• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Penting dalam Membuat Bangunan yang Kurang Termal

N/A
N/A
Nadya Ananda Ramadani

Academic year: 2023

Membagikan " Faktor yang Penting dalam Membuat Bangunan yang Kurang Termal"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : NADYA ANANDA RAMADANI NPM / KELAS : 20051010069 / A

DOSEN PENGAMPU : HERU SUBIYANTORO, ST. MT.

WENDY SUNARYA ,S.T.,M.BSc

WEEK-2 (9 Sept 21)

RESUME:

Energy

Dalam kondisi apapun dan sebaik apapun jika termal kontrol pada suatau bangunan tidak bagus, maka proses penghunian atau user sebagai pengguna melakukan aktivitas di dalamnya membuat kenyamanan pengguna tidak akan tercapai. Jika kontrol termalnya buruk, maka tidak akan nyaman jika bwrada di dalam suatu bangunan tersebut.

Pada selubung bangunan seperti dinding keliling dan atap, di bagian-bagian tersebut terdapat proses konduksi, konveksi, dan radiasi yang melalui bidang-bidang transparan yang ada di bangunan. Hal tersebut harus diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan, seperti faktor apa saja yang termasuk dalam masalah termal ini. Ujungnya juga akan menuju kepada

bagaimana keseimbangan energi yang berpengaruh terhadap bangunan.

Peralatan dalam ruangan juga menyumbangkan panas karena semua benda yang berputar seperti benda-benda mekanis merupakan penyumbang panas. Panas tersebut harus kita induksi, karena termal merupakan salah satu komponen terbesar yang berpengaruh dengan kenyamanan.

Adapun rain water collection yang merupakan salah satu komponen yang dapat kita jadikan parameter untuk penghematan energi. Komponen-komponen yang melekat pada bangunan yang berada didalamnya seperti karpet, bukaan dan lainnya diatur menyesuaikan dengan iklim yang harus kita cermati dalam mendesain suatu bangunan. Sedangkan komponen diluar bangunan seperti vegetasi merupakan komponen yang sangat membantu dan memiliki pengaruh besar dalam kontrol termal terhadap bangunannya.

(2)

Desain Urban

Untuk mengontrol kondisi termal kita harus mengetahui komposisi-komposisi bangunan yang akan mempengaruhi kondisi spesifik yang nantinya akan mempengaruhi ruang lebih yang lebih kecil. Penataan dalam skala urban mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kondisi ilklim.

Seperti contohnya, secara atomik rumah-rumah di timur tengah berbeda dengan kita karena iklim di negara mereka berbeda dengan iklim yang ada di wilayah kita.

Dalam hal yang lebih spesifik, urban desain sangat diperlukan dalam skala penataan kota.

Hal tersebut akan sangat mempengaruhi kondisi dari masing-masing pada skala komponen kota.

Sebagai contoh, di Jakarta tepatnya di Jalan Thamrin memiliki hawa yang lebih dingin daripada tempat-tempat lainnya. Terdapat lorong-lorong yang merupakan jalanan diantara gedung-gedung tinggi karena ada proses overshadowing dari desain urban.

Kerapatan dan kerengganan dan juga skala dalam volume dua dimensi akan memberikan dampak pada pola-pola yang lebih kecil seperti pada skala ruang yang lebih kecil. Pada dataran tertentu komposisi antara ruang tertutup dan bervolume besar dalam kondisi tinggi akan sangat mempengaruhi kondisi permukaan kota atau urban hitnya. Contohnya seperti dulu Kota

Surabaya memiliki urban hit yang tinggi namun sekarang sudah turun banyak karena ada proses penanganan dengan memperbanyak ruang-ruang hijau seperti taman dan membuat ruang-ruang yang kurang produktif diubah menjadi taman-taman yang hijau dan lebih berguna.

Temperatur di sebuah habitat kota cukup tinggi jika tanpa penanganan yg bagus maka terjadi panas yang dapat membuat penghuni menjadi malas. Karena semua aktivitas yang dilakukan pada saat suhu memiliki temperatur tinggi akan stuck. Dari skala building harus menyesuaikan dengan poin penting seperti kenyamanan dan beberapa tipe-tipe bangunan yang disesuaikan dengan iklim di wilayahnya.

Site Planning

Dari sebuah siteplan menunjukkan bahwa iklim mikro memiliki peranan besar secara langsung yang berkonteks pada iklim mikro akan berpengaruh langsung terhadap iklim termal dalam bangunan. Jadi jika merancang sebuah bangunan harus memperhatikan iklim mikro

(3)

karena menjadi sebuah pertimbangan besar untuk dianalisis.

Apakah iklim mikro menyangkut komponen-komponen secara keseluruhan? Jawabannya adalah iya, angin, temperatur di sekitarnya akan mempengaruhi kondisi terhadap bangunan.

