Pengembangan sapi perah di Indonesia
Teks penuh
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
Ketersediaan bahan kering, protein kasar dan TDN di kecamatan tersebut dapat digunakan oleh kecamatan yang cocok untuk pengembangan sapi perah yang dilihat dari
Rumput lapang (ton) Rumput unggul (ton) Jerami padi (ton) Lahan marjinal (ha) Curah hujan (mm/th) Kepadatan ternak Kepadatan penduduk Pengalaman beternak Pendidikan peternak Pasar
adalah keterbatasan dalam penyediaan bibit sapi perah yang berkualitas baik.. Permintaan bibit sapi perah yang terus meningkat tetapi tidak diimbangi
Stratum 1 yang terdiri dari rumput dan legum unggul menyediakan hijauan makanan ternak pada 4 bulan musim hujan; stratum 2 yang terdiri dari semak legum menyediakan hijauan
1) Berada dalam kawasan padat ternak sapi perah, yang berpotensi menjadi wilayah sumber bibit sapi perah. 2) Diutamakan pada wilayah yang berpotensi sebagai wilayah sumber bibit.
Penelitian sistem usaha sapi perah dilakukan pada 2 (dua) kelompok ternak sapi perah di luar Jawa yakni mewakili lokasi dataran rendah (di Nagari Kayu Tanam,
Agar produksi hijauan pakan ternak dapat kontinyu dan memenuhi kebutuhan kawasan sapi perah, maka diperlukan strategi pengembangan pola penyediaan hijauan pakan sesuai
Keberhasilan budidaya rumput laut di Kabupaten Brebes pada lahan potensial tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan bibit, kualitas air dalam tambak, serta kemampuan