Eva Rotua Simanjuntak : Peranan Semen Ionomer Kaca Dalam Peningkatan Remineralisasi, 2000... Eva Rotua Simanjuntak : Peranan Semen Ionomer Kaca Dalam Peningkatan Remineralisasi, 2000..[r]
sehingga diharapkan semenionomerkaca dapat membentuk lapisan apatite pada permukaannya dan membentuk semen bioaktif. Percobaan implantasi semenionomerkaca telah dilakukan dan telah terbukti bahwa semenionomerkaca tidak dapat berikatan secara kimia dengan tulang seperti material bioaktif. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan pembentukan semenionomerkaca bioaktif. Pada penelitian terakhir yang dilakukan oleh Nourmohammadi dkk pada tahun 2008 ditemukan bahwa terjadi pembentukan kristal apatit karbon tipe B dalam jumlah kecil setelah perendaman semenionomerkaca modifikasi resin selama 28 hari dalam SBF. Salah satu perkembangan terakhir semenionomerkaca memiliki ukuran nano pada partikel kacanya, kelebihan jenis semenionomerkaca ini tahan terhadap kebocoran, permukaan lebih halus dan pelepasan fluornya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan semenionomerkaca modifikasi resin tanpa partikel nano. 8 Pada penelitian yang dilakukan oleh Yong-bin Fan dan Xiao-ying Lu pada tahun 2007, ditemukan bahwa pada komposit nano-hidroksiapatit/chitosan, lapisan apatit dapat terbentuk dengan baik dalam perendaman SBF. 22 Penelitian oleh Kong dkk, dinyatakan bahwa pada perendaman nano hidroksiapatit/polimer biokomposit terjadi pembentukan lapisan apatit menyerupai tulang dengan baik, 21 hal ini mungkin ada kaitannya dengan ukuran partikel nano.
Ika Devi Adiana : Semen Ionomer Kaca Sebagai Bahan Pelapik Pada Restorasi Sandwich, 2004... Ika Devi Adiana : Semen Ionomer Kaca Sebagai Bahan Pelapik Pada Restorasi Sandwich, 2004..[r]
Dewi Sri Kesumawati : Efektifitas Penambahan Flour Pada Bahan Restorasi Semen Ionomer Kaca, 2005... Dewi Sri Kesumawati : Efektifitas Penambahan Flour Pada Bahan Restorasi Semen Ionomer [r]
Latar Belakang: Penerapan Nano teknologi di bidang kedokteran gigi pada material restorasi SemenIonomerKaca Modifikasi Resin (SIKMR) menghasilkan material restoratif terbaru yaitu Nano-ionomer. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemakaian material adalah tekstur permukaan restorasi. Permukaan yang kasar akan mengakibatkan retensi plak, diskolorasi dan iritasi gingiva. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penyikatan dengan pasta gigi terhadap kekasaran permukaan Nano-ionomer dan SIKMR Metode: Spesimen Nano-ionomer dan SIKMR disikat dengan akuabides, pasta gigi pencegah gigi berlubang, dan pasta gigi pemutih (masing-masing 6 spesimen). Penyikatan dilakukan selama 60 menit dan setiap 10 menit, nilai kekasaran (Ra) diukur menggunakan Surface Roughness Tester. Data hasil penelitian diolah menggunakan uji t-Test berpasangan, One- way ANOVA, dan t-Test tidak berpasangan. Hasil: Peningkatan kekasaran terjadi pada kedua material setelah penyikatan Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai kekasaran permukaan setelah disikat dengan akuabides, pasta gigi pencegah karies, dan pasta gigi pemutih pada SIKMR, sedangkan pada Nano-ionomer tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Jika dibandingkan, terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai kenaikan kekasaran permukaan SIKMR dengan Nano-ionomer (p<0.05) yang baru terlihat setelah
Porositas mikro dalam semenionomerkaca berperan terhadap stabilitas warna. Di dalam mulut, SIK berinteraksi dengan saliva, makanan, minuman dan kebersihan mulut yang dapat mempengaruhi stabilitas warna. Tujuan penelitian ini untuk menguji perubahan warna SIK setelah direndam dalam larutan teh hitam. Sebanyak 28 spesimen (diameter 6 mm dan tebal 1 mm) diukur warnanya setelah disimpan dalam tabung tertutup selama 24 jam. Spesimen dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing 7 spesimen. Spesimen kontrol disimpan dalam saliva. Tiga kelompok lain direndam dalam larutan teh hitam selama 5 menit sebanyak 5x, 7x, dan 14x, kemudian perubahan warna dicatat/diukur. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah dan LSD. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan warna yang bermakna dalam SIK setelah perendaman dalam larutan teh hitam. Disimpulkan bahwa semakin lama SIK diredam dalam larutan teh hitam, semakin rendah intensitas perubahan warna, perubahan intensitas yang paling rendah direndam selama 5 menit diulang 14 kali. Kata kunci: semenionomerkaca, perubahan warna, teh hitam
Sibarani : Penggunaan Bahan Restorasi Semen Ionomer Kaca Sebagai Bonding Pada Gigi Yang Erosi, 2002... Sibarani : Penggunaan Bahan Restorasi Semen Ionomer Kaca Sebagai Bonding Pada Gigi [r]
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SemenIonomerKaca Modifikasi Resin (SIKMR)
SIKMR merupakan modifikasi dari semenionomerkaca dan monomer resin sehingga bahan ini memiliki sifat fisis yang lebih baik dari pada semenionomerkaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada semenionomerkaca mendorong para peneliti menghasilkan bahan baru dengan cara memodifikasi semenionomerkaca dengan resin yang diaktivasi dengan sinar (Van Noort 2007, p. 141). Semenionomerkaca konvensional telah diketahui memiliki kekuatan inisial yang rendah dan sensitifitas terhadap kelembaban yang tinggi, Kekurangan dari SIKMR tersebut mendasari ditambahkannya resin untuk meningkatkan kekuatan SIKMR dan fotoinisiator untuk proses penyinaran pada reaksi pengerasan SIKMR agar sensitifitas terhadap kelembaban berkurang (Bhat
Hasil kekerasan permukaan semenionomerkaca konvensional tipe II yang menggunakan powder lama dan liquid lama dalam penelitian ini paling rendah = 48,938 VHN, meskipun demikian kekerasan permukaan dalam penelitian ini masih lebih tinggi daripada kekerasan permukaan semenionomerkaca modifikasi tipe II dengan aktivasi sinar (merek Fuji II LC) = 36,2 VHN, 12 tetapi lebih rendah dari kekerasan permukaan semenionomerkaca tipe II dalam kapsul (merek Fujicap II) = 74 VHN. 12 Komposisi semenionomerkaca modifikasi tipe II dengan aktivasi sinar, berbeda dengan semenionomerkaca konvensional tipe II, karena ada tambahan resin hidroksietil metakrilat (HEMA) pada liquidnya. HEMA bersifat sangat hidrofilik, menyerap air lebih banyak, menyebabkan semenionomerkaca ekspansi dan menurunkan daya tahan terhadap keausan. 13 Pada penelitian kekerasan permukaan lain menggunakan semenionomerkaca modifikasi tipe II dengan aktivasi sinar warna A3, didapatkan hasil 50,37 VHN. 4 Adanya perbedaan kekerasan permukaan pada semenionomerkaca modifikasi tipe II dengan aktivasi sinar tersebut, dapat disebabkan karena ada perbedaan warna powder semenionomerkaca, perbedaan alat dan metode penelitian yang dipakai. Komposisi semenionomerkaca tipe II dalam kapsul sama dengan semenionomerkaca konvensional tipe II. Kekerasan permukaan semenionomerkaca dalam kapsul lebih tinggi karena perbandingan powder dan liquid akurat, pencampuran tepat, cepat dan tidak ada masalah kelembaban udara (tertutup rapat dalam kapsul, pencampuran secara mekanik selama 10 detik 4000 rpm), dan dimasukkan ke kavitas langsung dengan menyuntikkan material dari dalam kapsul. Hasil pencampurannya tepat dan seragam, dengan rasio powder dan liquid yang tinggi memberikan kekuatan mekanik optimal. 1,14
Pendahuluan: Aplikasi bahan pit dan fissure sealants dilakukan pada gigi dengan anatomi pit dan fisura yang dalam sebagai pencegahan terhadap karies. Bahan yang biasanya digunakan untuk aplikasi pit dan fissure sealants antara lain resin komposit dan semenionomerkaca. Bahan-bahan tersebut memiliki komposisi, teknik, dan aplikasi yang berbeda. Seiring dengan berjalannya waktu, bahan tumpatan pit dan fissure sealants pada gigi seringkali ditemukan sudah tidak utuh. Tujuan: Mengetahui tingkat kebocoran tepi bahan pit dan fissure sealants yang akan berpengaruh terhadap kegagalan tumpatan. Metode: Sebanyak 60 spesimen gigi premolar atas dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu komposit flowable tanpa etsa (kelompok A), komposit flowable dengan etsa (kelompok B), semenionomerkaca tanpa dentin conditioner (kelompok C), dan semenionomerkaca dengan dentin conditioner (kelompok D). Masing-masing kelompok spesimen dibagi menjadi 3 subkelompok, yaitu perendaman selama 0, 7, dan 14 hari di dalam saliva buatan, suhu 37˚C. Setelah itu, dilakukan perendaman di dalam Methylene Blue 1% selama 48 jam. Masing-masing spesimen dipotong menggunakan Struers Accutom-2 dan diamati menggunakan Stereomicroscope (Nikon, Japan) untuk mengetahui tingkat kebocoran tepi. Data yang ada diuji menggunakan statistik SPSS 17 Komolgorov- smirnov. Hasil: Kelompok A dan B memiliki kebocoran tepi yang lebih kecil dibandingkan kelompok C dan D (p<0.05). Kelompok B memiliki kebocoran tepi yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok A (p>0.05). Kesimpulan: Pra-perlakuan etsa pada kelompok komposit flowable akan menambah daya adhesif. Sedangkan, pra-perlakuan dentin
Abstrak: Semenionomerkaca adalah bahan restorasi yang melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia, terdiri dari campuran powder dan liquid. PowderSIK adalah kaca aluminosilikat dan liquid larutan asam poliakrilik. Beberapa sifat yang dimiliki semenionomerkaca yaitu biokompatibilitas melepas fluor sehingga dapat mencegah karies lebih lanjut, estetis, daya larut rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri. Minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini mempunyai sifat asam dan sebagai pelarut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perubahan kekuatan tekan bahan tumpatan SIK tipe II yang direndam dalam minuman beralkohol dengan berbagai presentase. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design. Masing-masing sampel dibuat 5 buah untuk setiap perlakuan. Sampel terdiri atas bahan SIK tipe II yang direndam dengan variasi presentase 5%, 10%, 40% alkohol dan aquades sebagai kontrol selama 24 jam. Kekuatan tekan SIK diukur menggunakan alat tes kompresi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata pengukuran kekuatan SIK yang direndam dalam alkohol 5%, 10%, 40%, dan kontrol aquades masing-masing 2,84 MPa, 3,36 MPa, 4,5 MPa, 2,58 MPa. Gambaran dari hasil penelitian ini bahwa perubahan kekuatan tekan SIK semakin meningkat apabila direndam dalam kadar minuman beralkohol lebih tinggi karena proses pembuatan sampel SIK belum sempurna.
