• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Citra Landsat Etm+ Dalam Penyusunan Model Pengaturan Hasil Hutan : Studi Kasus Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Propinsi Sumatera Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Citra Landsat Etm+ Dalam Penyusunan Model Pengaturan Hasil Hutan : Studi Kasus Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Propinsi Sumatera Selatan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai OIF
Gambar 1. Citra kombinasi band 145 : (a) citra 2002, (b) citra 2003
Tabel 5. Karakteristik Citra Setelah Koreksi Radiometrik (Linear Contrast   Stretching  dan Histogram Matching)
Gambar 2. Citra kombinasi band 145 setelah koreksi radiometrik (a) citra 2002, (b) citra 2003
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan dilakukan proses klasifikasi dengan menggunakan metode maxiumum likelihood pada citra Landsat 8 didapatkan peta klasifikasi penutupan lahan

Tahapan penelitian Pendugaan Potensi Hutan Rakyat menggunakan Citra Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis bagian Utara ini terdiri dari: 1) persiapan, 2) pengolahan citra,

penutupan awan yang terdapat pada hasil penafsiran Citra Landsat tahun 2010 dan 2013 dengan cara menghitung selisih dari luas total areal penelitian yaitu KHDTK Hutan

penutupan awan yang terdapat pada hasil penafsiran Citra Landsat tahun 2010 dan 2013 dengan cara menghitung selisih dari luas total areal penelitian yaitu KHDTK Hutan

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kemampuan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI dalam memetakan hutan mangrove di Segara Anakan pada tahun 2000 – 2015

Berdasarkan hasil pengolahan indeks vegetasi citra Landsat 7 dan Landsat 8 dilakukan proses overlay dengan peta digital fungsi kawasan hutan Kabupaten Aceh Utara

Hasil klasifikasi hutan dan non hutan dari kedua citra satelit yaitu citra Landsat 8 OLI/TIRS dan ALOS PALSAR, selanjutnya akan dibandingkan luasannya dengan

Proses koreksi geometri citra Landsat ETM 7+ Ujung Pangkah Gresik yang diturunkan dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan jumlah GCP (ground control point) sebanyak 20