Selain iklim mikro, ada masalah insulasi dan shading. Insulasi adalah penghalangan, isolasi, memotong atau apapun yang tidak meneruskan panas sinar matahari. Kita harus mengingat bahwa termal dipengaruhi oleh sumber energi yang tidak ada habisnya, yaitu sinar matahari dari direct solar yang menjadi bahan pokok kegiatan utama yg harus kita lakukan, seperti sinar uv yang dapat mempengaruhi keadaan dalam bangunan. Shading dan overshadowing sangat mempengaruhi terhadap keadaan suatu bangunan. Seperti pada iklim tropis, paling nyaman jika rumah memiliki banyak shading, komponen terbesar adalah vegetasi. Sebagai contoh, rumah- rumah yang ada di pedalaman hutan memiliki kriteria seperti yang disebutkan sebelumnya, juga pengaruh udara segar yang mengalir pada bangunan sangat diperlukan.

Infrastruktur juga merupakan penyumbang panas, kesegaran dipengaruhi oleh banyaknya oksigen yang berasal dari vegetasi alami yang berada di sekitar bangunan. Secara teoritik, komponen-komponen yang harus diperhatikan yaitu bagaimana suasana hawa dan suhu dalam ruangan itu. Sedangkan komponen-komponen fisik yg harus diperhatikan yaitu building,

bagaimana menyusun orientasinya dan lain-lain, jalan, komponen-komponen bahan yang ada di jalan seperti mengatur material yang akan digunakan, lanskap, harus diperhatikan karena memberikan fresh air flowing, shading, dan sebagainya.

Building Desain

Penanganan dari skala kota memang dampaknya akan memberikan efek pada ruang yang besar dari sebuah wilayah. Dari sisi siteplan akan memberikan dampak yang langsung pada bangunan. Harus memperhatikan konteks mendesain yang lebih luas. siteplan juga berpengaruh pada bagaimana membuat desain bangunan yang bagus, baik dalam sisi fisika bangunan harus memenuhi beberapa kriteria, apakah desain bangunan seperti apa yang bagus, itu sangat tergantung pada kinerja dari bangunan tersebut.

Se-arstistik bagaimanapun, jika dari sisi termalnya buruk dan tidak diperhatikan maka bangunan tersebut akan tidak nyaman. Bentuk dan layout saat mendesain bangunan harus diperhatikan agar bangunan tersebut dapat menjadi salah satu contoh penyelesaian dalam

(4)

bangunan yang nantinya akan nyaman untuk dihuni. Kontrol termal bergantung pada penetrasi sinar matahari, terutama sinar uv. Dalam sisi form bentuk dan layout, kita melihat apakah dari sisi kontrol thermalnya bagus? nanti akan mengarah kepada dari mana datangnya sinar matahari.

Nantinya akan menuju kepada bukaan-bukaan yang ada di dalam bangunan. Semua desain nanti akan mengarah ke bagaimana kita mengatasi direct solar terhadap bangunan, posisi ruang secara keseluruhan. Posisi-posisi penataan ruang dalam skala spesifik akan sangat bervariasi responnya dan juga pernaungan akan mempengaruhi perbedaan tekanan udara.

Desain kita harus memperhatikan iklim yang ada di sekitar bangunan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana desain dan pemilihan material bangunan yang akan dibangun.

Di luar negeri yang memiliki iklim tidak tropis, diperlukan untuk menjebak sinar mathari dalam ruangan menggunakan dinding kaca agar panas yang masuk tidak dapat keluar lagi. Jika pada iklim tropis, direct solar-nya harus dipotong, sinar matahari masuk disesuaikan dengan jam bagaimana keadaan sinar metahari pada saat jam-jambtertentu yang nantinya akan masuk ke dalam ruangan, arah dan keadaan sinar matahari juga dapat dikontrol bagaimana dan seperti apa arah datangnya.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN.. (STUDI KASUS KOMPLEK

Pengarah bukaan pada ruang Unit Kemahasiswaan bangunan Student Center Itenas Bandung tidak bekerja optimal dalam menciptakan kenyamanan termal, karena aliran udara

1) Teori tentang kenyamanan termal dan perancangan pasif. • Standar kenyamanan termal dari buku bangunan tropis, Georg Lippsmeyer. • Tindakan arsitektural yang bisa dilakukan

Laporan Penelitian Evaluasi Kenyamanan Termal Pada Ruang Dalam Bangunan Gading Nias Residence (Studi kasus: Tower Crysant).. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | i

Penelitian Amelia (2013) tentang pengaruh orientasi bangunan terhadap kenyamanan termal kamar tidur pada salah satu perumahan di Bandung dengan obyek kamar tidur

Aspek-aspek yang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan perpustakaan Universitas Bandar Lampung berdasarkan hasil pengukuran menggunakan alat ukur dan nilai persepsi menggunakan

Hasil penelitian Masjid Gedhe Mataram tidak memenuhi standar kenyamanan termal dari temperatur efektif SNI T-14-1993-037, namun jika ditinjau dari bahan material dalam bangunan

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN KLINIK SAINTIFIKASI JAMU “HORTUS MEDICUS” TAWANGMANGU Aura Vallasifa Imash Prasetyo Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas