ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
DAN PERMASALAHANNYA DI SMA NEGERI
SE KABUPATEN KARO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
SALWA REZEQI
NIM.809745017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
DAN PERMASALAHANNYA DI SMA NEGERI
SE KABUPATEN KARO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
SALWA REZEQI
NIM.809745017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
•
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI
DAN
PERMASALAHANNYA DI Sl\IA NEGERI
SE KABUPATEN KARO
Disusun dan·diajukan oleh;
SALWA REZEQI NIM: 809745017
Telab Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis pada Tan&gal22 September 2011 ~ Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleb Oelar Maaister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Menyetujui Tim Pembimbing
Pembirnl;ling
I~
pr.
Hml~ddin,M.Pd
NIP.l9640424198903l 027
K~~ PrQsrattt ~tudi Pen~dika.n
Biologi
Or,
fl~~~iu.M.Pd
Nzy.l96404241989(}31 027
Mengetahui:
Medan, 22 September 2011
Pembimbing II
•
Dr.
rer;nat. Binari
Manurung,M.Si
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
NO
NAMA
1.
Dr.Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424 198903 1 027 (Pembimbing I)
2. Dr.
rer.nat.
Binari Manurung, M.SiNIP. 19640404 198903 1 006 (Pembimbing II)
3. Syarifuddin, M.Sc., Ph.D NIP. 19591122 198601 1 001 (Nara Sumber)
4. Dr. Syahmi
Edi,
M.Si NIP. 19640710 199003 1 002 (Nara Sumber)5. Dr. Fauziyah Harahap, M.Si NIP. 19660728 199103 2 002 (Nara Sumber)
·,.
ABSTRAK
SAL WA REZEQL Analisis Pelaksanaan
Praktikuni
Biologi dan Perm,asatabannya di SMA Negeri Se Kabupaten Karo. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.Penelitian yang diiakukan di SMA Negeri se Kabupaten Karo bertujuan untuk memperoleh data yang nyata di lapangan tentang pelaksanaan praktikum Biologi dan pennasalabannya serta pemanfaatan Iaboratorium dengan melihat frekuensi pelaksanaan praktikum dan untuk menemukan saran-saran yang relevan dalam rangka usaha mengatasi pennasalaban yang dihadapi dalam kegiatan praktikum Biologi. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 guru Biologi dan siswa kelas XI IP A yang berjumlah 185 orang yang diambil secara random sampling. Teknik analisis data
yq
digunakan ada1ah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan perbitungan persentase. Hasil penelitian diperoleb bahwa frekuensi pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten .Karo masih tergolong rendah dengan persentase 30%. Persentase frekuensi pelaksanaan praktikum di SMA Negeri tersebut yang paling tinggi banya 55% saja sedangkan yang paling rendah I OOAI. Hasil anaJisis juga menunjukkan keadaan laboratorium yang kurang baik dengan persentase 59%, kesebatan dan keselamatan kerja 6S% sudab tennasukkategori baik, rendahnya waktu yang tersedia untuk: pelaksanaan prak:tikum 41%,
persiapan dan pelaksanaan praktikum 70% yang baik, laporan dan evaluasi praktikum 61% namun diketahui babwa minat siswa terbadap kegiatan
laboratorium tetgolong dalam kategori sangat baik yakni 86o/o.. Dari SMA Negeri yang ada di Kabupaten Karo hanya 224'/o laboratorium Biologi yang sudab tersendiri, ,credangkan 56% masih bergabung dengan laboratorium Kimia dan 22%
..
ABSTRACT
SAL W A REZEQI. Analisys of Biological Practicum Implementation and its Problems in the Senoir High Schools in Karo Regency. Postgraduate School the State University ofMedan. 2011.
Research conducted in the Senoir High Schools in Karo Regency aims to obtain real data in the field about the implementation biological and the problems and the use of laboratory by looking at the frequency of implementation practicum and to fmd suggestions that are relevant in order attempt to overcome problems faced
in the Biology lab activities. The sample were 9 Biology teachers and 185 students who taught in lllh grade students ofSenior High School which was taken by random sampling. Data analyzing technique used quantitative descriptive analyzing technique with the calculation percentages. The results showed the frequency of implementation biological practicum at Senior High Schools in Karo
Regency was still relatively low, with the percentage 30%. The highest frequency percentage implementation the practicum in those Senior High Schools was only
55%, while the lowest was 10%. The result of analysis also showed the
laboratories which were lack of proper condition with percentage 59%, healthy and safety 65% categorized as good, lack of time availabie far the practicum implementation 41%, good preparation and practicum implementation 70%, laboratorium reports and evaluation 61% but it was known that student$ interest in laboratory actiVities classified in the category very good which was 86%. From all Senior High Schools in Karo Regency, only 22% the laboratories which were separated, whereas the other 56% were still joined with Chemical laboratory and the last 22% were joined with laboratory room of Physics and Chemistry. Based on the condition the laboratories
room,
it were categorized as good condition ( 68%) while the availability of laboratory equipments and materials requiredduring on the odd semester, were still not sufficient to accommodate one-time student practicum, moreover there were equipments and materials which were not owned by the school such as photometer tool to measure the rate of transpiration plants.
l
DAFfARISI
ABS'I'RAK.----·-···---··----·---·--··---i
KATA PENGANTAR... •
--·Ill
DAFfAR lSI--···--.. - - - · - - - - · - - - · - - · - · · · -viDAFTAR
TABEL----·-··-· .. · - - - ·--·--·-··-···viii
DAFfAR GAMBAR... .... ·----.-.-·---··--·---· ..
--·----·ix
DAFfAR LAMPIRAN...
-·--·-···x
BAB. I PENDAHULUAN I .I. Latar Belakang Masalah. ... .;. ...•.. 1
1.2. Identifikasi Masalah ...•.•...•...• 4
1.3. Pembatasan Masalah ....•..••....••.••..•.•.•..•...•.•..•..••....•..••..•..•.••...••...•.... 4
1.4. Rumusao Masalah ... 5
1.5. Tujuan Penelitian ... 5
1.6. Manfilat Penelitian ..•...•...•..•...•...•..•...•..•....•...•••... 5
BAB.n KAJIAN PUSTAKA 2.1. I>asarTeoritis ... 7
2-.l.I. Pengertian Ihnu Pengetabuan Alanl ...•...•... 7
2.1.2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajar.m Biologi ... 12
2.1.3. Laboratorium ... 14
2.1.3.1. Pengertian Laboratorium ... 14
2.1.3.2, ManfaatLaboratorium ... 15
2.1.3.3. Standar Laboratorium SMA ... 16
2.1.4. Praktikum ...•...•.•...••...•... 22
2.1.4.1. Pengertian Praktikum ...•...•... 22
2.1.4.2. ManfaatPraktikum ···-···'··· 22
2.1.43. Kelebihan dan Kelemahan Praktikum ...•... , ...•... , ... .24
2.1.4.4. Aspek: Peoilaian Praktikum ... 25
2~1.4.5. Hambatan Pelaksariaan Praktikum ....•...•...•..•..•..•...•• 26
2.1.5. Peran Guru dalam PembebYaran ... .27
2.1 .6. Penelitian yang Relevan ...•... 31
2.2. Dasar Konseptual ...•..•...•.•...•...•..•... 36
DAB. ni METODE PENELftiAN 3.1. Tempatdan Wak:tu Penelitian ...•...•...•... 37
3.2. PopuJasi dan Smnpel ...•...•...•....•..•...•..•...•... 37
3.3. Tekuik·Peogumpulan Data ··-·-···-·-···-···-···.38
3.4. Analisis Data ... 42
BAD. IV BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Ilasil ... 44·
4.2. Pembahasan..-...•...••...•..•...•... 63
BAD. V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.-... 85
5.2.1mptikasi ...•... - ... 87
5.3. Saran .•..•...••...•••..•...•..•...•••...•..••...•...•...•...•... 88
DAFI'AR PUSTAKA ... 89
1.1 Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Salah satu cakupan IP A adalah pelajaran Biologi. Menurut Klinckmann. dkk
( dalam Sapriati, 2006:2) Biologi membahas tentang makhluk hidup, alam, pengaruh
alam terhadap makhluk hidup dan lingkungan serta ooyarkan untuk menambah
informasi, mengembangkan
cara
berpikir, penerapan prinsip, dan membentuk sikap,serta mengembangkan kemampuan mengingat, mereorganisasi, meneliti,
melakukan percobaan.
Pelajaran Biologi memiliki kaitan erat dengan kegiatan laboratorium.
pengamatan, penelitian, percobaan dan praktikum. Praktikum dapat diartikan
sebagai kegiatan siswa yang menggunakan bahan atau alat serta melakukan
pengamatan dan percobaan untuk melatih keterampilan IPA (Sapriati, 2006:2).
Christofi, dkk (dalam Sapriati. 2006:2) mengatakan bahwa tujuan praktikum
adalah untuk. mengembangkan ketenunpilan memecahkan masalah dan berpikir
kreatif, meningkatkan pemabaman terbadap IP A dan metode ilmiah,
mengembangkan keterampilan percobaan, penyelidikan ilmiah. menganalisis data.
mengkomunikasikan basi~ melatih kemampuan bekeJja sama. menumbuhkan sikap positif dan minat, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Amien (dalam Sobiroh. 2006:14) juga mengemukakan bahwa praktikum
merupa.kan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperanan dalam
menunjang keberhasilan proses bei~Yar mengajar IPA. Dengan adanya praktikum. maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terltadap
2
ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan
dan memeca.hkan berbagai masalah bam melalui metode ilmiah (Sobiroh, 2006:2).
Kegiatan praktikum merupakan suatu kegiatan yang penting dalam PBM.
Kegiatan ini dilaksanakan dalarn rangka mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam KTSP. Jika kegiatan praktikum tidak
dilakukan sesuai KTSP. tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai
oleh siswa dan ini dapat berpengaruh terbadap basil belajarnya (Sobiroh. 2006:3 ).
Menurut Rustaman (dalam Widodo & Ramdhaningsih. 2006:149) secara
garis besar praktikum sering dikaitkan dengan beberapa tujuan: (1) Untuk
memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada umwnnya menarik bagi siswa
sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; (2) Untuk mengajarkan
keterampilan dasar ilmiah; (3) Untuk meningkatkan pemahaman konsep; (4) Untuk
memahami dan menggunakan metode ilmiah; dan (5) Untuk mengembangkan
sikap-sikap ilmiah.
Dalam Silabus Biologi SMA kelas XI beberapa tujuan pembelajamn harus
dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalarn
pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun
di luar ruan~. Misalnya pada pembelajaran struktur hewan siswa melakukan pengamatan jaringan epitel, otot, tulang. dan syaraf, sedangkan pada pembelajaran
struktur tumbuhan siswa melakukan pengamatan susunan jaringan pada akar,
batang, daun serta difusi dan osmosis.
Sementara itu kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan observasi awal
terhadap kegiatan belajar mengajar di beberapa SMA Negeri Se Kabupaten Karo
3
terbatas. Dati 9 SMA Negeri di Kabupaten Karo hanya beberapa sekolah yang rutin
rnelaksanakan praktikurn, namun belum semua materi yang seharusnya
dipraktikumkan dilaksanakan. Masih kebanyakan dari sekolah tersebut dalam
pencapaian tujuan pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dengan
metode ceramah dan penugasan, padahal materi tersebut dituntut untuk
dipraktikumkan. Kegiatan praktikwn ini rnasih jarang dilalrukan dikarenakan
berbagai perrnasalahan yang berkaitan dengan ketidaklengkapan sarana dan
prasarana di labomtorium, kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan,
tidak tersedianya penuntun praktikum Biologi, lembar kerja praktikum masih
sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa, ketiadaan
jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada.
Hofstein & Lunetta (dalam· .Widodo & Rarndhaningsih, 2006:149) juga
mengatakan bahwa sekalipun barapan yang digantungkan terhadap praktikum
sangat tinggi, namun kenyataan di lapangan rnenunjukkan bahwa praktikurn relatif
jarang dilakukan Alasan yang sering kali dikemukakan adalah tidak adanya
laboratorium di sekolab, kurangnya alat dan bahan untuk praktikum, banyaknya
waktu yang harus dihabiskan untuk melakukan praktikum, dan sejumlah alasan
lainnya. Kalaupun ada dilakukan praktikum basil yang diperoleh temyata belum
maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil belajar siswa maupun untuk tujuan
mengenalkan siswa tentang tujuan sains.
Berkaitan dengan kondisi yang ditemukan di lapangan maka untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam KTSP untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi yang diukur dengan
4
masalah di atas dalam suatu penelitian berupa analisis pelaksanaan dan
permasalahan praktikum yang dihadapi di sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Jatar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
berbagai masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikmn Biologi dan
permasalahannya di SMA Negeri Se Kabupaten Karo. anta.ra lain: (1) Tidak adanya
jadwal praktikum yang tetap; (2) Ketidaldengkapan sarana dan prasarana di
laboratorium; (3) Kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan; ( 4) Tidak
tersedianya penuntun praktikum Biologi; (5) Lembar kerja praktikum masih sangat
terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa; (6) Keterbatasan
waktu pembelajaran yang ada; (8) Keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan praktikum; dan (7) Tidak adanya·. laboran yang dapat membantu
berjalannya pelaksanaan praktikum.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasa.riwl Jatar belakang masalah dan identifikasi masalah maka peneliti
membuat batasan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah bahwa penelitian ini hanya membahas tentang kondisi dan pemanfaatan
laboratorium Biologi di masing-masing sekolah serta bagaimana pelaksanaan
praktikum Biologi apakah telah sesuai dengan ·KTSP dan permasalahan yang di
hadapi dalam pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri Se Kabupaten Karo.
Analisis pelaksanaan praktikum Biologi ini dilaksanakan pada kelas XI IP A
5
1.4 Rumusan Masalab
Untuk mempeijelas dan mempertegas masalah yang akan diteliti, sangat
dibutuhkan suatu perumusan masalah. Pada pembatasan masalah di atas maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
(1) Berapakah frekuensi dan kesesuaian pelaksanaan praktikum Biologi
berdasarkan KTSP di SMA Negeri Se K.abupaten Karo?
(2) Permasalaban apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan praktilrum Biologi di
kelas XI SMA Negeri Se K.abupaten Karo?
(3) Bagaimanakah pemanfaatan laboratorium Biologi di SMA Negeri Se
Kabupaten Karo dalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan?
1.4 Tujuan .Penelitian
. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui frekuensi dan kesesuaian pelaksanaan praktikum Biologi
te~hadap KTSP di SMA Negeri Se K.abupaten Karo.
(2) Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan
praktikum. Biologi di SMA Negeri Se K.abupaten Karo.
(3) Untuk mengetahui pemanfaatan laboratorium Biologi di SMA Negeri Se
K.abupaten Karo.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
Manfaat secara teoritis berupa: (1) Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
kbususnya pengetahuan tentang pelaksanaan praktikum Biologi di tingkat SMA
yang sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran; dan (2) Dapat dijadikan
6
permasalahan yang menyangkut praktikum Biologi di sekolah. Secara praktis dapat
bermanfaat sebagai berikut: (I) Sebagai bahan masukan bagi para guru Biologi
untuk dapat mengatasi pennasalahan dalam pelaksanaan praktikum sehingga
kegiatan praktikum dapat beJjalan sebagaimana mestinya; dan (2) Sebagai bahan
masukan bagi Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan setempat dalam memberi
DAFfAR TABEL
Tabel2.1 Samoa, Rasio, dan Deskripsi sarana:
Laboratorium Biologi SMA ... : ... 17
Tabel2.2 Kategori/Aspek Penilaian Praktilrum ... .25
Tabel3.1 Keadaan Populasi SMA Negeri se Kabupaten Karo ... .37
Tabel3.2
Kisi,.kisi
Pertanyaan Angket untuk Siswa ... 40Tabel 3.3 K.isi..,kisi Pertanyaan Angket untuk Guru ···-···..41
Tabel3.4 Kriteria Persentase ... 43
Tabel4.1 Pelaksanaan Praktikum Biologi SMA kelas· XI Semester GaSal ... 46
Tabel 4.2 Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan Praktilrum Biologi dan Permasalahaonya ... 47
Tabel4.3 Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan Praktilrum Biologi dan Permasalahannya ... : ... .51
Tabel4.4 Hasil Uji Mann-Whitney ...•...•... 60
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Labooltoriwn Biologi Di SMA Negeri se Kabupaten Karo •... 61
1-!
DAFfAR. GAMBAR
Gambar4.1 Frekuensi Pelaksanaan PraktikumBiologi
di SMA Negeri se Kabupaten Karo ... .45
Gambar 4.2 Persentase Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan Dan Pennasalahan Praktikum Biologi ... .48
Gambar 4.3 lndikator Minat Siswa Terbadap Kegiatan Laboratoriutn ... 49
Gatnbar 4.4
Indikator
KeadaanLabotatorium ... , ...
50Gambar 4.5 Indikator Waktu Pe1aksanaan Praktikum ... .50·
Gambar 4.6 lndikator Persiapan dan Pelaksanaan Praktikum ... 51
Gambar 4.7 Indikator Laporan dan Evaluasi Praktikum ... .5-l Gambar 4.8 Persentase Persepsi Guru Mengenai Pelaksanaan Dan Pennasalahan Praktikum Biologi ... 53
Gambar 4.9
Itidikator
Keadaan Laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Karo ... 51J Gambar 4.10 Indikator Keadaan Kesebatan dan Keselamatan Kerja di SMA.Negeri se ~Karo ....54-Gambar 4.11 Indikator Waktu Pelaksanaan PrUtik.um di SMA Negeri se Kabupaten Kato ... 55
Gambar 4.12 Jndikator Persiapan dan Pelaksanaan Praktikum di SMA Negeri se Kabupaten Karo ... 56
Gambar 4.13 Indikator Laporan dan Evaluasi Praktikum diSMA Negeri se ~ Karo ... .51
Gambar 4.14 Perbandingan Hasil Analisis Persepsi Siswa~dan Guru Mengenai Pelaksanaan dan permasalahan Pmktikum Biologi ... .59
Gambar 4.15 ·Pemetaan Ben:lasarkan Lokasi Sekolah Meogenai
Pelaksanaan dan penuasalahan Prak:tikum Biologi ... .5&
1.1 Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Salah satu cakupan IP A adalah pelajaran Biologi. Menurut Klinckmann. dkk
( dalam Sapriati, 2006:2) Biologi membahas tentang makhluk hidup, alam, pengaruh
alam terhadap makhluk hidup dan lingkungan serta ooyarkan untuk menambah
informasi, mengembangkan
cara
berpikir, penerapan prinsip, dan membentuk sikap,serta mengembangkan kemampuan mengingat, mereorganisasi, meneliti,
melakukan percobaan.
Pelajaran Biologi memiliki kaitan erat dengan kegiatan laboratorium.
pengamatan, penelitian, percobaan dan praktikum. Praktikum dapat diartikan
sebagai kegiatan siswa yang menggunakan bahan atau alat serta melakukan
pengamatan dan percobaan untuk melatih keterampilan IPA (Sapriati, 2006:2).
Christofi, dkk (dalam Sapriati. 2006:2) mengatakan bahwa tujuan praktikum
adalah untuk. mengembangkan ketenunpilan memecahkan masalah dan berpikir
kreatif, meningkatkan pemabaman terbadap IP A dan metode ilmiah,
mengembangkan keterampilan percobaan, penyelidikan ilmiah. menganalisis data.
mengkomunikasikan basi~ melatih kemampuan bekeJja sama. menumbuhkan sikap positif dan minat, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Amien (dalam Sobiroh. 2006:14) juga mengemukakan bahwa praktikum
merupa.kan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperanan dalam
menunjang keberhasilan proses bei~Yar mengajar IPA. Dengan adanya praktikum. maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terltadap
2
ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan
dan memeca.hkan berbagai masalah bam melalui metode ilmiah (Sobiroh, 2006:2).
Kegiatan praktikum merupakan suatu kegiatan yang penting dalam PBM.
Kegiatan ini dilaksanakan dalarn rangka mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam KTSP. Jika kegiatan praktikum tidak
dilakukan sesuai KTSP. tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai
oleh siswa dan ini dapat berpengaruh terbadap basil belajarnya (Sobiroh. 2006:3 ).
Menurut Rustaman (dalam Widodo & Ramdhaningsih. 2006:149) secara
garis besar praktikum sering dikaitkan dengan beberapa tujuan: (1) Untuk
memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada umwnnya menarik bagi siswa
sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; (2) Untuk mengajarkan
keterampilan dasar ilmiah; (3) Untuk meningkatkan pemahaman konsep; (4) Untuk
memahami dan menggunakan metode ilmiah; dan (5) Untuk mengembangkan
sikap-sikap ilmiah.
Dalam Silabus Biologi SMA kelas XI beberapa tujuan pembelajamn harus
dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang dalarn
pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium, baik di dalam ruangan maupun
di luar ruan~. Misalnya pada pembelajaran struktur hewan siswa melakukan pengamatan jaringan epitel, otot, tulang. dan syaraf, sedangkan pada pembelajaran
struktur tumbuhan siswa melakukan pengamatan susunan jaringan pada akar,
batang, daun serta difusi dan osmosis.
Sementara itu kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan observasi awal
terhadap kegiatan belajar mengajar di beberapa SMA Negeri Se Kabupaten Karo
3
terbatas. Dati 9 SMA Negeri di Kabupaten Karo hanya beberapa sekolah yang rutin
rnelaksanakan praktikurn, namun belum semua materi yang seharusnya
dipraktikumkan dilaksanakan. Masih kebanyakan dari sekolah tersebut dalam
pencapaian tujuan pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dengan
metode ceramah dan penugasan, padahal materi tersebut dituntut untuk
dipraktikumkan. Kegiatan praktikwn ini rnasih jarang dilalrukan dikarenakan
berbagai perrnasalahan yang berkaitan dengan ketidaklengkapan sarana dan
prasarana di labomtorium, kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan,
tidak tersedianya penuntun praktikum Biologi, lembar kerja praktikum masih
sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa, ketiadaan
jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada.
Hofstein & Lunetta (dalam· .Widodo & Rarndhaningsih, 2006:149) juga
mengatakan bahwa sekalipun barapan yang digantungkan terhadap praktikum
sangat tinggi, namun kenyataan di lapangan rnenunjukkan bahwa praktikurn relatif
jarang dilakukan Alasan yang sering kali dikemukakan adalah tidak adanya
laboratorium di sekolab, kurangnya alat dan bahan untuk praktikum, banyaknya
waktu yang harus dihabiskan untuk melakukan praktikum, dan sejumlah alasan
lainnya. Kalaupun ada dilakukan praktikum basil yang diperoleh temyata belum
maksimal baik untuk tujuan peningkatan hasil belajar siswa maupun untuk tujuan
mengenalkan siswa tentang tujuan sains.
Berkaitan dengan kondisi yang ditemukan di lapangan maka untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam KTSP untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi yang diukur dengan
4
masalah di atas dalam suatu penelitian berupa analisis pelaksanaan dan
permasalahan praktikum yang dihadapi di sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Jatar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
berbagai masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikmn Biologi dan
permasalahannya di SMA Negeri Se Kabupaten Karo. anta.ra lain: (1) Tidak adanya
jadwal praktikum yang tetap; (2) Ketidaldengkapan sarana dan prasarana di
laboratorium; (3) Kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan; ( 4) Tidak
tersedianya penuntun praktikum Biologi; (5) Lembar kerja praktikum masih sangat
terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa; (6) Keterbatasan
waktu pembelajaran yang ada; (8) Keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan praktikum; dan (7) Tidak adanya·. laboran yang dapat membantu
berjalannya pelaksanaan praktikum.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasa.riwl Jatar belakang masalah dan identifikasi masalah maka peneliti
membuat batasan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah bahwa penelitian ini hanya membahas tentang kondisi dan pemanfaatan
laboratorium Biologi di masing-masing sekolah serta bagaimana pelaksanaan
praktikum Biologi apakah telah sesuai dengan ·KTSP dan permasalahan yang di
hadapi dalam pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri Se Kabupaten Karo.