Setelah sekresi email yang terakhir, email yang sudah terbentuk lengkap masih belum termineralisasi secara sempurna. Penyelesaian mineralisasi terjadi setelah 2-3 tahun erupsi, yaitu proses maturasi email. 6 Proses ini sangat kompleks dimana protein dan air di email dikeluarkan bersamaan dengan penyerapan kalsium dan fosfat. Penyerapan ion kalsium dan fosfat dipengaruhi oleh konsentrasi, laju difusi, dan nilai pH pada saat itu. 6,7 Ion fluorida mempunyai peran dalam proses demineralisasi dan mineralisasi. 6 Bahan restorasi gigi harus dipilih secara tepat dan cermat sesuai dengan indikasinya. Untuk gigi sulung dan gigi tetap muda bahan yang sering digunakan adalah Glass Ionomer Cement (SemenIonomerKaca=SIK) dan Compomer (Kompomer). 8,9,10,11 SemenIonomerKaca mempunyai komposisi bahan bubuk acid soluable calcium fluoraluminosilicate glass dan cairan aqueous solution of polyacrilyc acid. Kandungan fluorida pada bahan ini sangat tinggi, fluorida tersebut berfungsi untuk memperendah suhu fusi kaca, meningkatkan kekuatan dan translusensi semen. 9,12,13 Kompomer adalah bahan restorasi dengan kombinasi keuntungan antara bahan Resin Komposit dan SemenIonomerKaca. 14
Latar Belakang: Pit dan fissure sealant merupakan bahan yang sering digunakan untuk perawatan pencegahan, khususnya pada permukaan oklusal gigi yang rentan karies. Semua bahan restorasi yang berkontak dengan air akan mengalami 2 mekanisme, yaitu penyerapan air, yang menyebabkan pembengkakan matriks serta meningkatnya massa dan kelarutan air, yaitu terlepasnya komponen dari monomer yang tidak bereaksi dan menyebabkan berkurangnya massa. Tujuan: mengukur nilai penyerapan air dan kelarutan bahan semenionomerkaca sebagai penutup pit dan fisur gigi. Metode: Peneltian ini merupakan jenis penelitian eksperimental. Hasil Penelitian: Nilai penyerapan air semenionomerkaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata penyerapan air untuk perendaman selama 1 hari sebesar 42,68 g/mm³, 2 hari 40,53 g/mm³ dan 7 hari 42,99 g/mm³. Nilai kelarutan dalam air semenionomerkaca sebagai penutup pit & fisur gigi mengalami penurunan hingga hari kedua lalu meningkat hingga hari ketujuh, dengan rata-rata kelarutan bahan untuk perendaman selama 1 hari sebesar 41,46 g/mm³, 2 hari 39,39 g/mm³ dan 7 hari 41,91 g/mm³. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk nilai penyerapan air dan kelarutan bahan selama masa perendaman 1, 2 dan 7 hari. Disarankan agar dalam pengaplikasian semenionomerkaca sebagai penutup pit dan fisur gigi harap diperhatikan dalam pemberian varnish atau pelindung agar mengurangi terjadinya penyerapan air dan kelarutan bahan. Selain itu, pit dan fisur gigi yang sudah diberi penutup, hendaknya dikontrol 3 bulan kemudian untuk mengetahui apakah penutupnya masih utuh atau sudah rusak maupun lepas. Disarankan pula agar ada penelitian lanjutan untuk mengetahui nilai penyerapan air dan kelarutan bahan jika direndam di dalam saliva buatan selama lebih dari 7 hari.
