Masalah pemasaran yang dibawakan oleh Radito dari STIE IEU Yogyakarta dengan judul ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PUSAT KESEHATAN, Purnamawati dari Akademi Manajemen Administrasi “Dharmala” dengan judul ANALISIS SIKAP PENILAIAN PASIEN TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN, Lourensius dari STIE IEU Yogyakarta membahas ANALISIS PENGARUH DISTRIBUSI BIAYA, BIAYA PROMOSI DAN JUMLAH KARYAWAN MARKETING TERHADAP HASIL PENJUALAN, DAN ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PENGETAHUAN HIV, EFEKTIFITAS KONDOM DAN KEMUDAHAN MEMPEROLEH KONDOM PADA PENGGUNAAN KONDOM DALAM PENCEGAHAN HIV. Jumlah Puskesmas di D.I. Yogyakarta mempunyai 121 puskesmas yang tersebar di lima kabupaten, dimana 42 diantaranya rawat inap dan 79 puskesmas non rawat inap.
9 tertentu tersebut ditentukan atau
Melihat banyaknya jaminan kesehatan yang ditanggung keluarga miskin di DIY (2012) seperti Jamkesmas, Jamkesos, Jamkesda, tentunya pemerintah DIY membutuhkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Puskesmas dijadikan sebagai rujukan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang merupakan program dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
11 meningkatkan pendapatan dari retribusi
Menurut Leebov, Vergare dan Scott (1990), fasilitas juga mempengaruhi kepuasan konsumen, kelengkapan fasilitas juga menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan meliputi sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruangan rumah sakit. Menurut Bowles (1998), kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan masyarakat lainnya, seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman, privasi dan kunjungan.
13 dengan tuntutan dan kebutuhan
Kualitas adalah tingkat keahlian yang diharapkan dan kendali atas tingkat keahlian tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Wykof dalam Tjiptono 1997). 2) Pengertian Pelayanan : Pelayanan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan yang berupa pemberian pelayanan atau melayani pihak-pihak yang memerlukannya untuk memenuhi kebutuhannya.
15 3) Pengertian Kualitas
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan konsumen/pelanggan yang diberikan oleh suatu organisasi yang dapat memuaskan konsumennya. Dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Zeithaml et.al (2004) mempengaruhi harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima.
17 ialah setiap upaya yang diselenggarakan
Oleh karena itu, untuk mencapai pelayanan kesehatan yang baik, sangat penting dilakukan pengaturan distribusi fasilitas kesehatan. Pelayanan kesehatan yang mahal sehingga hanya tersedia bagi sebagian kecil masyarakat bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
19 dengan kode etik serta standar yang telah
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Dari berbagai pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa kepuasan pasien adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang memuaskan kebutuhan dan kebutuhan pasien.
21 kebutuhan sama dengan layanan yang
Melihat hasil survei mutu pelayanan dan kinerja Puskesmas Mantrijeron yang bernilai baik pada tahun 2011, Puskesmas ini berupaya dengan berbagai cara untuk memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Pemantapan sistem dan kapasitas infrastruktur kesehatan terus dilakukan untuk menjamin kualitas pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.
23 mengenai pengaruh kualitas pelayanan
Untuk mengetahui konsistensi dan keakuratan data yang dikumpulkan dengan instrumen, dilakukan uji validitas dengan menggunakan analisis faktor (Confirmatory Factor Analysis/CFA). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode analisis faktor (Confirmatory Factor Analysis), sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach alpha dengan alat statistik SPSS.
25 Berdasarkan hasil uji validitas yang
Dengan alat uji Regresi Linier Berganda menggunakan SPSS, hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan (variabel independen) berpengaruh terhadap kepuasan pasien (variabel dependen). Dengan melihat hasil beta kualitas pelayanan sebesar 0,210 dan fasilitas kesehatan sebesar 0,475 maka dapat disimpulkan fasilitas kesehatan.
27 ke puskesmas. Hasil penelitian
29 Zeithaml, Valarie., Bitner, Mary Jo, and
ANALISIS SIKAP PENILAIAN PASIEN TENTANG JASA PELAYANAN KESEHATAN
31 konsumen adalah tindakan langsung yang
Definisi pemasaran yang baik dan ringkas adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Sebagai filosofi bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen.
33 unsur pokok pemasaran (Swastha Basu,
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (Azwar, 2010:42) dalam bukunya Pengantar Administrasi Kesehatan, pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang akan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Walaupun pelayanan kesehatan berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk bisa disebut pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus beragam.
35 keluarganya serta lembaga-
Kebanyakan kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang mengambil tindakan pada saat tertentu. Suatu kebutuhan akan menjadi motif bila kebutuhan tersebut cukup untuk menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri khas dibandingkan dengan teknik lainnya yaitu wawancara dan angket.
39 HASIL DAN PEMBAHASAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa diantara pasien Pusat Perawatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten yang disurvei menurut pekerjaan, pegawai yang paling banyak disurvei adalah wirausaha dengan jumlah 31 orang atau 48,4%, dan paling sedikit yang disurvei. dipekerjakan sebagai TNI/Polri dengan 0 atau 0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden di Balai Kesehatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten yang disurvei berdasarkan pendapatan memiliki pendapatan kurang dari Rp.
41 pilihan jawaban responden
Dapat disimpulkan bahwa pilihan jawaban responden tertinggi terletak pada jawaban pasti sebanyak 164 atau (51,25%) dan pilihan jawaban terendah pada jawaban sangat tidak pasti sebanyak 0 atau genap (0,00%). Dapat disimpulkan pilihan jawaban tertinggi responden terletak pada jawaban puas sebanyak 187 atau (58,44%) dan pilihan jawaban terendah terletak pada jawaban sangat tidak puas sebanyak 0 atau sebanyak Buruh.
43 Tabel tersebut menunjukan
Rata-rata tertimbang untuk atribut tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan di Balai Besar Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten diperoleh dengan cara sebagai berikut. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Balai Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten diperoleh hasil karakteristik tenaga kerja adalah.
45 merupakan tingkat keyakinan pasien
Nilai maksimal sikap dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: berikut penelusuran nilai sikap secara keseluruhan dalam kaitannya dengan atribut tenaga kerja, fasilitas dan lokasi yang akan dijelaskan pada tabel. Setelah mengetahui skor maksimal mengenai sikap pasien terhadap pelayanan kesehatan yang meliputi atribut pelayanan, tenaga kerja, fasilitas dan lokasi di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Kesehatan (PPKR) BSMI Prambanan Klaten, langkah selanjutnya adalah menentukan skor minimal tinggal dengan alat. e.
47 Berdasarkan interval penilaian
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan di Pusat Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten yang berjumlah 64 pasien, diperoleh hasil bahwa atribut tenaga kerja meliputi pendapat tentang sikap dokter. sangat teliti dan cermat dalam memeriksa dan mendiagnosa penyakit, dokter selalu tanggap terhadap keluhan dan permasalahan pasien dengan sabar, dokter tidak membeda-bedakan pelayanan terhadap pasien yang datang ke klinik, ketepatan waktu dokter dalam memberikan pengobatan pada pasien di klinik dan dokter dalam memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit dan pengobatan penyakit sangat sopan dan ramah yaitu tingkat kepercayaan pasien tertinggi dengan rata-rata tertimbang sebesar 4,16, atribut lokasi yang memuat pernyataan bahwa lingkungan lokasi klinik sangat aman dan menyenangkan, lokasi klinik mudah dijangkau dan dekat dengan rumah saya, lokasi klinik bebas dikunjungi semua orang untuk berobat, lokasi klinik sangat strategis dan dekat dengan jalan raya, lokasi klinik mudah dijangkau termasuk transportasi atau angkutan umum, berada pada peringkat kedua dengan rata-rata tertimbang tingkat keselamatan pasien sebesar 4,13, atribut.
49 pelayanan yang meliputi pernyataan
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan yang meliputi karakteristik pelayanan, tenaga kerja, fasilitas dan lokasi di Pusat Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi (PPKR) BSMI Prambanan Klaten, diperoleh hasil bahwa karakteristik angkatan kerja tingkat penilaian pasien dan merupakan karakteristik yang mempunyai tingkat penilaian paling tinggi dengan rata-rata tertimbang sebesar 4,16 dan karakteristik fasilitas merupakan karakteristik yang mempunyai tingkat penilaian paling rendah dengan rata-rata tertimbang sebesar 3,68. Penilaian sikap dan keyakinan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Pusat Pelayanan Kesehatan dan Rehabilitasi (CHRS).
51 Kottler, Philip dan Keller, Kevin Lane,
ANALISIS PENGARUH BIAYA DISTRIBUSI, BIAYA PROMOSI DAN JUMLAH PEGAWAI PEMASARAN TERHADAP HASIL PENJUALAN
53 PENDAHULUAN
Melalui kegiatan promosi dan distribusi kami berupaya untuk meningkatkan hasil penjualan sehingga perusahaan dapat meningkatkan dan memaksimalkan barang yang dihasilkannya. Selain itu, selain promosi dan distribusi, perusahaan selalu menggunakan sumber daya bisnis, seperti karyawan/staf yang berkompeten dan menguasai apa yang diinginkan perusahaan.
55 yang menyatakan bahwa pemuasan
Philip Kotler (1995) mengemukakan konsep berorientasi pemasaran, dengan alasan bahwa pencapaian tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnya. Definisi pemasaran yang dianggap luas adalah: pemasaran adalah suatu sistem umum kegiatan usaha yang mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pembeli yang ada dan calon pembeli (Swasta, dan Irawan, 2002: 5).
57 4. Adanya pertukaran akan
Barang tahan lama adalah barang yang biasanya dapat digunakan berulang kali sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Saluran distribusi barang merupakan saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan barang produksinya kepada konsumen atau industri pengguna.
61 8. Menentukan volume penjualan
Variabel yang dipengaruhi disebut variabel terikat atau dependen dan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Selain itu pengujian regresi juga dapat digunakan untuk keperluan peramalan atau prediksi dimana variabel yang diprediksi merupakan variabel terikat.
63 d) Tahun 2011 memiliki rata-rata hasil
65 keseluruhan biaya promosi dalam
Persamaan Regresi Berganda Berdasarkan hasil penelitian biaya
Nilai koefisien regresi variabel distribusi sebesar 2,155 menunjukkan bahwa jika biaya distribusi dinaikkan sebesar Rp. Nilai koefisien regresi untuk variabel jumlah pegawai pemasaran adalah sebesar 28.727. Hal ini menunjukkan bahwa jika jumlah pegawai pemasaran ditambah 1 satuan maka akan memberikan pengaruh terhadap hasil penjualan.
Uji Hipotesis
Prima Athatama sebaiknya meningkatkan biaya promosi agar konsumen lebih tertarik dengan promosi yang dipromosikan dengan menciptakan beberapa alternatif seperti memperbanyak promosi langsung ke konsumen. Nilai koefisien regresi jumlah pegawai pemasaran lebih besar dibandingkan biaya distribusi dan biaya promosi, artinya jumlah pegawai pemasaran sudah mencukupi sesuai yang diharapkan oleh PT.
67 menerima Ha menerima Ha dan Ho
Uji Asumsi Klasik
Uji Normal Kolmogorov-Smirnov Dari hasil pengujian untuk
69 berkesinambungan antara PT. Prima
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN RAWAT INAP DALAM MENGGUNAKAN JASA
71 adalah dengan cara memberikan jasa
Model kepemimpinan partisipatif akan menjadi salah satu faktor penentu mutu pelayanan rumah sakit karena hampir seluruh pelayanan kesehatan di rumah sakit berkaitan dengan satu bagian atau bagian lainnya. Berdasarkan kondisi rumah sakit, pelayanan di rumah sakit harus mengembangkan sistem jaringan yang saling mendukung untuk memberikan mutu pelayanan di rumah sakit yang sesuai dengan standar profesi.
73 keramahtamahan yang ditujukan melalui
Jika biaya layanan kesehatan menjadi masalah, kenikmatan akan mempengaruhi pasien untuk membayar layanan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit dan berkembangnya dan/atau penyebaran penyakit yang ada.
75 dengan tepat, konsisten dan sesuai
Perawatan kesehatan di rumah adalah perawatan pasien di rumah mereka yang mungkin menerima layanan yang biasanya tersedia di rumah sakit, di bawah program yang disponsori rumah sakit. Mereka datang ke rumah sakit untuk perawatan atau diagnosis, atau datang dalam keadaan darurat.
77 Dengan jumlah populasi sebanyak
20 tahun
51 tahun
3 Diplom
79 Tabel 1.4 Karakteristik
Untuk mengukur konsistensi, peneliti harus menguji sekali dengan menggunakan teknik tertentu terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan. Dari tabel diatas dapat disimpulkan nilai Cronbach Alpha >0,60 sehingga seluruh variabel reliabel.
81 Alat Uji Hipotesis
Ho : Variabel dimensi kenyamanan (X1) sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien (Y) dalam menggunakan pelayanan di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Ha: variabel dimensi kenyamanan (X1) sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pasien (Y) dalam menggunakan pelayanan di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta.
83 Dari variabel dimensi
Ho: variabel dimensi kenyamanan (X1), dimensi informasi (X2) dan dimensi hubungan kemanusiaan (X3) secara bersama-sama tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pasien rawat inap (Y) dalam menggunakan jasa di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Ha: variabel dimensi kenyamanan (X1), dimensi informasi (X2) dan dimensi hubungan kemanusiaan (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pasien rawat inap (Y) dalam menggunakan jasa di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta.
PEMBAHASAN
87 Hasil pengujian secara simultan (
Variabel dimensi kenyamanan (X1) tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan pasien dalam menggunakan pelayanan di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Variabel dimensi informasi (X2) berpengaruh terhadap keputusan pasien dalam menggunakan layanan di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta.
89 meningkatkan dimensi informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan NPL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas financial distress perbankan. Bank-bank yang bermodal kecil dan tidak memiliki pasar mengalami masalah keuangan dan akhirnya dilikuidasi, dibekukan, atau diambil alih oleh negara.
91 adanya likuidasi, tingkat kepercayaan
Kedua, berdasarkan tingkat kesehatannya, bank tersebut termasuk dalam bank kurang sehat dan tidak sehat (Santoso dalam Suharman, 2007). Sedangkan bank bermasalah berdasarkan kamus Bank Indonesia adalah bank yang mempunyai rasio atau rasio pinjaman jangka pendek yang tinggi jika dibandingkan dengan permodalannya dan bank yang skor CAMELnya berada pada posisi empat (tidak sehat) atau lima (tidak sehat) pada posisi 93. daftar ketentuan bank secara berurutan.
93 sehat) pada daftar urutan kondisi bank
Hipotesis 1: CAR berpengaruh negatif terhadap prediksi kondisi kebangrutan
Kondisi bermasalah juga mengacu pada beberapa faktor yang dihadapi oleh berbagai sektor perbankan, yaitu semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet. Meningkatnya jumlah kredit bermasalah dan kredit macet dalam beberapa waktu terakhir dapat memperburuk keadaan bahkan menimbulkan permasalahan keuangan pada industri perbankan. . NPL (Non Performing Loan) adalah kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah bank (SE Bank Indonesia No.3/30/DPNP). Rasio NPL menunjukkan seberapa tinggi jumlah kredit macet pada bank tersebut, semakin besar NPL menunjukkan semakin tinggi risiko kredit yang dihadapi bank, sehingga semakin besar pula bank menghadapi keadaan bermasalah.
95 2007-2011, Hasil penelitian menunjukan
Hipotesis 2: NPL berpengaruh positif terhadap prediksi kondisi kebangrutan
Hipotesis 3: LDR berpengaruh positif terhadap prediksi kondisi kebangrutan
Dalam penelitian ini, laporan keuangan sektor perbankan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009 hingga 2013 menjadi objek penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah emiten yang menjadi sampel termasuk dalam kelompok industri.
97 Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
Meskipun CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas kebangkrutan di Indonesia, namun tanda koefisiennya konsisten dengan hipotesis yang diajukan (negatif). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suharman (2007) bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap probabilitas kegagalan bank.
101 2. Rasio NPL berpengaruh positif
Indira Januarti (2002), Variabel Proxy CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya Untuk Memprediksi Kondisi Masalah Bank di Indonesia, Jurnal Strategi Bisnis Vol. Analisis Rasio Keuangan Sebagai Indikator Prediksi Kebangkrutan di Indonesia” dalam Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
103 Tarmizi Achmad & Willyanto Kartiko
ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG HIV, EFEKTIFITAS KONDOM DAN KEMUDAHAN MEMPEROLEH KONDOM TERHADAP
PENGGUNAAN KONDOM DALAM PENCEGAHAN HIV Nerys Lourensius L. T
105 PENDAHULUAN
Dampaknya dapat menurunkan kualitas hidup penderita dan mereka yang memiliki pasangan HIV dan AIDS. HIV dan AIDS adalah dua konsep yang berbeda namun terkait. HIV adalah virus penyebab AIDS.
107 terutama yang ditemukan didalam cairan
Penularan ini dapat terjadi dari ibu yang mengidap HIV, yaitu pada saat hamil, saat melahirkan dan/atau saat menyusui. Penularan dari ibu hamil HIV positif dapat dicegah dengan mengikuti program pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT).
111 3. Murah dan mudah didapat tanpa
Sumber daya kognitif menggambarkan kemampuan mental yang tersedia untuk melakukan berbagai aktivitas pemrosesan informasi. Fakta bahwa kapasitas adalah sumber daya yang terbatas memiliki sejumlah implikasi penting terhadap cara konsumen memproses informasi dan memilih produk (Engel, Blakcwell & Miniard, 1995).
113 Pengambilan Keputusan Konsumen
Namun dalam sebagian besar keputusan, alternatif yang tersedia adalah produk yang bersaing secara langsung. Tindakan evaluasi pasca pembelian terhadap alternatif yang ada, untuk mendukung pilihan kita, merupakan proses psikologis, guna mengurangi perasaan disonansi.
115 efektifitas kondom dalam pencegahan
Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek dan objek positif yang diketahuinya, maka semakin positif pula sikapnya terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010). Hal ini sejalan dengan pengertian efisiensi menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: Efisiensi adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana tujuan (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.
117 HIV lewat hubungan seks. Hal ini
Tahap Keluaran (Output) dalam model keputusan konsumen terdiri dari dua jenis aktivitas pasca pengambilan keputusan yang berkaitan erat: perilaku pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Menurut Kotler & Armstrong, pengertian keputusan pembelian adalah tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar.
119 c. Penularan virus HIV dan
Pada penelitian ini variabel penggunaan kondom dalam pencegahan HIV di kalangan LSL dipengaruhi oleh pengetahuan tentang HIV (X1), pengetahuan tentang efektivitas kondom (X2), dan kemudahan memperoleh kondom (X3). Jadi pengujian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang HIV (X1) tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap penggunaan kondom internal.
121 pencegahan HIV (Y) pada LSL di LSM
Hipotesis yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang HIV mempunyai pengaruh parsial terhadap penggunaan kondom dalam pencegahan HIV, belum terbukti. Hipotesis yang diduga adanya pengaruh parsial antara kemudahan memperoleh kondom terhadap penggunaan kondom dalam pencegahan HIV belum terbukti.
123 mempunyai pengaruh secara parsial
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Misalnya, sumber kutipan hasil kerja suatu lembaga harus merupakan akronim dari lembaga yang bersangkutan (UNY 2008). Setiap pengiriman artikel harus menyertakan deskripsi bibliografi singkat dari penulis dan anggota tim penulis (jika ada).