Analisis pelaksanaan praktikum Biologi ini dilaksanakan pada kelas XI IP A
5
1.4 Rumusan Masalab
Untuk mempeijelas dan mempertegas masalah yang akan diteliti, sangat
dibutuhkan suatu perumusan masalah. Pada pembatasan masalah di atas maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
(1) Berapakah frekuensi dan kesesuaian pelaksanaan praktikum Biologi
berdasarkan KTSP di SMA Negeri Se K.abupaten Karo?
(2) Permasalaban apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan praktilrum Biologi di
kelas XI SMA Negeri Se K.abupaten Karo?
(3) Bagaimanakah pemanfaatan laboratorium Biologi di SMA Negeri Se
Kabupaten Karo dalam menunjang pelaksanaan praktikum yang dilakukan?
1.4 Tujuan .Penelitian
. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui frekuensi dan kesesuaian pelaksanaan praktikum Biologi
te~hadap KTSP di SMA Negeri Se K.abupaten Karo.
(2) Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan
praktikum. Biologi di SMA Negeri Se K.abupaten Karo.
(3) Untuk mengetahui pemanfaatan laboratorium Biologi di SMA Negeri Se
K.abupaten Karo.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
Manfaat secara teoritis berupa: (1) Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
kbususnya pengetahuan tentang pelaksanaan praktikum Biologi di tingkat SMA
yang sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran; dan (2) Dapat dijadikan
6
permasalahan yang menyangkut praktikum Biologi di sekolah. Secara praktis dapat
bermanfaat sebagai berikut: (I) Sebagai bahan masukan bagi para guru Biologi
untuk dapat mengatasi pennasalahan dalam pelaksanaan praktikum sehingga
kegiatan praktikum dapat beJjalan sebagaimana mestinya; dan (2) Sebagai bahan
masukan bagi Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan setempat dalam memberi
t
•.
85
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpalan
Berdasarkan deskripsi data dan pembabasan basil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Frekuensi pelaksanaan praktikum Biologi selama semester gasal kelas XI di
SMA Negeri se Kabupaten Karo masih sangat n:ndah sebagaimana yang
dituntut dalam KTSP. Dari 20 jenis praktikum Biologi yang barus dilaksanakan
temyata pada sekolah tersebut paling tinggi melaksanakan prnktikum banya
55% saja dari jumJah praktikum yang ada sedangkan ·yang paling rendah 10%.
Jika dirata~ra1akan maka pelaJcsanaan prakt:ikum Biologi di SMA Negeri se
Kabupaten ~ banya berkisar 30% yang tergolong ke dalam kategori tidak baik.
2. Permasalahan yang· dibadapi dalam pelaksanaan praktikum Biologi semester
gasal kelas XI di SMA Negeri se Kabupaten Karo yang paling utama adalah
kurangnya waktu yang tersedia untuk: peJaksanaan praktik:um (41%). Lalu
disusul dengan keadaan laboiatorium (59%) yang kurang baik dengan
perincian ~ laboratorium 63%, perlengkapan laboratorium 56%, tata
tertib dilabooltorium 45% serta k:ebersiban laboratorium 62%. Begitu juga
haJnya pada laporan dan evaluasi praktikum 61%, kesebatan dan keselamatan
kerja 65"o, persiapan dan pelaksanaan praktikum 70%, sedarigkan untuk minat
siswa 1el:hadap kegiatan laboratorium tergolong dalam kategori sangat baik
..
·.
86
3. Pemanfaatan laboratorium di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih tergolong
tidak baik (30%) dengan ketersediaan alat dan bahan laboratorium yang
dibutuhkan selama semester gasal jumlahnya masih belum mencukupi untuk
menampung siswa untuk satu kali praktikum bahkan ada juga alat dan bahan
yang tidak dimiliki sekolah tersebut sama sekali seperti alat fotometer. Dalam
proses pembelajaran Biologi. guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan semua
konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya pun tidak
mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para
ilmuwan. Oleh karena itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah
siswa harus memahami metodologi kerja sains dan memiliki keterampilan
dalam kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan hal itu, siswa
memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya.
Pada suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Namun penyebab mengapa frekuensi
pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se Kabupaten Karo masih
tergolong rendah dikarenakan bahwa pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan
belum menuntut siswa untuk melek sains dan mengarah ke keterampilan proses.
Kegiatan praktikum yang dilakukan masih sekedamya saja belum menuntut
siswa sesuai dengan prinsip metode ilmiah. Padahal diketahui bawa
pembelajaran Biologi menuntut siswa untuk memiliki kemampuan dalam
..
.
.
87
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan gambaran dan masukan kepada pendidik
atau guru bahwa pengelolaan praktikum Biologi belum betjalan secara maksimal
masih banyak terdapat permasalahan. Penerapan metode praktikum dalam
pembelajaran Biologi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan basil belajar
siswa.
Penerapan metode praktikum di SMA Negeri se Kabupaten K.aro pada
umumnya belum berlangsung sesuai dengan yang diharapkan baik kuantitas
maupun kualitasnya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana
laboratorium, kurangnya alokasi waktu serta kurangnya kreatifitas dan kemampuan
guru dalam mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum. Diketahui bahwa hila
siswa sering melakukan praktikum di sekolah maka akan memberikan dampak yang
positif terhadap siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman baru dalam proses
melakukan kegiatan praktikum Biologi. Sehingga siswa langsung mengenal
pelajaran atau materi yang diberikan guru.
Maka
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penerapan metodepraktikum dalam pembelajaran Biologi diperlukan guru Biologi SMA dengan
kompetensi menguasai keterampilan proses lP A dan pengelolaan laboratorium serta
memiliki kemauan dan motivasi kuat untuk menerapkan praktikum dalam
pembelajaran Biologi dan juga memiliki kreativitas untuk mencari alternatif lain
apabila alat dan bahan tidak tersedia di laboratorium sehingga praktikum masih
:
88
5.3 Saran
I. Mengingat rendahnya daya dukung fasilitas peralatan laboratorium di SMA
Negeri se Kabupaten Karo dalam upaya peningkatan kualitas praktikwn
Biologi diharapkan kepa.da pemerintah untuk mengalokasikan anggaran
pengadaan fasilitas laboratorium (alat dan bahan praktikum) secara bertahap
dan terprogram.
2. Kepada kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Karo agar dapat
menyusun struktur organisasi pengelolaan laboratorium sehingga fasilitas
laboratorium yang telab ada dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan
pemanfaatannya sedangkan peralata.n yang belum dimiliki dan sangat
dibutuhk:an segera dapat diajukan ke pihak pemerintah untuk dapat
dilengkapi.
3. Untuk meningkatkan frekuensi pelaksanaan praktikum perlu adanya
pengkajian lanjut untuk pembinaan terhadap tiap personil yang terlibat
-dalam pengelolaan laboratorium Biologi (Kepala sekolah, guru Biologi dan
laboran).
4. Perlunya pembenahan dalam pelaksanaan praktikum Biolo~i sehingga setiap praktikum yang dilaksanakan benar-benar bermanfaat bagi siswa
dalam menunjang pemahamannya terhadap materi pelajaran.
5. Perlu adanya pembinaan lebih lanjut dari pihak Dinas Pendidikan terhadap
guru-guru Biologi untuk menyelenggarak:an kegiatan pelatihan dalam upaya
·.
89
DAFfAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. 2008. Kegiatan Pralctikum dalam Pendidikan Sains. Bandung: Bio-UPI
Anonim a. 2002. Pengelolaan Laboratoriwtt Sains. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Anonim b. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Milia Pelajaran Biologi
SMAIMA. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Anonim c. 2006. Pelaksanaan Standar lsi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Jakarta: Depdiknas.
Anonim d. 2007. Peraturan Mendiknas Rl, Nomor 24, Tahun 2007, tentang
Standar Saraoa dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SDIMI). sekolah Menegah Pertama!Madrasab Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMAIMA) Pendidikan Umum.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendelratan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Cahyono. 2007. Tinjauan Pelaksanaan Laboratorium da1am Pembelajaran Biologi di SMAN Se-Kota Padang. Artikel.
http:llwww.scribd.com/docl59035626/121tinjauan-oelaksanaan-laboratorium-dalam-pembelaiar.in-biologi. diakses tanggall5 Juni 2011.
Cbandrawati, S.R. 2009. Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan. hUo://cbandmwati.wordoress.com/2009/06/02/peranan-guru-dalam-inovasi-pendid.ikan/, diakses tanggall2 Februari 2011.
Daddy. 2008. Penerapan Metode Praktikum dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Siswa dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP. Artikel.
http://www.pascaldady512.wordpress.com/penerapan-metode-praktikum. diakses tanggal15 Juni 2011.
Dahar, R. W. 1986. Interalrsi Be/ajar Mengajar IPA. Jakarta UT.
