Ragamhias atau ornamen untuk hiasan dapat berupa motif tum bu han, hewan, manusia dan geometris yang di- gunakan un tuk memperindah bidang dua dan tiga di mensi. Mo tif ra gam hias dua dimensi dapat diterapkan pada ben da ke- ra jinan anya man, ukiran maupun bagian dari sisi ba ngu nan rumah tradi si o nal. P a d a r a g a m h i a s y a n g b e r s i f a t t i g a di men si dijumpai pada barang-barang rumah tangga dan kerajinan
Indonesia memiliki kekayaan dalam seni ragam hiasnya yang sangat beragam. Ragamhias melambangkan makna bagi masyarakat pendukungnya. Ragamhias diterapkan pada bangunan rumah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan rumah tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara. Ragamhias memiliki makna dan simbol berbeda, baik bentuk maupun ornamen yang dibuat. Ornamen bunga teratai misalnya melambangkan keagungan. Bunga melati melambangkan kesucian. Di bawah ini terdapat beberapa ragamhias yang diterapkan pada beberapa benda dengan bahan yang berbeda.
Penerapan Ragam hias pada bahan keras Disajikan soal tentang ragam hias budaya daerah nusantara, diharapkan siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut.. Disajikan pertanyaan tentang pener[r]
A. Cara-cara mengeksplorasi (Observasi, bertanya) tentang penerapanragamhias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahankeras dengan berbagai teknik dilakukan dengan cara membuka fasilitas internet tentang “Motif Hias Ukir”, majalah artikel seni, tayangan TV acara “Desa Seni”, perajin di daerah sekitar dll B. Cara-cara merencanakan (asosiasi) tentang penerapanragamhias flora, fauna
• Melakukan kegiatan observasi dengan teknik wawancara tentang pengetahuan motif ragamhias daerah, bahan, alat , teknik dan prosedur pembuatan karya kerajinan modifikasi dari bahan limbah organik lunak atau keras yang ada di lingkungan wilayah setempat agar terbangun rasa ingin tahu, bersikap santun, bangga/cinta tanah air dan bersyukur sebagai warga bangsa. Mengasosiasi
Melakukan kegiatan observasi dengan teknik wawancara tentang pengetahuan motif ragamhias daerah, bahan, alat , teknik dan prosedur pembuatan karya kerajinan dari bahan limbah organik lunak atau keras yang ada di lingkungan wilayah setempat agar terbangun rasa ingin tahu, bersikap santun, bangga/cinta tanah air dan bersyukur sebagai warga bangsa.
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX bahan dan teknik Prosedur penerapan ragam hias pada bahan alam Pembuatan karya dengan me[r]
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX bahan dan teknik Prosedur penerapan ragam hias pada bahan alam Pembuatan karya dengan me[r]
Ragamhias diterapkan pada per muka- an bahan kayu yang berbentuk bidang dua dan tiga dimensi. Penerapanragamhias pada bahan kayu ini dilakukan dengan menggambar atau mengukir. Penerapanragamhias pada bahan kayu juga terdapat pada benda-benda seni kerajinan daerah seperti tameng dan topeng. Ragamhias ini dikerjakan dengan cara digambar kemudian diberi warna.
Penerapanragamhias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapanragamhias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Membuat bahan tekstil bisa dilakukan dengan alat tenun tradisional maupun yang modern.
Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras dengan berbagai teknik keras Membaca buku tentang konsep dan prosedur membuat motif ragam hias flora dan fa[r]
Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras dengan berbagai teknik Teknik ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras Mengamati [r]
Menerapkan ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras dengan berbagai teknik Teknik ragam hias flora, fauna dan geometrik pada kriya dari bahan keras Mengamati [r]
Ragam hias yang mengulang suatu bentuk baku dengan ukuran tertentu pada komposisi yang seimbang di sebut ragam hias : A.. Berdasarkan polanya, ragam hias yang bentuk polanya disusun den[r]
Pengeret-ret merupakan lambang dari hewan cicak yang memiliki kepala dua pada kedua ujung badan cicak. Ragamhias pengeret-ret itu melambangkan ikatan keluarga yang terjalin terus- menerus dan tidak pernah putus, pengeret-ret juga melambangkan kekuatan agar masyarakat karo terhindar dari kekuatan roh-roh jahat serta melambangkan kewaspadaan. Pengeret-ret biasanya diletakan pada dinding rumah adat karo. Pengeret-ret berbahan ijuk ataupun rotan dimana berfungsi sebagai pengikat antara papan satu dengan papan yang lainnya. Papan yang diikat dengan pengeret-ret akan membuat dinding rumah adat karo tersebut menjadi kokoh dan kuat. Pengikatan pengeret-ret itu tampak seperti pola anyaman berbentuk cicak, hal ini yang dinamkan ragamhias pengeret-ret.