Semenionomerkaca sebagai penutup pit dan fisur gigi dirancang untuk gigi dengan indikasi remineralisasi maupun gigi sehat yang membutuhkan proteksi dari kemungkinan terjadinya karies. Gigi-gigi dengan indikasi tersebut seringkali dimiliki oleh anak-anak dalam masa gigi bercampur, yang tentunya memiliki produksi saliva lebih banyak daripada orang dewasa. Bahan penutup fisur gigi sebaiknya adalah bahan yang bersifat penyerapan air dan kelarutan bahannya rendah. Untuk saat ini, yang bisa memenuhi ketentuan tersebut adalah resin komposit (Veranes, 2006). Namun perlu diingat bahwa dalam pengaplikasian resin komposit sebagai penutup pit dan fisur gigi, membutuhkan pengetsaan email, yang artinya ada pengikisan sebagian kecil email. Selain itu, resin komposit tidak melepaskan fluor yang bisa menjadi agen pencegah karies gigi. Semenionomerkaca memiliki nilai penyerapan air dan kelarutan bahan yang lebih tinggi dari resin komposit, namun dalam pengaplikasiannya tidak mengikis email dan justru melepaskan fluor untuk mencegah karies gigi.
Salah satu macam resin komposit adalah resin komposit nanohibrid yang merupakan gabungan dari komposit microfiller dan komposit nanofiller, rata-rata berukuran 0,2-3 µm. Komposit nanohibrid memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik serta mudah dipoles (permukaannya halus) (Uskovic, 2010). Resin komposit tidak mampu berikatan secara kimiawi dengan jaringan keras gigi sehingga dapat menyebabkan marginal leakage, marginal stain, karies sekunder dan iritasi pulpa sehingga dibutuhkan suatu bahan adhesif (Philips, 1991). Terdapat berbagai macam bahan adhesif, salah satunya adalah resin semen dan semenionomerkaca (Anusavice, 2004). Philips, (1991) mengatakan bahwa semen resin sebagai pelekat restorasi estetis merupakan komposit microfilled atau hibrid dengan kandungan utama resin Bis-GMA atau urethane dimethacrylate, dan filler silica atau glass dan semenionomerkaca atau disebut dengan ASPA (Aluminate Silicate and Polyacrilic Acid), selain sebagai bahan restorasi, SIK dapat digunakan sebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan posterior, pelapis kavitas, penutup pit dan fisur, bonding agent pada resin komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan estetis (Anusavice, 2004). Ukuran partikel gelas SIK bervariasi, yaitu 50 µm sebagai bahan restorasi dan sekitar 20 µm sebagai bahan luting (Heymann dkk, 2002).
Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan dua bahan tumpatan SemenIonomerKaca Viskositas tinggi, karena bahan ini sudah banyak beredar di pasaran dan sudah banyak digunakan secara luas untuk menumpat gigi pada anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya pelepasan unsur fluor dari bahan tumpatan ini dapat membantu proses remineralisasi email dan mencegah karies gigi. 1 Dengan demikian, SIK sangat baik digunakan untuk anak dengan resiko karies yang tinggi dan karena aplikasinya yang mudah, juga baik untuk anak yang kurang kooperatif. 2
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu kedokteran gigi telah mengembangkan bahan-bahan untuk kepentingan estetik dengan berbagai sifat karakteristik dan warna. Semenionomerkaca diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Wilson dan Kent. Semenionomerkaca terdiri dari bubuk kaca aluminosilikat dan larutan asam poliakrilat yang memiliki keunggulan seperti melepaskan fluor untuk menghambat karies, biokompatibilitas dan estetis yang baik tetapi rapuh, memiliki sifat daya tahan terhadap fraktur dan keausan rendah sehingga tidak dapat digunakan untuk merestorasi gigi dengan beban besar. 1-2 Semen ini dirancangkan untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V. 3 Bahan ini juga digunakan untuk bahan pencegah karies, oleh karena adanya pelepasan fluoride pada bahan ini. Selain itu, bahan ini juga digunakan sebagai tambalan untuk daerah erosi, bahan perekat, pelapik, bahan restorative untuk restorasi konservatif kelas I dan II, dan sebagai penutup ceruk dan fisura. 3-4