Dorst, SJ. (1998). Pendidi/can Sains yang HU11Ul11istis. Y ogyakarta: Kanisius
Hamalik, 0. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Jahro, I.S dan Susilawati. 2008. Analisis Penerapan Metode Ptaktikum Pada
Pembelajaran IJmu Kimia di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan.
••
90
Karuru, P. 2007. STAD untuk: Pembelajaran IPA. htto:l/asuro-awielampung.blogspot.com/2008/03/stad-untuk:=«m:belaiaran-ioa.html diakses tanggaJ II Februari 2011.
Kosasi, F dan Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahiruddin, 2008. Pengaruh Fasilitas Dan Kompetensi Pengelola Terhadap Efektivitas Manajemen Laboratorium IP A SMA di Kabupaten Konawe. htto://mardikanyom.triood.com/ArtikelPdf.pdt: diakses tanggal 11 Januari 2011.
Muhaimin, Sutiah, Prabowo, SL. 2008. Pengemhangan Model KTSP pada
Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.
Muslich, M. 2009. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nasution, S. 2008. Metode Research. Jakarta:
Bumi
Aksara.Nazir, M. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pophom, J.W dan Eva, L. B. 2001. Telcnik Mengajar Secara Sistema/is .
penetjemah T. Amirul Hadi. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri, N.E. 2009. Analisis Pelalrsanaan Praktikum yang Sesuai dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi dan Aplikasinya di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed
Riduan. 2010. Metode dan Telcnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Romlah, 0. 2009. Peranan Praktikum dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Ketja Laboratorium. htto://file.upi. edu/Direktori/D%20-20FMIPA/JUR.o/o20PEND.o/o20BIOLOGLpdf, diakses tanggal 12 Februari 2011.
Rustaman, N. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FMIPA UPI..
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl ollect/skripsi/arcltives/HASHOI9b.dir/doc.pdt: diakses tanggal29 Desember 2010 .
Rustaman, N. 2009. Peranan Praktikum dalam Pembelajaran Biologi.
h.Up://file.upi.edu/Din-~·~oiPA/1950123119790
32o/o200.4.ndt: diakses pada tanggal9 Februari 2011.
·.
91
Setiawan, I. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstua.l Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium
Siogaraja Jurnal Penelitian clan Pengembangan Pendidikan.. 2(1 ): 42-59.
Sianipar, H. 2002. Studi Pelaksanaan Praktikum Kimia Orgaoik Semi Riset pada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan. Jurnal Penelitian Bidang
Penelitian. 9(1): 19-27.
Slish, D . (2005). Assesment of the Use of the Jigsaw Method and Active
Learning in Non Majors Introductory Biologi Journal of &ience
Education. 31(4): 1-10.
Sobiroh, A. 2006. Pemao&atao Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjamegara Semester l tahun
2004fl005. Skripsi. Semarang; FMIPA Unes.
Suclunan, E., Timpson. W. & Kathleen, L. 2001. Students Responses to Active Learning S1rategies in A Large Lecture Introductory Microbiology Course. Journal Bioscience. 27( 4): 21-26.
Sucipta. N. 1998. lnovasi Pendidikan.. Jalrarta: Proyek Pengembangan Lembaga
. Pendidikan Tenaga Kependidikan. Ditjen Dikti Depdikbud.
Sudja.na, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar. Bandung:
~osdakarya
Sukamo. 1981. Dasar- Dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bbratara Karya Aksara.
Sulastri, S. 2008. Identifikasi Kondisi Laboratorium IPA dan Penggunaannya di SMP Negeri di Wtlayah Jakarta Selatan. Jurnal Linglwr Mutu Pendidilcan.
1(3): 23-30.
Susilo, H. 2000. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka. Jakarta.
Sutrispo, W. 2007. Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika untulc Diklat
Teknisi Laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidibn IPA.
Supriatna, M. 2008. Studi Penelusuran dan Pengelolaan Laboratorium Sains SMA sebagai ADalisis Kebutuhan untuk Program Dildat Pengelola Laboratorium.
Jumal
Pendidihm.
6(6): 47-53.Suwarto. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Praktikwn IP A Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Temangg~mg. Artikel.
•
92
Tim Pascasarjana Unimed. 2010. Pedoman Administrasi dan Penu/isan Tesis dan
Disertasi. Medan: PPs Unimed.
Widodo, A. & Ramdhaningsih, V. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologi
dengan Menggunakan Video. Metalogika. 9(2): 146-158.
Wahyudin, D. 2007. Materi Pokok Pengantar Pendidikon: Modul Universitas
Terbuka Jakarta: Universitas Terbuka.
Wirayati. S. 2008. Laporan Praktikum Pendidikan lP A Pengertian dan
Pedcembangan Pendidikan lPA Di Tingkat SMP.
http://www.pdfbe.com/OOI()()d4c5cdcd02ba98-download.pd:t:diakses tanggal 10 Januari 2011.
Yurnani, H. 2010. Pemanfaatan Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil BebYar