Keputusan pendanaan mengacu pada bagaimana perusahaan menentukan komposisi penggunaan dana yang berasal dari hutang dan modal sendiri, yang disebut dengan struktur modal. Penelitian empiris mengenai struktur modal telah banyak dilakukan, baik di negara maju maupun berkembang. Tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini menguji pengaruh variabel independen antara lain size, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan tangibility. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari sampel 22 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015. Disertai dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dan dipersiapkan dengan baik.
Namun kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun hasil penelitian ini dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan publikasi hasil penelitian ini di masa yang akan datang.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
Beberapa penelitian mengenai struktur modal bahkan tidak menggunakan total utang, melainkan menggunakan utang jangka panjang atau utang jangka pendek untuk mengukur rasio ini (Titman dan Wessels, 1988). Menurut Borges dkk (2007); Esperança dan Matias (2005) indikator utama yang berhubungan dengan struktur modal adalah rasio modal, rasio hutang dan solvabilitas. Beberapa penelitian empiris telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan secara umum.
3 tentang struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa ukuran, profitabilitas, pertumbuhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (Margaretha dan Ramadhan, 2010; Susanti, 2015). Variabel lain yang juga mempengaruhi struktur modal adalah likuiditas dan tangibilitas; Sedangkan pada investasi, non-tax shield tidak berdampak terhadap struktur modal (Margaretha dan Ramadhan, 2010). Apakah pertumbuhan aset berdampak terhadap struktur permodalan industri perbankan di BEI?
Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal industri perbankan di BEI. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan perbandingan hasil penelitian terkait struktur modal pada sektor perbankan dengan mengacu dan memenuhi proposal penelitian sebelumnya.
KAJIAN PUSTAKA
- Struktur Modal
- Teori Struktur Modal
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
- Penelitian yang Relevan
- Hipotesis
Metode yang dipilih oleh perusahaan untuk membiayai investasi pada asetnya melalui kombinasi ekuitas dan hutang disebut struktur modal. Oleh karena itu, pilihan struktur modal menjadi sangat beragam tergantung pada jenis industri, kebijakan pajak, jenis aset, biaya kesulitan keuangan, ketidakpastian masa depan, siklus hidup bisnis dan keputusan kredit (Mota et al., 2006). 8 mengemukakan teori yang menyatakan bahwa struktur modal perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Teori ini sering disebut dengan teori ketidakrelevanan struktur modal.
Kedua makalah ini berupaya memberikan gambaran mengenai struktur modal optimal dengan menggunakan perhitungan matematis, bukan perhitungan empiris.
METODOLOGI PENELITIAN
- Variabel Penelitian
- Definisi Konseptual Variabel
- Populasi dan sampel
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Berganda
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengklarifikasi dan mengkategorikan bahan-bahan tertulis. Analisis data kuantitatif merupakan suatu bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik, sehingga data tersebut sebaiknya diklasifikasi ke dalam kategori-kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu, agar lebih mudah dalam menganalisisnya dengan menggunakan program SPSS. Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov.
Cara menguji apakah kesalahan regresi (residual) normal atau tidak dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari residu. Jika signifikansinya lebih besar dari alpha 5%, maka menunjukkan sebaran data normal. Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen. Pengujian gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance.
Kemudian jika nilai VIF dibawah 10 dan nilai toleransi mendekati 1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mempunyai masalah multikolinearitas (Imam Gozali, 2001). Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketimpangan varians residu dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain. Sebaliknya jika variabel independen secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, maka terdapat indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001).
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah struktur modal, dan variabel bebasnya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan aset, profitabilitas (return on assets), dan tangibility. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel independen lainnya tidak berubah (ceteris paribus). Ho : tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y Ha : terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y.
Digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel independen X1, X2, X3, X4 secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk menentukan tingkat keakuratan terbaik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan dengan besar kecilnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Jika koefisien determinasi mendekati 1 maka variabel independen dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi pada model yang diteliti linier atau tidak, dilakukan uji linieritas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi deviasi linearitas sebesar 0,151 (seperti terlihat pada Tabel 4); Hal ini menunjukkan penerimaan H0 pada tingkat signifikansi 1% (biasanya menggunakan tingkat signifikansi 5%), sehingga dapat diartikan sebagai regresi linier.
25 Uji linearitas yang dilakukan terhadap variabel ROA (X3) terhadap struktur modal (Y) menunjukkan persamaan regresi linier. Karena nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima yang berarti persamaan regresi linier. Untuk menguji linearitas regresi antara tangibility (X4) terhadap struktur modal, diperoleh hasil pengujian antara variabel tangibility (X4) terhadap struktur modal (Y) dimana nilai signifikansi deviasi linearitas sebesar 0,885.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas, Anda dapat menghitung nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransinya. Jika nilai VIF dibawah 10 dan nilai toleransi mendekati 1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mempunyai masalah multikolinearitas (Imam Gozali, 2001). Dengan melihat output yang tersaji pada tabel, diketahui bahwa besarnya hubungan antara variabel magnitudo dengan residunya mempunyai nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,319; lebih besar dari tingkat signifikansi 5%.
Hubungan variabel pertumbuhan kekayaan (X2) dengan residunya menghasilkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,528; lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara pertumbuhan kekayaan (X2) dengan residualnya tidak signifikan sehingga Ho diterima, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel pertumbuhan kekayaan (X2). Karena nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi 5%, maka menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dapat diterima yang berarti asumsi homoskedastisitas terpenuhi.
Hubungan variabel kelekatan (X4) dengan residunya memberikan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,175; lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara kepatuhan (X4) dengan residualnya tidak signifikan sehingga Ho diterima artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepatuhan (X4). Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi dalam analisis regresi, maka analisis regresi tetap dapat dilakukan.
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, perlu dicari nilai batas atas dan batas bawah pada tabel Durbin Watson dengan k = 4 dan n = 132. Melihat kriteria keputusan pada grafik pada Gambar 4.3 maka diperoleh nilai . oleh Durbin Watson diterima Ho atau dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Dengan mengacu pada hasil analisis data yang disajikan pada tabel 11, dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode statistik diperoleh koefisien regresi untuk variabel ukuran sebesar -0,196. Nilai tersebut mewakili arah pengaruh yang bersifat negatif yang dapat diartikan sebagai berikut: semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil penggunaan modal yang berasal dari hutang jangka panjang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Susanti (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
Koefisien regresi terhadap pertumbuhan aset sebesar 0,522 dengan nilai signifikansi sebesar 0,035 hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pertumbuhan aset terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Susanti (2015) yang membuktikan terdapat pengaruh positif antara pertumbuhan aset dan struktur modal. Variabel profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,977 dengan koefisien regresi sebesar 0,005.
Pengaruh variabel struktur aset (tangibility) terhadap struktur modal tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pada uji t untuk variabel tangibility sebesar 0,109 dengan nilai koefisien regresi sebesar -5,248. Perhitungan dengan SPSS 17 memberikan nilai F hitung sebesar 5,244 dengan nilai signifikansi 0,001 kurang dari taraf signifikansi 5%.
Hal ini dapat diartikan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi adalah sebesar 14,2 persen, sedangkan sisanya sebesar 85,8% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Model regresi dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan dua diantaranya tidak signifikan. Penelitian selanjutnya harus menyertakan variabel independen lain yang akan diteliti, sehingga diharapkan hasilnya dapat memberikan kontribusi ilmiah khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan. Abimanyu dan Wirasedana (2015) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Variabilitas Pendapatan dan Operating Leverage Terhadap Struktur Modal Industri Perbankan.
Analisis struktur modal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Studi sektor manufaktur di pasar saham Indonesia. Penentu modal perusahaan. Struktur: Bukti dari negara-negara Eropa. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents / 30923060/ penentu- evropa.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Kedaluwarsa amp;Signature=iPy3%2Ffm20r8B7%2FcookwMIKXDLwM%3D&respo-disponentfile%3D&respo-disposition%2etermin%Dint of_corporate_capital_s truct.pdf 2002) Struktur modal dan determinannya di Inggris merupakan salah satu analisis dekomposisi. 2004) Penentu Struktur Modal Perusahaan Tercatat di China. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dan dampaknya terhadap harga saham pada perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode. Kasus yang Digunakan Statistik didasarkan pada kasus yang tidak ada missing value untuk setiap variabel yang digunakan. Missing Value Handling Definisi Missing Untuk setiap variabel dependen dalam sebuah tabel , nilai hilang yang ditentukan pengguna untuk variabel dependen dan semua variabel grup dianggap hilang.
Cases Used Cases used for each table do not have any missing values in any independent variable, nor is this the case. Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.