• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA DI SMAN 2 LINTAU BUO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA DI SMAN 2 LINTAU BUO SKRIPSI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

“ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA DI SMAN 2 LINTAU BUO ”

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Jurusan Tadris Biologi

Oleh:

SUCI HADI KHAIRANI NIM. 1630106063

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR 2020

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi atas nama SUCI HADI KHAIRANI, NIM. 1630106063 dengan judul “Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMAN 2 Lintau Buo” memandang bahwa skripsi yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan ilmiah untuk dilanjutkan ke sidang munaqasah

Demikianlah persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Batusangkar, Agustus 2020 Pembimbing

Aidhya Irhash Putra,S.SI.,M.P NIP: 19820922 201101 1 006

(3)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyusun SKRIPSI ini yang berjudul: “Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMAN 2 Lintau Buo”. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW selaku penutup segala Nabi dan Rasul yang diutus dengan sebaik-baik agama, sebagai rahmat untuk seluruh manusia, sebagai personifikasi yang utuh dari ajaran Islam dan sebagai tumpuan harapan pemberi cahaya syari’at di akhirat kelak.

Penulisan SKRIPSI ini adalah untuk melengkapi syarat-syarat dan tugas untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada orang tua (Jamhur Majokahar, Nurmaidar), uda dan uni (Yosepriza, Imelta Fajri, Sriwahyuli, Atni Rahmi) yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan dan semangat, serta lantunan doa-doa untuk kesuksesan penulis. Bapak Aidhya Irhash Putra, S.Si, M.P sebagai pembimbing skripsi sekaligus sebagai Pembimbing Akademik.

Batusangkar, Agustus 2020

SUCI HADI KHAIRANI

(4)

ii ABSTRAK

Suci Hadi Khairani , NIM 1630106063 (2020). Judul Skripsi : “Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMAN 2 Lintau Buo”. Jurusan Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta di lapangan bahwa standar pelaksanaan praktikum biologi di sekolah tidak terlaksana dengan semestinya, di karenakan banyaknya kendala dan permasalahan yang mengakibatkan tidak terlaksananya praktikum biologi di sekolah. Mengingat pentingnya pelaksanaan praktikum biologi dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran maka perlu di laksanakan analisis pelaksanaan praktikum biologi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi laboratorium di SMAN 2 Lintau Buo, mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas X, XI dan XII di SMAN 2 Lintau Buo, mengetahui masalah yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa IPA SMAN 2 Lintau Buo tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang di ambil adalah kelas X IPA 2, XI IPA 2, XII IPA 2 yang memiliki nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi dan minat yang tinggi pada pelaksanaan praktikum biologi. Pengambilan data menggunakan teknik angket dan wawancara.

Berdasarkan analisis terhadap lembar angket dapat diketahui bahwa pelaksanaan praktikum ini di tunjang oleh kondisi labor yang baik, pelaksanaan yang sesuai dengan proses sains dan permasalahan yang tidak terlalu banyak. Faktor permasalahan pelaksanaan praktikum biologi yaitu faktor internal seperti kurangnya minat siswa, kurangnya kemampuan dalam menggunakan alat praktikum. Dan faktor eksternal seperti kondisi labor yang kurang memadai, tidak adanya penuntun praktikum, dan alat yang tidak bias di gunakan serta bahan praktikum yang sulit di dapatkan dan terbatas.

(5)

iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING KATA PENGANTAR ... i ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Fokus Penelitian ... 5 D. Rumusan Masalah ... 6 E. Tujuan Penelitian ... 6 F. Manfaat Penelitian ... 6 G. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Pelaksanaan Praktikum ... 8

B. Standar Laboratorium Biolgi ... 8

C. Pelaksanaan Praktikum Biologi ... 15

D. Permasalahan Praktikum Biologi ... 25

E. Penelitian Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Pengembangan Instrument ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 46 B. Pembahasan ... 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(6)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian Praktikum ... 24 Tabel 3.1 Skala Likert Angket Pelaksanaan Praktikum Biologi ... 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan

Permasalahannya ... 35 Tabel 3.3 Hasil Analisis Lembar Validasi dari Validator ... 36 Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas ... 40 Tabel 3.5 Hasil Analisis Lembar Angket Pelaksanaan Praktikum

Biologi dan Permasalahannya ... 40 Tabel 3.6 Tafsiran Tanggapan Siswa Terhadap Angket Analisis Pelaksanaan

Praktikum Biologi dan Permasalahannya ... 44 Tabel 4.1 Persentase Hasil Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya Kelas X IPA 2 ... 56 Tabel 4.2 Persentase Hasil Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya Kelas XI IPA 2 ... 57 Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya Kelas XII IPA 2 ... 58

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tata Letak Ruang Laboratorium Biologi ... 22 Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Persentase Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya Kelas X, XI, XII IPA 2 ... 49

(8)

vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ... 71 Lampiran 2 ... 72 Lampiran 3 ... 73 Lampiran 4 ... 76 Lampiran 5 ... 82 Lampiran 6 ... 87 Lampiran 7 ... 90 Lampiran 8 ... 95 Lampiran 9 ... 99 Lampiran 10 ... 100 Lampiran 11 ... 102 Lampiran 12 ... 104 Lampiran 13 ... 106 Lampiran 14 ... 107 Lampiran 15 ... 108 Lampiran 16 ... 109 Lampiran 17 ... 116 Lampiran 18 ... 125 Lampiran 19 ... 133

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah salah satu aspek penting yang harus diselenggarakan secara maksimal. Sebagaimana cita-cita bangsa Indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yakni menjadi bangsa yang cerdas. Selain itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 juga menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kemendikbud, 2003).

Proses belajar mengajar dalam pendidikan merupakan segi yang penting dalam meningkatkan kualitas dan kemajuan pendidikan, oleh karena itu melakukan pembaharuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa diawali dari proses pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, keadaan kelas, keadaan lingkungan sekolah, dan pembelajaran yang afektif.

Beberapa permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran seperti siswa kurang termotivasi untuk belajar, siswa tidak konsentrasi selama belajar, kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran serta media dan model pembelajaran yang di gunakan guru kurang menarik minat siswa sehingga fenomena ini yang memberikan kesadaran bagi guru untuk selalu memberikan inovasi-inovasi dalam pemilihan dan penggunaan model dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya tidak hanya menyampaikan informasi terhadap siswa, tetapi juga dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga minat belajar siswa meningkat dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(10)

Di Indonesia kurikulum mengalami beberapa pembaharuan, yang dilakukan untuk mencari metode pengajaran yang lebih efektif. Upaya tersebut untuk mendapatkan peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Dalam pembaharuan kurikulum, yang terdapat pada kurikulum 2013 peserta didik diarahkan pada pendekatan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Salah satu hal penting dari kurikulum 2013 dalam meningkatkan mutu pembelajaran yakni pendekatan keterampilan dengan adanya pelaksanaan praktikum maka keterampilan siswa akan lebih berkembang kerena dalam pelaksanaan praktikum siswa melakukan langsung pengamatan yang akan mengasah keterampilan siswa tersebut seperti keterampilan menggunakan alat labor dan keterampilan proses sains. Menurut Rustaman keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik dan social, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian kegiatan pembelajaran. Rangkaian tersebut seperti mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan hasil dari penelitian yang di lakukan siswa

Kegiatan pelaksanaan praktikum adalah salah satu proses penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran aspek psikomotor. Apabila proses kegiatan praktikum tidak dilaksanakan sesuai dengan Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menjelaskan bahwa Biologi berkaitan dengan cara memahami alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan. Tujuan pembelajaran aspek psikomotor tidak dapat tercapai oleh siswa, dan ini nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Fungsi dari pendekatan praktikum memberikan interaksi antara guru dengan siswa, mengembangkan keterampilan dan

(11)

kemampuan berfikir,serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan alam sekitar.

Tujuan dari kegiatan praktikum ini, untuk meningkatkan potensi pada perkembangan peserta didik, agar peserta didik dapat mempelajari dan melihat pengamatan langsung terhadap gejala-gejala, serta menemukan dan memecahkan berbagai masalah. Selain itu, kegiatan praktikum juga membangkitkan motivasi belajar peserta didik, sehingga peserta didik yang termotivasi belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya .Kegiatan praktikum memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan membuktikan teori dan praktikum juga dapat mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi serta menumbuhkan sikap ilmiah terhadap peserta didik.

Menurut Atnur (2015) Salah satu kegiatan yang menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran biologi adalah dengan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum termasuk ke dalam metode pembelajaran eksperimen yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa berkaitan dengan teori pembelajaran. Praktikum merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Setiap sekolah wajib memiliki laboratorium dan melaksanakan kegiatan praktikum. Praktikum sudah menjadi salah satu komponen penting dalam pembelajaran IPA khususnya biologi.

Praktikum biologi merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran biologi terutama dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan praktikum juga merupakan salah satu proses yang penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran yaitu aspek psikomotor. Apabila proses kegiatan praktikum tidak dilaksanakan dengan sesuai, tentunya tujuan pembelajaran aspek psikomotor tidak dapat tercapai oleh peserta didik, dan ini nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah.

Praktikum juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung dan nyata kepada peserta didik dalam memperoleh pengetahuannya dalam membuktikan sebuah teori maupun konsep.

(12)

Selain membuktikan teori dan konsep yang ada praktikum dapat dijadikan sebagai kegiatan riset untuk menemukan teori baru.

Pada silabus Biologi SMA beberapa tujuan pembelajaran harus dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Misalnya pada pembelajaran struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan dan hewan, siswa melakukan pengamatan mikroskopis berbagai jaringan tumbuhan (preparat basah atau preparat jadi) dan melakukan pengamatan preparat jadi struktur jaringan vertebrata. sedangkan pada pembelajaran struktur tumbuhan siswa melakukan pengamatan susunan jaringan pada akar, batang, daun serta difusi dan osmosis, sementara itu kenyataan yang ada di lapangan masih terkendala banyak hal yang mendukung pelaksanaan praktikum seperti sarana prasarana dan bahan yang di perlukan untuk pelaksanaan praktikum serta modul praktikum yang tidak memenuhi kualitas standar.

Untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan dalam pelaksanaan praktikum maka penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas XI yang mengajar di SMAN 2 Lintau Buo yaitu Ibu Maghnadya Racmani Putri SPd. Menurut penuturannya di SMAN 2 Lintau Buo sudah memiliki laboratorium Biologi, namun dalam pelaksanaan pembelajaran selama semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 praktikum itu sendiri masih jarang dilaksanakan, diakibatkan karena sarana dan prasarana laboratorium masih kurang memadai dan bahan yang akan di praktikumkan susah untuk di dapatkan. Sedangkan di dalam silabus terdapat beberapa materi yang harus di praktikumkan seperti materi struktur jaringan sel pada tumbuhan dan hewan, system sirkulasi, system pencernaan dan system respirasi. Dan terkadang waktu pelaksanaan praktikum kurang tepat waktu serta buku penuntun yang kurang menarik bagi siswa dan minat siswapun kurang tertarik melaksanakan praktikum. Dalam pelaksanaan praktikum siswa tidak memakai jas laboratorium dan kurang memperhatikan keselamatan kerja dalam laboratorium.

(13)

Kegiatan praktikum akan menunjang dan mendukung keberhasilan pembelajaran tentunya harus terlaksana dengan baik. Mengingat peran penting dari kegiatan praktikum pada proses pembelajaran Biologi sebagai bentuk kegiatan yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains dan meningkatkan hasil belajar siswa, serta agar kedepannya guru melaksanakan praktikum dengan baik dan sesuai standar pendidikan kurikulum 2013 yang telah di tetapkan oleh permendikbud, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan praktikum biologi sesuai dengan standar isi dan standar proses pada kurikulum 2013, dan mengetahui permasalahan yang terlaksana pada pelaksanaan praktikum, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Permasalahannya di SMAN 2 Lintau Buo”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan pelak sanaan dan permasalahan praktikum di SMA Negeri 2 Lintau Buo, antara lain:

1. Proses pembelajaran Biologi pada materi tertentu mengharuskan praktikum, misalnya pada materi system ekskresi (uji kandungan urin), tetapi tidak dilaksanakan praktikum, sehingga siswa tidak paham tentang materi tersebut. 2. Pembelajaran di kelas hanya dijelaskan secara konvensional, tanpa

dilaksanakan praktikum.

3. Kurangnya ketersediaan alat laboratorium. 4. Laboratorium kurang dimanfaatkan.

5. Dalam proses pembelajaran siswa kurang aktif di dalam kelas C. Fokus Penelitian

Ditinjau dari identifikasi masalah yang muncul, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi dalam mengembangkan dan meningkatkan keterampilan ilmiah siswa. Sehingga disini peneliti membatasi permasalahan dan akan hanya membahas tentang analisis pelaksanaan praktikum biologi dan

(14)

permasalahannya ini dilaksanakan pada kelas X, XI dan XII IPA semester dua tahun ajaran 2019/2020.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimanakah kondisi laboratorium di SMAN 2 Lintau Buo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas X, XI dan XII di SMAN 2 Lintau Buo?

3. Apa saja masalah yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum ? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pernyataan penelitian yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui kondisi laboratorium di SMAN 2 Lintau Buo

2. Mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum biologi kelas X, XI dan XII di SMAN 2 Lintau Buo

3. Mengetahui masalah yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi peneliti:

Memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal sebagai calon guru biologi yang profesional dalam pelaksanaan praktikum.

2. Bagi guru:

Memberikan informasi mengenai analisis pelaksanaan praktikum sehingga dapat dijadikan evaluasi untuk meningkat pembelajaran biologi pada siswa dan dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan standar pembelajaran kurikulum 2013.

3. Bagi sekolah:

(15)

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan yaitu: Analisis pelaksanaan praktikum merupakan kegiatan penelitian untuk mengetahui dan menyelidiki apakah pelaksanaan praktikum terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan standar yang di tentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu agar siswa dapat menguji fakta dari teori dan konsep yang di ajarkan pada saat pembelajaran biologi di kelas

Pelaksanaann praktikum adalah pelaksanaan pembelajaran yang menjadi wadah peserta didik yang dapat memberikan pengalaman belajar bereksperimen dengan melakukan observasi langsung terhadap objek yang mereka temukan.

Permasalahan praktikum adalah keadaan pelaksanaa praktikum yang belum sesuai dengan yang di harapkan pada kurikulum 2013, dan penyebab tidak terlaksananya praktikum.

(16)

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Pelaksanaan Praktikum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengertian analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya dsb).

Analisis ialah proses untuk mengetahui informasi yang telah dikumpulkan. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut, seberapa banyak ia mendukung dan tidak mendukung kesimpulan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Praktikum adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori atau penyelidikan dan pembuktian ilmiah dalam keadaan nyata apa yang di peroleh dalam teori bagi mata pelajaran tertentu.

Jadi analisis pelaksanaan praktikum merupakan kegiatan penelitian untuk mengetahui dan menyelidiki apakah pelaksanaan praktikum terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan standar yang di tentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu agar siswa dapat menguji fakta dari teori dan konsep yang di ajarkan pada saat pembelajaran biologi di kelas.

B. Standar Laboratorium

Dalam Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang sarana dan prasarana untuk sekolah menjelaskan standar laboratorium biologi yaitu :

1. Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.

2. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar

(17)

3. Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m.

4. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

5. Ruang laboratorium biologi dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Permendiknas

Sarana dan Prasarana laboratorium yang tercantum dalam Permendiknas No 24 Tahun 2007 yaitu, kursi 1 buah per peserta didik, ditambah 1 buah per guru, kuat, stabil, dan mudah dipindahkan. Meja kerja 1 buah per 7 peserta didik, kuat dan stabil. Permukaan kedap air dan mudah dibersihkan. Ukuran memadai untuk menampung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang. Meja demonstrasi 1 buah per laboratorium, kuat dan stabil. Permukaan kedap air dan mudah dibersihkan. Luas memungkinkan untuk melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan. Tinggi memungkinkan seluruh peserta didik dapat mengamati percobaan yang didemonstrasikan. Meja persiapan 1 buah per lab, kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk menyiapkan materi percobaan. Lemari alat 1 buah per lab Ukuran memadai untuk menampung semua alat, tertutup dan dapat dikunci. Lemari bahan 1 buah per lab, ukuran memadai untuk menampung semua bahan, tidak mudah berkarat, tertutup dan dapat dikunci. Bak cuci 1 buah per 2 kelompok, ditambah 1 buah di ruang persiapan. Tersedia air bersih dalam jumlah memadai. Model kerangka manusia 1 buah/lab Tinggi minimum 150 cm. Model tubuh manusia 1 buah/lab Tinggi minimum 150 cm. Organ tubuh terlihat dan dapat dilepaskan dari model. Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik. Preparat mitosis 6 buah/lab. Preparat meiosis 6 buah/lab. Preparat anatomi Tumbuhan 6 set/lab berupa irisan melintang akar, batang, daun, dikotil, dan

(18)

monokotil. Preparat anatomi hewan 6 set/lab berupa irisan otot rangka, otot jantung, otot polos, tulang keras, tulang rawan, ginjal, testis, ovarium, hepar, dan syaraf. Gambar kromosom 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar DNA 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar RNA 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar pewarisan Mendel 1 buah/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar contoh-contoh tumbuhan dari berbagai divisi 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar contoh-contoh hewan dari berbagai filum 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar/model sistem pencernaan manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model sistem pernapasan manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model sistem peredaran darah manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar per model sistem pengeluaran manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar per model sistem reproduksi manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model sistem syaraf manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar sistem pencernaan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem pernapasan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem peredaran

(19)

darah burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem pengeluaran burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar system 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan reproduksi burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah. berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem syaraf burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah. 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar pohon evolusi 1 buah/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar/model sistem peredaran darah manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model sistem pengeluaran manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model system reproduksi manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar/model sistem syaraf manusia 1 buah/lab Jika berupa gambar, maka isinya jelas terbaca dan berwarna dengan ukuran minimum A1. Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang. Gambar sistem pencernaan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem pernapasan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem peredaran darah burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem pengeluaran burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem reproduksi burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah. 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Gambar sistem syaraf burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah. 1 set/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna,

(20)

ukuran minimum A1. Gambar pohon evolusi 1 buah/lab Isi gambar jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. Erlenmeyer Masing-masing 10 buah/lab Kaca borosilikat, bibir luang. Volume: 50 ml, 100 ml, 250 ml, 600 ml, dan 1000 ml. Kotak preparat 6 buah/lab (isi 100) Kayu/plastik. Lumpang dan alu 6 buah/lab Porselen, permukaan rata dan licin. Diameter 80 mm. Gelas ukur Masing-masing 6 buah/lab Kaca borosilikat. Volume: 100 ml dan 10 ml. Stop watch 6 buah/lab Ketelitian 0,2 detik. Kaki tiga 6 buah/lab Besi, panjang batang sekitar 12 cm. Diameter cincin sekitar 62 cm. Perangkat batang statif (panjang dan pendek) 6 set/lab Baja tahan karat, dasar statif bahan ABS, balok penunjang logam, kaki standar. Diameter 10 mm. Klem universal 10 buah/lab Aluminium dan baja anti karat, bagian dalam pemegang dilapisi karet. Panjang sekitar 12 cm. Bosshead (penjepit) 10 buah/lab Aluminium, arah lubang penggenggam vertikal dan horizontal. Panjang sekitar 80 mm. Pembakar spiritus 6 buah/lab Kaca, dengan sumbu dan tutup. Volume 100 ml. Kasa 6 buah/lab Baja anti karat, tanpa asbes. Ukuran 140 mm x 140 mm. Aquarium 1 buah/lab Plastik transparan, dilengkapi alas dan penutup. Ukuran 30 cm x 20 cm x 20 cm. Neraca 1 buah/lab Kapasitas 311 gram, piringan tunggal, 4 lengan dengan beban yang dapat digeser, ada skrup penyetel keseimbangan. Ketelitian 10 mg, Sumbat karet 1 lubang Masing-masing 6 buah/lab Diameter: 8 mm, 9 mm, 10 mm, 11 mm, 13 mm, 15 mm, 17 mm, 19 mm, 21 mm, dan 23 mm. Sumbat karet 2 lubang Masing-masing 10 buah/lab Diameter 15 mm, 17 mm, 19 mm, 21 mm, dan 23 mm. Termometer Masing-masing 10 buah/lab Batas ukur 0-50 °C dan -10-110 °C. 2.2.30 Potometer 6 buah/lab Dari kaca. Respirometer 6 buah/lab Kualitas baik. Perangkat bedah hewan 6 set/lab Scalpel, gunting lurus 115 mm, gunting bengkok 115 mm, jarum pentul, pinset 125 mm, loupe bertangkai dengan diameter 58 mm. Termometer suhu tanah 6 buah/lab Tabung aluminium dengan ujung runcing membungkus termometer raksa. Batas ukur -5-65 °C. Higrometer putar 2 buah/lab Dilengkapi tabel konversi. Skala 0-50 °C. Kuadrat 6 buah/lab Besi atau aluminium, dengan skrup kupu-kupu, dengan jala berjarak 10 cm.

(21)

Ukuran 50 cm x 50 cm. Manual percobaan 6 buah/ percobaan 3 Media Pendidikan. Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. 4 Bahan Habis Pakai (Kebutuhan per tahun). Asam sulfat 500 ml/lab Larutan pekat 95 – 98%. 4.2 HCL 500cc/lab 36%. Acetokarmin 10 gram/lab Serbuk. Eosin 25 gram/lab Padat (kristal). Etanol 2500 ml/lab 95%. Glukosa 500 gram/lab Padat (kristal). Indikator universal 4 rol/lab pH 1 – 11. Iodium 500 gram/lab Padat (kristal). KOH 500 gram/lab Padat (kristal). Mn SO4 500 gram/lab Padat (serbuk). NaOH 500 gram/lab Padat (kristal). Vaseline 500 gram/lab Pasta. Kertas saring 6 pak/lab Kualitas sekolah no 1. Diameter 90 mm. 5 Perlengkapan Lain. Soket listrik 9 buah/lab 1 soket di tiap meja peserta didik 2 soket di meja demo 2 soket di ruang persiapan. Alat pemadam kebakaran 1 buah/lab Mudah dioperasikan. Peralatan P3K 1 buah/lab Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka. Tempat sampah 1 buah/lab. Jam dinding 1 buah/lab

Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium tidak terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya ( (Rustaman , 2003))

Ruang yang digunakan untuk praktikum siswa harus memenuhi standar yang telah dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2007), rasio minimal ruang laboratorium biologi adalah 2,4 m2/peserta didik. Tata letak

(22)

ruang laboratorium beserta ukurannya menurut (Rustaman , 2003) dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Tata letak ruang laboratorium biologi Keterangan gambar : 1. Pintu masuk 2. Pintu keluar 3. Meja demonstrasi 4. Meja praktikum 5. Saklar listrik 6. Bak cuci

Ada empat alasan yang menguatkan peran laboratorium dalam pembelajaran di sekolah menurut Rustaman yaitu:

a. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA.

b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah

(23)

Peran Laboratorium sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Nurhidayati peran tersebut diantaranya yang pertama adalah sebagai wahana untuk mengembangkan keterampilan dasar mengamati atau mengukur (menggunakan alat ukur yang sesuai) dan keterampilan-keterampilan proses yang sesuai) dan keterampilan keterampilan proses lainnya, seperti mencatat data, menarik kesimpulan, berkomunikasi, bekerjasama dalam tim. Kedua, Laboratorium juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk membuktikan konsep yang telah dibahas sebelumnya. Ketiga, Laboratorium juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan berfikir melalui proses pemecahan masalah dalam rangka siswa menemukan konsep sendiri (Nurhidayati, 2016).

C. Pelaksanaan Praktikum

“Praktikum adalah tugas yang terkendali yang berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antar fakta, sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum (Kepmendiknas, 2001).

Kegiatan praktikum merupakan salah satu cara belajar menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan, seperti yang telah di ataur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 ayat 7 merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran yaitu : 1. Mengamati

2. Menanya

3. Mengumpulkan informasi atau mencoba 4. Menalar atau mengasosiasi

5. Mengomunikasikan.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan saintifik atau scientific approach pada

(24)

proses pembelajaran. Pendekatan ini sebagaimana dimaksud dalam Permendikbud No.81A tahun 2013 meliputi: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Menurut Rustaman (2003) dalam pendidikan IPA kegiatan Praktikum merupakan bagian penting dari kegiatan belajar mengajar, khususnya Biologi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan pelaksanaan praktikum untuk mencapai tujuan pendidikan Biologi.

Menurut Munandar (2016) praktikum yaitu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mempraktekkan secara empiris dalam belajar Biologi, mengintegrasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor menggunakan sarana laboratorium. Pratikkum bentuk pengajaran yang memenuhi syarat untuk membelajarkan keterampilan, pemahaman, dan sikap. Dengan praktikum akan meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses. Keterampilan proses antara lain siswa dapat meramalkan, berhipotesis, mengamati, mencatat data, membuat kesimpulan dari hasil pengamatan.

Pembelajaran berbasis praktikum dapat mendukung siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir karena siswa di tuntut aktif dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif dalam menganalisis dan mengaplikasikan konsep yang di pelajari waktu penyampaian teori oleh guru di dalam kelas serta pemecahan masalah, berfikir kritis dan kreatif ini akan menjadi kebutuhan bagi siwa untuk mencari fakta yang di pelajari dari konsep teori pembelajaran Biologi. Jadi berpikir kritis merupakan penyelidikan yang di perlukan untuk menemukan fakta, pertanyaan atau masalah untuk menyusun hipotesis yang terdapat semuah informasi yang dimungkinkan dan dapat diyakini kebenarannya.

Menurut Soekarno (1981) praktikum sebagai pengalaman dalam belajar memegang peranan penting dalam pendidikan sains, karena dapat memberikan latihan metode ilmiah kepada siswa dengan mengikuti petunjuk yang telah diperinci dalam lembar petunjuk. Menurut Subianto di dalam kegiatan praktikum

(25)

sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa. Disinilah tampak betapa praktikum memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran IPA, karena melalui praktikum siswa memiliki peluang mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Woolnough dan Allsop bahwa kegiatan praktikum dalam pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan ilmiah praktis dan teknik, menjadi sebuah problem solving ilmuwan dan untuk dapat merasakan fenomena ilmiah.

Praktikum dilakukan siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba, dan petunjuk untuk melaksanakan nya. Pada kegiatan pembelajaran menggunakan metode ini siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan. Metode praktikum, membantu siswa dalam pelaksanaan praktikum yang memiliki banyak fungsi, diantaranya untuk menemukan fakta-fakta dalam suatu teori dan menumbuhkan keterampilan pada diri siswa. Metode praktikum mengajarkan siswa untuk dapat bekerja mandiri dalam penggunaan alat, kegiatan praktik menggunakan alat-alat tertentu sehingga dapat melatih keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil yang dicapai mereka. Keterampilan siswa dalam penggunaan alat di dalam maupun di luar laboratorium dapat membantu mempercepat kegiatan praktikum (Nurhidayati,2016).

Praktikum berguna dalam pemantapan konsep dan pengalaman belajar secara langsung mempunyai beberapa tujuan diantaranya untuk melatih kemampuan siswa dalam keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor. Keterampilan kognitif dapat melatih agar teori dapat dimengerti, agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan dan teori dapat diterapkan kepada problem yang nyata. Keterampilan afektif dapat membantu siswa belajar merancanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama dan mengkomunikasikan informasi mengenai apa yang telah di telitinya.

(26)

Keterampilan yang diperoleh dalam praktikum merupakan penunjang dalam pembelajaran IPA seperti pendapat Rustaman, semua bentuk praktikum yang ada di sekolah dapat mengefektifkan pembelajaran IPA yang memang memerlukan pengalaman secara langsung. Bentuk praktikum disekolah menurutnya ada tiga, yaitu:

1. Bentuk praktikum latihan: praktikum yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dasar, misalnya keterampilan mengamati, keterampilan mengukur, dan keterampilan menggunakan mikroskop.

2. Bentuk praktikum bersifat investigasi (penyelidikan): Praktikum yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk bertindak sebagai ilmuwan, misalnya bagaimana menganalisis masalah dan memecahkannya. Melalui kegiatan praktikum ini siswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah nyata yang dirasakannya, merumuskan masalah tersebut secara operasional, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya, melakukan percobaan/pengamatan, dan menganalisis dan mengevaluasi hasilnya.

3. Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman: praktikum ini dimaksudkan untuk mendukung pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terkait. Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran dapat terwujud apabila siswa diberi pengalaman untuk mengindera fenomena alam dengan segenap indranya. Bentuk praktikum ini dapat dilakukan dengan format discovery sehingga fakta-fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam pikirannya. Sedangkan apabila praktikum dilakukan dengan format verifikasi, fakta-fakta yang diamati menjadi bukti konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa lebih mendalam. Ketiga jenis praktikum tersebut sangat diperlukan terutama oleh siswa untuk memupuk rasa ilmiah. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPA yang memang memerlukan sikap-sikap tersebut dan jika terus dikembangkan dapat memupuk

(27)

keterampilan proses siswa. Ketercapaian keterampilan siswa dalam pelaksanaan praktikum memerlukan proses. Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah tertentu (Rustaman , 2003).

Menurut Teschdan Duit (dalam Chodijah 2016) ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu tahap pendahuluan, tahap kerja, dan tahap penutup. 1. Tahap pendahuluan: Tahap ini memegang peranan penting untuk

mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah mengaitkan kegiatan yang akan dilakukan dengan kegiatan sebelumnya, menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa, serta memotivasi siswa.

2. Tahap kerja: Tahap ini sesungguhnya merupakan inti pelaksanaan kegiatan praktikum. Pada tahap inilah siswa mengerjakan tugas-tugas praktikum, misalnya merangkai alat, mengukur, dan mengamati.

3. Tahap penutup: Setelah pelaksanaan tidak berarti bahwa kegiatan praktikum telah usai. Pada tahap penutup hasil pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan, dan ditarik kesimpulan.

Menurut Djajadisastra (dalam Nurhidayati, 2016). Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah pelaksanaan praktikum sebagai berikut:

1. Langkah persiapan

Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat muncul. Persiapan untuk metode praktikum antara lain:

a. Menetapkan tujuan praktikum.

b. Mempersiapakan alat dan bahan yang diperlukan. c. Mempersiapkan tempat praktikum.

d. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum.

(28)

e. Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan. f. Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.

g. Membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum. 2. Langkah pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan praktikum (alat dan bahan).

b. Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.

3. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah: a. Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.

b. Mendiskusikan masalah – masalah yang terjadi selama praktikum.

c. Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah digunakan.

Pada penelitian Aprilianingtyas Anggraeni (2013) Pengelolaan laboratorium dan pelaksanaan praktikum terlaksana dengan baik di pengaruhi oleh kinerja pengguna (guru dan siswa) dan pengelola. Dalama penelitian ini peneliti membuat indikator rekapitulasi kinerja guru dan rekapotulasi kinerja siswa dalam pelaksanaan praktikum.

Rekapitulasi kinerja guru yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum bersama dengan kelompok piket siswa 2. Melakukan pengawasan kepada seluruh kelompok yang sedang melaksanakn

praktikum

3. Membuat petunjuk praktikum (LKS) untuk siswa

4. Mengingatkan siswa untuk mematuhi tata tertib yang telah dibuat dan dijalankan dengan sebaik-baiknya

(29)

5. Memberi tahu dahulu kepada siswa agar dapat membawa alat dan bahan yang harus dipersiapkan dari rumah

6. Melakukan bimbingan pada saat kegiatan praktikum berlangsung

7. Memberikan petunjuk penggunaan alat dan bahan secara benar terutama yang masih asing dan yang dapat menimbulkan bahaya

8. Berada di ruang laboratorium ketika siswa sedang melakukan percobaan 9. Membantu siswa jika mungkin terjadi kecelakaan pada saat praktikum

berlangsung

10. Mengingatkan siswa agar menggunakan bahan seperlunya

11. Melapor kepada pengelola setelah kegiatan praktikum dilaksanakan 12. Menjaga kebersihan ruang laboratorium

13. Mendampingi siswa merapikan alat dan bahan setelah praktikum dilaksanakan

14. Mengingatkan siswa untuk mematikan kran air dan api setelah selesai praktikum

15. Melakukan pengecekan alat dan bahan setelah selesai praktikum

16. Menjaga keselamatan siswa dalam melakukan percobaan di dalam laboratorium

17. Mengisi buku catatan harian praktikum

18. Mengisi daftar alat yang rusak/pecah jika pada saat praktikum ada alat yang pecah atau rusak

19. Memberikan penjelasan dan petunjuk kepada siswa jika akan menggunakan bahan kimia berbahaya

Rekapitulasi kinerja siswa yaitu:

1. Ikut terlibat dalam menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

2. Membawa bahan praktikum yang harus dipersiapkan dari rumah 3. Memasuki ruang laboratorium dengan tertib

(30)

5. Memeriksa dengan teliti semua alat dan bahan sebelum digunakan dalam praktikum

6. Menggunakan alat-alat praktikum secara benar sesuai dengan prosedur pemakaian

7. Memakai bahan praktikum seperlunya

8. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan tertib, tidak banyak bercanda dan teratur sesuai dengan langkah yang telah dibuat

9. Meminta petunjuk lebih dahulu kepada guru pendamping apabila menggunakan bahan kimia berbahaya

10. Melaporkan kepada guru jika terjadi kerusakan atau memecahkan alat-alat laboratorium

11. Pada pembelajaran biologi siswa mampu melaksanakan Keterampilan Proses Sains (KPS)

12. Apabila terjadi kecelakaan saat praktikum, segera melapor kepada guru pendamping praktikum

13. Bertanggungjawab apabila merusak/menghilangkan alat-alat laboratorium 14. Membersihkan alat-alat yang telah dipakai dalam kegiatan praktikum 15. Mengembalikan alat dan bahan yang diambil ke tempat semula

16. Menjaga keselamatan di laboratorium dengan mematuhi tata tertib yang ada di laboratorium

17. Menjaga kebersihan ruang laboratorium, sehingga ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapi

18. Mematikan kran air dan api setelah selesai praktikum 19. Menata kembali meja dan kursi setelah selesai praktikum

20. Merapikan kembali peralatan yang dipakai pada waktu praktikum 21. Membuat laporan hasil praktikum pada akhir kegiatan praktikum

22. Mengkomunikasikan hasil praktikum dengan melakukan diskusi kelas pada jam yang telah ditentukan oleh guru

(31)

23. Siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktikum maupun saat diskusi untuk mengkomunikasikan hasil praktikum

Pada hasil penelitiannya peneliti menjelaskan hasil rekapitulasi kinerja siswa yang disajikan menunjukkan bahwa rata-rata persentase kinerja siswa sebesar 82%, memperoleh kriteria sangat baik. Akan tetapi masih terdapat aspek kinerja yang menunjukkan persentase kurang dari 75%. Kinerja tersebut berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan praktikum dan pengusaan siswa terhadap Keterampilan Proses Sains

Peranan kegiatan praktikum telah lama menjadi bagian dari pendidikan sains, peranan praktikum telah mengalami perubahan maju dan mundur diantaranya penjelasan dam pembuktian serta penyelidikan untuk menemukan fakta dan sampai pada prinsip-prinsip ilmiah yang berkaitan dengan fakta-fakta yang ditemukan.

Beberapa manfaat praktikum pada bidang Biologi yaitu:

1. Praktikum mengembangkan motivasi belajar dimana ada dorongan memperoleh pengetahuan dan kemampuan sebagai motivasi instrinsik dan rasa ingin tahu dan bias menemukan pengetahuan melalui explorasi terhadap alam

2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar bereksperimen yaitu meliputi mengamati, mengestimasi, mengukur dan memanipulasi, keterampilan dasar bereksperimen ini perlu dilatih melalui observasi yang cermat.

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah yaitu belajar untuk menjadi scientist, mengumpulkan hubungan antar data sehingga menemukan teori untuk melakukan perbaikan, mengawali penyelidikan dengan berhipotesis, menguji hipotesis, observasi dan bereksperimen, merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan mengukuran, menginterpretasi data, mengkomunikasikan dan kegiatan ilmiah yang

(32)

dibangkitkan saat kecil untuk mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan, sehingga dapat menyimpulkan secara intuitif

4. Praktikum menunjang pemahaman meteri pelajaran, peserta didik dapat membuktikan teori, menemukan teori, dan membentuk konsep dan prinsip. (Munandar, 2016)

Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik dapat dilakukan berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan berdasarkan indikatorindikator pencapaian hasil relajar, baik pada domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam penilaian praktikum di atur dalam Permendikbud 8A1 2013 aspek yang dinilai yaitu:

Tabel 2.2 Penilaian Praktikum Aspek yang dinilai Penilaian 1 2 3 Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatika n keselamatan kerja

Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatik an keselamatan kerja Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi Pengamatan cermat dan bebas interpretasi Data yang

diperoleh

Data tidak lengkap

Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada yang salah tulis

Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar

(33)

Kesimpulan Tidak benar atau tidak sesuai tujuan

Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan

Semua benar atau sesuai tujuan D. Permasalahan Praktikum

Pelaksanaan praktikum IPA di sekolah-sekolah menengah atas masih banyak kendala. Penelitian Lestari Mela (2017) pada SMA Negeri se-Kabupaten Pasaman menunjukkan bahwa salah satu kendala yang dialami guru di beberapa sekolah adalah laboratorium biologi dialihfungsikan menjadi ruang kelas, hal tersebut disebabkan karena proporsi jumlah peserta didik dengan ruang kelas yang tersedia tidak seimbang. Permasalahan ini terjadi di SMA Negeri 1 Dua Koto, SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping, SMA Negeri 2 Lubuk Sikaping, SMA Negeri 1 Rao, SMA Negeri 1 Rao Utara. Keadaan ini mengakibatkan peserta didik tidak belajar secara optimal. Jumlah kelas yang terlalu banyak menyulitkan guru untuk membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara merata. Sementara itu untuk kegiatan praktikum dalam laboratorium yang semestinya perbandingan guru dan peserta didik menjadi lebih kecil tidak terjadi. Bahkan karena banyaknya peserta didik di sekolah mengakibatkan terjadi perubahan peruntukan laboratorium menjadi kelas. Akibatnya terjadi kesulitan dalam mengembangkan tuntutan kurikulum (Permendikbud No 59 tahun 2014).

Pada penelitian Indah Sari Dewi yang berjudul Analisis Kendala Pelaksanaan Praktikum Biologi Di Sma Negeri Se-Kota Palangka Raya. Pada hasil penelitiannya peneliti menjelaskan bahwa sarana prasarana penunjang praktikum di beberapa SMAN kota Palangka Raya secara umum masih belum memenuhi kriteria minimal dari standar laboratorium SMA yang telah ditetapkan oleh BSNP. Kondisi tersebut menyebabkan praktikum biologi yang seharusnya dapat dilaksanakan di laboratorium menjadi tidak terlaksana, misalnya karena mikroskop berjamur atau rusak, pengamatan objek praktikum yang memerlukan mikroskop sebagai alat bantu menjadi tidak mungkin dilakukan. Hampir semua sekolah yang menjadi tempat penelitian memiliki mikroskop yang sudah tidak

(34)

bisa dipakai lagi akibat berjamur bahkan ada sparepart nya rusak atau hilang, kecuali SMAN 8 Palangka Raya karena SMAN 8 Palangka Raya masih belum memiliki laboratorium IPA dengan sarana prasarananya

Kesulitan siswa dalam melaksanakan praktikum antara lain disebabkan oleh siswa merasa cukup kesulitan bekerjasaman dalam kelompok, ruangan laboratorium yang luas menyebabkan beberapa siswa kurang mendengar penjelasan guru sementara teman-teman sekelas lainnya juga berperan serta membuat suasana menjadi kurang tenang. Penyebab lain kesulitan siswa dalam kegiatan praktikum juga diungkapkan siswa karena kurang mengerti prosedur kerja praktikum, beberapa bahan yang cukup sulit didapatkan (seringkali guru dan siswa secara swadaya menyediakan sendiri bahan praktikum), kurang terampil melakukan kerja laboratorium (misalnya membuat irisan preparat jaringan tumbuhan), tidak meratanya bimbingan guru kepada tiap kelompok siswa yang melaksanakan praktikum serta kesulitan dalam membuat laporan praktikum (Dewi,2014).

Kendala pelaksanaan praktikum biologi yang ditemukan, yaitu:

1. Fasilitas laboratorium tidak lengkap, banyak peralatan yang rusak, bahan yang kadaluwarsa, laboratorium digunakan juga untuk kegiatan selain praktikum dan ada alat/bahan yang tersedia tapi tidak pernah digunakan sebagaimana fungsinya

2. Dukungan sekolah terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril dan dukungan pendanaan kerjasama dengan komite sekolah masih belum mencukupi kebutuhan pelaksanaan praktikum, sehingga seringkali guru dan siswa secara swadaya membawa sendiri kekurangan bahan yang diperlukan

3. Pengelolaan laboratorium biologi ditugaskan pada salah satu guru biologi dan tidak ada sekolah yang memiliki laboran serta teknisi laboratorium, pengelola laboratorium tidak pernah mengikuti pelatihan manajemen laboratorium dan kegiatan sejenisnya

(35)

4. Pada tahap pelaksanaan mobilitas siswa yang cukup tinggi dalam kegiatan praktikum memerlukan perhatian lebih dari guru

5. Tidak ada jadwal khusus untuk kegiatan praktikum

6. Kesulitan siswa dalam pelaksanaan praktikum adalah kurang menguasai konsep yang dipraktikumkan, kurang terampil dalam menggunakan alat praktikum karena memang kurang terbiasa, sulit bekerjasama dalam kelompok dan kurang berminat membuat laporan praktikum (Dewi,2014).

Permasalahan yang terjadi selama praktikum yaitu pada faktor internal meliputi keterampilan, kesiapan, psikologis emosional, kebiasaan sikap, kondisi jasmani, minat praktikum, ketelitian konsentrasi, pengetahuan materi praktikum dan motivasi peserta didik. Sedangkan, pada faktor eksternal yaitu tenaga laboran/ beban mengajar guru, alokasi waktu, teman bermain, buku pedoman, lingkungan sekolah, bahan praktikum, petunjuk praktikum, metode dan kemampuan guru (Khaerunnis,2019).

E. Penelitian yang Relevan

1. Dewi,Indah Sari (2016). Analisis Kendala Pelaksanaan Praktikum Biologi Di Sma Negeri Se-Kota Palangka Raya.

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai kendala-kendala dalam pelaksanaan praktikum biologi di SMA Negeri se kota Palangkaraya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah pada metode penelitian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif (mixed method), sedangkan metode untuk penelitian yang akan penulis lakukan hanya deskriptif kuantitatif dan pengambilan sampel dengan cara teknik purposive sampling. Dan pada rumusan masalahnya juga berbeda yaitu pada penelitian ini penulis hanya meneliti kendala pada pelaksanaan praktikum sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terdapat tiga aspek yaitu kondisi labor, pelaksanaan praktikum, dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan praktikum.

(36)

Hasil penelitiannya adalah kendala dalam pelaksanaan praktikum biologi dipengaruhi beberapa faktor yaitu: fasilitas laboratorium yang tidak dimanfaatkan dengan maksimal; dukungan sekolah yang terbatas, pengelolaan laboratorium yang kurang, faktor guru yang kurang melakukan persiapan; pelaksanaan praktikum tidak dibantu oleh laboran ataupun teknisi laboratorium; kurangnya pengawasan dan bimbingan dari guru dapat menyebabkan siswa kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.; manajemen siswa oleh guru kadang dirasa menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum; tidak ada penuntun praktikum khusus yang menjadi panduan kegiatan; waktu praktikum yang terbatas, guru tidak memiliki asisten khusus serta tidak dibantu laboran dalam pelaksanaan praktikum menjadi salah satu kendala praktikum; faktor siswa yaitu kesulitan siswa dalam menguasai konsep yang dipraktikumkan, kurang terampil dalam menggunakan alat praktikum, sulit bekerjasama dalam kelompok dan kurang berminat membuat laporan praktikum.

2. Hasruddin .(2012). Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Dan Permasalahannya Di Sma Negeri Sekabupaten Karo.

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Dan Permasalahannya Di Sma Negeri Sekabupaten Karo. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu metode penelitian ini deskriptif dengan populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA berjumlah 770 siswa dan seluruh guru mata pelajaran biologi SMA Negeri se Kabupaten Karo yang mengajar di kelas XI jurusan IPA yang berjumlah 9 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengambilan sampel siswa dalam penelitian ini dilakukan secara sampel acak (random sampling). Sedangkan pada penelitian yang akan penulis lakukan metode yang dilakukan yaitu deskriptif kuantitatif dan populasinya siswa SMAN 2 Lintau Buo sedangkan sampelnya yaitu kelas X IPA 1, XI IPA 1, XII IPA 1, dan teknik pengambilan

(37)

sampelnya yaitu purposive sampling. Dan perbedaan lainnya yaitu penelitian ini dilakukan berdasarkan standar KTSP sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu berdasarkan standar yang di tetapkan pada kurikulum 2013.

Hasil penelitiannya adalah frekuensi pelaksanaan praktikum Biologi selama semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih sangat rendah sebagaimana yang dituntut dalam KTSP. Dari 20 jenis praktikum Biologi yang harus dilaksanakan ternyata pada sekolah tersebut paling tinggi melaksanakan praktikum hanya 55% saja dari jumlah praktikum yang ada sedangkan yang paling rendah 10%. Jika dirata-ratakan maka pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Karo hanya berkisar 30% yang tergolong ke dalam kategori tidak baik. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan praktikum Biologi semester gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Karo yang paling utama adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan praktikum (41%). Lalu disusul dengan keadaan laboratorium (59%) yang kurang baik dengan perincian peralatan laboratorium 63%, perlengkapan laboratorium 56%, tata tertib dilaboratorium 45% serta kebersihan laboratorium 62%. Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih tergolong tidak baik (30%) dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang dibutuhkan selama semester gasal jumlahnya masih belum mencukupi untuk menampung siswa untuk satu kali praktikum bahkan ada juga alat dan bahan yang tidak dimiliki sekolah tersebut sama sekali seperti alat fotometer.

3. Ali, Ahmad (2017). Analisis Pelaksanaan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan Jurusan Pendidikan Biologi Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017.

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai analisis pelaksanaan praktikum anatomi fisiologi tumbuhan, perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pada populasinya yaitu mahasiswa

(38)

jurusan pendidikan biologi, sedangkan populasi yang akan peneliti lakukan yaitu siswa SMAN 2 Lintau Buo. Fokus penelitian ini menekankan pada pelaksanaan praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan meliputi waktu yang tersedia, persiapan praktikum, proses pelaksanaan serta sarana dan prasarana laboratorium, sedangkan fokus penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu kondisi laboratorium, pelaksanaan praktikum dan permasalahan yang terjadi pada praktikum.

Hasil penelitiannya adalah alokasi waktu pelaksanaan praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan belum sesuai harapan dengan persentase 59% berada pada kategori kurang baik. Persiapan pelaksanaan praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan berada pada kategori baik dengan persentase 72%. Akan tetapi bebrapa aspek masih perlu ditingkatkan. Pelaksanaan praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan belum sesuai harapan dengan persentase 65% berada pada kategori sedang. Sarana dan prasarana laboratorium untuk praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan belum sesuai harapan dengan persentase 61% berada pada kategori sedang.

4. Suharni,Siti. 2018. Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Kelas Vii Di Smp Negeri Se- Kecamatan Medan Kota.

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Kelas Vii Di Smp Negeri Se- Kecamatan Medan Kota. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pada penelitian ini meneliti di tingkat SMP pada pembelajaran IPA, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian di tingkat SMA pada pembelajaran Biologi. Populasi penelitian juga berbeda, pada penelitian penulis ini meneliti SMP Negeri Se- Kecamatan, sedangkan yang akan di teliti peneliti hanya 1 SMA saja dan pada ketiga tingkat kelas.