Ragamhias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragamhias. Ragamhias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, lora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu, pembuatan ragamhias juga didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Terdapat ragamhias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya yang terdapat di masyarakat pendukungnya. Menggambar ragamhias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
Ragamhias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah ber- kembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragamhias. Ragamhias di Indonesia di- pengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya masing- masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu, pembuatan ragamhias juga di- dasarkan atas kebutuhan masyarakat baik yang bersifat praktis maupun yang ter- kait dengan kepercayaan atau agama. Ada ragamhias memiliki makna simbolis karena mengandung nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya. Meng gambar ragamhias dapat dilakukan dengan stilasi (penggayaan) dengan menyederhanakan bentuk objek yang menjadi sumbernya dengan pertimbangan keindahan. Selain itu, gambar hias juga harus disesuaikan dengan fungsinya.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan kecenderungan penggunaan elemen, ragamhias, dan ruang. Yang paling sering digunakan adalah ragamhias flora dan alam. Seiring dengan meningkatkan hirarki bangunan, maka akan ditambah dengan fauna, dan selanjutnya agama. Yang paling sering untuk dihias adalah berturut-turut senthong, dalem, pringgitan, dan pendopo Saran bagi Penelitian Lanjut
Mata kuliah ini terdiri dari teori dan praktek yang membahas tentang: ruang lingkup ragamhias tekstil, konsep pelayanan prima dan prosedur mengerjakan ragamhias tekstil yang sesuai dengan konsep K 3, mencipta desain motif ragamhias tekstil dengan menerapkan unsur-unsur dan prinsip desain, sumber ide dan pengembangannya. Teknik membesarkan dan mengecilkan pola ragamhias tekstil.Teknik memindahkan motif pada desain struktur. Macam-macam tusuk hias tekstil, Teknik membuat sulaman putih, sulaman berwarna dan sulaman istimewa dari bahan benang, pita, manik-manik dan kain/tekstil. Menghias benda fungsional dan dekoratif dengan teknik sulaman, serta teknik mengemas benda fungsional yang telah dihias.
Motif merupakan bagian dari ragamhias. Motif lebih diartikan sebagai corak. Dengan demikian, motif hias dapat diartikan sebagai corak hiasan yang terdapat pada suatu produk/benda, atau ruang tertentu. Corak ini sangat dipengaruhi lingkungan sosial dan budayanya, sehingga muncul beberapa nama motif yang sesuai dengan nama acuan viasualnya atau bahkan sesuai dengan wilayah kemunculan motif itu sendiri. Tidaklah heran jika Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki banyak nama motif yang terhampar diseluruh nusantara ini, karena memiliki banyak wilayah, budaya, dan sumber alam (flora dan fauna) yang kaya. Misalnya motif-motif klasik pada batik: motif parang gondosuli, parang baris, parang centong, parang curiga, parang jenggot, parang kirna, parang klitik, parang kurung, parang menang parang ngesti, parang rusak, parang kusuma, parang pancing, parang peni, parang sarpa, parang sawut, parang sobrah, parang sonder, dan parang suli. Selain kelompok motif parang tersebut, masih banyak motif klasik yang dapat dikenali pada batik, diantaranya: cakar melik, kawung picis, kawung beton, kawung pijetan, nitik rengganis, semen gurdo, semen kasut, semen Yogya, dan semen gebel. Di hamparan nusantara ini dikenal ribuan motif. Pada batik saja dikenal 207 motif klasik.