://doi.org/10.30738/trihayu.v10i1.15844

Pendahuluan

Proses pembelajaran merupakan kegiatan dari belum tahu menjadi tahu dan belum bisa menjadi bisa yang dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dalam membawakan sebuah tari. Langkah sistematis perlu dilakukan dalam proses kegiatan pembelajaran. Menurut Sadirman (2011: 12), proses yang dilakukan adalah proses pendidikan dan pengajaran. Di dalam proses pendidikan peserta didik melakukan tahapan kegiatan belajar secara sistematis dan terukur. Kegiatan yang dilakukan disusun untuk mengembangkan kualitas dan mutu peserta didik sebagai sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menjelaskan tujuan pembelajaran diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang kreatif, inovatif, dan berdaya guna.

Melalui pembelajaran seni budaya, peserta didik belajar untuk menjadi insan manusia yang mampu memecahkan permasalahan dan memiliki keterampilan yang kreatif dan inovatif.

Proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kemampuan peserta didik yang telah menguasai pemahaman baik secara kognitif maupun afektif. Menurut Bloom (1956), ukuran proses kognitif dilaksanakan dengan tahapan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. Peserta didik usia SD berkisar antara 6-12 tahun. Menurut Seitfert dan Haffung (dalam Sugiyanto, 2015), usia SD memiliki 3 jenis perkembangan yaitu fisik, kognitif, dan psikososial. Pada umumnya, peserta didik usia SD memiliki perkembangan fisik dari tahun ke tahun mulai dari tinggi dan berat badan perempuan yang hampir sama dengan laki-laki menjadi hampir sama pada usia 9 tahun. Perkembangan kognitif peserta didik usia SD mencakup perubahan dan perkembangan pola piker. Menurut Piaget, usia 7-11 tahun merupakan usia dengan operational kongkrit dimana peserta didik menggunakan logika yang memadai dengan bantuan benda konkrit. Peserta didik mulai mengembangkan operasi negasi, hubungan timbal balik, dan identitas terkait kegiatan pembelajaran. Mereka mulai menyadari adanya perubahan dari awal hingga akhir dan bagaimana perubahan tersebut terjadi.

Pembelajaran seni budaya terutama dengan materi pembelajaran seni tari merupakan salah satu pembelajaran penting untuk peserta didik usia SD. Selain materi tari tradisional merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa mencintai budaya yang ada di tanah air dan menghargai keberagaman adat budaya di daerah setempat. Tari tradisional yang terdapat di lingkungan SD N 3 Poncowati adalah tari tradisional kreasi yang berpijak pada budaya tradisi suku Lampung. Adapun macam tari tradisional tersebut antara lain Tari Bedana, Tari Sigeh Pengunten, Tari Melinting, dan lain sebagainya. Salah satu tari tradisi yaitu Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisi yang memiliki nilai pendidikan karakter dan moral di dalam unsur tarinya menurut Satrianingsih (2023: 11). Selain itu, Habsary (2022: 50) mengutarakan

(3)

bahwa dalam proses pembelajaran seni tari terdapat misi menanamkan nilai karakter. SD N 3 Poncowati merupakan sekolah yang ada di lingkungan daerah transmigrasi suku Jawa yang ada di Provinsi Lampung Kabupaten Lampung Tengah. Secara umum, peserta didik di sekolah tersebut berasal dari keturunan Jawa. Namun, tidak sedikit yang juga berasal dari suku Lampung. Kemajemukan peserta didik yang ada di lingkungan sekolah tersebut menjadi salah satu cara peserta didik tetap menghormati keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Namun, jika peserta didik tidak mendapatkan materi pembelajaran seni tari tradisional dalam proses pembelajaran di sekolahnya maka tujuan tersebut tidak dapat tercapai. SD N 3 Poncowati, merupakan salah satu SD yang belum memiliki guru kelas yang menguasai materi tari tradisional baik secara teori maupun praktek. Hal tersebut, peneliti dapatkan ketika mengobservasi proses pembelajaran praktek tari di sekolah tersebut. Proses pembelajaran yang dilaksanakan sebatas mengenal nama-nama tari daerah dan nusantara. Peserta didik belum diberikan kesempatan untuk mempelajari tari tradisional daerah setempat, sehingga menyebabkan kurangnya kesempatan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotor di bidang seni dan budaya. Selain itu, sekolah kesulitan untuk menyiapkan penampilan tari ketika memiliki kegiatan kedinasan seperti kunjungan penilaian akreditasi oleh tim asesor. Kurangnya guru seni budaya yang ahli di bidang seni tari, sehingga diperlukan metode pembelajaran yang pas untuk peserta didik mampu menguasai materi Tari Sigeh Pengunten dengan baik.

Tari Sigeh Pengunten merupakan salah satu tari tradisional kreasi yang berfungsi sebagai tari penyambutan di daerah Lampung. Menurut Sanjaya (2022: 2), tari ini merepresentasikan kehangatan masyarakat Lampung dalam menyambut tamu yang digambarkan melalui tarian sangat bergembira dan terbuka menyambut siapapun yang datang ke daerah Lampung.

Peserta didik usia SD sesuai dengan perkembangan fisik dan kognitifnya sudah mampu untuk membawakan Tari Sigeh Pengunten. Adapun metode pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu metode Drill. Menurut Sudjana (2011: 86), metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang, secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyampaikan keterampilan agar menjadi permanen. Pemilihan metode ini sesuai melihat waktu yang diberikan pihak sekolah untuk melatih peserta didik menguasai Tari Sigeh Pengunten. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Drill dalam proses pembelajaran peserta didik usia SD yaitu melakukan latihan secara wajar dengan memberikan pengertian terkait tujuan dari mempelajari Tari Sigeh Pengunten serta capaian dari proses penerapan metode Drill untuk menguasai Tari Sigeh Pengunten.

Penelitian ini perlu dilakukan guna mengetahui capaian keterampilan dan kognitif peserta didik dalam menguasai Tari Sigeh Pengunten melalui metode drill pada siswa kelas III di SD N 3 Poncowati. Pada proses penelitian ini, peneliti perlu memilah bagian dari ragam gerak Tari Sigeh Pengunten dan melatih gerakan secara bergantian dan berurutan menggunakan hitungan dan iringan lagu. Latihan yang dilakukan hanya sebanyak 7x pertemuan dengan sistem pemberian materi tari bagian 1, pengulangan, materi tari bagian 2, pengulangan 2, dan pengulangan 1-2, kemudian peneliti baru beralih ke materi tari bagian 3, pengulangan 3, materi bagian 4, pengulangan 4, dan pengulangan 3-4, serta dilakukan dengan cara yang sama. Peserta didik juga diminta untuk ikut menghitung setiap gerakan yang mereka lakukan guna menguatkan pemahaman dan ingatan mereka terkait gerakan tari tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat peserta didik mampu membawakan Tari Sigeh

(4)

Pengunten secara percaya diri dengan waktu latihan yang terbatas dan dipaparkan sesuai dengan kondisi peserta didik dan fakta yang terjadi di lapangan.

Metode

Metode penelitian ini dilakukan dengan cara metode analisis kualitatif deskriptif.

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan langsung kepada peserta didik dengan menerapkan metode pembelajaran drill. Metode ini berguna untuk mencari tahu keadaan, dan kondisi situasi atau hal lain yang dipaparkan sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian dipaparkan sesuai dengan keadaan dan kondisi peserta didik di lapangan tanpa ada rekayasa dan manipulasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Informasi berasal dari guru kelas di SD N 3 Poncowati dan 12 peserta didik di SD Negeri 3 Poncowati Tahun Ajaran 2019/2020. Menurut Sugiyono (2021:

439) mengatakan bahwa pengumpulan data pada penelitian kualitatif perlu dilakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi peserta didik di SD N 3 Poncowati. Berikut ini penjabaran dari pengumpulan data yang peneliti lakukan:

1. Observasi

Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai pengamat saat guru kelas menyampaikan informasi tentang tari tradisional daerah Lampung yang terdiri dari fungsi Tari Sigeh Pengunten. Tahap ini dilakukan unutk mendapatkan data informasi terkait proses pembelajaran tari yang dapat membantu proses penelitian. Menurut Marshal (1995) dalam Sugiyono (2021: 411), melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi partisipasi lengkap dilakukan peneliti guna mendapatkan data dengan terlibat secara penuh dengan apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik di SD N 3 Poncowati. Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat mengetahui perilaku guru kelas dan peserta didik sebagai informan sebelum mengikuti proses latihan Tari Sigeh Pengunten dengan menggunakan metode Drill.

2. Wawancara

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan ke guru kelas dan peserta didik di SD N 3 Poncowati. Menurut Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2021: 419) mengatakan bahwa wawancara yang dilakukan peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan untuk menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Peneliti melakukan wawancara ke pihak wakil kepala sekolah dan guru kelas di sekolah tersebut terkait pembelajaran Tari Sigeh Pengunten.

3. Dokumentasi

Pada tahap ini, dokumentasi yang dilakukan peneliti ada mengambil gambar dalam bentuk foto atau video saat proses latihan sedang berlangsung. Peneliti mengambil foto dan video saat peserta didik mulai melakukan pembelajaran Tari Sigeh Pengunten dengan menggunakan metode Drill. Data ini menjadi bukti penelitian yang dilakukan oleh peneliti, selain itu. Berdasarkan dari dokumentasi tersebut, peneliti dapat mereduksi data untuk mendukung penelitian ini.

Setelah melaksanakan proses pengumpulan data. Peneliti melaksanakan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan tersusun. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2021: 438) mengatakan bahwa aktivtias dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

(5)

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Hasil analisis penelitian ini disusun untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten dengan metode Drill di SD N 3 Poncowati Lampung Tengah Tahun Ajaran 2019/2020. Langkah- langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati aktivitas guru saat menyampaikan informasi tentang Tari Sigeh Pengunten.

2. Membuat pembagian materi susunan ragam gerak Tari Sigeh Pengunten.

3. Melaksanakan proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten menggunakan metode Drill pada setiap pertemuan.

4. Melakukan pengamatan pada proses latihan ragam gerak Tari Sigeh Pengunten sesuai pembagian dengan menggunakan metode Drill.

5. Mereduksi data penelitian dengan mengumpulkan catatan, wawancara, dokumentasi.

Peneliti merangkum dan memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan penelitian.

6. Menganalisis dan membuat kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan baik saat observasi, wawancara, dokumentasi, dan penampilan Tari Sigeh Pengunten.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini merupakan laporan penelitian yang telah tersusun secara sistematis berdasarkan proses pengamatan dan wawancara dalam pembelajaran Tari Sigeh Pengunten menggunakan metode Drill pada siswa SD Negeri 3 Poncowati Lampung Tengah. Melalui penelitian ini, peneliti turut berpartisipasi langsung dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada observasi awal. Berikut ini merupakan tabel observasi yang dilakukan peneliti.

Tabel 1. Pengamatan Pembelajaran Tari Tradisional

No. Kegiatan Keterangan

Ya Tidak 1 Menyediakan peralatan yang diperlukan dalam proses

pembelajaran tari tradisional

2 Menyampaikan materi tentang sejarah dan fungsi Tari Sigeh

Pengunten

3 Menyampaikan materi nama ragam gerak Tari Sigeh

Pengunten

4 Menciptakan kondisi anak untuk belajar/ melakukan

pemanasan sebelum latihan

5 Memberikan contoh praktek ragam gerak Tari Sigeh

Pengunten

6 Ada peserta didik yang bisa membawakan Tari Sigeh

Pengunten

7 Sekolah kesulitan melatih Tari Sigeh Pengunten

8 Guru memotivasi peserta didik saat proses pembelajaran Tari

Sigeh Pengunten berlangsung

Berdasarkan tabel.1 di atas, didapatkan hasil pengamatan bahwa guru kelas di SD N 3 Poncowati telah mempersiapkan materi tentang tari-tari tradisional daerah Lampung dan memaparkan sejarah serta fungsi dari tari tersebut. Sejarah dan fungsi dari Tari Sigeh

(6)

Pengunten disampaikan dengan baik oleh guru kelas. Guru juga menyebutkan nama-nama ragam gerak yang terdapat dalam Tari Sigeh Pengunten. Pada proses pembelajarannya, guru menyiapkan video dari Tari Sigeh Pengunten agar peserta didik mengamati ragam gerak dan pembawaan dari Tari Sigeh Pengunten. Namun, guru kelas dan pihak sekolah mengalami kesulitan saat memberikan contoh ragam gerak Tari Sigeh Pengunten. Hal tersebut juga memicu kesiapan pihak sekolah, apabila ada acara atau kunjungan dari pihak dinas dalam rangka penilaian sekolah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti turut langsung untuk menerapkan metode Drill dengan memberikan latihan dalam proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten. Proses pembelajaran tari Sigeh Pengunten menggunakan metode Drill dilakukan pada jam pelajaran terakhir dan sepulang sekolah dengan durasi latihan 120 menit. Dikarenakan waktu yang terbatas, peneliti bekerjsama dengan guru kelas dan telah diketahui pihak sekolah menyusun tahapan proses latihan Tari Sigeh Pengunten dengan metode Drill sebagai berikut:

Tabel 2. Pengamatan Pembelajaran Tari Tradisional Materi

Tari Sigeh Pengunten

Keterangan Pertemuan Durasi Ragam Gerak Bagian 1:

a. Lapah Tebeng

b. Seluang Mudik Turun Kanan dan Kiri c. Merunduk meletakkan Tepak

d. Mejong Silo Ratu e. Sembah

f. Mejong Simpuh g. Samber Melayang

h. Ngerujung Duduk dan Berdiri Lutut Kanan/Kiri i. Seluang Mudik Naik Kanan dan Kiri

1 120’

Pengulangan Ragam 1 2 60’

Ragam Gerak Bagian 2:

a. Kilat Mundur b. Ngerujung

c. Samber Melayang d. Gubuh Gakhang e. Makuraccang f. Nginyau Bias g. Kenui Melayang h. Tolak Tebing i. Sabung Melayang j. Belah Hui

k. Mempan Bias

3 120’

Pengulangan Ragam 2 4 60’

Ragam Gerak Bagian 3:

a. Lipeto

b. Seluang Mudik Turun Kanan Kiri c. Mejong Simpuh

5 120’

(7)

d. Ngerujung Duduk dan Berdiri Lutut Kanan Kiri e. Samber Melayang

f. Mejong Silo Ratu g. Sembah

h. Mejong Simpuh i. Merunduk

j. Seluang Mudik Berdiri Kanan Kiri k. Lapah tebeng

Pengulangan Ragam 3 6 60’

Pendalaman Tari Sigeh Pengunten 7 120’

Penampilan Tari Sigeh Pengunten 8 60’

Berdasarkan tabel 2 di atas proses latihan Tari Sigeh Pengunten dapat selesai dengan baik sesuai waktu yang diberikan. Peserta didik dapat membawakan Tari Sigeh Pengunten melalui penerapan metode Drill. Saat proses latihan berlangsung, peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik terkait ragam gerak yang belum mereka kuasai. Pada dasarnya, pemberian materi yang intens sesuai dengan urutannya memudahkan peserta didik untuk menghafal ragam gerak Tari Sigeh Pengunten. Selain itu, peserta didik dibiasakan untuk berlatih dengan hitungan dan dilanjutkan pembiasaan menggunakan iringan musik agar hafal akan tanda perubahan antar ragam gerak. Pembagian ragam gerak dan durasi latihan Tari Sigeh Pengunten sudah disepakati oleh guru kelas dan dapat dibuktikan setelah latihan berlangsung. Peneliti tetap mengupayakan waktu seoptimal mungkin untuk berlatih dan tetap memberikan waktu untuk peserta didik beristirahat. Peserta didik sangat diperbolehkan untuk bertanya dan mengulang ragam gerak yang dirasa belum mereka ingat atau kuasai.

Untuk memperkuat hasil latihan peserta didik bahwa mereka mampu untuk membawakan Tari Sigeh Pengunten. Masing-masing peserta didik mengikuti tes keterampilan dengan membawakan tari ini secara individu yang disaksikan oleh peneliti dan peserta didik lainnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hafalan dan kesiapan peserta didik dalam membawakan Tari Sigeh Pengunten. Penelitian ini dilaksanakan selama 14 hari dari mulai observasi hingga penampilan Tari Sigeh Pengunten dapat dibawakan oleh peserta didik SD N 3 Poncowati.

Gambar 1. Proses Latihan Tari Sigeh Pengunten (Dok. Satrianingsih)

(8)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, penerapan metode Drill dalam proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten dapat membantu peserta didik untuk menguasai pengetahuan (C1). Seperti yang dipaparkan Nafiati (2021: 156) tentang teori Bloom versi baru, bahwa domain pengetahuan/kognitif berkaitan dengan ingatan, berpikir, dan proses-proses penalaran. Penerapan metode Drill ini membantu siswa untuk cepat menghapal ragam gerak Tari Sigeh Pengunten. Hal tersebut dibuktikan dengan peserta didik yang mampu mengingat ragam gerak Tari Sigeh Pengunten dan dapat menampilak Tari Sigeh Pengunten dengan baik. Guru kelas dan pihak sekolah juga membantu jalannya proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan tempat dan speaker yang disediakan untuk sarana peserta didik berlatih. Motivasi dan dukungan tidak pernah ditinggalkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Gambar 2. Penampilan Siswa SD N 3 Poncowati (Dok. Satrianingsih) Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Tari SIgeh Pengunten di SD N 3 Poncowati Lampung Tengah”, telah dilaksanakan selama 10 hari dengan total pertemuan untuk latihan adalah 8 pertemuan dan observasi pembelajaran di kelas adalah 2 pertemuan. Peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten dapat berlangsung dengan baik, penerapan metode Drill juga berlangsung dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang bisa membawakan Tari Sigeh Pengunten.

Pada proses penerapannya guru kelas mempersiapkan proses pembelajaran dengan menyediakan materi tentang sejarah dan fungsi Tari Sigeh Pengunten, guru kelas juga menyediakan speaker dan video Tari Sigeh Pengunten untuk memudahkan peserta didik mengenal ragam geraknya. Pada proses penerapan metode Drill, peneliti melakukan pembagian ragam gerak Tari Sigeh Pengunten sesuai dengan kesepakatan guru kelas. Pihak sekolah mendukung peserta didik untuk dapat menguasai Tari Sigeh Pengunten sebagai aset sekolah ketika ada kegiatan kedinasan berkunjung. Pelaksanaan latihan dengan metode Drill dilakukan sebanyak 8x pertemuan dengan diawali pemanasan dan persiapan terlebih dahulu.

Pertama, peneliti menyiapkan peserta didik untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu;

Kedua, peneliti mengingatkan peserta didik tetap fokus memperhatikan ragam gerak bagian 1

(9)

seperti yang dicontohkan; Ketiga, peneliti meminta peserta didik melakukan pengulangan ragam gerak bagian 1 dan terus menerapkan proses latihan sesuai dengan ragam gerak yang telah dibagi; Keempat, peneliti terus memotivasi dan mendorong peserta didik untuk aktif berlatih ragam gerak secara berurutan baik dengan hitungan maupun musik iringan; Kelima, peneliti dan guru saling terbuka untuk memberikan reaksi dan respon dari proses latihan yang dilakukan peserta didik.

Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten dengan menerapkan metode Drill pada peserta didik di SD N 3 Poncowati Lampung Tengah, telah berjalan sesuai dengan langkah-langkah penerapan metode Drill. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat kemampuan keterampilan peserta didik setelah mempelajari Tari Sigeh Pengunten dengan metode drill menjadi meningkat. Menurut Dahar (1988: 14), definisi belajar sebagai suatu hasil pengalaman.