Hasil penelitiannya adalah keadaan sarana laboratorium biologi di SMP Negeri Se-Kecamatan Medan Kota tergolong kurang memadai dengan rata-rata 39 % masih belum memenuhi standarisasi yang telah ditentukan

(39)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun 2007 karena kondisi laboratoriumnya tidak terawat, ruangannya sempit dan pengap karena kurang tersedianya ventilasi udara. Frekuensi pelaksanaan praktikum biologi kelas VII pada semester genap di SMP Negeri Se-Kecamatan Medan Kota jarang dilaksanakan dengan ratarata 39,99 %. Seharusnya praktikum dilaksanakan sebanyak 12 jenis praktikum akan tetapi frekuensi praktikum paling tinggi 7 kali praktikum (58,33%) dan terendah, 3 kali praktikum (25 %). Permasalahan dalam pelaksanaan praktikum biologi semester genap Kelas VII di SMP Negeri SeKecamatan Medan Kota tergolong cukup banyak yaitu 52,51 %. Hal ini disebabkan kurang tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium, rendahnya kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan praktikum. Disamping itu permasalahan lain adalah tidak adanya jadwal pelaksanaan praktikum serta belum tersedianya buku penuntun khusus praktikum yang selama ini hanya merupakan buku pegangan guru. 5. Siburian, Fitri (2016). Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Mata Pelajaran

Biologi Di Kelas X Sma Negeri 16 Medan.

Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Mata Pelajaran Biologi Di Kelas X Sma Negeri 16 Medan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian akan peneliti lakukan adalah populasi penelitian ini hanya kelas X saja, sedangkan populasi yang akan peneliti lakukan yaitu siswa SMAN kelas X. XI dan XII. Dan perbedaan lainnya yaitu pada teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik random sampling sedangkan pada penelitian akan akan dilakukan peneliti yaitu teknik purposive sampling. Pada penelitian ini hanya menganalisis mengenai pelaksanaan praktikum, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan juga menganalisis permasalahan pelaksanaan praktikum. Sedangkan instrument yang digunakan yaitu lembar angket, lembar observasi dan wawancara

(40)

Hasil penelitiannya adalah pelaksanaan Praktikum Biologi di kelas X SMA N 16 Medan belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan data angket dan hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi, praktikum dilakukan ± 3 kali dalam 1 semester. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan praktikum biologi yaitu, peralatan yang diperlukann untuk melaksanakan praktikum tidak tersedia semuanya di laboratorium, waktu yang tersedia untuk melakukan praktikum tidak mencukupi, jarang melaksanakan praktikum pemanfaatan alam, tidak adanya waktu tambahan dalam melakukan praktikum, guru jarang melakukan tes sebelum ataupun sesudah praktikum, dan lembar kerja siswa sering tidak dipergunakan pada saat praktikum. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru biologi dalam pelaksanaan praktikum biologi di kelas X SMA N 16 Medan adalah siswa belum memiliki buku penuntun praktikum sendiri, ketersediaan waktu untuk kegiatan praktikum, sumber rancangan praktikum seperti buku penuntun praktikum tidak tersedia, tidak adanya laboran untuk membantu guru mempersiapkan alat dan bahan di laboratorium serta suasana praktikum yang kurang kondusif.

(41)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul pada hasil analisis data yang di dapatkan setelah mengolah data dengan cara kuantitatif (Sugiyono,2014). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-kuantitatif karena tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan topik penelitian adalah menggambarkan bagaimana pelaksanaan pratikum biologi apakah susuai dengan permendikbud yang ada dan mengolah data angka agar dapat memberikan gambaran secara teratur, singkat dan jelas mengenai suatu keadaan sehingga dapat ditarik pengertian dan makna tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilaksanakan di SMAN 2 Lintau Buo. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan semester genap Tahun Ajaran 2019/2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Lintau Buo kelas X, XI dan XII IPA. Kemudian pada kelas tersebut diberikan angket tentang pelaksanaan praktikum. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu penentuan sumber informasi yang dilandasi tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu (Sugiyono, 2008). Disini peneliti ingin mengetahui pelaksanaan praktikum biologi, untuk itu peneliti mengambil masing-masing 1 kelas tiap tingkat kelas yaitu kelas X IPA 2, XI IPA 2 dan XII IPA 2. Sesuai teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dimana sampel diambil dilandasi tujuan dan pertimbangan tertentu bersama dengan guru pengajar biologi yaitu IPA 2 dikarenakan pada kelas IPA 2 minat pelaksanaan praktikum siswa lebih tinggi, dalam pelaksanaan siswa IPA 2 lebih

(42)

bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya dan juga di lihat dari rata-rata nilai IPA 2 pelajaran Biologi lebih tinggi di banding IPA 1. Setelah sampel di tentukan, kemudian dilakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui masalah pada pelaksanaan praktikum dan juga untuk mendukung dan menguatkan kembali hasil angket yang telah di isi oleh siswa.

D. Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket, pedoman wawancara dan lembar observasi.

1. Lembar Angket

Lembar angket memuat pertanyaan yang disertai jawaban. Skala yang digunakan dalam angket disusun dalam bentuk Skala Likert yang terdiri dari serangkaian pernyataan yang berkenaan dengan aspek yang dilihat, dengan pilihan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Skala Likert Angket Pelaksanaan Pratikum Biologi

No Jawaban Siswa Skor Setiap

Pernyataan

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1 (Sumber : Sugiyono, 2014)

Langkah-langkah penyusunan angket :

a. Menentukan tujuan mengadakan pengisian angket. b. Menentukan kisi-kisi lembar angket

Gambar

Gambar 2.1 Tata letak ruang laboratorium biologi  Keterangan gambar :  1.  Pintu masuk  2
Tabel 2.2 Penilaian Praktikum   Aspek  yang  dinilai  Penilaian  1  2  3  Merangkai  alat  Rangkaian alat tidak  benar  Rangkaian alat  benar, tetapi tidak rapi atau tidak  memperhatika n  keselamatan kerja
Tabel 3.1 Skala Likert Angket Pelaksanaan Pratikum Biologi  No  Jawaban Siswa  Skor Setiap
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Analisis Pelaksanaan Praktikum dan  Permasalahannya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang diiakukan di SMA Negeri se Kabupaten Karo bertujuan untuk memperoleh data yang nyata di lapangan tentang pelaksanaan praktikum Biologi dan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan praktikum Sistematika Hewan Vertebrata di laboratorium

saja yang menjadi kendala dalam melaksanakan praktikum biologi di sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian tentang “ Profil Laboratorium

PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN DI LABORATORIUM BIOLOGI UMS DITINJAU DARI NILAI PRAKTIKUM ”..

Pokok Bahasan dan Kegiatan Praktikum Biologi SMP Negeri Kelas VII Se-Kecamatan Medan Kota Semester Genap TP 2011/2012 .... Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Praktikum Biologi dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan praktikum Anatomi Hewan di laboratorium biologi tahun akademik 2011/2012 dan 2012/2013 ditinjau

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum biologi pada kelas XI SMAN 1 Praya Timur tergolong kategori baik 72%, dengan

Simpulan Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri Bingin Teluk Tahun Ajaran 2018/2019 dari hasil person