• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yth. SALINAN - OJK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Yth. SALINAN - OJK"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

BPRS merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana masyarakat berdasarkan prinsip syariah, sehingga harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan tata kelola dalam kegiatannya. Salah satu faktor penting bagi BPRS dalam penerapan tata kelola adalah pelaksanaan audit internal yang efektif dan memadai. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan fungsi audit intern di BPRS, perlu ditetapkan suatu pedoman standar pelaksanaan fungsi audit intern BPRS sehingga tercipta kesepahaman mengenai pelaksanaan audit intern sebagai standar minimal yang harus dipenuhi. oleh seluruh BPRS.

Kebijakan Umum

Fungsi audit internal merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dan mendukung terlaksananya sistem pengendalian internal yang efektif. A. Sistem pengendalian intern mencakup kebijakan, organisasi, prosedur, metode dan ketentuan yang dikoordinasikan secara erat di satuan kerja BPRS. Sistem pengendalian internal dimaksudkan untuk melindungi aset, memastikan keakuratan dan keandalan data akuntansi, optimalisasi konsumsi sumber daya yang ekonomis dan efisien, dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen yang ditetapkan.

Ruang lingkup pengendalian intern BPRS juga mencakup aspek yang mampu menjamin keamanan dana yang dimiliki masyarakat dan pihak ketiga lainnya. Audit internal adalah bagian dari sistem pengendalian internal dan segala macam kegiatan yang berkaitan dengan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan mengenai pelaksanaan sistem pengendalian secara terkoordinasi pada seluruh tingkatan manajemen. Transparansi dan kejelasan sangat penting dalam tata kelola BPRS, sehingga kebijakan audit internal mengenai kewenangan dan tingkat independensi harus dituangkan dalam dokumen tertulis yang disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan.

Kecukupan kebijakan audit internal ini harus dievaluasi secara berkala oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris agar pelaksanaan audit internal tetap pada tingkat yang optimal. Peran SKAI atau PEAI adalah membantu Direktur Utama, Dewan Komisaris dan DPS dalam mengawasi operasional BPRS yang meliputi persiapan pemeriksaan, penyusunan program pemeriksaan, pelaksanaan tugas pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut pemeriksaan. hasil. SKAI atau PEAI melakukan analisa dan evaluasi di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan pemeriksaan langsung dan analisa dokumen, serta memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif terhadap kegiatan yang ditinjau pada seluruh tingkatan manajemen.

SKAI atau PEAI harus bertindak independen dalam pelaksanaan audit dan mengemukakan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya dan pedoman pelaksanaan fungsi audit internal yang mengacu pada Pedoman Standar Penerapan Fungsi Audit Internal. e.SKAI atau PEAI harus mempunyai wewenang dan kedudukan dalam organisasi agar mampu melaksanakan tugas sesuai standar kerja yang dipersyaratkan oleh profesinya. f.. Ruang lingkup pelaksanaan audit internal. Ruang lingkup pelaksanaan audit internal mencakup seluruh aspek kegiatan BPRS yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terlaksananya kepentingan BPRS dan masyarakat secara benar.

Pelaksanaan audit internal meliputi pemeriksaan dan penilaian terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal serta kualitas pelaksanaannya, termasuk seluruh aspek dan unsur organisasi BPRS, sehingga mampu membantu proses pengambilan keputusan manajemen. G.

PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN

  • Struktur Organisasi, Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab
  • Ruang Lingkup Pelaksanaan Audit Intern
  • Hubungan Audit Intern dengan Sistem Pengendalian Intern
  • Pelaksanaan Audit
  • Dokumentasi dan Administrasi

Direksi dan pengurus harus mendukung SKAI atau PEAI agar pelaksanaan fungsi audit internal dapat dilaksanakan secara efektif. 7 - . serta melakukan tindak lanjut dewan atas hasil audit dan/atau rekomendasi SKAI atau PEAI, guna memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris. Ketua SKAI atau PEAI diangkat dan diberhentikan oleh ketua pelaksana dengan mengambil posisi berdasarkan pendapat dewan dan dilaporkan kepada Otoritas Pengawas Keuangan Denmark.

SKAI atau PEAI dapat menjalankan tugasnya tanpa pengaruh atau tekanan dari direksi, dewan komisaris dan DPS serta pihak luar. Dalam hal temuan audit merujuk kepada direktur utama, pimpinan SKAI atau PEAI meneruskan temuan audit tersebut langsung kepada direksi dan menyampaikan hal tersebut kepada direktur utama. SKAI atau PEAI dapat memberikan konsultasi kepada nasabah internal BPRS yang memerlukan, terutama mengenai ruang lingkup tugasnya.

Rencana tersebut harus sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab SKAI atau PEAI, tujuan BPRS dan harus disetujui oleh Direktur Utama serta dilaporkan kepada Direksi dan Komite Audit (jika BPRS memiliki Komite Audit). SKAI atau PEAI harus menyusun kebijakan dan prosedur tertulis untuk memandu auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan audit intern harus disertai dengan pemberitahuan pelaksanaan audit SKAI atau PEAI yang disampaikan kepada penilai sebelum atau pada saat pelaksanaan audit.

Sesuai dengan pasal 69 ayat (2) Tata Kelola POJK BPRS, dalam melaksanakan fungsi audit internal, SKAI atau PEAI menyampaikan laporan kepada direktur utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahi fungsi kepatuhan. SKAI atau PEAI harus memantau, menganalisis dan melaporkan kemajuan pelaksanaan perbaikan lanjutan yang telah dilakukan oleh auditee. Apabila tindak lanjut tidak dilakukan oleh auditee, SKAI atau PEAI memberikan laporan dan usulan tindakan selanjutnya secara tertulis untuk disetujui oleh pimpinan eksekutif dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.

Untuk mendukung temuan audit, SKAI atau PEAI harus mendokumentasikan dan mengelola dokumentasi sejak tahap persiapan audit. Fungsi lain dari kertas kerja pemeriksaan adalah untuk mendapatkan gambaran perbandingan hasil dengan tujuan pemeriksaan yang direncanakan, membantu pihak lain yang berkepentingan untuk memeriksa hasil pemeriksaan dan menilai kemampuan atau kualitas SKAI atau PEAI dalam melaksanakan tugas. Kertas kerja pemeriksaan harus berada di bawah pengawasan SKAI atau PEAI dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

SKAI atau PEAI harus menetapkan tata cara penyimpanan dokumen yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan, termasuk penentuan jangka waktu penyimpanan. Hasil akhir pekerjaan SKAI atau PEAI berupa laporan audit tertulis yang harus didukung dengan dokumentasi kerja audit. Setelah pemeriksaan selesai, SKAI atau PEAI harus meninjau kelengkapan administrasi seluruh berkas dokumentasi pekerjaan pemeriksaan, baik pada tahap penyiapan pemeriksaan, penyusunan program pemeriksaan, pelaksanaan tugas pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan, dan pemantauan hasil pemeriksaan. .

Auditor internal adalah pegawai SKAI atau PEAI yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi lain di BPRS.

Gambar 2. Contoh Struktur Organisasi Terkait   Fungsi Audit Intern pada BPRS yang Wajib Memiliki PEAI
Gambar 2. Contoh Struktur Organisasi Terkait Fungsi Audit Intern pada BPRS yang Wajib Memiliki PEAI

Gambar

Gambar 1. Contoh Struktur Organisasi Terkait   Fungsi Audit Intern pada BPRS yang Wajib Memiliki SKAI
Gambar 2. Contoh Struktur Organisasi Terkait   Fungsi Audit Intern pada BPRS yang Wajib Memiliki PEAI

Referensi

Dokumen terkait

One of Oldfield’s publications that was not a sermon was A Brief, Practical, and Pacific Discourse of God; And of the Father, Son, and Spirit: And of Our Concern with Them 1721.13 The