• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Profil Pelaksanaan Praktikum Biologi di Kelas XI SMAN 1 Praya Timur

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Profil Pelaksanaan Praktikum Biologi di Kelas XI SMAN 1 Praya Timur"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Classroom Action Research

http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

___________

Email: [email protected]

Copyright © 2023, Ningrum et al.

Profil Pelaksanaan Praktikum Biologi di Kelas XI SMAN 1 Praya Timur

Sulistia Ningrum1, Muhlis1*, Karnan1

1Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Jl. Majapahit no.62, Mataram, NTB, 83125. Indonesia

DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v5i2.3422

Received: 30 Januari 2023 Revised: 07 April 2023 Accepted: 20 April 2023

Abstract: Practicum activities in biology learning are very important and high expectations are attached to practicum to achieve learning objectives, so practicum activities must be carried out optimally. However, in reality the practical implementation is not in accordance with expectations. This is due to obstacles that arise from various aspects. Therefore, it is necessary to examine the implementation of biology practicum in depth. The aim of the research was to obtain an overview of the implementation of biology practicum in class XI of SMAN 1 Praya Timur for the 2022/2023 academic year. This type of research is qualitative descriptive research with a case study method. The population in the study consisted of 91 students of class XI MIA at SMAN 1 Praya Timur. The sample used is the total sample. Data were obtained through questionnaires, observations, and interviews, then analyzed using the Miles and Huberman model, which consisted of 3 stages, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the indicators of students' interest in practicum, practicum implementation time, practicum implementation stage, and closing stage were included in the good category. Then, indicators of laboratory conditions are in the sufficient category and indicators of the practicum preparation stage are in the very good category. Overall, the implementation of Biology practicum in class XI of SMAN 1 Praya Timur is in a good category.

Keywords: Biology Learning, Practicum Activities, Laboratory.

Abstrak: Kegiatan praktikum dalam pembelajaran biologi sangat penting dan tingginya harapan yang digantungkan terhadap praktikum untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka kegiatan praktikum harus dapat dilaksanakan dengan maksimal. Namun, kenyataannya pelaksanaan praktikum tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan kendala yang muncul dari berbagai aspek. Oleh karena itu, perlu untuk mengkaji pelaksanaan praktikum biologi secara mendalam. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan praktikum biologi di kelas XI SMAN 1 Praya Timur tahun ajaran 2022/2023. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Populasi dalam penelitian terdiri dari 91 siswa kelas XI MIA SMAN 1 Praya Timur. Sampel yang digunakan yaitu sampel total. Data diperoleh melalui angket, observasi, dan wawancara, kemudian dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman, yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator minat siswa terhadap praktikum, waktu pelaksanaan praktikum, tahap pelaksanaan praktikum, dan tahap penutup termasuk kategori baik. Kemudian, indikator kondisi laboratorium termasuk kategori cukup dan indikator tahap persiapan praktikum termasuk kategori sangat baik. Secara keseluruhan, pelaksanaan praktikum Biologi di kelas XI SMAN 1 Praya Timur termasuk kategori baik.

Kata Kunci: Pembelajaran Biologi, Kegiatan Praktikum, Laboratorium,

(2)

Pendahuluan

Biologi adalah salah satu cabang IPA yang mengkaji tentang makhluk hidup, lingkungan, dan hubungan antara keduanya. Biologi memberikan berbagai pengalaman belajar dan keterampilan proses sains melalui metode ilmiah (Puspita, 2019).

Pembelajaran biologi bukan sekedar penguasaan pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga merupakan proses penemuan (Juriah &

Juanengsih, 2016). Dengan demikian, pembelajaran biologi lebih menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar dapat mempelajari diri dan lingkungan sekitar secara ilmiah.

Pembelajaran biologi tidak sama dengan pembelajaran lainnya. Biologi mendorong siswa ke arah pengetahuan yang nyata (rill) berdasarkan fakta (Budiarti & Oka, 2014). Salah satu bentuk pengalaman nyata yang diberikan kepada siswa adalah pelaksanaan praktikum.

Ciri khas pembelajaran biologi adalah adanya kegiatan praktikum. Praktikum merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menemukan atau membuktikan suatu konsep yang telah ada atau dirumuskan para ahli (Margunayasa &

Riastini, 2014). Banyak konsep biologi yang bersifat abstrak, sehingga kegiatan praktikum dibutuhkan untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut (Meishanti & Fariyanti, 2020). Kegiatan praktikum melibatkan interaksi siswa secara langsung.

Hal ini akan memberikan pengalaman nyata sehingga siswa lebih memaknai proses pembelajaran (Putri et al., 2023).

Praktikum mempunyai peran penting dalam pembelajaran IPA yaitu membangkitkan motivasi belajar, mengembangkan keterampilan dasar bereksperimen, sebagai sarana belajar pendekatan ilmiah, dan menunjang materi pembelajaran (Wahyuningtias et al., 2021). Candra & Hidayati (2020) berpendapat bahwa kegiatan praktikum dapat menjadi wadah untuk melatih keterampilan dan sebagai salah satu metode yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Meskipun harapan yang digantungkan terhadap praktikum tinggi, namun kenyataan di lapangan kegiatan praktikum relatif jarang dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi selama melaksanakan PLP di SMAN 1 Praya Timur, selama pandemi Covid-19 kegiatan praktikum biologi tidak pernah dilaksanakan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu pembelajaran tatap muka di sekolah, serta banyaknya materi biologi yang harus dituntaskan.

Praktikum mandiri di rumah juga tidak dilakukan.

Sejak semester genap tahun 2022 kegiatan belajar mengajar tatap muka di SMAN 1 Praya Timur sudah aktif dan praktikum biologi dilaksanakan kembali.

Namun, keterbatasan alat dan bahan di laboratorium mengakibatkan siswa melakukan praktikum pada materi tertentu, yang alat dan bahannya tersedia dan mudah didapatkan. Selain itu, laboratorium di SMAN 1 Praya Timur masih digunakan secara bergilir dengan praktikum mata pelajaran lain seperti fisika dan kimia.

Hal ini tentunya menjadi kendala dalam praktikum biologi sehingga pelaksanaan praktikum kurang maksimal.

Berbagai kendala praktikum yang telah diuraikan di atas saling terkait. Jika kondisi seperti itu dibiarkan terus-menerus, maka tujuan pembelajaran biologi tidak tercapai dengan maksimal. Iswandi et al.(2021) menyatakan bahwa pelaksanaan praktikum yang kurang maksimal berdampak pada pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran biologi.

Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat kesenjangan antara praktikum yang diharapkan dengan kenyataan di lapangan, sehingga dianggap perlu untuk mengkaji pelaksanaan praktikum biologi secara mendalam.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 1 Praya Timur yang berjumlah 91 orang. Sampel yang digunakan yaitu sampel total.

Analisis pelaksanaan praktikum biologi mencakup enam indikator yaitu minat siswa, waktu pelaksanaan, kondisi laboratorium, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Data diperoleh melalui angket, observasi dan wawancara. Angket yang digunakan yaitu angket tertutup. Skala penilaian angket mengacu pada skala likert dengan skor 5-1 yang terdiri dari lima pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (CS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Sedangkan penilaian observasi dan wawancara mengacu pada rubrik penilaian.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman, terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data jawaban angket, observasi, dan wawancara dianalisis dalam bentuk persentase, kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian pelaksanaan praktikum biologi pada kelas XI SMAN 1 Praya Timur disajikan pada Tabel 1.

(3)

Table. 1 Persentase Pelaksanaan Praktikum Biologi

No. Indikator Angket Observasi Wawancara Kesimpulan

% Kt % Kt % Kt % Kt

1. Minat siswa 78 B 64 B 72 B 71 B

2. Waktu pelaksanaan 77 B 69 B 75 B 74 B

3. Kondisi laboratorium 66 B 42 C 44 C 50 C

4. Tahap persiapan 82 SB 86 SB 93 SB 87 SB

5. Tahap pelaksanaan 79 B 69 B 78 B 75 B

6. Tahap penutup 73 B 58 C 77 B 69 B

Rata-rata 76 B 65 B 75 B 72 B

Keterangan: Kt: Kategori, SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum biologi pada kelas XI SMAN 1 Praya Timur secara umum tergolong kategori baik dengan persentase 72%.

Persentase masing-masing indikator yaitu minat siswa 71% (baik), waktu pelaksanaan praktikum 74% (baik), keadaan laboratorium 50% (cukup), tahap persiapan 87% (sangat baik), tahap pelaksanaan 75% (baik), dan tahap penutup 69% (baik). Hasil penelitian tentang pelaksanaan praktikum biologi di kelas XI SMAN 1 Praya Timur dijabarkan berdasarkan indikator sebagai berikut:

Minat Siswa terhadap Praktikum

Minat siswa terhadap praktikum biologi di kelas XI SMAN 1 Praya Timur tergolong kategori baik berdasarkan persentase yang diperoleh yaitu 71%

(Tabel 1). Hasil angket siswa memperoleh persentase 78% (baik) dan hasil wawancara guru memperoleh persentase 72% (baik). Data hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMAN 1 Praya Timur tertarik terhadap praktikum. Siswa melakukan persiapan sebelum kegiatan praktikum seperti menyimak penjelasan guru. Siswa juga berperan aktif selama kegiatan praktikum dan senang mengikuti kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan data observasi yang mengindikasikan bahwa minat siswa tergolong kategori baik (64%) tercermin dari sikap siswa. Siswa terlihat menyimak materi dan langkah kerja yang dijelaskan oleh guru, datang tepat waktu, dan membawa alat dan bahan praktikum yang telah diinstruksikan oleh guru. Selain itu, siswa terlihat bersemangat dan aktif selama kegiatan praktikum, serta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum yang telah direncanakan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Agustina (2015) bahwa motivasi siswa terhadap kegiatan praktikum tergolong kategori baik. Siswa terlihat antusias berdiskusi dengan teman dan aktif selama kegiatan praktikum. Menurut Fitri et al.(2021) minat

merupakan keinginan atau dorongan yang datang dari diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang menciptakan rasa senang, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu kegiatan akan cenderung memperhatikan ketika kegiatan tersebut berlangsung, lebih bersemangat dan berpartisipasi secara aktif.

Zulqarnain et al.(2021) berpendapat bahwa keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran tergantung pada seberapa besar minat siswa terhadap apa yang dipelajari. Adanya unsur minat dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan perhatian siswa, mendatangkan perasaan senang, dan melahirkan sikap belajar yang positif. Minat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat menjadi dorongan yang dating dari diri untuk terus melakukan hal yang diminati (Erfin et al., 2023). Oleh karena itu, minat siswa terhadap praktikum sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari pelaksanaan praktikum itu sendiri.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktikum biologi memperoleh persentase sebesar 74% tergolong kategori baik (Table 2). Hasil angket siswa memperoleh persentase 77% (baik) dan hasil wawancara guru memperoleh persentase 75% (baik). Data hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan praktikum biologi di kelas XI SMAN 1 Praya Timur terlaksana dengan baik, dimana praktikum biologi dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kemudian, data observasi juga menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan praktikum tergolong kategori baik (69%) terlihat dari alokasi waktu dan kesesuaian jadwal praktikum.

Terkait alokasi waktu yang telah ditentukan untuk setiap tahap praktikum, terdapat aktivitas praktikum yang membutuhkan waktu lebih seperti

(4)

pada tahap penutup. Pada tahap ini, guru seharusnya melakukan diskusi hasil praktikum dengan siswa, namun karena keterbatasan waktu pelaksanaan praktikum mengakibatkan guru tidak melakukan diskusi secara langsung. Namun, guru mengganti waktu diskusi pada pertemuan berikutnya. Kemudian, terkait jadwal praktikum yang digunakan yaitu mengikuti jadwal pelajaran Biologi dan tidak memiliki jadwal khusus, hal ini dikarenakan materi yang dipraktikkan disesuaikan dengan alat dan bahan yang tersedia dan mudah didapatkan, sehingga tidak semua materi praktikum dipraktikkan. Hal ini mengindikasikan bahwa perencanaan waktu pelaksanaan praktikum belum tepat, sehingga persentase yang diperoleh pada indikator ini belum maksimal. Kamariah et al.(2023) menyatakan bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam merencanakan proses pembelajaran tersebut.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siburian et al.(2017) menunjukkan bahwa alokasi waktu praktikum di kelas X SMA Negeri 16 Medan tergolong kategori cukup baik dikarenakan belum ada penjadwalan khusus untuk kegiatan praktikum sehingga praktikum dilaksanakan sejalan dengan jam mata pelajaran Biologi. Damayanti et al.(2019) juga menyatakan bahwa pelaksanaan praktikum dapat selesai dan berjalan dengan baik jika tersedia waktu yang cukup. Pada umumnya keterbatasan waktu merupakan salah satu kendala bagi guru dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Guru sebagai fasilitator harus mampu merencanakan kegiatan praktikum dan menentukan alokasi waktu pada setiap langkah kerja dengan tepat, sehingga tidak terdapat masalah terkait waktu pelaksanaan praktikum.

Kondisi Laboratorium

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 indikator kondisi laboratorium memperoleh persentase sebesar 50% tergolong kategori cukup. Hasil dari angket siswa memperoleh persentase 66% (baik) mengindikasikan bahwa ruangan laboratorium dalam kondisi bersih, alat-alat praktikum dalam kondisi baik, tersedia tata tertib laboratorium, dan tersedia perlengkapan keselamatan kerja. Berbeda dengan hasil wawancara guru yang memperoleh persentase 44%

dan hasil observasi yang memperoleh persentase 42%

menunjukkan bahwa kondisi laboratorium tergolong kategori cukup. Hal ini terlihat dari kondisi ruang laboratorium di SMAN 1 Praya Timur yang kurang bersih, berdebu, dan dinding yang berjamur dikarenakan lokasi laboratorium berada di belakang ruang kelas sehingga tidak mendapatkan pencahayaan

alami yang optimal. Pengelolaan alat dan bahan di laboratorium yang kurang baik mengakibatkan banyak alat dan bahan yang rusak dan hanya sebagian yang dapat digunakan. Tata tertib laboratorium sudah tersedia di ruang laboratorium. Kemudian, terkait perlengkapan umum seperti kursi, lemari alat dan bahan, listrik, dan aliran air dalam kondisi kurang baik.

Beda halnya dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan, masker, dan jas laboratorium tidak tersedia, dikarenakan dari pihak sekolah belum ada yang menyarankan untuk pembuatan jas laboratorium dan penyediaan perlengkapan keselamatan kerja.

Perbedaan persentase yang diperoleh pada hasil angket dengan hasil wawancara dan observasi dikarenakan siswa menjawab angket sesuai dengan apa yang telah dilihat secara sepintas terkait kondisi laboratorium, siswa kurang mengetahui dan kurang memperhatikan kondisi ruang laboratorium yang sebenarnya, sehingga persentase yang diperoleh pada angket lebih tinggi daripada hasil wawancara dan observasi. Untuk memperoleh kesimpulan (persentase akhir) dari ketiga metode tersebut maka diberikan bobot penilaian yaitu 30% dari hasil angket dan 35%

dari hasil wawancara dan observasi, sehingga diperoleh persentase 50% dengan kategori cukup.

Hal ini tidak sesuai dengan standar sarana dan prasarana laboratorium menurut Permendiknas No. 24 tahun 2007 bahwa laboratorium biologi harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana minimal yang meliputi ruang, perabotan, alat peraga, alat dan bahan percobaan, media pendidikan, bahan habis pakai, dan peralatan lain. Dengan demikian, laboratorium di SMAN 1 Praya Timur belum memenuhi standar minimal sarana dan prasarana laboratorium. Raharjo (2017) menyatakan bahwa laboratorium dapat berfungsi secara optimal jika dilakukan pengelolaan yang baik dan benar yaitu meliputi kegiatan mengatur, memelihara, dan menjaga keselamatan pemakai laboratorium. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Siburian et al.(2017) yang mengemukakan bahwa peralatan di laboratorium, tata tertib, kebersihan ruangan, dan alat keselamatan kerja merupakan penunjang kelancaran pelaksanaan praktikum.

Kondisi laboratorium di SMAN 1 Praya Timur kurang terawat dikarenakan tidak adanya laboran.

Pengelolaan laboratorium tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, melainkan guru membutuhkan laboran yang dapat membantu dalam mengatur dan memelihara seluruh aktivitas dan kebutuhan laboratorium. Selain itu, dukungan dan perhatian dari pihak sekolah sangat dibutuhkan dalam menunjang kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium.

(5)

Tahap Persiapan

Tahap pertama dari pelaksanaan praktikum yaitu tahap persiapan. Berdasarkan Tabel 1 persentase akhir yang diperoleh pada indikator tahap persiapan yaitu 87% tergolong kategori sangat baik. Hasil angket memperoleh persentase 82% (sangat baik) dan hasil wawancara memperoleh persentase 93% (sangat baik).

Data hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa siswa dan guru melakukan seluruh aktivitas pada tahap persiapan dengan sangat baik, diantaranya yaitu melakukan pembagian kelompok, menjelaskan materi, tujuan, dan langkah kerja praktikum, serta menyiapkan alat dan bahan praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa tahap persiapan tergolong kategori sangat baik (86%) terlihat dari aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama mempersiapkan pelaksanaan praktikum. Guru terlebih dahulu menjelaskan dan menuntaskan materi yang akan dipraktikkan, kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok di setiap kelas, selanjutnya menjelaskan langkah kerja dan tujuan praktikum dengan baik, serta siswa terlihat menyimak penjelasan dari guru. Jika terdapat penjelasan yang kurang dipahami oleh siswa, maka guru akan menjelaskan kembali. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk kegiatan praktikum. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menyiapkan dan membawa alat dan bahan yang tidak tersedia secara berkelompok.

Ali (2017) mengemukakan bahwa hal yang harus dipersiapkan untuk kegiatan praktikum yaitu pembagian kelompok, menyediakan penuntun praktikum, menyampaikan tujuan praktikum, dan memastikan kelengkapan alat dan bahan praktikum.

Pembagian kelompok diperlukan karena keterbatasan alat dan bahan praktikum, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan praktikum secara individu. Penuntun praktikum dibutuhkan sebagai pedoman siswa dalam pelaksanaan praktikum.

Penyampaian tujuan praktikum dilakukan agar siswa mengetahui dan dapat mencapai target pembelajaran.

Kemudian, kelengkapan alat dan bahan juga merupakan salah satu penunjang pelaksanaan praktikum.

Tahap persiapan dibutuhkan untuk mengurangi kelemahan dan kesalahan yang dapat terjadi selama kegiatan praktikum. Persiapan yang dilakukan antara lain menetapkan judul dan tujuan praktikum, menentukan sarana praktikum, membuat petunjuk praktikum, menentukan instrumen evaluasi kegiatan, membagi kelompok, dan membuat tata tertib (Astuti, 2015). Yuliana et al.(2017) berpendapat bahwa

tahap persiapan berperan penting dalam mengarahkan siswa terkait kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari penyampaian tujuan hingga langkah kerja praktikum.

Tahap persiapan praktikum di kelas XI SMAN 1 Praya Timur tergolong kategori sangat baik karena seluruh aktivitas yang ada pada tahap perencanaan dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik.

Tahap Pelaksanaan

Selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan, berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 persentase akhir yang diperoleh pada tahap ini yaitu 75%

tergolong kategori baik. Hasil angket siswa memperoleh persentase 79% (baik) dan hasil wawancara memperoleh persentase 78% (baik). Data hasil angket dan wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan percobaan, kemudian guru melakukan pengawasan selama kegiatan praktikum, dan siswa tertib selama kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang memperoleh persentase 69% tergolong kategori baik. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada tahap ini, setiap siswa diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan dalam kelompok. Siswa melakukan prosedur kerja sesuai dengan yang dijelaskan oleh guru dan saling bekerja sama dengan kelompok. Kemudian, guru mengawasi siswa selama kegiatan praktikum dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan prosedur kerja. Pada akhir tahap pelaksanaan, siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan praktikum pada tempatnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siburian et al.(2017) yaitu tahap kerja tergolong kategori baik dengan persentase 77,18%. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur kerja, namun terkadang siswa melakukan kesalahan dalam praktikum karena kurang memperhatikan penjelasan guru. Astuti (2015) menyatakan bahwa setelah dilakukan perencanaan, tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan apa yang sudah direncanakan.

Pada tahap kerja, guru membimbing siswa secara berkelompok, mengawasi siswa saat melakukan percobaan atau penyelidikan, dan membantu siswa ketika mendapat kesulitan selama praktikum (Ningrum et al., 2019).

Tahap pelaksanaan praktikum seharusnya sesuai dengan tahap persiapan yang memperoleh kategori sangat baik. Namun, selama pelaksanaan praktikum, terdapat siswa yang kurang memperhatikan prosedur kerja, terdapat siswa yang kurang tertib seperti berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga pelaksanaan praktikum

(6)

kurang kondusif. Selain itu, pelaksanaan praktikum hanya dilakukan berdasarkan ketersediaan alat dan bahan, sehingga siswa kurang mampu dalam menggunakan alat-alat praktikum. Hal ini mengakibatkan tahap pelaksanaan praktikum di kelas XI SMAN 1 Praya Timur belum terlaksana dengan maksimal. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif selama kegiatan praktikum agar siswa fokus terhadap kegiatan yang dilakukan dan guru dapat memberikan teguran atau sangsi jika terdapat siswa yang tidak tertib selama kegiatan praktikum.

Tahap Penutup

Tahap terakhir dari pelaksanaan praktikum yaitu tahap penutup. Persentase yang diperoleh sebesar 69% tergolong kategori baik (Tabel 1). Hasil angket memperoleh persentase 73% (baik) dan hasil wawancara memperoleh persentase 77% (baik). Data dari angket dan wawancara menunjukkan bahwa siswa dan guru melakukan tiga aktivitas yang telah ditentukan yaitu melakukan tes akhir, melakukan diskusi hasil praktikum, dan penugasan laporan.

Berbeda dengan hasil observasi yang memperoleh persentase lebih rendah yaitu 58% tergolong kategori cukup. Data observasi menunjukkan bahwa pada tahap ini, guru tidak memberikan tes akhir secara khusus kepada siswa tetapi guru menyediakan soal yang dikerjakan secara berkelompok dan dijadikan sebagai bahan makalah/laporan. Kemudian, seharusnya dilakukan diskusi hasil praktikum bersama guru, namun karena keterbatasan waktu pelaksanaan praktikum, maka guru mengadakan diskusi pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya, Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan secara berkelompok dengan batas waktu satu minggu. Untuk memperoleh kesimpulan (persentase akhir) dari ketiga metode tersebut maka diberikan bobot penilaian yaitu 30% dari hasil angket dan 35% dari hasil wawancara dan observasi, sehingga diperoleh persentase 69% (baik).

Astuti (2015) mengemukakan bahwa pada tahap penutup dilakukan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait praktikum yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, guru melakukan diskusi dengan siswa, memberikan tes akhir dan meminta siswa untuk membuat laporan secara berkelompok. Keterbatasan waktu praktikum mengakibatkan kurang maksimalnya pelaksanaan setiap tahap-tahap praktikum. Hal ini sejalan dengan penelitian Ningrum et al.(2019) bahwa pada tahap tindak lanjut (tahap penutup) seringkali tidak dilakukan oleh guru, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dalam pembelajaran. Waktu yang

diberikan hanya cukup untuk tahap pelaksanaan praktikum. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan setiap tahap praktikum, guru harus mampu merencanakan kegiatan praktikum dengan baik dan mampu menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap praktikum.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum biologi pada kelas XI SMAN 1 Praya Timur tergolong kategori baik (72%), dengan persentase setiap indikator yaitu minat siswa 71% (baik), waktu pelaksanaan 74%

(baik), keadaan laboratorium 50% (cukup), tahap persiapan 87% (sangat baik), tahap pelaksanaan 75%

(baik), dan tahap penutup 69% (baik).

Referensi

Agustina, D. K. (2015). Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Psikomotorik Siswa MTs Sunan Ampel Siman Kepung Kelas IX dalam Aktivitas Praktikum IPA. Jurnal CENDEKIA, 9(2), 217–222.

https://doi.org/10.30957/cendekia.v9i2.335 Ali, A. (2017). Analisis Pelaksanaan Praktikum

Anatomi Fisiologi Tumbuhan Jurusan Pendidikan Biologi Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017. Jurnal Biotek, 5(1), 144–154.

https://doi.org/10.24252/jb.v5i1.3454

Astuti, T. (2015). Manajemen Praktikum Pembelajaran IPA. Jurnal Manajer Pendidikan, 9(1), 57–64.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerp endidikan/article/view/1098

Budiarti, W., & Oka, A. A. (2014). Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Berbasis Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) untuk Siswa SMA Kelas XI Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal BIOEDUKASI, 5(2), 123–130.

https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v5i2.791 Candra, R., & Hidayati, D. (2020). Penerapan

Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Proses dan Kerja Peserta Didik di Laboratorium IPA. Jurnal Kependidikan Dan Sosial Keagamaan,

6(1), 26–37.

https://doi.org/10.32923/edugama.v6i1.1289 Damayanti, N. K. A., Maryam, S., & Subagia, I. W.

(2019). Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia.

Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, 3(2), 52–60.

https://doi.org/10.23887/jjpk.v3i2.21141

Erfin, Husniati, Khair, B. N., & Syazali, M. (2023).

Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik. Journal of Classroom Action Research, 4(1), 220–228.

(7)

https://doi.org/10.29303/jcar.v5i2.3338

Fitri, Z. N., Purwoko, A. A., & Anwar, Y. A. S. (2021).

Pengaruh Metode Praktikum Sederhana pada Materi Kepolaran Senyawa terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Fkip Unram,

4(1), 91–97.

https://doi.org/10.29303/cep.v4i1.2287

Iswandi, N. R., Hasanuddin, A., & Syafrianti, D. (2021).

Analisis Kendala Praktikum Biologi di Sekolah Menengah Atas ( Obstacles Analysis of Biology Laboratory Practice of High School ). Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 7(02), 169–178.

https://doi.org/10.22437/bio.v7i2.12777

Juriah, & Juanengsih, N. (2016). Pembelajaran Konstruktivisme Berbantu Media Video/Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MIPA 3. Jurnal Edusains, 8(1), 108–113.

https://doi.org/10.15408/es.v8i1.3801

Kamariah, Muhlis, & Ramdani, A. (2023). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning ( P JBL ) Terhadap Literasi Sains Peserta Didik. Journal of Classroom Action Research, 5(1), 210–215. https://doi.org/10.29303/jcar.v5i1.2925 Margunayasa, G., & Riastini, P. N. (2014). Pengaruh

Petunjuk Praktikum IPA Bermuatan Perubahan Konseptual terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep IPA pada Mahasiswa PGSD. Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(1), 348–358.

https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v3i1.2917 Meishanti, O. P. Y., & Fariyanti, I. (2020). Analisis

Keterlaksanaan Praktikum Biologi Terhadap Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Kelas XI IPA di MA Al Ihsan Tembelang Jombang. Jurnal

EDUSCOPE, 06(01), 24–31.

https://doi.org/10.32764/eduscope.v6i1.874 Ningrum, M. S., Lengkana, D., & Yolida, B. (2019).

Analisis Keterlaksanaan Praktikum Biologi Sekolah Menengah Atas Swasta se-Kotamadya Bandar Lampung. Jurnal Bioterdidik, 7(2), 56–65.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/arti cle/view/17262

Puspita, L. (2019). Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Inovasi

Pendidikan IPA, 5(1), 79–87.

https://doi.org/10.21831/jipi.v5i1.22530

Putri, M. L., Mahrus, Merta, I. W., & Rasmi, D. A. C.

(2023). Hubungan antara Pemanfaatan Laboratorium dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi. Journal of Clasroom Action

Research, 5(2), 193–197.

https://doi.org/10.29303/jcar.v5i2.3315

Raharjo. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains Dan

Aplikasi, 20(2), 99–104.

https://doi.org/10.14710/jksa.20.2.99-104

Siburian, F., Sinambela, M., & Septie. (2017). Analisis Pelaksanaan Praktikum pada Mata Pelajaran Biologi di Kelas X SMA Negeri 16 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan, 5(2), 21–31.

https://doi.org/10.24114/jpp.v5i2.7546

Wahyuningtias, E. D., Fauziah, H. N., Kusumaningrum, A. C., & Rokmana, A. W. (2021).

Ide Guru IPA dalam Melaksanakan Praktikum di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Tadris IPA

Indonesia, 1(2), 129–137.

https://doi.org/10.21154/jtii.v1i2.164

Yuliana, S., Marwan, A., & Wahyuni, A. (2017).

Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Praktikum Fisika di Laboratorium SMA N Se Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan

Fisika, 2(3), 303–306.

https://jim.usk.ac.id/pendidikan- fisika/article/view/5666

Zulqarnain, Al-Faruq, M. S. S., & Sukatin. (2021).

Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

https://books.google.co.id/books?id=kKJfEAAA QBAJ

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini yaitu ada korelasi positif antara pengetahuan alat praktikum dan kemampuan psikomotorik siswa kelas XI IPA SMAN 11 Semarang materi

Didalam artikel ilmiah Oktavia (2012), diperoleh hasil yaitu: 1) Kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi tergolong cukup lengkap; 2) Tingkat

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Frekuensi pelaksanaan praktikum Biologi selama semester gasal

Pokok Bahasan dan Kegiatan Praktikum Biologi SMP Negeri Kelas VII Se-Kecamatan Medan Kota Semester Genap TP 2011/2012 .... Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Biologi dan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai kegiatan praktikum Biologi kelas XI IPA di SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi yang terdiri atas 3 tahapan dapat

Hasil penelitiannya adalah kendala dalam pelaksanaan praktikum biologi dipengaruhi beberapa faktor yaitu: fasilitas laboratorium yang tidak dimanfaatkan dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan penilaian oleh guru Biologi SMAN di Kabupaten Barru berdasarkan rekapitulasi aspek perencanaan antecedents berada pada kategori

Pd selaku guru biologi kelas XI MIPA SMA Nuris Jember yang dimana menjelaskan bahwasannya kegiatan pelaksanaan praktikum sudah terlaksana dengan baik dalam pembelajaran biologi, namun