Berdasarkan hal tersebut, peserta didik memiliki pengalaman berlatih dengan berulang yang dapat meningkatkan pengetahuan kognitif dalam hafalan ragam gerak Tari Sigeh Pengunten, hal tersebut menjadi pengalaman permanen peserta didik bahwa kemampuan keterampilan juga meningkat dengan dibuktikan bahwa peserta didik mampu menampilkan Tari Sigeh Pengunten dengan baik.

Hasil dan bagian pembahasan memuat temuan penelitian yang diperoleh dari data dan hipotesis penelitian, pembahasan hasil penelitian dan perbandingan dengan teori serupa dan/atau penelitian sejenis.

Ucapan Terimakasih

Kepala SD N 3 Poncowati Terbanggi Besar dan seluruh staff yang telah membantu proses pembelajaran Tari Sigeh Pengunten.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, Didin. (2016). Psikologi Anak dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warliartika.

Dahar, Ratna Wilis. (1988). Teori-Teori Belajar. Bandung.

Darti, F. D., & Fatimah, I. D. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Gerakan Tari Pada Siswa Kelas V SDLB Negeri Tuban. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(1), 103-108.

Erindiasti, Ayu. (2013). Pengembangan Video Pembelajaran Interaktif Tari Sigeh Pengunten untuk Pembelajaran Tari Nusantara di SMP. Skripsi: Pendidikan Seni Tari UNY.

Habsary, D., Bulan, I., & Setiawan, A. Y. (2022). Penelitian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Seni Tari: Konsep dan Metode. Arus Jurnal Sosial Dan Humaniora, 2(2), 47–53.

https://doi.org/10.57250/ajsh.v2i2.62

Hadi Jaelani, & Dyan Indah Purnama. (2022). Pembelajaran tari kreatif anggèr terhadap pembentukan karakter anak usia sekolah dasar. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9(1), 89–97. https://doi.org/10.30738/trihayu.v9i1.13879

Kosasih. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

(10)

Ocavia, T. (2019). Nilai-nilai Pendidikan Karakter pada Tari Sigeh Penguten (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

Sanjaya, C. A., Kurniawan, A., & Wendhaningsih, S. (2020). Penerapan Metode Drill Dalam Pembelajaran Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten di SDN 2 Sukadana Pasar Lampung Timur. Jurnal Seni dan Pembelajaran, 8(1).

Satrianingsih, A. R. O. (2021). Pengaruh media pembelajaran interaktif tari Melinting terhadap hasil pendidikan karakter dan hasil belajar seni tari. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 8(1), 9-16. https://doi.org/10.21831/jitp.v8i1.17393

Soedarsono. (1978). Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. (2015). Karakteristik Anak Usia SD. Yogyakarta: UNY.

Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan metode drill menunjukkan, siswa-siswi sudah mampu memeragakan tari Melinting dengan ktiteria penilaian baik sesuai

Hasil pembelajaran tari sigeh pengnten di kelas X IAI putri MAN 1 Model Bandar Lampung menunjukan bahwa siswa dapat menari tari Sigeh Penguten dengan baik dengan

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode drill memiliki sembilan tahap yaitu tahap pertama guru memberikan salam, tahap kedua guru menanyakan hasil

Terkecuali seni tari, hal ini di karenakan kurangnya waktu yang tersedia dalam proses belajar seni tari yang cukup memakan waktu yang banyak, baik dari segi ragam gerak yang

Berdasarkan hasil di atas maka kesimpulan yang didapat dari penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Sigeh Penguten di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung

informasi tentang pembelajaran tari yang berlangsung di SMA Negeri 1 Tumijajar. Catatan lapangan pada penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan

.Tahap awal proses pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Perintis 2 Bandar Lampung yaitu siswa diminta untuk memperhatikan ketika guru

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstakulikuler di SMP N 5